Anda di halaman 1dari 29

BAB I

JENIS DESAIN PENELITIAN


A. Cross-Sectional
Survey cross sectional ialah suatu penelitian untuk mempelajari dinamika kolerasi
antara faktor-faktor resiko dengan efek, dengan cara pendekatan, observasi atau
pengumpulan data sekaligus pada suatu saat (point time approach). Penelitian cross
sectional ini sering disebut juga penelitian transversal, dan sering digunakan dalam
penelitian-penelitian epidemiologi.
a. Kelebihan
1. Relatif cepat dan murah untuk mendeteksi adanya kejadian luar biasa.
2. Mudah dilaksanakan karena pengukuran variabel-variabel hanya dilakuakn
satu kali, pada satu saat (tidak ada follow-up).
3. Menghasilkan hipotesis spesifik untuk penelitian anlitis.
4. Dapat digunakan untuk mengetahui prevalensi penyakit dan masalah
kesehatan lainnya pada masyarakat.
b. Kelemahan
1. Subyek penelitian bsar bila variabelnya banyak.
2. Kesimpulan korelasi faktor risiko dengan efek lemah.
3. Hubungan waktu tidak bisa ditentukan sehingga peran logika dan teori
penting.
4. Tidak dapat menggambarkan perkembangan penyakit secara akurat.
5. Tidak valid untuk meramalkan suatu kecenderungan (nilai prognostiknya
lemah).
6. Tidak tepat untuk meneliti penyakit yang durasinya pendek
c. Contoh
Penelitian tentang hubungan bentuk tubuh dengan hipertensi. Maka peneliti
memilih suatu populasi untuk dijadikan penelitian, memilih sampel penelitian
secara random , kemudian dari masing-masing sampel tersebut diambil data
dengan wawancara menderita hipertensi atau tidak (efek), dan pada saat yang

1
sama juga diambil data paparan yaitu bentuk tubuh (gemuk atau kurus) dengan
metode observasi. Kemudian dihitung proporsi penderita hipertensi yang gemuk
dan yang kurus, serta yang bukan penderita hipertensi yang gemuk dan yang
kurus. Maka dapat disimpulkan hubungan antara bentuk tubuh dan hipertensi.
B. Case Control
Rancangan epidemiologis yang mempelajari hubungan antara paparan (amatan
penelitian) dan penyakit, dengan cara membandingkan kelompok kasus dan
kelompok kontrol berdasarkan status paparannya. Mempelajari seberapa jauh f risiko
mempengaruhi terjadinya efek. f risk dipelajari melalui pendekatan retrospektif efek
diidentifikasi saat ini, f risk diidentifikasi masa lalu.
a. Langkah-langkah Case Control
1. Menetapkan pertanyaan penelitian dan hipotesis yang sesuai
2. Menetapkan variabel penelitian
3. Menetapkan subjek penelitian
4. Melakukan pengukuran variable
5. Analisis hasil
b. Ciri-ciri Penelitian Case Control
Pemilihan subyek berdasarkan status penyakitnya, untuk kemudian dilakukan
amatan apakah subyek mempunyai riwayat terpapar atau tidak. Subyek yang
didiagnosis menderita penyakit disebut: Kasus berupa insidensi yang muncul dan
populasi, sedangkan subyek yang tidak menderita disebut Kontrol.Jenis penelitian
ini dapat saja berupa penelitian restrospektif bila peneliti melihat ke belakang
dengan menggunakan data yang berasal dari masa lalu atau bersifat prospektif
bila pengumpulan data berlangsung secara berkesinambungan sering dengan
berjalannya waktu. Idealnya penelitian kasus kontrol itu menggunakan kasus
(insiden) baru untuk mencegah adanya kesulitan dalam menguraikan faktor yang
berhubungan dengan penyebab dan kelangsungan hidup.

2
c. Karakteristik Penelitian Case Control
1. Merupakan penelitian observasional yang bersifat retrospektif
2. Penelitian diawali dengan kelompok kasus dan kelompok control
3. Kelompok kontrol digunakan untuk memperkuat ada tidaknya hubungan
sebab-akibat
4. Terdapat hipotesis spesifik yang akan diuji secara statistik
d. Kelebihan
1. Cocok untuk mempelajari penyakit yg jarang ditemukan
2. Hasil cepat, ekonomis
3. Subjek penelitian bisa lebih sedikit
4. Memungkinkan mengetahui sejumlah faktor risiko yang mungkin
berhubungan dengan penyakit
5. Kesimpulan korelasi > baik, krn ada pembatasan dan pengendalian f risk
6. Tidak mengalami kendala etik.
e. Kelemahan
1. Validasi informasi terkadang sukar diperoleh
2. Tidak diketahui pengaruh variabel luar yang tak terkendali dengan teknik
matching
3. Pemilihan kontrol dengan mathcing akan sulit bila faktor risiko yangg di
“matching”kan banyak
4. Kelompok kasus dan kontrol tidak random atau apakah faktor luar
seimbang
5. Tidakdapat dipakai untuk menentukan lebih dari satu variabel dependen,
hanya berkaita dengan satu penyakit atau efek
6. Tidak dapat dilakukan untuk penelitian evaluasi hasil penelitian
f. Contoh
Hubungan antar malnutrisi (kekurangan gizi) pada anak balita dengan perilaku
pemberian makanan oleh ibu. Dilakukan dengan cara mengidentifikasi variabel
dependen (efek) seperti malnutrisi dan variabel independen (faktor resiko) seperti

3
perilaku ibu, pendidikan pendapatan keluarga, jumlah anak, dll. Kemudian
menetapkan objek penelitian yaitu pasangan ibu dan balita, yang dilanjutkan
mengidentifikasi kasus seperti anak balita yang menderita malnutrisi ( berat per
umurnya kurang dari 75%).
Selanjutnya melakukan pengukuran secara retrosektif yaitu anak balita yang
malnutrisi diukur dan ditanyakan kepada ibunya dengan menggunakan metode
“recal” mengenai perilaku memberikan makanan kepada anaknya, melakukan
analisis data dilakukan dengan membandingkan proporsi perilaku ibu yang baik
dan yang kurang baik dalam hal pemberian makanan kepada anaknya pada
kelompok kasus dengan proporsi ibu yang sama pada kelompok kontrol yang
telah ditentukan. Maka akan diperoleh bukti atau tidak adanya hubungan antara
perilaku pemberian makanan dengan malnutrisi pada anak balita.
C. Cohort
Studi cohort adalah rancangan studi yang mempelajari hubungan antara paparan
dan penyakit, dengan cara membandingkan kelompok terpapar (faktor penelitian) dan
kelompok tidak terpapar berdasarkan status paparannya. Ciri-ciri studi cohort adalah
pemilihan subjek berdasarkan status paparannya, dan kemudian dilakukan
pengamatan dan pencatatan apakah subjek dalam perkembangannya mengalami
penyakit atau tidak.
Pada saat mengidentifikasi status paparan semua subjek harus bebas dari penyakit
yang diteliti. Studi cohort disebut juga studi follow-up (kleinbaum et al., 1982;
Rothman, 1986), sebab cohort diikuti dalam suatu periode untuk diamati perkembang
penyakit yang dialaminya.
a. Kelebihan
1. Study cohort adalah kesesuainnya dengan logika studi eksperimental dalam
membuat inferensi kausal yaitu penelitian dimulai dengan menentukan
faktor penyebab diikuti dengan akibat. Karena pada saat dimulai penelitian
telah dipastikan bahwa semua subjek tidak berpenyakit.

4
2. Peneliti dapat menghitung laju insidensi, sesuatu hal yang hampir tidak
mungkin dilakukan pada studi case control, sehingga perhitungan  rasio
laju insidensi harus didekati dengan rasio odds.
3. Studi cohort sesuai untuk meneliti paparan yang langka. Dalam hal ini
rancangan yang efisien adalah memilih subjek berdasarkan status paparan,
untuk memastikan diperolehnya ukuran sample yang cukup untuk menguji
hipotesis.
4. Studi cohort memungkinkan peneliti mempelajari jumlah efek secara
serentak.
5. Karena bersifat opserfasional maka tidak ada subjek yang sengaja
dirugikan karena tidak mendapat terapi yang bermanfaat, atau mendapat
paparan faktor yang merugikan kesehatan.
b. Kelemahan
1. Rancangan studi cohort prospektif lebih mahal dan membutuhkan waktu
yang lebih lama daripada studi case control.
2. Tidak efisien dan tidak praktis untuk mempelajari penyakit yang langka,
kecuali jika ukuran sampel sangat besar atau prevalensi penyakit pada
kelompok terpapar cukup tinggi.
3. Hilangnya subjek selama penelitian, karena migrasi, tingkat partisipasi
rendah atau meninggal dan sebagainya merupakan problem yang
mengganggu validitas penelitian. Jika subjek yang hilang cukup besar atau
walaupun sedikit tetapi hilangnya itu berkaitan dengan paparan dan
penyakit yang diteliti, maka temuan penelitian menjadi tidak valid karena
adanya bias hilang waktu follow-up.
4. Karena faktor penelitian sudah ditentukan terlebih duhulu pada awal
penelitian, maka studi cohort tidak cocok untuk merumuskan hipotesis
tentang faktor-faktor etiologi lainnya untuk penyakit itu, tatkala penelitian
berlangsung.

5
c. Langkah-langkah pelaksanan penelitian cohort
1. Identifikasi faktor-fakor rasio dan efek
2. Menetapkan subjek penelitian ( menetapkan populasi dan sampel )
3. Pemilihan subjek dengan faktor resiko positif dari subjek dengan efek
negatif
4. Memilih subjek yang akan menjadi anggota kelompok kontrol
5. Mengobservasi perkembangan subjek sampai batas waktu yang ditentukan,
selanjutnya mengidentifikasi timbul tidaknya efek pada kedua kelompok
6. Menganalisis dengan membandingkan proporsi subjek yang mendapatkan
efek positif dengan subjek yang mendapat efek negatif baik pada kelompok
resiko positif maupun kelompok kontrol.
d. Contoh 
Di dalam suatu populasi ingin diteliti apakah orang obesitas menyebabkan
hipertensi. Jika dalam 1 populasi terdapat 1000 penduduk. Kemudian dari
populasi tersebut ditentukan kelompok yang obesitas dan kelompok yang tidak
obesitas. Dari masing-masing kelompok diikuti selama 1 tahun ke depan.
Kemungkinannya, pada kelompok obesitas bisa ditemukan hipertensi dan tidak
hipertensi, pada kelompok tidak obesitas juga dapat ditemukan hipertensi dan
tidak hipertensi.
D. Modifikasi Rancangann Studi Kohor
1. Studi Kohort Retrospektif
Pada desain ini, peneliti mengidentifikasi factor risiko dan efek pada kohort
yang telah terjadi di masa lalu namun kejadian efek ditelusur prospektif dilihat dari
saat pajanan risiko. Jenis analisis yang digunakan sama dengan pada studi kohort
prospektif. Kesahihan hasil studi ini sangat bergantung pada kualitas data pada
rekam medik atau catatan yang dipergunakan sebagai sumber data.
2. Studi Kohort Berganda
Pada studi kohort berganda dengan kelompok pembanding eksternal,
penelitian dimulai dengan kedua kelompok subyek dari populasi yang berbeda,

6
yakni satu kelompok dengan factor risiko dan kelompok lain tanpa faktor risiko.
Desain ini lebih sering digunakan ketimbang studi kohort dengan kelompok
pembanding internal. Pendekatan metodologis pada rancangan penelitian kohort
berganda ini dapat dilaksanakan dengan cara prospektif maupun retrospektif
3. Nested case-control study
Jenis studi ini secara harfiah berarti terdapatnya bentuk studi kasus-kontrol
yang bersarang (nested) di dalam rancangan penelitian kohort. Data yang
digunakan adalah data yang diperoleh dari studi kohort. Setelah penelitian kohort
selesai maka diperoleh sejumlah subyek dengan efek yang positif yang berasal dari
kelompok yang terpajan dan kelompok control.
Keunggulan studi in, yaitu penghematan biaya karena pemeriksaan laboratorik
pada factor risiko hanya dilakukan pada kelompok kasus dan kantrol bukan pada
semua subyek penelitian studi kohort, selain itu studi ini lebih unggul disbanding
studi kasus-kontrol biasa karena sampel kontrolnya ditarik dari populasi yang
sama dengan populasi kasus.
a. Kelebihan
1. Studi kohort merupakan desain terbaik dalam menentukan insidens dan
perjalanan penyakit
2. atau efek yang diteliti
3. Studi kohort merupakan desain terbaik dalam menerangkan dinamika
antara hubungan
4. factor risiko dengan efek secara temporal
5. Studi kohort merupakan pilihan terbaik untuk kasus yang bersifat fatal dan
progresif
Studi kohort dapat dipakai untuk meneliti beberapa efek sekaligus dari
suatu factor risiko tertentu
6. Karena pengamatan dilakukan secara kontinu dan longitudinal, studi kohort
memiliki kekuatan yang andal untuk meneliti berbagai masalah kesehatan
yang makin meningkat.

7
b. Kekurangan
1. Studi kohort biasanya memerlukan waktu yang lama
2. Sarana dan biaya biasanya mahal
3. Studi kohort seringkali rumit
4. Kurang efisien dari segi waktu dan biaya untuk meneliti kasus jarang
5. Terancam drop out atau terjadinya perubahan intensitas pajanan atau factor
risiko dapat mengganggu analisis lain
6. Pada keadaan tertentu dapat menimbulkan masalah etika karena peneliti
membiarkan subyek terkena pajanan yang dicurigai atau dianggap dapat
merugikan subyek.
c. Contoh
Hubungan antara pemberian susu formula pada masa neonates(formula dini)
berkaitan dengan peningkatan kejadian asma dibawah usia 1 tahun (asma dini)
Jika pada studi kohort, yaitu dengan mengamati bayi baru lahir, mencatat yang
diberi formula dini dan yang tidak.

8
BAB II
LANGKAH- LANGKAH PENELITIAN
DALAM TAHAP PERSIAPAN
A. Merumuskan masalah penelitian
Rumusan masalah penelitian , antara lain:
a. Bersifat orisinil, belum ada atau belum banyak orang lain yang meneliti
masalah tersebut.
b. Dapat berguna bagi kepentingan ilmu pengetahuan dan terhadap masyarakat.
c. Dapat diperoleh dengan cara-cara ilmiah.
d. Jelas dan padat, jangan ada penafsiran yang lain terhadap masalah tersebut.
Dirumuskan dalam bentuk kalimat tanya.
e. Bersifat etis, artinya tidak bertentangan atau menyinggung adat istiadat,
ideologi, dan kepercayaan agama.
B. Menentukan tujuan dan manfaat penelitian
a. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian merupakan rumusan kalimat yang menunjukkan adanya
hasil, dan hasil tersebut merupakan sesuatu yang diperoleh setelah penelitian
penelitian selesai,  dan sesuatu yang  akan dicapai/dituju dalam sebuah
penelitian. Tujuan penelitian memuat uraian yang menyebutkan secara spesifik
maksud atau tujuan yang hendak dicapai dari penelitian yang dilakukan. Adanya
tujuan penelitan adalah untuk menentukan arah dari suatu penelitian dan merinci
apa saja yang ingin diketahui, sehingga jika permasalahan sudah terjawab maka
tujuan penelitian sudah tercapai.
Tujuan penelitian dijabarkan, biasanya menggunakan kata-kata kerja pembuka
antara lain: menemukan, menjelaskan, menganalisis, menguraikan, menilai,
menguji, membandingkan, menemukan hubungan antara, memperoleh data atau
pengetahuan atau keterangan tentang peneliti.

9
Beberapa sifat yang harus dipenuhi sehingga tujuan penelitian dikatakan baik
yaitu: spesifik, terbatas, dapat diukur, dan dapat diperiksa dengan melihat hasil
penelitian, Tujuan dari penelitian ini adalah
1. Tujuan Operasional dari penelitian ini, yaitu untuk mempermudahkan
operator iDuHelp! dalam memperoleh informasi, tanpa harus memakan
banyak waktu dan untuk memaksimalkan pelayanan kampus khususnya
terhadap pelayanan iDuHelp! dengan menggunakan ticketing online.
2. Tujuan Individual dari penelitian ini, yaitu untuk meningkatkan kinerja
penulis agar mampu bereksperimen dalam melakukan pola fikir yang lebih
baik lagi dan dapat menambah wawasan serta pengalaman dalam sistem
pelayanan yang ada pada Perguruan Tinggi Raharja.
3. Tujuan Fungsional dari penelitian ini, yaitu mengefesienkan waktu dalam
mencari pihak terkait (link channel) agar informasi yang diinginkan lebih
cepat dan tepat. Sehingga hasil dari penelitian ini dapat dimanfaatkan
untuk menunjang sistem pelayanan yang ada di Perguruan Tinggi Raharja
lebih baik lagi, terutama dalam menunjang sistem pelayanan iDuHelp!.
b. Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian merupakan dampak dari pencapaiannya tujuan. Manfaat
penelitian mempunyai dua hal yaitu mengembangkan ilmu pengetahuan dan
membantu mengatasi, memecahkan dan mencegah masalah yang ada pada objek
yang diteliti.  Manfaat atau kegunaan hasil penelitian terhubung dengan sarana-
sarana yang diajukan setelah kesimpulan dan merupakan follow up pengguna
informasi yang didapat dari kesimpulan.
Dalam penulisan laporan Skripsi ini dikemukakan beberapa manfaat, yaitu :
1. Hasil penelitian dapat digunakan untuk menggambarkan sistem pelayanan
berbasis ticketing online yang dapat diakses dengan mudah
2. Hasil penelitian dapat mengidentifikasi dengan baik semua kebutuhan
informasi mengenai seputar 10 pilar IT Learning, mengenai REC (Raharja
Enrichment Center) dan mengenai ifacility.

10
3. Hasil penelitian dapat membantu kegiatan pelayanan iDuHelp! dalam sisi
penanganan customer (mahasiswa) secara optimal.
4. Dengan adanya sistem ROOSTER, diharapkan dapat memberikan
informasi secara tepat dan akurat, sehingga dapat menjaga kualitas
pelayanan iDuHelp!.
C. Melaksanakan Penelusuran leteratur
Penggunaan literatur baik pada penelitian kuantitatif maupun pada penelitian
kualitatif mutlak diperlukan. Literatur digunakan untuk memberikan suatu gambaran
hal-hal yang telah diketahui dan yang belum diketahui dari suatu fenomena khusus.
Penelusuran dan peninjauan ulang berbagai literatur yang relevan dengan suatu topik
penelitian dapat dilakukan sebelum, selama dan setelah dilakukannya proses
pengambilan dan analisis data penelitian tersebut. Khususnya pada penelitian
kualitatif, penggunaan literatur memiliki berbagai tujuan berdasarkan jenis penelitian
kualitatif yang dilakukan. Secara umum, untuk mempertahankan kealamiahan data,
penggunaan literatur secara ekstensif dilakukan setelah penelitian dilakukan.
D. Merumuskan Hipotesis
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam merumuskan hipotesis adalah sebagai
berikut.
a. Hipotesis harus bertalian dengan teori tertentu, maksudnya hipotesis itu harus
didasarkan pada teori-teori yang telah ada dalam literatur atau buku-buku ilmu
pengetahuan.
b. Hipotesis harus dapat diuji dengan data-data empiris, maksudnya hipotesis itu
harus dapat dites berdasarkan hasil data-data penelitian yang terkumpul. Itulah
sebabnya hipotesis tidak boleh mengandung unsur-unsur moral, sikap, atau
nilai-nilai.
c. Kemampuan menentukan anggapan dasar dalam penelitian dapat digali
melalui:
 Banyak membaca buku, surat kabar, dan sebagainya.

11
 Banyak mendengar berita, ceramah, dan pembicaraan.
 Banyak berkunjung ke tempat-tempat tertentu yang berhubungan dengan
penelitian.
 Mengadakan praduga mengabstraksi berdasarkan perbendaharaan
pengetahuannya.
E. Menentukan desain penelitian
Desain penelitian adalah rangkaian prosedur dan metode yang dipakai untuk
menganalisis dan menghimpun data untuk menentukan variabel yang akan menjadi
topik penelitian.
Bisa juga didefinisikan sebagai strategi yang dilakukan peneliti untuk
menghubungkan setiap elemen penelitian dengan sistematis sehingga dalam
menganalisis dan menentukan fokus penelitian menjadi lebih efektif dan efisien.
Masalah yang sedang digarap pada sebuah penelitian akan menentukan desain
penelitian jenis apa yang cocok untuk dipilih. Hal tersebut juga menentukan alat apa
yang cocok dan cara yang digunakan untuk mengatasi masalah dalam penelitian.
Desain penelitian yang cocok dan powerful akan membuat data yang diperoleh
bisa lebih relevan dan akurasinya bisa terjaga. Untuk itu berikut merupakan elemen
desain penelitian agar proses penelitian bisa lebih maksimal:
 Mengajukan pertanyaan dari tujuan penelitian secara akurat.
 Tentukan teknik yang akan diterapkan untuk mengumpulkan dan
menganalisis penelitian.
 Tentukan Metode yang digunakan untuk menganalisis rincian yang
dikumpulkan.
 Pastikan jenis metodologi penelitian yang digunakan.
 Ukur segala kemungkinan dalam saat penelitian berlangsung.
 Membuat Timeline (Jadwal).
 Melakukan analisis.

12
Dengan adanya desain penelitian yang tepat maka penelitian akan sukses dan bisa
berhasil memberikan wawasan yang akurat dan tidak memihak. Ada empat
karakteristik utama yang bisa diusahakan peneliti agar mempunyai desain penelitian
yang canggih:
 Netralitas, ketika mengadakan penelitian, peneliti harus berasumsi bahwa
data yang dikumpulkan harus netral dan terbebas dari bias.
 Reliability (terpercaya), Dengan penelitian yang dilaksanakan secara
berkesinambungan, peneliti akan menghasilkan kesimpulan dan data yang
sama setiap saat. Maka dari itu peneliti harus bisa menciptakan pertanyaan
yang bisa membuat data bisa diandalkan keakuratannya.
 Validitas, terdapat beberapa cara untuk mengukur dan mengolah data. Namun
hal yang bisa diandalkan untuk pengolahan data yang valid adalah dengan
menimbang kembali apa yang menjadi tujuan penelitian. Selain itu melihat
asal usul data juga bisa untuk menunjang validitas.
 Generalisasi, output dari desain penelitian harus merupakan representasi dari
sampel umum bukan sampel yang terbatas (khusus). Dengan sampel umum
yang lebih luas, menyiratkan bahwa survei yang dilakukan mencakup
kalangan yang luas dan bisa dimana saja.
F. Menentukan populasi dan sampel penelitian
Populasi dan sampel merupakan salah satu bagian penting dalam penelitian yang
harus ditentukan sejak awal. Dengan penentuan jenis objek penelitian ini, peneliti
bisa menentukan metode penelitian yang lebih sesuai dengan kondisi dan kebutuhan.
a. Apa itu Populasi
Populasi adalah keseluruhan dari subjek penelitian, sedangkan sampel adalah
sebagian dari populasi tersebut. Nilai yang dihitung dan diperoleh
dari populasi ini disebut dengan parameter.
Populasi merupakan seluruh jumlah dari subjek yang akan diteliti oleh seorang
peneliti. Misalnya 1000 orang dikatakan sebagai populasi karena terkait dalam

13
suatu penelitian. Kemudian pada pendapat lain mengatakan bahwa secara harfiah
pengertian populasi adalah seluruh variabel yang terkait dengan topik pada
penelitian.
b. Apa itu Sampel?
Sampel adalah bagian dari populasi yang memiliki karakteristik mirip dengan
populasi itu sendiri. Sampel disebut juga contoh. Nilai hitungan yang diperoleh
dari sampel inilah yang disebut dengan statistik.
Populasi itu seperti sebuah organisme, sedangkan sampel adalah
organ. Sampel adalah bagian yang tidak terpisahkan dari populasi. Dan sampel
dalam hal ini haruslah dapat mewakili karakteristik dari keseluruhan populasi.
Dengan kata lain Populasi dan Sampel merupakan dua hal yang saling terkait
dan tidak terpisahkan. Melalui sampel ini seseorang dapat mengetahui karakter
dari sejumlah subjek pada satu tempat tertentu. Misalnya ketika ingin meneliti
karakter 100 orang dalam belajar, maka peneliti cukup mengambil sejumlah
sampel dari 100 orang tadi untuk diteliti. Sehingga melalui sampel yang diambil
akan diketahui karakter dari 100 orang tersebut.
c. Pengertian Populasi Menurut Para Ahli
1. (Djarwanto, 1994: 420) Populasi adalah jumlah keseluruhan
dari satuan-satuan atau individu-individu yang karakteristiknya hendak
diteliti. Dan satuan-satuan tersebut dinamakan unit analisis, dan dapat
berupa orang-orang, institusi-institusi, benda-benda, dst.
2. Menurut Netra (1976), Populasi adalah keseluruhan individu
yang bersifat general atau umum yang mempunyai karakteristik yang
cenderung sama.
3. Menurut Hadari Nawawi (1983), Populasi adalah keseluruhan
objek penelitian yang terdiri atas manusia, hewan, benda-benda, tumbuh,
peristiwa, gejala, ataupun nilai tes sebagai sumber data yang mempunyai
karakteristik tertentu dalam suatu penelitian yang dilakukan.

14
4. Menurut Arikunto Suharsimi (1998: 117), Populasi adalah
keseluruhan objek penelitian. Apabila seseorang ingin meneliti sebuah
elemen yang ada dalam wilayah penelitian tersebut, maka penelitiannya
merupakan penelitian populasi.
5. Menurut Sugiyono (1997: 57), Populasi adalah wilayah
generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang memiliki kuantitas dan
karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan
kemudian ditarik kesimpulannya.
6. Menurut Bungin (2000: 40), Populasi adalah keseluruhan
(universum) dari objek penelitian berupa manusia, hewan, tumbuhan,
udara, gejala, nilai, peristiwa, sikap hidup, dan sebagainya sehingga objek
ini dapat menjadi sumber data penelitian.
7. Menurut Nursalam (2003), Populasi adalah keseluruhan dari
variabel yang menyangkut masalah yang diteliti.
8. Menurut Furchan (2004), Populasi adalah objek, keseluruhan
anggota sekelompok orang, organisasi, atau kumpulan yang telah
dirumuskan oleh peneliti dengan jelas.
9. Menurut Margono (2004), Populasi adalah keseluruhan data
yang menjadi pusat perhatian seorang peneliti dalam ruang lingkup dan
waktu yang telah ditentukan. Populasi berkaitan dengan data-data, jika
seorang manusia memberikan suatu data, maka ukuran atau banyaknya
populasi akan sama banyaknya manusia.
10. Menurut Nazir (2005), Populasi adalah sekumpulan individu
dengan kualitas dan karakter yang sudah ditetapkan oleh peneliti. Ciri,
karakteristik, dan kualitas itu yang dinamakan sebagai variabel. Ia
membagi populasi menjadi dua yakni populasi finit dan infinit.
11. Menurut Sabar (2007), Populasi adalah keseluruhan objek
penelitian. Apabila seseorang ingin meneliti semua elemen yang ada dalam

15
wilayah penelitian, maka penelitiannya merupakan penelitian populasi atau
studi populasi atau studI sensus.
12. Menurut Zuriah (2009: 116), Populasi adalah seluruh data yang
menjadi perhatian peneliti dalam suatu ruang lingkup dan waktu yang telah
ditentukan.
13. Menurut Sudjana (2010: 6), Populasi adalah totalitas semua
nilai yang mungkin, hasil yang menghitung ataupun pengukuran,
kuantitatif maupun kualitatif mengenai karakteristik tertentu dari semua
anggota kumpulan yang lengkap dan jelas yang ingin mempelajari sifat-
sifatnya.Menurut Widiyanto (2010: 5), Populasi adalah suatu kelompok
atau kumpulan objek atau objek yang akan digeneralisasikan dari hasil
penelitian.
14. Menurut Mulyatiningsih (2011: 19), Populasi adalah
sekumpulan orang, hewan, tumbuhan, atau benda yang memiliki
karakteristik tertentu yang akan diteliti. Populasi akan menjadi wilayah
generalisasi kesimpulan hasil penelitian.
15. Menurut Howell (2011: 7), Populasi adalah sebagai kumpulan
dan peristiwa dimana anda tertarik dengan peristiwa tersebut.
16. Menurut Morissan (2012: 19), Populasi ialah sebagai suatu
kumpulan subjek, variabel, konsep, atau fenomena. Kita dapat meneliti
setiap anggota populasi untuk mengetahui sifat populasi yang
bersangkutan.
d. Pengertian Sampel Menurut Para Ahli
Sampel adalah sebagian dari populasi yang karakteristiknya hendak diteliti”
(Djarwanto, 1994:43).
1. Sugiyono (2008: 118), Sampel adalah suatu bagian dari
keseluruhan serta karakteristik yang dimiliki oleh sebuah Populasi.
a. Jika Populasi tersebut besar, sehingga para peneliti tentunya tidak
memungkinkan untuk mempelajari keseluruhan yang terdapat pada

16
populasi tersebut oleh karena beberapa kendala yang akan di hadapkan
nantinya seperti: keterbatasan dana, tenaga dan waktu. Maka dalam hal
ini perlunya menggunakan sampel yang diambil dari populasi itu.
b. Dan selanjutnya, apa yang dipelajari dari sampel tersebut maka akan
mendapatkan kesimpulan yang nantinya diberlakukan untuk Populasi.
Oleh karena itu sampel yang didapatkan dari Populasi memang harus
benar-benar representatif (mewakili).
2. Arikunto (2006: 131), Sampel adalah sebagian atau sebagai
wakil populasi yang akan diteliti. Jika penelitian yang dilakukan sebagian
dari populasi maka bisa dikatakan bahwa penelitian tersebut adalah
penelitian sampel.
3. Nana Sudjana dan Ibrahim (2004: 85), Sampel adalah sebagian
dari populasi yang dapat dijangkau serta memiliki sifat yang sama dengan
populasi yang diambil sampelnya tersebut.
G. Mengembangkan instrumen penelitian dan menentukan metode
pengumpulan data
Instrumen penelitian adalah alat yang digunakan untuk mengumpulkan data
penelitian, baik data yang kualitatif maupun kuantitatif. Data kualitatif dapat berupa
gambar, kata, dan atau benda lainnya yang non angka, sedangkan data kuantitatif
adalah data yang bersifat atau berbentuk angka. Dalam penelitian kualitatif instrumen
utamanya adalah peneliti sehingga yang dimaksud dengan instrumen penelitian dalam
kesempatan ini adalah instrumen penelitian kuantitatif.
Data kuantitatif itu sendiri dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu: data nominal
dan data kontinum. Data diakatakan pada tingkat nominal atau berskala nominal
apabila angka tersebut berfungsi untuk identifikasi, yaitu membedakan jenis subyek
yang lainnya. Perbedaan angka hanya menunjukkan adanya obyek atau subyek yang
terpisah dan tidak sama. Sementara itu data yang kontinum terdiri data yang berskala
ordinal, interval, dan rasio.

17
Data kuantitatif biasanya diperoleh melalui pengukuran, yaitu suatu proses
pemberian angka pada subyek, obyek atau trait lainnya. Oleh karenanya instrumen
penelitian dapat pula disebut dengan alat ukur, dan alat ukur ini dapat berupa tes dan
nontes. Alat ukur dikatakan tes apabila memuat pertanyaan-pertanyaan yang
jawabannya ada benar dan salah. Sebaliknya, alat ukur yang jawabannya tidak ada
benar-salah dapat disebut dengan skala, angket, atau dapat pula disebut dengan
inventori. Skala biasanya digunakan untuk mengukur konstruk atau konsep psikologis
seperti: sikap, minat, motivasi, pendapat, dan trait lainnya, sedangkan angket
digunakan untuk mengukur fakta, atau yang dianggap fakta seperti: pendidikan
terakhir, jumlah anggota, penghasilan setiap bulan, dll. Sementara itu, inventori
digunakan untuk mengungkap kepemilikan benda nyata, seperti: jumlah kursi, jumlah
meja, dll.
H. Uji validasi dan reabilitas instrumen
a. Uji Validitas
Validitas berasal dari kata validity yang mempunyai arti sejauh mana ketepatan
dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukam fungsi ukurannya (Azwar
1986). Selain itu validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan bahwa variabel
yang diukur memang benar-benar variabel yang hendak diteliti oleh peneliti
(Cooper dan Schindler, dalam Zulganef, 2006).
Sedangkan menurut Sugiharto dan Sitinjak (2006), validitas berhubungan
dengan suatu peubah mengukur apa yang seharusnya diukur. Validitas dalam
penelitian menyatakan derajat ketepatan alat ukur penelitian terhadap isi
sebenarnya yang diukur. Uji validitas adalah uji yang digunakan untuk
menunjukkan sejauh mana alat ukur yang digunakan dalam suatu mengukur apa
yang diukur. Ghozali (2009) menyatakan bahwa uji validitas digunakan untuk
mengukur sah,  atau valid tidaknya suatu kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan
valid jika pertanyaan pada kuesioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang
akan diukur oleh kuesioner tersebut.

18
Suatu tes dapat dikatakan memiliki validitas yang tinggi jika tes tersebut
menjalankan fungsi ukurnya, atau memberikan hasil ukur yang  tepat dan akurat
sesuai dengan maksud dikenakannya tes tersebut. Suatu tes menghasilkan data
yang tidak relevan dengan tujuan diadakannya pengukuran dikatakan sebagai tes
yang memiliki validitas rendah.
Sisi lain dari pengertian validitas adalah aspek kecermatan pengukuran. Suatu
alat ukur yang valid dapat menjalankan fungsi ukurnya dengan tepat, juga
memiliki kecermatan tinggi. Arti kecermatan disini adalah dapat mendeteksi
perbedaan-perbedaan kecil yang ada pada atribut yang diukurnya.
Dalam pengujian validitas terhadap kuesioner, dibedakan menjadi 2, yaitu
validitas faktor dan validitas item. Validitas faktor diukur bila item yang disusun
menggunakan lebih dari satu faktor (antara faktor satu dengan yang lain ada
kesamaan). Pengukuran validitas faktor ini dengan cara mengkorelasikan antara
skor faktor (penjumlahan item dalam satu faktor) dengan skor total faktor (total
keseluruhan faktor).
Validitas item ditunjukkan dengan adanya korelasi atau dukungan terhadap
item total (skor total), perhitungan dilakukan dengan cara mengkorelasikan antara
skor item dengan skor total item. Bila kita menggunakan lebih dari satu faktor
berarti pengujian validitas item dengan cara mengkorelasikan antara skor item
dengan skor faktor, kemudian dilanjutkan mengkorelasikan antara skor item
dengan skor total faktor (penjumlahan dari beberapa faktor).
Dari hasil perhitungan korelasi akan didapat suatu koefisien korelasi yang
digunakan untuk mengukur tingkat validitas suatu item dan untuk menentukan
apakah suatu item layak digunakan atau tidak. Dalam penentuan layak atau
tidaknya suatu item yang akan digunakan, biasanya dilakukan uji signifikansi
koefisien korelasi pada taraf signifikansi 0,05, artinya suatu item dianggap valid
jika berkorelasi signifikan terhadap skor total.
Untuk melakukan uji validitas ini menggunakan program SPSS.  Teknik
pengujian yang sering digunakan para peneliti untuk uji validitas adalah

19
menggunakan korelasi Bivariate Pearson (Produk Momen Pearson). Analisis ini
dengan cara mengkorelasikan masing-masing skor item dengan skor total. Skor
total adalah penjumlahan dari keseluruhan item. Item-item pertanyaan yang
berkorelasi signifikan dengan skor total menunjukkan item-item tersebut mampu
memberikan dukungan dalam mengungkap apa yang ingin diungkap à Valid. Jika r
hitung ≥ r tabel (uji 2 sisi dengan sig. 0,05) maka instrumen atau item-item
pertanyaan berkorelasi signifikan terhadap skor total (dinyatakan valid).
b. Uji Reliabilitas
Reliabilitas berasal dari kata reliability. Pengertian dari reliability (rliabilitas)
adalah keajegan pengukuran (Walizer, 1987). Sugiharto dan Situnjak (2006)
menyatakan bahwa reliabilitas menunjuk pada suatu pengertian bahwa instrumen
yang digunakan dalam penelitian untuk memperoleh informasi yang digunakan
dapat dipercaya sebagai alat pengumpulan data dan mampu mengungkap
informasi yang sebenarnya dilapangan. Ghozali (2009) menyatakan bahwa
reliabilitas adalah alat untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan indikator
dari peubah atau konstruk. Suatu kuesioner dikatakan reliabel atau handal jika
jawaban seseorang terhadap pernyataan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke
waktu. Reliabilitas suatu test merujuk pada derajat stabilitas, konsistensi, daya
prediksi, dan akurasi. Pengukuran yang memiliki reliabilitas yang tinggi adalah
pengukuran yang dapat menghasilkan data yang reliabel
Menurut Masri Singarimbun, realibilitas adalah indeks yang menunjukkan
sejauh mana suatu alat ukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Bila suatu alat
pengukur dipakai dua kali – untuk mengukur gejala yang sama dan hasil
pengukuran yang diperoleh relative konsisten, maka alat pengukur tersebut
reliable. Dengan kata lain, realibitas menunjukkan konsistensi suatu alat pengukur
di dalam pengukur gejala yang sama.
Menurut Sumadi Suryabrata (2004: 28) reliabilitas menunjukkan sejauhmana
hasil pengukuran dengan alat tersebut dapat dipercaya. Hasil pengukuran harus
reliabel dalam artian harus memiliki tingkat konsistensi dan kemantapan.

20
Reliabilitas, atau keandalan, adalah konsistensi dari serangkaian pengukuran
atau serangkaian alat ukur. Hal tersebut bisa berupa pengukuran dari alat ukur
yang sama (tes dengan tes ulang) akan memberikan hasil yang sama, atau untuk
pengukuran yang lebih subjektif, apakah dua orang penilai memberikan skor yang
mirip (reliabilitas antar penilai). Reliabilitas tidak sama dengan validitas. Artinya
pengukuran yang dapat diandalkan akan mengukur secara konsisten, tapi belum
tentu mengukur apa yang seharusnya diukur. Dalam penelitian, reliabilitas adalah
sejauh mana pengukuran dari suatu tes tetap konsisten setelah dilakukan berulang-
ulang terhadap subjek dan dalam kondisi yang sama. Penelitian dianggap dapat
diandalkan bila memberikan hasil yang konsisten untuk pengukuran yang sama.
Tidak bisa diandalkan bila pengukuran yang berulang itu memberikan hasil yang
berbeda-beda.

21
BAB III
LINGKUP MASALAH PENELITIAN ILMU KEPERAWATAN
A. Keperawatan anak
Lingkup masalah penelitian ilmu keperwatan anak didasarkan pada filosofi
keperawatan anak yang menekankan pada masalah biopsikososial anak akibat
hospitalisasi dan peran keluarga dalam asuhan keperawata anak. Lingkup masalah
penelitian ilmu keperawatan anak meliputi:
1. Stress akibat dampak hospitalisasi
2. Penerapan konsep asuhan keperawatan anak dengan paradigma perawatan
atraumatik
3. Masalah deteksi dini tumbuh kembang (DDST) oleh petugas maupun orang tua
mengkaji dan menilai tahap perkembangan pada bayi atau anak menggunakan
format DDST
4. Masalah stimulasi yang sesuai tahap tumbuh kembang bayi atau anak
5. Masalah pengelolaan bermain sesuai tahap tumbuh kembang anak dan jenis
penyakit pada anak yang dirawat di RS (peran petugas kesehatan/ perawat dan
orang tua dalam mempercepat proses penyembuhan anak
6. Masalah pelaksanaan imunisasi
7. Masalah asuhan keperawatan pada bayi atau anak dengan gangguan tumbuh
kembang
8. Masalah pelaksaan asuhan keperatan pada klien bayi atau anak yang dirawat di
RS dengan gangguan sistem tubuh yang sering terjadi pada anak
B. Keperawatan maternitas
Lingkup masalah penelitian ilmu keperawatan maternitas difokuskan kepada
wanita pada masa prenatal, natal, pasca lahir, dan gangguan reproduksi yang sering
terjadi pada wanita meliputi:
1. Lingkup masalah penelitian pada ibu hamil
 Pendidikan kesehatan dan tindakan pada ibu hamil

22
 Senam hamil
 Perawtan payudara
 Imunisasi tetanus pada ibu hamil
 Kegiatan sehari-hari
 Kebutuhan nutrisi dan pemeriksaan kehamilan
2. Lingkup masalah penelitian ibu intrapartum (kala I-V) dan asuhan
keperawatan bayi baru lahir (pengkajian- evaluasi):
 Pemenuhan kebutuhan psikososial ibu intrapartum
 Peran perawat dalam memonitor kemajuan persalinan (partograf)
 Peran perawat dalam menolong persalinan normal minimal tiga orang
 Peran perawat pada perawatan bayi setelah lahir (menghisap lendir,
perawatan tali pusar, menentukan apgar score, memandikan bayi,
menimbang berat badan, lingkar kepala, serta lingkar dada bayi)
3. Lingkup masalah penelitian keperawatan ibu pasca persalinan
 Perawatan vulva hygiene
 Perawatan payudara
 Peran perawatan pada pengelolaan perdarahan pascapersalinan
 Pendidikan kesehatan
4. Lingkup masalah penelitian keperawatan ibu dengan gangguan kesehatan
sistem reproduksi
 Faktor yang berhubungan dengan pelaksanaan deteksi dini gangguansistem
reproduksi
 Peran perawat dalam pemeriksaan diagnostik (pemeriksaan pap smear)
 Memberikan pendidikan kesehatan
 Pengembangan model asuhan keperawatan pada ibu dengan gangguan
sistem reproduksi
 Sindroma klimaktorium pada wanita monopouse

23
 Dukungan sosial perawat dan keluarga pada tindakan pembedahan dan
kemoterapi
C. Keperawatan gawat darurat
a. lingkup masalah penelitian kegawatan sistem pernapasan
1. identifikasi tanda-tanda gawat napas
2. peran perawat pada tindakan terhadap klien gawat napas
3. pengembangan teknik fisioterapi dada
 latihan napas
 menepuk
 melakukan vibrasi
 posisi drainase
 mengisap
 nebulizing
b. lingkup masalah penelitian kegawat sistem kardiovaskular
1. identifikasi indicator gawat jantung
2. peran perawat pada tindakan terhadap klien gawat jantung
c. lingkup masalah penelitian pada syok
d. lingkup masalah penelitian kegawatan sistem persyarafan
1. peran perawat pada monitor peningkatan TIK
2. peran perawat pada tindakan gangguan sistem persyarafan
e. lingkup masalah kegawatan pada sistem musculoskeletal pengembangan
model penanganan kegawatan gangguan sistem musculoskeletal (fraktur;
melakukan teknik pembidaian; melakukan teknik pembalutan; serta mengenal;
menyiapkan dan melaksanakan prosedur pemasangan gips).
f. lingkup masalah penelitian kegawatan akibat intoksikasi
pengembangan model tindakan asuhan keperawatan kegawatan akibat
intoksikasi
 insektisida

24
 NAPZA
 Makanan dan minuman
 Obat –obatan
 Kimia
 Sengatan serangga, dan
 Gigitan ular
g. Lingkup masalah penelitian kegawatan jiwa
1. Peran perawat pada perawatan kegawatan psikiatri,seperti:
 Mengamuk
 Percobaan bunuh diri
 Depresi
2. Menyiapkan ,melakukan prosedur pengikatan
D. Keperawatan komunitas
a. Pengkajian tentang pelayanan kesahatan kepada masyarakat sesuai dengan
kebutuhan kesehatannya melalui upaya pokok puskesmas yang ada di
Indonesia.
b. Pengkajian tentang pelayanan kesahatan di dalam dan luar gedung puskesmas.
c. Identifikasi masalah kesahatan prioritas di wilayah kerja puskesmas
d. Menyusun rencana strategi untuk menghentikan kendala terhadap pencapaian
program kesehatan di puskesmas
e. Pendekatan peran serta mesyarakat secara aktif
f. Masalah penerapan proses keperawatan di komunitas (pengkajian ,diagnosi
,perencanaan dan evaluasi).
g. Identifikasi dan pemberdayaan sumber-sumber yang ada di masyarakat dalam
konteks asuhan keperawatan komunitas.
h. Penerapan model asuhan keperawatan (pengkajian ,diagnosi ,perencanaan dan
evaluasi). Pada kelompok khusus yang ditemui di wilayah kerja asuhan
keperawatan komunitas.

25
E. Keperawatan jiwa
Lingkup masalah penelitian ilmu keperawatan jiwa ditunjukkan pada seluruh
komponen,meliputi,keluarga,dan masyarakat serta mengembangakan model asuhan
keperawatan kesahatan jiwa mulai dari upaya promotif ,preventif,kuratifdan
rehabilitatif.
a. Lingkup masalah pada penerapan proses keperawatan
1. Pengembangan teknik komunikasi trapeutik
2. Pengembangan pendidikan kesehatan pada klien dan keluarga
3. Pengembangan terapi modalitas keperawatan
4. Peran perawat dalam menfasilitasi klien dan keluarga menggunakan fasilitas
dan sarana dan pelayanan kesehatan
5. Peran perawat pada kolaborasi dalam penatalaksanaan pengobatan dengan
memerhentikan prinsip (5B IW)serta mendeteksi dan menangani efek
samping obat
b.Lingkup masalah penelitian pada analisa proses interaksi (API)
1. Penyusunan API
2. Efektivitas penerapan API
c. Lingkup masalah penelitian pada kedaruratan psikiatri
1. Gaduh gelisah
 Masalah indikasi dan prinsip pengekangan fisik pada klien yang
mengamuka
 Masalah pengekangan kebutuhan dasar k;ien dengan penelantaran diri
2. Penelantaran diri
 Masalah tingkah kebutuhan dasar yang tidak terpenuhi pada klien yang
mengalami masalah Penelantaran diri
 Masalah pemenuhan kebutuhan dasar klien dengan Penelantaran diri
3. Bunuh diri

26
 Masalah pelaksanaan pengkajian tingkat resiko bunuh diri pada klien
menurut:
-hatton,valente dan rink (1977)
-SIRS (suicidal intention rating scale)
 Masalah indentifikasi kategori perilaku bunuh diri :ancaman bunuh
diri,upaya bunuh diri,dan bunuh diri
4. Lingkup masalah penelitian pada terapi keluarga
 Masalah pendidikan kesehatan pada keluarga bedasarkan kasus kelolaan
(individu)
 Masalah pendidikan kesehatan pada keluarga (kelompok) mengenai
peran k eluarga dalam perawatan klien
-selama dirawat dirumah sakit
-selama klien cuti
-setelah klien pulang dari rumah sakit
-masalah penyuluhan kesehatan masyarakat rumah sakit (PKMRS) secara
rutin disesusaikan dengan jadwal ruangan jiwa
5. Lingkup masalah penelitian pada terapi lingkungan/manipulasi
lingkungan
 Masalah kunjungan rumah pada klien kelolaan
 Masalah penyuluhan pada keluarga /masyarakat sekitar
6. Lingkup masalah penelitian pada terapi modalitas
1. Psikofarmaka
 Masalah penerapan asuhan prinsip 5 BIW dalam pemberian obat
 Masalah farmakokonetik dan farmakodinamik obat yang diberikan
2. Terapi elektrokonvulsif (elektroconvulsi therapy-ECT)
 Persiapan alat
 Persiapan klien dan pengaturan posisi
 Observasi masalah pada pasca ECT dan penanganannya

27
3. Terapi okupasi
 Menfasilitasi dan mengoordinasikan klien dalam pelaksanaan terapi
okupasi
 Kerja sama dengan terapis yang ada diruangan
4. Terapi aktivitas kelompok (TAK): merencanakan TAK,melaksanakan
TAK,dan melaporkan hasil TAK.
F. Keperawatan manjemen
Lingkup masalah penelitian manajemen keperawatan meliputi:
a. Sistem pengelolaan pelayanan keperawatan
b. Peran dan kinerja bidang keperawatan
c. Peran dan kinerja komite keperawatan
d. Peran dan kinerja perawat
e. Model asuhan keperawatan profesional yang diterapkan
f. Model sistem pencatatan dan pelaporan
g. Administrasi klien masuk rumah sakit
h. Pengembangan instrumen penilaian kualitas pelayanan keperawatan
i. Pengembangan instrumen penilaian kepuasan klien
j. Standart praktik keperawatan profesional

28
29

Anda mungkin juga menyukai