Anda di halaman 1dari 15

hemetemesis, thalasemia, Hbpati, sindrom fanconi, kel.ssm tl.

,
Kecelakaan, operasi def. Fe, as. Folat dan Vit. B.12 sferositus kongenital, def. neoplasma, radiasi, infeksi
Enzim eritrosit intoksikasi, virus hepatitis, bhn kimia &
malaria, rx.trfusi drh obat
perdarahan masif perdarahan menahun bhn baku pembuat sel drh berkurang

hamolitik aplastik
Berkurangnya jml eritrosit

ANEMIA

Terganggu supply O2 dan Nutrien

Otak Paru Ginjal Otot Hepar Kulit

O2 & Nutrisi ggn difusi O2 dan


CO2 Peningktn miotin & aktin Pembentukan
 eritropoetin tdk blengketan biliverdin

Anoreksia
takipnoe aktivasi RAA, penumpukan
vasokonstriksi p. drh penurunan bilirubin Indirect
kontraksi otot hepar meningkat bilirubin
Metab. anerob
CO2
penurunan GFR
kelemahan hepatomegali gatal, merah,
as. Laktat bengkak
asidosis respiratorik Oliguria
irritable, nyeri dan MK : intoleransi
sakit kepala MK : resiko kerusakan
aktifitas integritas kulit
MK : perubahan perfusi MK : perubahan
jaringan dan pola eliminasi
perubahan pola nafas
MK : Ggn rasa nyaman;
nyeri ;
2. Diagnosa keperawatan
1. Nyeri akut b.d mengekspresikan perilaku
2. Ketidakefektifan bersihan jalan nafas
3. Kekurangan volume cairan b.d kehilangan cairan aktif, mekanisme kerja
peristaltic usus menurun
4. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d factor biologis,
ketidakmampuan untuk mencerna makanan
5. Kerusakan integritas jaringan
6. Gangguang rasa nyaman

NO DIAGNOSA KRITERIA DAN HASIL INTERVENSI


KEPERAWATAN NOC NIC
1 Nyeri akut b.d NOC NIC
 Pain level
mengekspresikan Pain manajemen
 Pain control
perilaku (mis;  lakukan pengkajian nyeri
 Comfort level
gelisah,merenggek, secara komperenship
Kriteria hasil
menangis termasuk durasi,lokasi,
 Mampu mengontrol nyeri
frekuensi,kualitas dan
(tahu penyebab
faktor prespitasi
nyeri,mampu
menggunakan teknik  observasi reaksi nonverbal

nonfarmakologi untuk dari ketidaknyamanan

menguranagi  gunakan teknik

nyeri,mencari bantuan) komunikasi terapeutik

 Melaporkan bahwa nyeri untuk pengalaman nyeri

berkurang dengan paasien

menggunakan  kaji kultur yang

manajemen nyeri mempengaruhi respon

 Mampu mengenali nyeri

nyeri(skala,intensitas,frek  evaluasi pengalan nyeri


uensi dan tanda nyeri masa lampau
 Menyatakan rasa nyaman  evaluasi bersama pasien
setelah nyeri berkurang dan tim kesehatan lain
tentang ketidakefektifan
control nyeri masa lampau
 bantu pasien dan keluarga
untuk mencari dan
menemukan dukungan
 control nyeri yang dapat
mempengaruhi nyeri seprti
suhu ruangan,
pencahayaan dan
kebisingan
 kurangi faktor prespitasi
nyeri
 pilih dan lakukan
penanganan nyeri
(Farmakologi,non
framakologi dan
interpersonal)
 kaji tipe dan sumber nyeri
untuk menentukan
intervnsi
 ajarkan tentang teknik
nonfarmakologi
 berikan analgetik untuk
mengurangi nyeri
 evaluasi keefektifan
control nyeri
 tingkat istirahat
 kolaborasikan dengan
dokter jika ada keluhan
dan tindakan nyeri yang
tidak berhasil
 monitor penerimaan pesan
tentang manajemen nyeri
analgetik administration
 tentukan
lokasi,karakteristik,kualita
s dan derajat nyeri
sebelum pemberian obat
 cek instruksi dokter
tentang jenis obat,dosis
dan frekuensi
 cek riwayat alergi
 pilih analgetik yang
diperlukan atau kombinasi
dari analgetik ketika
pemberian lebih dari satu
 tentukan pilihan analgetik
tergantung tipe dan
beratnya nyeri
 tentukan analgetik pilihan,
rute pemberian, dan dosis
optimal
 pilih rute pemberian
secara IV, IM untuk
pengobatan nyeri secara
teratur
 monitor vital sign
sebelum dan sesudah
pemberian analgetik
pertama kali
 Berikan analgetik tepat
waktu terutama saat nyeri
berat
 Evaluasi efektifitas
analgesic, tanda dan
gejalah
2 Ketidakefektifan NOC NIC
bersihan jalan nafas  Respiratori status: Airway suction
ventilation - Pastikan kebutuhan
 Respiratory status: oral/tracheal suction
airway patency - Auskultasi suara nafas
Kriteria hasil sebelum dan sesudah
 Mendemonstrasikan suction
batuk efektif dan suara - Informasikan kepada klien
nafas yang bersih, tidak dan keluarga tentang
ada sianosis dan dispneu suction
(mampu mengeluarkan - Minta klien nafas dalam
sputum,mampu bernafas sebelum suction di
dengan mudah, tidak ada laksanakan
pursed lips) - Berikan 02 dengan
 Menunjukan jalan nafas menggunakan nasal untuk
yang paten (klien tidak mempasilitasi suction
merasa tercekik, irama nasotrakhel
nafas, frekuensi - Gunakan alat yang steril
pernafasan dalam setiap melakukan tindakan
rentang normal, tidak - Anjurkan pasien untuk
ada nafas abnormal) nafas dalam dan istirahat
 Mampu setelah kateter dikeluarkan
mengidentifikasikan dan dari nasotrakheal
mencegah faktor yang - Monitor status oksigen
dapat menghambat jalan pasien
nafas - Ajarkan keluarga
bagaimana cara
melakukan suction
- Hentikan suction dan
berikan oksigen apabila
pasien menunjukan
bradikardi, peningkatan
saturasi02,dll
Airway management
- Buka jalan nafas, gunakan
teknik atau jaw thurst bila
perlu
- Posisikan pasien untuk
memaksimalkan ventilasi
- Identifikasi pasien bila
perlunya pemasangan alat
jalan nafas buatan
- Pasang mayo bila perlu
- Lakukan fisioterapi dada
jika perlu
- Keluarkan secret dengan
batuk dan suction
- Auskultasi suara nafas,
catat adanya suara
tambahan
- Lakukan suction pada
mayo
- Berikan bronkodilator bila
perlu
- Berikan pelembab udara
kassa basah Nacl lembab
- Atur intake untuk cairan
mengoptimalkan
keseimbangan
- Monitor respirasi dan
status 02
3 Hipertermia b.d NOC NIC
respon sistemik dari Thermoregulatio Fever treatment
inflamasi Kriteria hasil - Monitor suhu sesering
gastrointestinal  Suhu tubuh dalam mungkin
rentang normal - Monitor IWL
 Nadi dan RR dalam - Monitor warna dan suhu
rentang normal kulit
 Tidak ada perubahan - Monitor TD,N,RR
warna kulit dan tidak - Monitor penurunan tingkat
ada pusing kesadaran
- Monitor WBC,Hb,Hct
- Monitor intake dan output
- Beri anti peretik
- Berikan pengobatan untuk
mengatasi penyebab
demam
- Selimuti pasien
- Lakukan tapid spoge
- Kolaborasikan pemberian
cairan IV
- Kompres pasien pada lipat
paha dan aksila
- Tingkat sirkulasi udara
- Berikan pengobatan untuk
mencegah terjadinya
menggigil
Temperature regulation
- Monitor suhu minimal 2
jam
- Rencanakan monitoring
suhu secara kontinyu
- Monitor TD,N,RR
- Monitor warna kulit dan
suhu
- Monitor tanda-tanda
hipertermi dan hipotermi
- Tingkatkan intake cairan
dan nutrisi
- Selimuti pasien untuk
mencegah hilangnya
kehangatan tubuh
- Ajarkan pada pasien cara
mencegah keletihan akibat
panas
- Diskusikan tentang
pentingnya pengaturan
suhu dan kemungkinan
efek negative dari
kedinginan
- Beritahukan tentang
indikasi terjadinya
keletihan dan dan
penanganan emergency
yang di perlukan
- Ajarkan indikasi dari
hipertemi dan penanganan
yang di perlukan
- Berikan anti peritek bila
perlu
Vital sign monitoring
- Monitor TD,N,S, RR
- Catat adanya frekuensi TD
- Monitor VS saat pasien
berbaring ,duduk atau
berdiri
- Auskultasi TD pada kedua
lengan dan bandingkan
- Monitor
TD,N,RR,sebelum,selama
dan setelah aktivitas
- Monitor kualitas dari nadi
- Monitor frekuensi dan
irama pernapasan
- Monitor suara paru
- Monitor pola pernafasan
abnormal
- Monitor suhu, warna, dan
kelembaban kulit
- Monitor suanosis perifer
- Monitor adanya suching
triad(tekanan nadi yang
melebar, bradikardi,
peningkatan sitolik)
- Identifikasi penyebab dari
perubahan vital sign
4 Kekurangan volime NOC NIC
cairan b.d  Fluid balance Fluid management
kehilangan cairan  Hydration - Timbang popok/pembalut
aktif, mekanisme  Nutrition status: food jika di perlukan
kerja paristaltik usus and fluid intake - Pertahankan catatan intake
menurun Kriteria hasil dan output yang akurat
 Mempertahankan urine - Monitor status
output sesuai dengan hidasi(kelembaban
usia dan BB, BJ urine membrane mukosa,nadi
normal, HT normal adekuat,TD ortostatik),
 TD,N,Suhu tubuh dalam jika diperlukan
rentang normal - Monitor vital sign
 Tidak ada tanda-tanda - Monitor masukan
dehidrasi, elastisitas makanan/cairan dan
turgor kulit baik, hitung intake kalori harian
membrane mukosa - Kolaborasikan pemberian
lembab, tidak ada rasa cairan IV
huas yang berlebihan - Monitor status nutrisi
- Berikan cairan IV pada
suhu ruangan
- Dorong masukan oral
- Berikan penggantian
nesogatris sesuai output
- Dorong keluarga untuk
membantu pasien makan
- Tawarkan snack(jus buah,
buah segar)
- Kolaborasikan dengan
dokter
- Atur kemungkinan
transfuse
- Persiapan untuk transfuse
Hypovilemia management
- Monitor status cairan
termasuk intake dan
output cairan
- Pelihara IV line
- Monitor tingkat Hb, dan
hematocrit
- Monitor TTV
- Monitor respon pasien
untuk penambahan cairan
- Monitor BB
- Dorong pasien untuk
menambah intake oral
- Pemberian cairan IV
monitor adanya tanda dan
gejalah kelebihan volume
cairan
- Monitor adanya tanda
gagal ginjal
5 Ketidakseimbangan NOC NIC
nutrisi yang kurang  Nutritional status: Nutrition management
dari kebutuhan tubuh  Nutritional status: food - Kaji adanya alergi
b.d factor biologis, and fluid intake makanan
ketidakmampuan  Nutritional status: - Kolaborasi dengan ahli
untuk mencerna nutrion intake gizi untuk menunjukan
makanan  Weight control jumlah kalori dan nutrisi
Kriteria hasil yang di butuhkan pasien
 Adanya penigkatan BB - Anjurkan pasien untuk
sesuai dengan tujuan meningkatkan protein dan
 BB ideal sesuai dengan vitamin C
TB - Berikan subtansi gula
 Mampu mengidentifikasi - Yakinkan diet yang
kebutuhan nutrisi dimakan mengandung
 Tidak ada tanda tanda tinggi serat untu
malnutrisi mencegah kontipasi
 Menunjukan - Berikan makanan yang
peningkatan fungsi terpilih (sdudah
pengecapan dari menelan dikonsultasikan dengan
 Tidak terjadi penurunan ahli gizi)
BB yang berarti - Ajarkan pasien cara
membuat catatan makanan
harian
- Monitor jumlah nutrisi
dan kandungan kalori
- Berikan informasi tentang
kebutuhan nutrisi
- Kaji kemampuan pasien
untuk mendapatkan nutrisi
yang di butuhkan
Nutrition monitoring
- BB pasien dalam batas
normal
- Monitor adanya
penurunan BB
- Monitor tipe dan jumlah
aktivitas yang biasa di
lakukan
- Monitor interaksi anak
atau orang tua selama
makan
- Monitor lingkungan
selama makan
- Jadwalkan pengobatan dan
tindakan tidak selama jam
makan
- Monitor kulit kering dan
perubahan pigment
- Monitor turgor kulit
- Monitor
kekeringan,rambut kusam
dan mudah patah
- Monitor mual dan muntah
- Monitor kadar
albumin,total protein,Hb
dan kadar Ht
- Monitor pertumbuhan dan
perkembangan
- Monitor pucat, kemerahan
dan kekeringan
kongjuntiva
- Monitor kalori dan intake
nutrisi
- Catat adanya edema,
hiperemik, hipertonik
papilla lidah dan cavitas
oral
- Catat jika lidah berwarna
mangenta scarlet
6 Kerusakan integritas NOC NIC
jaringan  Tissue integrity: skin and Pressure ulcer prevention
mucos wound care
- Anjurkan pasien untuk
 Wound healning:
menggunakan pakaian
primary and secondary
yang longgar
intention
Kriteria hasil - Jaga kulit agar tetap bersih
 Perfusi jaringan normal dan kering
 Tidak ada tanda tanda - Mobilisasi pasien( ubah
infeksi posisi pasien) setiap 2 jam
 Ketebalan dan tekstur sekali
jaringan normal - Monitor kulit akan adanya
 Menunjukan pemahaman kemerahan
dalam proses perbaikan - Oleskan lotion atau
kulit dan mencegah minyak/ baby oil pada
terjadinya cedera daerah yang tertekan
berulang - Monitor aktivitas dan
 Menunjukan terjadinya mobilisasi pasien
proses penyembuhan - Monitor status nutrisi
luka pasien
- Memandikan pasien
dengan sabun dan air
hangat
- Observasi luka:
lokasi,dimensi, kedalaman
luka,jaringan
nekrotik,tanda tanda
infeksi local,formasi
traktus
- Ajarkan keluarga tentang
luka dan perawatan luka
- Kolaborasi ahli gizi
pemberian diet TKTP
- Cegah kontiminasi fese
dan urine
- Lakukan teknik perawatan
luka dengan steril
- Berikan posisi yang
mengurangi tekanan pada
luka
- Hindari kerutan pada
tempat tidur

A. PENGERTIAN
Anemia adalah suatu keadaan dimana kadar Hb dan / atau hitung eritrosit lebih
rendah dari harga normal. Dikatakan sebagai anemia bila Hb < 14 g/dl dan Ht < 41 %
Pada pria, atau Hb < 12 g / dl dan Ht < 37 % pada wanita. ( Kapita Selekta
Kedokteran, edisi 2015 )
Anemia adalah gejala dari yang mendasari, seperti kehilangan komponen darah,
elemen tak adekuat, atau kurang nutrisi yang dibutuhkan untuk pembentukan sel
darah merah, yang menyebabkan penurunan kapasitas pengangkut oksigen darah. (
Rencana Asuhan keperawatan edisi 2017)
Anemia adalah ketidakseimbangan pembentukan dan perusakan sel – sel darah
merah, dan merupakan penyakit yang dapt dialami oleh segala usia. ( Proses
Keperawatan Gangguan Sistem Kardiovaskuler ).
B. KLASIFIKASI
- Anemia hipoproliferatif, yaitu anemia defisiensi jumlah sel darah merah
disebabkan oleh defek produksi sel darah merah.
- Anemia hemolitika, yaitu anemia defisiensi jumlah sel darah merah disebabkan
oleh destruksi sel darah merah
C. ETIOLOGI
a. Kurang mengkonsumsi makanan yang mengandung zat besi, vitamin B12,
asam folat, vitamin C, dan unsur-unsur yang diperlukan untuk pembentukan
sel darah merah.
b. Darah menstruasi yang berlebihan.
c. Wanita yang sedang menstruasi rawan terkena anemia karena kekurangan zat
besi bila darah menstruasinya banyak dan dia tidak memiliki cukup persediaan
zat besi.
d. Kehamilan. Wanita yang hamil rawan terkena anemia karena janin menyerap
zat besi dan vitamin untuk pertumbuhannya.
e. Penyakit tertentu. Penyakit yang menyebabkan perdarahan terus-menerus di

Anda mungkin juga menyukai