Anda di halaman 1dari 8

KLIPING

“SEJARAH PEMINATAN”

DI
S
U
S
U
N
OLEH :
NADIA MUSLIMIN

MADRASAH ALIYAH NEGERI LUWU


T.A 2019/2020
1. PENINGGALAN KERAJAAN KUTAI
 SINGGASANA SULTAN

Singgasana sultan merupakan peninggalan sejarah kerajaan


kutai yang masih selalu terjaga sampai kini. Benda berikut terletak di
Museum Mulawarman. Dahulu setinggil atau singgasana ini digunakan
oleh Sultan Aji Muhammad Sulaiman, Sultan Aji Muhammad
Parikesit, dan raja-raja kerajaan kutai sebelumnya. Singgasana ini
termasuk disempurnakan bersama payung, umbul-umbul, dan peraduan
pengantin Kutai Keraton.
2. PENINGGALAN KERAJAAN TARUMENEGARA
 Prasasti Ciaruteeun

Prasasti ini ditemukan di tepi sungai Ciarunteun yaitu dekat dengan


sungai Cisadane Bogor. Saat itu, Raja Purnawarman menemukan sepasang
lukisan yang bergambar telapak kaki. Disinyalir gambar tersebut merupakan
telapak kaki Dewa Wisnu.

Prasasti Ciarunteun disebut juga dengan nama prasati Ciampea.


Prasasti ini ditulis menggunakan huruf Pallawa dan bahasa sanskerta 4 baris.
Makna dari gambar sepasang kaki tersebut adalah kekuasaan raja atas daerah
serta kedudukan Purnawarman yang dianggap sebagai penguasa sekaligus
pelindung rakyat.
3. PENINGGALAN KERAJAAN PEJAJARAN

 Prasasti Cikapundung

Prasasti ini ditemukan warga di sekitar sungai Cikapundung, Bandung


pada 8 Oktober 2010. Batu prasasti bertuliskan huruf Sunda kuno tersebut
diperkirakan berasal dari abad ke-14. Selain huruf Sunda kuno, pada prasasti itu
juga terdapat gambar telapak tangan, telapak kaki, dan wajah. Hingga kini para
peneliti dari Balai Arkeologi masih meneliti batu prasasti tersebut.

 Batu prasasti yang ditemukan tersebut berukuran panjang 178 cm,


lebar 80 cm, dan tinggi 55 cm. Pada prasasti itu terdapat gambar telapak
tangan, telapak kaki, wajah, dan dua baris huruf Sunda kuno
bertuliskan “unggal jagat jalmah hendap”, yang artinya semua manusia di
dunia akan mengalami sesuatu. Peneliti utama Balai Arkeologi Bandung, Lutfi
Yondri mengungkapkan, prasasti yang ditemukan tersebut dinamakan Prasasti
Cikapundung. 
4. PENINGGALAN KERAJAAN SRIWIJAYA

 PRASASTI KOTA KAPUR

Prasasti Kota Kapur yang merupakan peninggalan Kerajaan Sriwijaya


ini ditemukan di Pulau Bangka bagian Barat yang ditulis dengan memakai
bahasa Melayu Kuno serta aksara Pallawa. Prasasti ini ditemukan oleh J.K
Van der Meulen tahun 1892 dengan isi yang menceritakan tentang kutukan
untuk orang yang berani melanggar titah atau pertintah dari kekuasaan Raja
Sriwijaya. Prasasti ini kemudian diteliti oleh H.Kern yang merupakan ahli
epigrafi berkebangsaan Belanda yang bekerja di Bataviaasch Genootschap di
Batavia. Awalnya ia beranggapan jika Sriwijaya merupakan nama dari seorang
raja. George Coedes lalu mengungkapkan jika Sriwijaya adalah nama dari
Kerajaan di Sumatera abad ke-7 Masehi yang mrupakan Kerajaan kuat dan
pernah berkuasa di bagian Barat Nusantara, Semenanjung Malaya serta
Thailand bagian Selatan.
Sampai tahun 2012, Prasasti Kota Kapur ini masih ada di
Rijksmuseum yang merupakan Museum Kerajaan Amsterdam, Belanda
dengan status dipinjamkan oleh Museum Nasional Indonesia. Prasasti Kota
Kapur ini ditemukan lebih dulu sebelum prasasti Kedukan Bukit serta Prasasti
Talang Tuwo. Dari Prasasti ini Sriwijaya diketahui sudah berkuasa atas
sebagian wilayah Sumatera, Lampung, Pulau Bangka dan juga Belitung.
Dalam Prasasti ini juga dikatakan jika Sri Jayasana sudah melakukan ekspedisi
militer yakni untuk menghukum Bhumi Jawa yang tidak mau tunduk dengan
Sriwijaya. Peristiwa ini terjadi hampir bersamaan dengan runtuhnya Taruma di
Jawa bagian Barat dan juga Kalingga atau Holing di daerah Jawa bagian
Tengah yang kemungkinan terjadi karena serangan dari Sriwijaya. Sriwijaya
berhasil tumbuh serta memegang kendali atas jalur perdagangan maritim di
Selat Malaka, Laut Cina Selatan, Selat Sunda, Laut Jawa serta Selat Karimata.
5. PENINGGALAN KERAJAAN KEDIRI

 CANDI GURAH

Peninggalan Kerajaan Kediri salah satunya adalah Candi


Gurah. Candi Gurah berada di Kecamatan Gurah, Kediri, Jawa Timur
yang ditemukan pada tahun 1957 dan letaknya berada di 2 km dari
situs Candi Tondowongso. Candi Gurah ini berukuran 9 x 9 meter.
Ada persamaan dari Candi Gurah dan Candi Tondowongso yakni Arca
Brahma, Surya, Candra, Yoni dan Nandi. Selain itu, penempatan arca
dikedua candi tersebut juga sama meskipun pada bangunan tempat arca
Candra, Surya dan juga Nandi dari Candi Tondowongso belum terlihat
jelas bentuknya.
Profesor Soekmono menduga jika Candi Gurah ada dalam satu
kompleks yang sama dengan Candi Tondowongso sebab mempunyai
ciri khas yang adalah gaya peralihan antara candi Jawa Tengah dengan
candi Jawa Timur. Karena itu, penelitian menyeluruh untuk Candi
Tondowongso sangat penting untuk dilakukan sebab sampai saat ini
belum ada wujud nyata dari bentuk bangunan gaya peralihan tersebut.
6. PENINGGALAN KERAJAAN MAJAPAHIT

 CANDI BAJANG RATU

Candi Bajang Ratu merupakan sebuah candi berbentuk gapura


peninggalan Kerajaan Majapahit. Letak Bajang Ratu ada di Desa
Temon, Kecamatan Trowulan, Kabupaten Mojokerto. Bangunan
ini diperkirakan dibangun pada abad ke-14 Masehi dan mulai
dinamai Bajang Ratu sejak tahun 1915.
7. PENINGGALAN KERAJAAN SINGASARI

 PRASASTRI SINGOSARI

Prasasti Singosari, yang bertarikh tahun 1351 M, ditemukan di Singosari,

Kabupaten Malang, Jawa Timur dan sekarang disimpan di Museum Gajah dan ditulis

dengan Aksara Jawa.

Prasasti ini ditulis untuk mengenang pembangunan sebuah caitya atau candi

pemakaman yang dilaksanakan oleh Mahapatih Gajah Mada. Paruh pertama prasasti

ini merupakan pentarikhan tanggal yang sangat terperinci, termasuk pemaparan letak

benda-benda angkasa. Paruh kedua mengemukakan maksud prasasti ini, yaitu sebagai

pariwara pembangunan sebuah caitya.

Anda mungkin juga menyukai