OLEH:
TIRSA RUMTILI
P1813026
C1 LAHAN C1 INSTITUSI
( ) ( )
2022
LAPORAN PENDAHULUAN
OBS FEBRIS
A. Definisi
B. Etiologi
1. suhu lingkungan
2. Adanya infeksi
3. Pneumonia
4. Malaria
5. Otitis media
6. Imunisasi
Demam terjadi bila pembentukan panas melebihi pengeluaran.
Demam dapat berhubungan dengan infeksi, penyakit kolagen,
keganasan, penyakit metabolik maupun penyakit lain.
C. KLASIFIKASI FEBRIS
1. Demam Septik
Suhu badan berangsur naik ketingkat yang tinggi sekali pada malam
hari dan turun kembali ketingkat diatas normal pada pagi hari.
Sering disertai keluhan menggigil dan berkeringat. Bila demam yang
tinggi tersebut turun ketingkat yang normal dinamakan juga demam
hektik.
2. Demam remiten
Suhu badan dapat turun setiap hari tetapi tidak pernah mencapai
suhu badan normal. Penyebab suhu yang mungkin tercatat dapat
mencapai dua derajat dan tidak sebesar perbedaan suhu yang
dicatat demam septic.
3. Demam intermiten
Suhu badan turun ketingkat yang normal selama beberapa jam
dalam satu hari. Bila demam seperti ini terjadi dalam dua hari sekali
disebut tersiana dan bila terjadi dua hari terbebas demam diantara
dua serangan demam disebut kuartana.
4. Demam intermiten
Variasi suhu sepanjang hari tidak berbeda lebih dari satu derajat.
Pada tingkat demam yang terus menerus tinggi sekali disebut
hiperpireksia
5. Demam siklik
Terjadi kenaikan suhu badan selama beberapa hari yang diikuti oleh
beberapa periode bebas demam untuk beberapa hari yang
kemudian diikuti oleh kenaikan suhu seperti semula.
D. Patofisiologi
F. Manifestasi Klinis
Pada saat terjadi demam, gejala klinis yang timbul bervariasi
tergantung pada fase demam meliputi:
1. Fase 1 awal (awitan dingin/ menggigil)
Tanda dan gejala
- Peningkatan denyut jantung
- Peningkatan laju dan kedalaman pernapasan
- mengigil akibat tegangan dan kontraksi otot
- Peningkatan suhu tubuh
- Pengeluaran keringat berlebih
- Rambut pada kulit berdiri
- Kulit pucat dan dingin akibat vasokontriksi pembuluh darah
2. Fase 2 ( proses demam)
Tanda dan gejala
- Proses mengigil lenyap
- Kulit terasa hangat / panas
- Merasa tidak panas / dingin
- Peningkatan nadi
- Peningkatan rasa haus
- Dehidrasi
- Kelemahan
- Kehilangan nafsu makan ( jika demam meningkat)
- Nyeri pada otot akibat katabolisme protein.
3. Fase 3 (pemulihan)
Tanda dan gejala
- Kulit tampak merah dan hangat
- Berkeringat
- Mengigil ringan
- Kemungkinan mengalami dehidrasi.
G. Pemeriksaan Diagnostik
1. Uji coba darah
Contoh pada Demam Dengue terdapat leucopenia pada hari ke-2
atau hari ke-3. Pada DBD dijumpai trombositopenia dan
hemokonsentrasi. Masa pembekuan masih normal, masa
perdarahan biasanya memanjang, dapat ditemukan penurunan
factor II,V,VII,IX, dan XII. Pada pemeriksaan kimia darah tampak
hipoproteinemia, hiponatremia, hipokloremia. SGOT, serum
glutamit piruvat(SGPT), ureum, dan pH darah mungkin
meningkat, reverse alkali menurun.
2. Pembiakan kuman dari cairan tubuh/lesi permukaan atau sinar
tembus rutin.
Contoh pada DBD air seni mungkin ditemukan albuminuria ringan.
dalam tahap melalui biopsi pada tempat-tempat yang dicurigai.
Juga dapat dilakukan pemeriksaan seperti anginografi, aortografi
atau limfangiografi.
3. Ultrasonografi, endoskopi atau scanning, masih dapat diperiksa.
H. Penatalaksanaan
1. Secara Fisik
- Anak demam ditempatkan dalam ruangan bersuhu normal
- Pakaian anak diusahakan tidak tebal
- Memberikan minuman yang banyak karena kebutuhan air
meningkat
- Memberikan kompres.
Berikut ini cara mengkompres yang benar :
- Kompres dengan menggunakan air hangat, bukan air dingin atau
es
- Kompres di bagian perut, dada dengan menggunakan sapu
tangan yang telah dibasahi air hangat
- Gosok-gosokkan sapu tangan di bagian perut dan dada
- Bila sapu tangan sudah kering, ulangi lagi dengan
membasahinya dengan air hangat
I. Komplikasi
Menurut Corwin (2000),komplikasi febris diantaranya:
1. Takikardi
2. Insufisiensi jantung
3. Insufisiensi pulmonal
4. Kejang demam.
J. Pathway
RESUME KEPERAWATAN DI INSTALASI GAWAT DARURAT
1. IDENTITAS PASIEN
Nama : Tn.S
Umur : 56 tahun
Agama : Islam
Pekerjaan : Petani
2. KELUHAN UTAMA
Panas hari ke 3
paracetamol tetapi panas nya datang lagi hbs reaksi obat. Muntah
PANGKEP
5. KEADAAN UMUM
Kesadaran : CM
TTV :
1) TD = 110/80 mmHg
2) R = 22 x/m
3) T = 38,5 ºC
4) N = 80 x/m
6. DATA FOKUS
AIRWAYS:
BREATHING:
CIRCULATION:
1. Inj.Ranitidine
3. Inj. Paracetamol 1 gr
4. Inf. RL 20 tpm
8. ANALISA DATA
TD : 110/80 metabolisme
R : 22x/m
N : 80 x/m
T : 38,5 ºC
9. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Hipertermi berhubungan dengan peningkatan metabolisme
Nursing
DIAGNOSA
Nursing Out Come Interventions
KEPERAWA
(NOC) Classification
TAN
(NIC)
Hipertermi Setelah dilakukan tindakan Fever treatment
berhubungan keperawatan selama 1 X 45 1. monitor suhu
dengan menit diharapkan suhu klien sesering mungkin
peningkatan dalam rentang normal 2. monitor IWL
metabolisme Kriteria hasil : 3. monitor warna dan
suhu kulit
Indikator IR E
4. monitor tekanan
R
darah, nadi, dan rr
5. kompres pasien
pada lipatan paha
dan axila
1. Temperatur 3 4
kulit sesuai
yang
diharapkan
3 4
2. Temperatur
tubuh sesuai
3 4
yang
diharapkan
3. Tidak ada 4
sakit kepala 3
4. Tidak ada
nyeri otot 3 4
5. Tidak lekas
marah
Keterangan :
1. Keluhan ekstrim
2. Keluhan berat
3. Keluhan sedang
4. Keluhan ringan
5. Tidak ada keluhan
P:
Intervensi dihentikan pasien
diperbolehkan untuk pulang
(menganjurkan keluarga
pasien agar selalu
memantau keadaan pasien,
menganjurkan
Menyarankan keluarga
apabila klien panas lagi
untuk mengompresnya
dengan air hangat atau
agar secepatnya membawa
kepelayanan kesehatan
terdekat)
DAFTAR PUSTAKA