Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN PENDAHULUAN DEMAM (Febris)

27 November 2013 | riezkhyamalia

A. DEFINISI

Menurut Suriadi (2001), demam adalah meningkatnya temperatur suhu tubuh secara abnormal.

Febris/ demam adalah kenaikan suhu tubuh diatas variasi sirkardian yang normal sebagai akibat dari
perubahan pada pusat termoregulasi yang terletak dalam hipotalamus anterior (Isselbacher, 1999).

Demam adalah keadaan dimana terjadi kenaikan suhu hingga 380 C atau lebih.Ada juga yang yang
mengambil batasan lebih dari 37,80C.Sedangkan bila suhu tubuh lebih dari 400C disebut demam tinggi
(hiperpireksia)(Julia, 2000).

Demam adalah kenaikan suhu tubuh karena adanya perubahan pusat termoregulasi hipotalamus
(Berhman, 1999). Seseorang mengalami demam bila suhu tubuhnya diatas 37,8ºC (suhu oral atau aksila)
atau suhu rektal (Donna L. Wong, 2003).

Tipe demam yang mungkin kita jumpai antara lain :

1. Demam septik

Suhu badan berangsur naik ketingkat yang tinggi sekali pada malam hari dan turun kembali ketingkat
diatas normal pada pagi hari. Sering disertai keluhan menggigil dan berkeringat. Bila demam yang tinggi
tersebut turun ketingkat yang normal dinamakan juga demam hektik.

2. Demam remiten

Suhu badan dapat turun setiap hari tetapi tidak pernah mencapai suhu badan normal. Penyebab suhu
yang mungkin tercatat dapat mencapai dua derajat dan tidak sebesar perbedaan suhu yang dicatat
demam septik.

3. Demam intermiten

Suhu badan turun ketingkat yang normal selama beberapa jam dalam satu hari. Bila demam seperti ini
terjadi dalam dua hari sekali disebut tersiana dan bila terjadi dua hari terbebas demam diantara dua
serangan demam disebut kuartana.

4. Demam kontinyu

Variasi suhu sepanjang hari tidak berbeda lebih dari satu derajat. Pada tingkat demam yang terus
menerus tinggi sekali disebut hiperpireksia.
5. Demam siklik

Terjadi kenaikan suhu badan selama beberapa hari yang diikuti oleh beberapa periode bebas demam
untuk beberapa hari yang kemudian diikuti oleh kenaikan suhu seperti semula.

Suatu tipe demam kadang-kadang dikaitkan dengan suatu penyakit tertentu misalnya tipe demam
intermiten untuk malaria. Seorang pasien dengan keluhan demam mungkin dapat dihubungkan segera
dengan suatu sebab yang jelas seperti : abses, pneumonia, infeksi saluran kencing, malaria, tetapi
kadang sama sekali tidak dapat dihubungkan segera dengan suatu sebab yang jelas. Dalam praktek 90%
dari para pasien dengan demam yang baru saja dialami, pada dasarnya merupakan suatu penyakit yang
self-limiting seperti influensa atau penyakit virus sejenis lainnya. Namun hal ini tidak berarti kita tidak
harus tetap waspada terhadap infeksi bakterial.

B. ETIOLOGI

Demam terjadi bila pembentukan panas melebihi pengeluaran. Demam dapat berhubungan dengan
infeksi, penyakit kolagen, keganasan, penyakit metabolik maupun penyakit lain. (Julia, 2000).Menurut
Guyton (1990) demam dapat disebabkan karena kelainan dalam otak sendiri atau zat toksik yang
mempengaruhi pusat pengaturan suhu, penyakit-penyakit bakteri, tumor otak atau dehidrasi.

Penyebab demam selain infeksi juga dapat disebabkan oleh keadaan toksemia, keganasan atau reaksi
terhadap pemakaian obat, juga pada gangguan pusat regulasi suhu sentral (misalnya: perdarahan otak,
koma). Pada dasarnya untuk mencapai ketepatan diagnosis penyebab demam diperlukan antara lain:
ketelitian penggambilan riwayat penyakit pasien, pelaksanaan pemeriksaan fisik, observasi perjalanan
penyakit dan evaluasi pemeriksaan laboratorium.serta penunjang lain secara tepat dan holistik.

Beberapa hal khusus perlu diperhatikan pada demam adalah cara timbul demam, lama demam, tinggi
demam serta keluhan dan gejala lian yang menyertai demam.

Demam belum terdiagnosa adalah suatu keadaan dimana seorang pasien mengalami demam terus
menerus selama 3 minggu dan suhu badan diatas 38,3 derajat celcius dan tetap belum didapat
penyebabnya walaupun telah diteliti selama satu minggu secara intensif dengan menggunakan sarana
laboratorium dan penunjang medis lainnya.

C. PATOFISIOLOGI

Demam terjadi sebagai respon tubuh terhadap peningkatan set point, tetapi ada peningkatan suhu
tubuh karena pembentukan panas berlebihan tetapi tidak disertai peningkatan set point(Julia,
2000).Demam adalah sebagai mekanisme pertahanan tubuh (respon imun) anak terhadap infeksi atau
zatasing yang masuk ke dalam tubuhnya. Bila ada infeksi atau zat asing masuk ke tubuh akan merangsang
sistem pertahanan tubuh dengan dilepaskannya pirogen. Pirogen adalah zat penyebab demam, ada yang
berasal dari dalam tubuh (pirogen endogen) dan luar tubuh (pirogen eksogen) yang bisa berasal dari
infeksi oleh mikroorganisme atau merupakan reaksi imunologik terhadap benda asing (non
infeksi).Pirogen selanjutnya membawa pesan melalui alat penerima (reseptor) yang terdapat pada tubuh
untuk disampaikan ke pusat pengatur panas di hipotalamus. Dalam hipotalamus pirogen ini akan
dirangsang pelepasan asam arakidonat serta mengakibatkan peningkatan produksi prostaglandin (PGEZ).
Ini akan menimbulkan reaksi menaikkan suhu tubuh dengan cara menyempitkan pembuluh darah tepi
dan menghambat sekresi kelenjar keringat. Pengeluaran panas menurun, terjadilah ketidakseimbangan
pembentukan dan pengeluaran panas.Inilah yang menimbulkan demam pada anak. Suhu yang tinggi ini
akanmerangsang aktivitas “tentara” tubuh (sel makrofag dan sel limfosit T) untuk memerangi zat asing
tersebut dengan meningkatkan proteolisis yang menghasilkan asam amino yang berperan dalam
pembentukan antibodi atau sistem kekebalan tubuh. (Sinarty, 2003).

Sedangkan sifat-sifat demam dapatberupa menggigil atau krisis/flush.

Menggigil.Bila pengaturan termostat dengan mendadak diubah dari tingkat normal ke nilai yang lebih
tinggi dari normal sebagai akibat dari kerusakan jaringan,zat pirogen atau dehidrasi. Suhu tubuh biasanya
memerlukan beberapa jam untuk mencapai suhu baru.Krisis/flush.Bila faktor yang menyebabkan suhu
tinggi dengan mendadak disingkirkan, termostat hipotalamus dengan mendadak berada pada nilai
rendah, mungkin malahan kembali ke tingkat normal.(Guyton, 1999).

D. MANIFESTASI KLINIS

tanda dan gejala demam antara lain :

1. Anak rewel (suhu lebih tinggi dari 37,8 C – 40 C)

2. Kulit kemerahan

3. Hangat pada sentuhan

4. Peningkatan frekuensi pernapasan

5. Menggigil

6. Dehidrasi

7. Kehilangan nafsu makan

Banyak gejala yang menyertai demam termasuk gejala nyeri punggung, anoreksia dan somlolen. Batasan
mayornya yaitu suhu tubuh lebih tinggi dari 37,5 ºC-40ºC, kulit hangat, takichardi, sedangkan batasan
karakteristik minor yang muncul yaitu kulit kemerahan, peningkatan kedalaman pernapasan,
menggigil/merinding perasaan hangat dan dingin, nyeri dan sakit yang spesifik atau umum (misal: sakit
kepala verigo), keletihan, kelemahan, dan berkeringat (Isselbacher. 1999, Carpenito. 2000).
F. PENATALAKSANAAN

1. Secara Fisik

Mengawasi kondisi klien dengan : Pengukuran suhu secara berkala setiap 4-6 jam. Perhatikan apakah
anak tidur gelisah, sering terkejut, atau mengigau.Perhatikan pula apakah mata anak cenderung melirik
ke atas atau apakah anak mengalami kejang-kejang. Demam yang disertai kejang yang terlalu lama akan
berbahaya bagi perkembangan otak, karena oksigen tidak mampu mencapai otak. Terputusnya suplai
oksigen ke otak akan berakibat rusaknya sel-sel otak. Dalam keadaan demikian, cacat seumur hidup
dapat terjadi berupa rusaknya fungsi intelektual tertentu.

a. Bukalah pakaian dan selimut yang berlebihan

b. Memperhatikan aliran udara di dalam ruangan

c. Jalan nafas harus terbuka untuk mencegah terputusnya suplai oksigen ke otak yang akan berakibat
rusaknya sel – sel otak.

d. Berikan cairan melalui mulut, minum sebanyak –banyaknyaMinuman yang diberikan dapat berupa air
putih, susu (anak diare menyesuaikan), air buah atau air teh. Tujuannnya adalah agar cairan tubuh yang
menguap akibat naiknya suhu tubuh memperoleh gantinya.

e. Tidur yang cukup agar metabolisme berkurang

f. Kompres dengan air biasa pada dahi, ketiak,lipat paha. Tujuannya untuk menurunkan suhu tubuh
dipermukaan tubuh anak. Turunnya suhu tubuh dipermukaan tubuh ini dapat terjadi karena panas tubuh
digunakan untuk menguapkan air pada kain kompres. Jangan menggunakan air es karena justru akan
membuat pembuluh darah menyempit dan panas tidak dapat keluar. Menggunakan alkohol dapat
menyebabkan iritasi dan intoksikasi (keracunan).

g. Saat ini yang lazim digunakan adalah dengan kompres hangat suam-suam kuku. Kompres air hangat
atau suam-suam kuku maka suhu di luar terasa hangat dan tubuh akan menginterpretasikan bahwa suhu
diluar cukup panas. Dengan demikian tubuh akan menurunkan kontrol pengatur suhu di otak supaya
tidak meningkatkan pengatur suhu tubuh lagi. Di samping itu lingkungan luar yang hangat akan
membuat pembuluh darah tepi di kulit melebar atau mengalami vasodilatasi, juga akan membuat pori-
pori kulit terbuka sehingga akan mempermudah pengeluaran panas dari tubuh.

2. Obat-obatan Antipiretik

Antipiretik bekerja secara sentral menurunkan suhu di pusat pengatur suhu di hipotalamus. Antipiretik
berguna untuk mencegah pembentukan prostaglandin dengan jalan menghambat enzim cyclooxygenase
sehinga set point hipotalamus direndahkan kembali menjadi normal yang mana diperintah memproduksi
panas diatas normal dan mengurangi pengeluaran panas tidak ada lagi. Petunjuk pemberian antipiretik:
a. Bayi 6 – 12 bulan : ½ – 1 sendok the sirup parasetamol

b. Anak 1 – 6 tahun : ¼ – ½ parasetamol 500 mg atau 1 – 1 ½ sendokteh sirup parasetamol

c. Anak 6 – 12 tahun : ½ 1 tablet parasetamol 5oo mg atau 2 sendok the sirup parasetamol.

Tablet parasetamol dapat diberikan dengan digerus lalu dilarutkan dengan air atau teh manis. Obat
penurun panas in diberikan 3 kali sehari.Gunakan sendok takaran obat dengan ukuran 5 ml setiap
sendoknya.

Pemberian obat antipiretik merupakan pilihan pertama dalam menurunkan demam dan sangat berguna
khususnya pada pasien berisiko, yaitu anak dengan kelainan kardiopulmonal kronis kelainan metabolik,
penyakit neurologis dan pada anak yang berisiko kejang demam.Obat-obat anti inflamasi, analgetik dan
antipiretik terdiri dari golongan yang bermacam-macam dan sering berbeda dalam susunan kimianya
tetapi mempunyai kesamaan dalam efek pengobatannya. Tujuannya menurunkan set point hipotalamus
melalui pencegahan pembentukan prostaglandin dengan jalan menghambat enzim cyclooxygenase.
Asetaminofen merupakan derivat para -aminofenol yang bekerja menekan pembentukan prostaglandin
yang disintesis dalam susunan saraf pusat. Dosis terapeutik antara 10-15 mgr/kgBB/kali tiap 4 jam
maksimal 5 kali sehari. Dosis maksimal 90 mgr/kbBB/hari Pada umumnya dosis ini dapat d itoleransi
dengan baik.Dosis besar jangka lama dapat menyebabkan intoksikasi dan kerusakkan
hepar.Pemberiannya dapat secara per oral maupun rektal.Turunan asam propionat seperti ibuprofen juga
bekerja meneka n pembentukan prostaglandin.Obat ini bersifat antipiretik, analgetik dan
antiinflamasi.Efek samping yang timbul berupa mual, perut kembung dan perdarahan, tetapi lebih jarang
dibandingkan aspirin.Efek samping hematologis yang berat meliputi agranulositosis dan anemia
aplastik.Efek terhadap ginjal berupa gagal ginjal akut (terutama bila dikombinasikan dengan
asetaminopen).Dosis terapeutik yaitu 5-10 mgr/kgBB/kali tiap 6 sampai 8 jam.Metamizole (antalgin)
bekerja menekan pembentukkan prostaglandin.Mempunyai efek antipiretik, analgetik da n antiinflamasi.
Efek samping pemberiannya berupa agranulositosis, anemia aplast ik dan perdara han saluran cerna.
Dosis terap eutik 10 mgr/kgBB/kali tiap 6 -8 jam dan tidak dianjurkan unt uk anak kurang dari 6
bulan.Pemberiannya secara per oral, intramuskular atau intravena. Asam mefenamat suatu obat gol
ongan fenamat.Khasiat analgetiknya lebih kuat dibandingkan sebagai antipiretik.Efek sampingnya berupa
dispepsia dan anemia hemolitik.Dosis pemberiannya 20 mgr/kgBB/hari dibagi 3 dosis. Pemberiannya
secara per oral dan tidak boleh diberikan anak usia kurang dari 6 bulan.

G. KOMPLIKASI

1. Dehidrasi : demam ↑penguapan cairan tubuh

2. Kejang demam : jarang sekali terjadi (1 dari 30 anak demam). Sering terjadi pada anak usia 6 bulan
sampai 5 tahun. Serangan dalam 24 jam pertama demam dan umumnya sebentar, tidak berulang. Kejang
demam ini juga tidak membahayan otak
Pencegahan Febris

Cara pencegahan penyakit ini yaitu dengan cara menjaga makanan yang akan di konsumsi, mencegah
terjadinya diri dari serangan hujan, mencegah dari virus, polusi.

untuk lebih lengkapnya mengenai pencegahan, silakan di googling aja yha...heheheheeheheeee

G. Pencegahan

· Menjaga asupan makanan

· Menghangatkan diri bila cuaca dingin/hujan

· Menjaga lingkungan rumah agar terhindar dari virus dan bakteri

· Hindari polusi udara yang kotor

· Menambah ventilasi yang adekuat

· Membersihkan rumah serta lingkungannya

· Menjaga kebersihan tempat pembuangan sampah

Pengobatan Febris

Acetominophen/Paracetamol.

Bekerja pada hypothalamus.

10 -15 mg/kgBB/dose PO/PR q4-6 jam maximum; 2,6 gm/24 jam.

Hepapatoksik bagi yang lemah liver.

Ibuprofen (sejenis NSAID)

Inhibisi bentuknya prostoglandin.

5-10 mg/kg/dose PO q6-8h prn maximum 40 mg/kg/d or 2.4 g/d.

Renotoksik, mudah perdarahan lambung.

DAFTAR PUSTAKA

1. Lynda Jual Carpenito, buku saku Diagnosa Keperawatan edisi 8.


2. Lismidar dkk, 1990, Proses Keperawatan. Jakarta, Universitas Jakarta.

3. Arjatmo Tjokronegoro Prof. Dr, Ph D dan Hendra Utama dr. Buku Ilmu Penyakit dalam jilid I tahun
1999.

4. Dra. Elly Nurachmach, DNSc, Ratna S. Sudarsono, Skp, MAppSc, Buku Saku Prosedur Keperawatan
Medikal Bedah.

5. Ngastiah,Editor Setiawan S, Kep.(2005). Buku keperawatan anak sakit.

Jakarta:EGC.

6. Corwin.(2000). Hand Book Of Pathofisiologi.Jakarta:EGC.

7. Doenges,M.E. Geisler, A.C. Moorhouse, M.F.(2000). Rencana Keperawatan

Pedoman untuk Perencanaan dan Pendokumentasian Keperawatan. Jakarta:EGC.

Hidayat,A. A.(2005). Pengantar Ilmu Keperawatan Anak. Jakarta:

Salemba Medika.

8. Nanda. (2005). Panduan Diagnosa Keperawatan NANDA : Definisi dan

Klasifikasi. Jakarta:Prima Medika.

9. Suriadi dan Yuliani, R.(2001). Asuhan Keperawatan Pada Anak. Jakarta:

CV. Sagung Seto.

Anda mungkin juga menyukai