Anda di halaman 1dari 31

BAB I

LAPORAN PENDAHULUAN

1.1.1 Pengertian Demam (Febris)


Salah satu klinus yang palin umum dan dijumpai dengan peningkatan suhu tubuh
diatas normal yang memincu peningkatan tonus otot serta menggigil.
Rata-rata suhu tubuh normal yang memicu dan diukur secara oral adalah 36,7-37 serajat
celcius.
Timgkat demam tidak selalu menunjukan keseriusan kondisi yang mendasarkan suatau
penyakit hingga menyebabkan demam tinggi dan penyakit yang lebih serius dapat
menyebabkan demam rendah.
Sejumlah obat demam tersedia yang berfungsi untuk menurunkan demam dan biasanya
demam akan hilang dalam beberapa hari walaupaun demam sering dikonotasikan
negative,demam tampaknya memainkan peran kunci dalam membantu melawan sejumlah
infeksi, inilah yang disebut Hemostasis.
Hemostasis adalah kemampuan dari tubuh kita mengatur keseimbangan dan mengatur
lingkungan eksternal dan internal yang ideal dan stabil ketika berharap dengan perubahan
eksternal.

1
1.1.2 KLASIFIKASI DEMAM ( FEBRIS)

Demam dapat merupakan salah satu gejala pada pasien infeksiu,panas dapat
dibentuk secara berlebihan pada hipertiroid, intoksikasi aspirin atau adanya gangguan
pengeluaran panas misalnya beatstroke.
Klasifikasi dilakukan berdasarkan pada tingkat keganasan etiologi demam dan umur.
Klasifikasi dilakukan berdasarkan lama demam pada anak, dibagi menjadi:
Demam kurang dari 7 hari ( demam pendek) dengan tanda local yang jelas diaknostik,
pemeriksaan fisik, dengan atau tanpa bantuan laboratorium misalnya tonsillitis akut
.Demam lebih dari 7 hari, tanpa tanda local, diaknostik etiologic tidak dapat ditegakan
dengan amanesis, pemeriksaan fisik namun dapat ditelusuri dengan tes laboratorium,
misalnya demam tifoid.
3 .Demam yang tidak dapat diketahui penyebabnya, sebagai terbesar adalah sindrom
firus

2
1.1.3 ETIOLOGI DEMAM
Bakteri
Gangguan otak
Virus
Imunisasi
Bahan toksin

Demam dapat disebabkan gangguan otak atau akibad bahan toksin yang
mempengaruhi pusat pengaturan suhu (hipotalamus) yang dapat menyebabkan

efek

perangsang terhadap pusat pengatur suhu tersebut sehingga menyebabkan demam.


Zat pirogen dapat berupa protein pemecah dan zat lain, terutama toksin polisakarida yang
dilepaskan oleh bakteri toksin atau pirogen yang dihasilkan dari degenerasih jaringan
tubuh.
Demam adalah sebagai mekanisme pertahanan tubuh (respon imun) terhadap anak infeksi
atau zat asing yang masuk dalam tubuhnya.

3
1.1.4

MANIFESTASI KLINIS

Pada saat terjadi demam, gejala klinis yang timbul bervariasi tergantung pada fase
demam meliputi:
Fase 1 awal (awitan dingin/ menggigil)
Tanda dan gejala
1.

Peningkatan denyut jantung

2.

Peningkatan laju dan kedalaman pernapasan

3.

Mengigil akibat tegangan dan kontraksi otot

4.

Peningkatan suhu tubuh

5.

Pengeluaran keringat berlebih

6.

Rambut pada kulit berdiri

7.

Kulit pucat dan dingin akibat vasokontriksi pembuluh darah

Fase 2 ( proses demam)


Tanda dan gejala
1.

Proses mengigil lenyap

2.

Kulit terasa hangat / panas

3.

Merasa tidak panas / dingin

4.

Peningkatan nadi

5.

Peningkatan rasa haus

6.

Dehidrasi

7.

Kelemahan

8.

Kehilangan nafsu makan ( jika demam meningkat)

9.

Nyeri pada otot akibat katabolisme protein.


4

Fase 3 (pemulihan)
Tanda dan gejala
1.

Kulit tampak merah dan hangat

2.

Berkeringat

3.

Kemungkinan mengalami dehidrasi

4.

Mengigil ringan

1.1.5 PATOFISIOLOGI

Mekanisme demam timbul dimulai dengan reaksi tubuh terhadap pirogen, pada
mekanisme ini, bakteri atau pecahan jaringan akan difagositosis oleh leukosit, makrofag
jaringan dan limfosit aranula besar.
Seluruh sel ini mencerna hasil pemecahan bakteri dan mlepaskan zat interleukin -1
kedalam jaringan tubuh yang disebut juga zat pirogen leukosit atau pirogen.
.interleukin -1 ketika sampai dihipotalus akan menimbulkan demam dengan cara
meningkatkan temperatur tubuh dalam waktu 8-10 menit, interleukin -1 juga
menginduksi pembentukan prostaglandin, yang selanjutnya bekerja dihipotalamus.
Teruatama prostaglandin E2 atau zat yang mirip zat ini. Bekerja dihipotalamus untuk
membangkitan reaksi demam.

5
1.1.6 PEMERIKSAAN PENUNJANG

Pemeriksaan fisik pada anak demam secara kasar dibagi atas status generalis dan
efaluasi secara detil yang menfokuskan pada sumber infeksi.
Pemerksaan status generalis tidak dapat diabaikan karena menentukan apakah pasien
tertolong tokis atau tidak toksis.
Skala penilaian terdiri dari evaluasi secara menagis, reaksi terhadap orang tua, variasi
keadaan, respon social, warna kulit, dan status hidrasi.
Pemeriksaan awal:
-

Pemeriksaan atas indikasi, kultur darah, urin atau feses, pengembalian cairan,
Serebrospinal,foto toraks

Darah urin dan feses rutin, morfolografi darah tepi, hitung jenis leokosit.

6
1.1.7 PENATALAKSANAAN

Pada prinsipnya demam dapat menguntungkan dan merugikan pada tingkat tertentu
demam merpakan bagian dar pertahanan tubuh antara lain daya fagositosis meningkat
dan viabilitas kuman menurun,tetapi juga merugikan karene anak menjadi gelisa, nafsu
makan dan minum berkurang, tidak dapat tidur dan demam.
a.

Pemberian Antipiretik

b.

Pemberian Antibiotik sesuai indikasi

c.

Pemberian Cairan perenteral

7
1.1.8 PATHWAY

Bakteri, Virus, dan bahan toksin

Masuk kedalam tubuh

Difagositosis oleh leokosit pada


Saluran cernah
Hipotalamus
Peningkatan kesadaran
Lambung demam
Mual dan munta
Hiperteremia
Anoreksia
Nutrisi tidak adekuat
Gangguan pemenuhan

Peningkatan suhu tubuh

Gangguan pola istirahat

Kebutuhan nutrisi

8
1.1.9 KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN

A.Pengkajian
Deman merupakan keadaan suhu tubuh diatas suhu normal yaitu suhu diatas 38
derajat Celsius suhu tubuh adalah suhu ferisal, hati, otak, yang dapat diukur dengan oral
rectal, dan aksia.
a.Aktifitas/istirahat:
Keletihan, kelemahan umum, perubahan tonus/kekuatan otot
b. Sirkulasi:
Peningkatan nadi, sinosis, TTV tidak normal, peningkatan frekwensi pernapasan.
c.Integritas ego:
Peka terhadap rangsangan, stressor internal/eksternal yang berhubungan dengan keasdaan
dan perangsangan.
d. Elminasi
Konstipasih
e.Makan/cairan:
Sensifitas terhadap makan,mual/muntah.

e.Neorosensori
Tidak ada riwayat troma kepala dan infeksi serebral.
9
1. Peningkatan suhu tubuh berhubungan dengan ketidak efektifan kerja hipotalamus

INTERVENSI
- Pantau TTV

RASIONAL
- TTV

dapat

memberikan

gambaran keadaan umum klien


-

Anjurkan banyak istirahat

Untuk

mempercepat

penyembuhan
-

Berikan kompres

Untuk membantu penurunan suhu


tubuh (panas)

Anjurkan kepada anak untuk

Untuk pertambahan nutrisi dan

banyak minum
-

Berikan antipiretik

menambah kekuatan
-

Menghilangkan panas

2. gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi berhubungan dengan intake yang tidak


adekuat
INTERVENSI
- Bina hubungan terapeutik

RASIONAL
- Agar pasien bisa biasa dan tidak
takut untuk bisa mempercepat
penyembuhan

Beri makanan yang bervariasi

gizinya
-

Beri makanan yang hangat

Agar

membantu

memenuhi

kebutuhan nutrisi
-

Agar anak bisa sehat dan segar

Kolaborasi dengan ahli gizi

Untuk

menambah

wawasan

untuk pemberian gizi anak


10
3. gangguan pola istirahat tidur berhubungan dengan penungkatan suhu tubuh

INTERVENSI
- Menceritakan hal-hal yang lucu

RASIONAL
- Untuk menghibur anak agar cepat

Meninabobokan anak

Ganti pakian anak dengan yang

Agar anak cepat tidur

bersih sebelum anak tidur

Agar pada proses tidur anak tidak

tidur

Anjurkan agar orang tua selalu


ada disamping anaknya

gelisah dan nyaman saat tidur


-

Untuk mengenang hati anak

11
Laporan Kasus
3 Hari sebelum pasien masuk rumah sakit, pasien merasa demam, diare, panas.
Akibad diare yang berlebihan serta demam.
Kemudian sehari pada saat pasien masuk Rumah Sakit pasien merasakan hal yang sama
disertai dengan batuk, panas yang berlabihan dan tidak bisa ditahankan, kemudian
keluarga memutuskan untuk membawa pasian kerumah sakit Brawijaya Rumah Sakit
pukul 11.30 WIB.
Pasien tiba di UGD Rumah Sakit Brawijaya Surabaya pada jam 12.00 WIB dan ditermah
oleh Dokter dan Perawat, kemudian pasien diopservasi dan diberi terapi:

BBL : 2000

Imm H1P1

PLRS P 10 FOTO TORAX

Plant toraks berikut 05,09 pro imb

Felistil drop

Sin modrop
TTV:
- TD : 90/70
- N

: 95 kali / menit

- R

: 29 kali/menit

- S

: 38,7 derajat celcius

Setelah itu pasien dibawah keruangan untuk mendapat perawatan selanjutnya.

12
BAB II
1.1.10 ASUHAN KEPERAWATAN ANAK DENGAN DIAKNOSA FEBRIS
Pengakajian
Pengkajian dilakukan pada tanggal 10 Mei 2013 pada jam 12:30.
1.Identitas pasien

Nama

: An J.

TTL

: Surabaya, 08-10

Jenis Kelamin

: Perempuan

Umur

: 3 seperdua tahun

Nama Ayah

: Beno

Nama Ibu

: Malinda

Pekerjaan AyahU

: TNI

Pekerjaan Ibu

: ibu rumah tangga

Pendidikan Ayah

: SMA

Pendidikan Ibu

: SD

Alamat

: Asrama Brawijaya

Agama

: Islam

Suku/bangsa

: Indonesia

13
2.Keluhan Utama
Keluarga mengatakan pasien pasien pbadannya panas,demam, dan batuk selama 3
hari sebelum masuk rumah sakit.
3.Riwayat penyakit sekarang
Keluaraga menyatakan pasien badanya panas, makan minum kurang disertai muntah
serta kelur keringat yang berlebihan.
4.Riwayat kesehatan masa lalu
-

Kelurga mengatakan anaknya belum p[erna menderita penyakit ini sebelumnya.

Kelurga mengatakan anaknya tidak pernah dirawat di Rumah Sakit.

Obat-obat yang digunakan sanmol sirup ukuran 120 ml dengan dosis 3 kali
sehari1/2 sendok.

Tidak pernah mengalami tindakan operasih

Pasien telah mendapatkan imunisasi BCG, DPT, Polio,serta Campak.

5.Riwayat kesehatan keluarga


Penyakit yang diderita kelurga tidak perna mengalami penyakit ini sebelumnya.
6.Riwayat penyakit keturunan
Tidak ada kelurga yang mengalami penyakit ini sebelumnya.

14
7. Genogram
Febris bukan salah satu penyakit keturunan, tidak pernah ada riwayat anaknya
demam.
8. Lingkungan rumah
Kelurga mengatakan rumahnya berada didaerah kepadatan penduduk
9.

Pengkajian Nutrisi

- Berat badan sebelum sakit : 10 kg


saat sakit : 9 kg
----- Panjang badan tidak melakukan anamisis
-

Kebiasaan pemberian makanan


Sebelum sakit pasien mampu menghabiskan 1 porsi manannya
Saat sakit pasien hanya mampu menghabiskan 3 sendok saja.

10.

Pola sehari-hari

Pola istirahat dan tidur


Sebelum sakit : pasien tidur 12 jam/hari siang dan malam
Saat sakit

: tidu pasien berubah, yaitu 12 jam/hari siang dan malam

11. Pola kebersihan


Sebelum sakit : Pasien dimandikan orang tuanya 2x sehari

Saat sakit

: Pasien dilap dengan air hangat bersih.

15
12.

Pola aktifitas/ bermain

Sebelum sakit : Pasien bergerak aktif dan bermain


Saat sakit
13.

: pasien masih sempat bermain diatas tempat tidur walaupun tidak cerah.

Pola elminasi

Sebelum sakit : Pasien BAB 1x/hari, dengan konsistensi lembek warna kuning dan bau
Khas feses.
Saat sakit

: Pasien BAB dan BAK sama sebelumnya sakit yaitu BAB 1x/hari
Dengan konsistensi lembek, warna kuning dan bau feses.
BAK 3x sehari

14.

Pemeriksaan fisik

-Keadaan umum
Pasien terlihat lemah
-Pengukuran antropometri (BB,TB,LILA,LK,LD)
BB= 8 Kg.
Tidak melakukan anamnesis TB, LILA, LK, dan LD
-Tanda- tanda vital
S = 39OC , N = 100/ menit , R = 28/ menit
-Kepala
Rambut pasien terlihat baik,warna hitam pekat, tidak kusam dan tidak terjadi
kerontokan
-Mata

Skelera dan konjungtiva tampak normal,gerakan bola mata normal, tidak ada tanda
infeksi,serta tidak ada alat bantu penglihatan

16
-Hidung
Terlihat bersih,tidak ada serumen atau mimisan tidak ada polip serta tidak ada napas
cuping hidung
-Mulut
Mukosa bibir tampak pucat, kebersihan mulut cukup bersih, bentuk

normal,serta

jumlah gigi tidak terkaji


- Telinga
Noal dan tidak ada serumen,serta tidak ada kelainan.
15.
-

Dada
Jantung
Tidak terdengar suara jantung tambahan, irama dan frekuensi jantung normal

Paru-paru
Dada simetris baik kiri maupun kanan, idak ada suara ronchy, serta tidak ada suara
jantung tambahan

16. Abdomen
Inspeksi

: bentuk abdomen normal,tidak ada pembesaran

Palbasi

: tidak teraba adanya pembesaran limfa

Perkusi

: tidak ada kembung / distensi abdomen

Auskultasi : peristaltik usus normal


17.

Genitalia

Cukup bersih dan tidak ada kelainan

17
18.

Ekstermitas
Kekuatan otot ekstermitas atas dan bawah normal, tampak terpasang infuse R/L

dilengan kanan
Kulit teraba panas, kulit cukup lembab dan tidak ada tanda-tanda ruam kulit serta tampak
keluar keringat berlebih.
19.
-

Pemeriksaan tingkat perkembangan


Personal sosial
Pasien sudah mampu cuci dan mengeringkan tangan,menyebut nama teman dan
memakai baju

- Motorik halus
Pasien mampu menggoyangkan ibu jari serta meniru garis vertical
- Bahasa
Pasien mampu mengetahui dua kegiatan,menyebut empat gambar serta menunjuknya
- Motorik kasar
Paien mampu berdiri 1 kaki selama 1 detik, loncat jauh dan melempar bola keatas
-Kesmipulan
Tidak ada kelainan perkembangan
-Data penunjang
a.

Pemeriksaan laboratorium

: belum ada hasinya

b.

Pemeriksaan radiologi

: belum ada hasilnya

- Terapi :

- Antacid 3
- Paracetamol 4 1
- Ranitidine 3 400 mg
- Cefotaxim 2 amp
- Ringer laktat ( R/L) 20 tts/ menit
18
1.1 11 ANALISA DATA
Nama

: anak J

No, RM : 32 11 99

Umur

: 1 bulan

Diaknosa: FEBRIS

Jenis kelamin: perempuan


NO
1.

DATA
DS: keluarga mengatakan

Proses

bahwa anaknya panas

kuman

ETIOLOGI MASALAH
inflamasi Hypertermi

DO :- kulit teraba panas


-tanda tanda vital
S= 39oC
N= 100X/ menit
R= 28X menit
- keadaan umum lemah
- keluar keringat berlebih
- keaadaan umum lemah
DS

keluarga

mengatakan Intake yang kurang Potensial

bahwa

anaknya

tidak

makan,

dan

bila

mau
makan

dimuntahkan kembali
2.

DO: -muntah 1
- mukosa bibir tampak pucat
- makan minum kurang

terjadinya

gangguan kebutuhan
nutrisi

- BB sebelum saki t=9 Kg


- BB saat sakit

=10 Kg

- pasien hanya mampu


menghabiskan

sendok

makanan

1.1.12 RENCANA KEPERAWATAN


Nama

: anak J

No, RM : 32 11 99

Umur

: 1 bulan

Diaknosa: FEBRIS

Jenis kelamin: perempuan


NO
1.

DIAKLNOSA

TUJUAN

INTERVENSI

RASIONAL

KEPERAWATAN
Hipertermi
b/d Setelah

1. beri HE tentang 1.

proses

penyakitnya

kuman

inflamsi dilakukan

memberikan

tindakan

2.

keperawatan

kompres hangat

selama

dengan
HE

lakukan dharakan keluarga


dapt

mengetahui

124 3. anjurkan untuk tentang

jam, diharapkan mengenakan

Keadan pasien

suhu

2.

pasien

tubuh pakaian yang tipis


normal 4.anjurkan

dengan KH :
-tanda
vital

diharapkan

untuk panas dapat turun

memberikan

tanda banyak minum

dengan

cepat

karena

proses

kembali 5. obsevasi tanda- induksi

normal

tanda vital

N=70-110/

6.

mnt

dengan dokter

3. agar keringat

kolaborasi yang keluar dapat


diserap

oleh

S=36,5oc -37,5o

pakaian yang tipis

dan memberikan

R=20-30/ mnt

rasa nyaman
4.

agar

tidak

terjadi

dehidrasi

dan

proses

penguapan

yang

berlebihan akibat
suhu tubuh yang
meningkat

2.

Potensial

5.

terjadinya

memanyau
berikan

untuk

gangguan

1.

HE perubahan

dan

kebutuhan nutrisi

tentang pentingnya perkembangan

b/d intake yang

nutrisi bagi pasien

kuran

2. anjurkan untuk 6.

sedini mungkin
untuk

Setelah

banyak istirahat

mendapatkan

dilakukan

3. anjurkan untuk terapi yang tepat

tindakan

memberikan

keperawatan

makanan

1.

menambah

selama 1 24 kesukaanya selama pengetahuan


jam, diharapkan jauh dari kontra keluarga temtang
kebutuhan
nutrisi

indikasi

pasien 4. anjurkan untuk 2.

dapat terpenuhi memberikan


dengan KH:
-muntah

nutrisi

makanan

tidak hangat

menghindari

peningkatan kerja
yang lambung
3.

meningkatkan

ada lagi

5. anjurkan untuk nafsu makan

-mkosa bibir

makan sedikit tapi 4.


sering

makananan

hangat lebih enak

6. timbang beret dimakan


badan pasien

5.
mengurangi

dapat
rasa

penuh dilambung
6.

untuk

mengetahui
pertumbuhan dan
perkembangan
penyakit pasien

1.1.13 IMPLEMENTASI KEPERAWATAN


NO
1.

Dx

TUJUAN

Tgl/hari

Implementasi Respon

Keperwatan
Hiperteremi b/d Setelah

jam
10/05/2013

proses

dilakukan

12:00

inflamasi

tindakan

n HG tentang hubungan

kuman

keperawatan

penyakitnya

selama

kep

Pasien

1.Memberika 1.terbina
antara

124

klien,perawat

jam, diharapkan

dankelurgany

suhu

pasien

tubuh
2.melakukan

2.keluarga

dengan KH :

kompres

melakukan

-tanda

hangat

kiompres

vital

normal 12:20
tanda
kembali

hangat sesuai

normal
N=70-110/

anjuran
12:30

3.menganjur

mnt

kan

S=36,5oc -37,5o

menggunaka

R=20-30/ mnt

yang tipis
13:00

3.kelurga

untuk memakaikan
kain tipis

pakian

4.menganjur
kan

4.klien

untuk minum susu

memberikan

dengan

banyak

putih

minum

mau
air

13:20

5.TTV

TD:100/70
S

: 30x/mnt

RR:90x/mnt

2.

Terjadinya

Setelah

11/05/2013

gangguan

dilakukan

09.00

kebutuhan

tindakan

n HE tentng memberikan

nutrisi

keperawatan

nutrisi

selama 1 24

klien

1.memberika

1.kelurga

bagi anaknya
makan

dan

jam, diharapkan

minum serta

kebutuhan

memahami

nutrisi

manfaatnya

pasien

dapat terpenuhi

bagi

dengan KH:

kesehatan

-muntah

tidak 10:20

ada lagi
-mkosa

bibir

2.

2.nafsu

menganjurka

makan klien

kelurga mulai

terlihat lembab

untuk

-porsi

memberikan

makan

membaik

dihabiskan

makanan

-BB

kembali

Kesukaanya

normal / lebih 10:30

3.Menganjur

BB=10 13 Kg

kan

3.klien

untuk istirahat

banyak

dengan

istirahat

teratur sesuai
anjuran

11:20

4.menimban

4.berat badan

g berat badan mulai


klien

meningkat

1.1.14 EVALUASI KEPERAWATAN


NO HARI/TANGGAL/JAM DAKNOSA
1.

Jumat, 10/2013

KEPERAWATAN
Hiperteremi
b/d

Jam 13:00

inflamasi kuman

EVALUASI
proses S

Kelurga

mengatakan

bahwa

panas anaknya sudah


berkuran
O :Badan tidak panas
lagi
A : Masalah udah
teratasi
P

Intervensi

dihentikan
2.

Saptu,11/2013

Potensial terjadinya gangguan S

Jam 11:30

kebutuhan nutrisi b/d intake mengatakn


yang berkurang

makan

keluarga
masu
anaknya

mulai membaik
O : berat badan mulai
membaik
A : Masalah teratasih
P

dihentikan

Intervrensi

24
BAB III
PENUTUP

A.Kesimpulan
Penyakit Febris merupakan penyakit yang terjadi akibad infeksi kuman.penyakit ini
terjadi demam dan panas.
Febris ini permulaan dimulai dari tidaknya menjaga kesehatan dengan baik, akhiranya itu
kuman mulai menyebar.

B.Saran

Usulan penulis pada klien dengan untuk mengatasi masalah yang dihadapi seperti
menjaga kebersihan dan jaga kesehatan melalu tidak boleh jajan sembarangan.
1. Hindarkan hal-hal yang bisa menyebabkan demem yaitu mengungkit masalah
tentang keinginan yang tidak terpenuhi, menjauhi hal-hal yang menyebabkan
klien sakit panas.
2. Hindarilah sakit demam dengan mengikuti anjuran diatas secara baik

25
DAFTAR PUSTAKA

Carpenito, L.J. 2001. Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Edisi 8. EGC. Jakarta
Carpenito, L. J. 1998. Diagnosa Keperawatan Aplikasi pada Praktek Klinis. Edisi 6.
EGC. Jakarta
Farrer, H. 2001. Perawatan Maternitas. Edisi 2. EGC. Jakarta
http://www. Us elsevierhealth. com. Nursing diagnoses. Outcomes and interventions
NANDA. 2001. Nursing Diagnoses: Definitions & Classification. Philadelphia
Sarwono, P. 1994. Ilmu Kebidanan. Balai Penerbit UI. Jakarta
Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. 2002. Buku Panduan Praktis Pelayanan
Kesehatan Maternal dan Neonatal. Tridasa. Jakarta

DAFTAR ISI
BAB I : PENDAHULUAN1
ETIOLOGI3
MANIFESTASI KLINIS..4
PATOFISIOLOGI5
PEMERIKSAAN PENUNJANG6
PENATALAKSANAAN.7
PATHWAY.8
BAB II : ASUHAN KEPERAWATAN.13
ANALISA DATA.14
PERENCANAN KEPERAWATAN.28
IMPLEMENTASI..30
EVALUASI..32
BAB III : PENUTUP33
KESIMPULAN34
SARAN..34

LAPORAN PENDAHULUAN DAN LAPORAN KASUS


ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK J DENGAN FEBRIS
DI RUANG NUSA INDAH RSAD TINGKAT III BRAWIJAYASURABAYA

OLEH :
NAMA : ANTHON. Y. RAINUNY
NIM

: 2010114191

PROGRAM STUDI S1-KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN NUSANTARA KUPANG

2013

Anda mungkin juga menyukai