KELOMPOK 10:
Dian Kurniati Sari ( 717.6.2.0872 )
Desi Ratna Sari ( 717.6.2.0899 )
Bobi Wahyudi ( 717.6.2.0890 )
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ................................................................................................. i
BAB I ............................................................................................................................1
PENDAHULUAN ........................................................................................................1
BAB II ...........................................................................................................................4
2.2 Etiologi..........................................................................................................10
PENUTUP ..................................................................................................................24
ii
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Demam pada anak merupakan salah satu masalah yang masih relevan
untuk para praktisi pediatri. Demam merupakan tanda adanya kenaikan set-
point di hipotalamus akibat infeksi atau adanya ketidakseimbangan antara
produksi dan pengeluaran panas. Sebaliknya tidak semua anak yang terkena
infeksi akan menunjukkan gejala demam, semakin muda umurnya, semakin
tidak jelas gambaran klinisnya. Tindakan pada anak dengan demam diawali
dengan pertimbangan apakah ada kegawatan, apa penyebabnya dan apakah
demam perlu segera diturunkan. Agar tindakan tersebut tepat dan terarah,
diperlukan suatu pengelompokan / klasifikasi pasien agar dapat digunakan
suatu algoritma umum. Pada tiap kelompok tetap ada kriteria kegawatan,
kriteria jenis infeksi yang mengarah kepada tindakan yang diambil, terutama
perawatan dan pemberian antibiotik secara empirik. Tindakan yang
dilaksanakan sebaiknya bukan tindakan yang sifatnya sesaat, tetapi
merupakan tindakan yang berkesinambungan, sampai pasien lepas dari
masalahnya. Keputusan untuk dirawat harus dilanjutkan dengan pemeriksaan
laboratorium dan pemberian antibiotik empirik. Tindakan lanjutan akan
disesuaikan dengan hasil pemeriksaan penunjang, respons pasien terhadap
pengobatan sampai masalahnya selesai dengan tuntas.
Demam dapat diderita oleh siapasaja, dari bayi hingga orang berusia
paling lanjut sekalipun.Demam sesungguhnya merupakan reaksi alamiah dari
tubuh manusia dalam usaha melakukan perlawanan terhadap beragam
penyakit yang masuk atau berada di dalam tubuh (Widjaja, 2001: 1). Panas
atau demam kondisi dimana otak mematok suhu diatas setting normal yaitu
diatas 38ºC. Namun demikian, panas yang sesungguhnya adalah bila suhu
lebih dari 38.5ºC. Akibat tuntutan peningkatan tersebut tubuh akan
memproduksi panas (Purwanti, 2008: 81).
2
1.3 Tujuan
Tujuan dari di susunnya makalah yang membahas tentang febris ini
adalah untuk menyampaikan berbagai hal yang berkaitan dengan febris, baik
berupa patofisiologinya gejla dan penata laksanaannya dan juga di makalah
ini kami juga akan membahas mengenai konsep asuhan keperawatan pada
3
pada pasien febris dan akan kami berikan contoh kasus beserta auhan
keperawatan yang akan di berikan pada pasien tersebut.\
1.4 Manfaat
Agar para mahasiswa dan pembaca dapat memahami mengenai febris.
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian
Definisi demam adalah keadaan suhu tubuh di atas suhu normal, yaitu
suhu tubuh di atas 38º Celsius. International Union of Physiological Sciences
Commission for Thermal Physiology mendefinisikan demam/ febris sebagai
suatu keadaan peningkatan suhu inti, yang sering (tetapi tidak seharusnya)
merupakan bagian dari respons pertahanan organisme multiselular (host)
terhadap invasi mikroorganisme atau benda mati yang patogenik atau
dianggap asing oleh host. El-Rahdi dan kawan-kawan mendefinisikan demam
(pireksia) dari segi patofisiologis dan klinis. Secara patofisiologis demam
adalah peningkatan thermoregulatory set point dari pusat hipotalamus yang
diperantarai oleh interleukin 1 (IL-1). Sedangkan secara klinis demam adalah
peningkatan suhu tubuh 1oC atau lebih besar di atas nilai rerata suhu normal
di tempat pencatatan. Sebagai respons terhadap perubahan set point ini,
terjadi proses aktif untuk mencapai set point yang baru. Hal ini dicapai secara
fisiologis dengan meminimalkan pelepasan panas dan memproduksi panas.
Suhu tubuh adalah suhu visera, hati, otak, yang dapat diukur lewat oral,
rektal, dan aksila.1,2,3 Cara pengukuran suhu menentukan tinggi rendahnya
suhu tubuh. Pengukuran suhu melalui mulut dilakukan dengan mengambil
suhu pada mulut (mengulum termometer dilakukan pada anak yang sudah
kooperatif), hasilnya hampir sama dengan suhu dubur, namun bisa lebih
rendah bila frekuensi napas cepat. Pengukuran suhu melalui dubur (rektal)
dilakukan pada anak di bawah 2 tahun. Termometer masuk ke dalam dubur
sedalam 2-3 cm dan kedua pantat dikatupkan, pengukuran dilakukan selama 3
menit. Suhu yang terukur adalah suhu tubuh yang mendekati suhu yang
sesungguhnya (core temperature). Dikatakan demam bila suhu di atas 380C.
Pengukuran suhu melalui ketiak (axilar) hanya dapat dilakukan pada anak
besar mempunyai daerah aksila cukup lebar, pada anak kecil ketiaknya sempit
5
sehingga terpengaruh suhu luar. Pastikan puncak ujung termometer tepat pada
tengah aksila dan pengukuran dilakukan selama 5 menit. Hasil pengukuran
aksila akan lebih rendah 0,5-1,00C dibandingkan dengan hasil pengukuran
melalui dubur. Pengukuran suhu dengan cara meraba kulit, daerah yang diraba
adalah daerah yang pembuluh darahnya banyak seperti di daerah pipi, dahi,
tengkuk. Meskipun cara ini kurang akurat (tergantung kondisi tangan ibu),
namun perabaan ibu cukup bisa dipercaya dan digunakan sebagai tanda
demam pada program MTBS (Manajemen Terpadu Balita Sakit ).
Suhu adalah hasil produksi metabolisme tubuh yang diperlukan untuk
kelancaran aliran darah dan menjaga agar reaksi kimia tubuh dapat berjalan
baik (enzim hanya bekerja pada suhu tertentu). Sebagai makhluk yang
homeotermik, anak selalu berusaha mengatur suhu tubuhnya. Suhu tubuh
diatur oleh suatu mekanisme yang menyangkut susunan saraf, biokimia, dan
hormonal. Hipotalamus menerima informasi suhu tubuh bagian dalam dari
suhu darah yang masuk ke otak dan informasi suhu luar tubuh dari reseptor
panas di kulit. Termostat dalam hipotalamus diatur pada set-point sekitar suhu
370C dengan rentang sekitar 10C, dan suhu dipertahankan dengan menjaga
keseimbangan pembentukan atau pelepasan panas. Saraf eferen dari
hipotalamus terdiri dari saraf somatik dan saraf autonom, sehingga
hipotalamus dapat mengatur aktifitas otot, kelenjar keringat, peredaran darah,
dan ventilasi paru. Hipotalamus posterior merupakan pusat pengatur yang
bertugas meningkatkan produksi panas dan mengurangi pengeluaran panas.
Bila suhu luar lebih rendah, pembentukan panas akan dilakukan dengan
meningkatkan metabolisme, dengan mekanisme kontraksi otot / menggigil,
pengeluaran panas akan dikurangi dengan vasokonstriksi pembuluh darah
kulit dan pengurangan produksi keringat. Hipotalamus anterior merupakan
pusat pengatur pengeluaran panas. Bila suhu di luar tubuh lebih tinggi maka
pengeluaran panas ditingkatkan dengan cara vasodilatasi, evaporasi
(berkeringat), radiasi (dipancarkan), kontak (bersinggungan/ kompres), aliran
(dari daerah panas ke dingin), dan konveksi.2,3,4 Permukaan tubuh anak
6
relatif lebih luas dibandingkan dewasa, sehingga proses penguapan dan radiasi
sangat penting, terutama untuk daerah tropis.
Demam Bifasik
Demam bifasik menunjukkan satu penyakit dengan 2 episode
demam yang berbeda (camelback fever pattern, atau saddleback
fever). Poliomielitis merupakan contoh klasik dari pola demam ini.
Gambaran bifasik juga khas untuk leptospirosis, demam dengue,
demam kuning, Colorado tick fever, spirillary rat-bite fever
(Spirillum minus), dan African hemorrhagic fever (Marburg,
Ebola, dan demam Lassa).
Demam Periodik
Demam periodik ditandai oleh episode demam berulang
dengan interval regular atau irregular. Tiap episode diikuti satu
sampai beberapa hari, beberapa minggu atau beberapa bulan suhu
normal. Contoh yang dapat dilihat adalah malaria (istilah tertiana
digunakan bila demam terjadi setiap hari ke-3, kuartana bila
demam terjadi setiap hari ke-4).
Relapsing Fever
Relapsing fever adalah istilah yang biasa dipakai untuk
demam rekuren yang disebabkan oleh sejumlah spesies Borrelia
(Gambar 6.)dan ditularkan oleh kutu (louse-borne RF) atau tick
(tick-borne RF).
Penyakit ini ditandai oleh demam tinggi mendadak, yang
berulang secara tiba-tiba berlangsung selama 3 – 6 hari, diikuti
oleh periode bebas demam dengan durasi yang hampir sama. Suhu
maksimal dapat mencapai 40,6oC pada tick-borne fever dan 39,5oC
pada louse-borne. Gejala penyerta meliputi myalgia, sakit kepala,
nyeri perut, dan perubahan kesadaran. Resolusi tiap episode
demam dapat disertai Jarish-Herxheimer reaction (JHR) selama
beberapa jam (6 – 8 jam), yang umumnya mengikuti pengobatan
antibiotik. Reaksi ini disebabkan oleh pelepasan endotoxin saat
organisme dihancurkan oleh antibiotik. JHR sangat sering
9
2.2 Etiologi
Demam merupakan akibat kenaikan set point (oleh sebab infeksi) atau
oleh adanya ketidakseimbangan antara produksi panas dan pengeluarannya.
Demam pada infeksi terjadi akibat mikro organisme merangsang makrofag
atau PMN membentuk PE (faktor pirogen endogenik) seperti IL-1, IL-6, TNF
(tumuor necrosis factor), dan IFN (interferon). Zat ini bekerja pada
hipotalamus dengan bantuan enzim cyclooxygenase pembentuk prostaglandin.
Prostaglandin-lah yang meningkatkan set point hipotalamus. Pada keadaan
lain, misalnya pada tumor, penyakit darah dan keganasaan, penyakit kolagen,
penyakit metabolik, sumber pelepasan PE bukan dari PMN tapi dari tempat
lain.1,2,3,4 Kemampuan anak untuk beraksi terhadap infeksi dengan
timbulnya manifestasi klinis demam sangat tergantung pada umur. Semakin
11
muda usia bayi, semakin kecil kemampuan untuk merubah set-point dan
memproduksi panas. Bayi kecil sering terkena infeksi berat tanpa disertai
dengan gejala demam.
Gejala Febris Pada saat terjadi demam, gejala klinis yang timbul
bervariasi tergantung pada fase demam meliputi:
Fase 1 awal ( dingin/ menggigil) Tanda dan gejala
a. Peningkatan denyut jantung
b. Peningkatan laju dan kedalaman pernapasan
c. Mengigil akibat tegangan dan kontraksi otot
d. Peningkatan suhu tubuh
e. Pengeluaran keringat berlebih
f. Rambut pada kulit berdiri
g. Kulit pucat dan dingin akibat vasokontriksi pembuluh darah
Fase 2 ( proses demam) Tanda dan gejala
a. Proses mengigil lenyap
b. Kulit terasa hangat / panas
c. Merasa tidak panas / dingin
d. Peningkatan nadi
e. Peningkatan rasa haus
f. Dehidrasi
g. Kelemahan
h. Kehilangan nafsu makan (jika demam meningkat)
i. Nyeri pada otot akibat katabolisme protein.
Fase 3 (pemulihan) Tanda dan gejala
a. Kulit tampak merah dan hangat
b. Berkeringat
c. Mengigil ringan
d. Kemungkinan mengalami dehidrasi (Ilmu kesehatan, 2013).
12
2.4 Patofisiologi
Secara teoritis kenaikan suhu pada infeksi dinilai menguntungkan,
oleh karena aliran darah makin cepat sehingga makanan dan oksigenasi makin
lancar. Namun kalau suhu terlalu tinggi (di atas 38,5ºC) pasien mulai merasa
tidak nyaman, aliran darah cepat, jumlah darah untuk mengaliri organ vital
(otak, jantung, paru) bertambah, sehingga volume darah ke ekstremitas
dikurangi, akibatnya ujung kaki/tangan teraba dingin. Demam yang tinggi
memacu metabolisme yang sangat cepat, jantung dipompa lebih kuat dan
cepat, frekuensi napas lebih cepat. Dehidrasi terjadi akibat penguapan kulit
dan paru dan disertai dengan ketidakseimbangan elektrolit, yang mendorong
suhu makin tinggi. Kerusakan jaringan akan terjadi bila suhu tubuh lebih
tinggi dari 410C, terutama pada jaringan otak dan otot yang bersifat
permanen. Kerusakan tersebut dapat menyebabkan kerusakan batang otak,
terjadinya kejang, koma sampai kelumpuhan. Kerusakan otot yang terjadi
berupa rabdomiolisis dengan akibat terjadinya mioglobinemia.
2.5 Klasifikasi
Klasifikasi demam diperlukan dalam melakukan pendekatan berbasis
masalah. Untuk kepentingan diagnostik, demam dapat dibedakan atas akut,
subakut, atau kronis, dan dengan atau tanpa localizing signs. Tabel 2. dan
Tabel 3. memperlihatkan tiga kelompok utama demam yang ditemukan di
praktek pediatrik beserta definisi istilah yang digunakan.1
Tabel 2. Tiga kelompok utama demam yang dijumpai pada praktek
pediatrik
Lama demam
Klasifikasi Penyebab tersering
pada umumnya
Demam dengan localizing
Infeksi saluran nafas atas <1 minggu
signs
Demam tanpa localizing Infeksi virus, infeksi saluran <1minggu
13
signs kemih
Infeksi, juvenile idiopathic
Fever of unknown origin >1 minggu
arthritis
BAB III
TEORI ASUHAN KEPERAWATAN
PADA PASIEN FEBRIS
23
BAB IV
PATHWAY
febris
B1 B2 B3 B4
Kebutuhan o2 Virus bakteri kejang Bakteri, virus, toksin
meningkat
Difusi melalui
membran
Lepasnya muatan
listrik
24
BAB IV
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Definisi demam adalah keadaan suhu tubuh di atas suhu normal, yaitu
suhu tubuh di atas 38º Celsius. Macam demam meliputi Kontinyu, Remitten,
Intermiten, Hektik atau septic, Quotidian Double quotidian, Demam rekuren,
Relapsing atau periodik
Demam merupakan akibat kenaikan set point (oleh sebab infeksi) atau
oleh adanya ketidakseimbangan antara produksi panas dan pengeluarannya.
Demam pada infeksi terjadi akibat mikro organisme merangsang makrofag
atau PMN membentuk PE.
Demam yang tinggi memacu metabolisme yang sangat cepat, jantung
dipompa lebih kuat dan cepat, frekuensi napas lebih cepat. Kerusakan jaringan
akan terjadi bila suhu tubuh lebih tinggi dari 410C, terutama pada jaringan
otak dan otot yang bersifat permanen.
Klasifikasi demam diperlukan dalam melakukan pendekatan berbasis
masalah Demam dengan localizing signs, Demam tanpa localizing signs,
Fever of unknown origin, Demam dengan localization, Demam tanpa
localization, Letargi, Toxic appearance, Infeksi bakteri serius, Bakteremia
dan septicemia
Tata laksana anak dengan demam terdiri dari tatalaksana fisis, dan
pengobatan baik simtomatik maupun etiologic; a. Tindakan Umum Penurunan
Demam secara Simtomatik, Tatalaksana Demam yang Disebabkan Penyakit
Infeksi, Tatalaksana Demam menurut umur
Gejala Febris Pada saat terjadi demam, gejala klinis yang timbul bervariasi
tergantung pada fase demam meliputi: Fase 1-3 awal
Komplikasi yang di dapat meliputi kejang,dehidrasi dan kekurangan cairan
25
Secara garis besar penyakit infeksi penyebab demam pada anak antara lain:
virus dan bakteri
26
DAFTAR PUSTAKA
Ari.Hendri.2017.Makalah Demam. Diambil dari:
https://hendriak47.blogspot.com/2017/09/makalah-demam.html. Diakses pada
tanggal 21 maret 2019 pukul 12.12 WIB.
Honestdocs. 2019. Penyebab Demam Pada Anak dan Cara Mengatasinya. Diambil
dari:
https://www.honestdocs.id/penyebab-demam-pada-anak-dan-cara-
mengatasinya. Diakses pada tanggal 24 maret 2019 pukul 13.00 WIB
Ratih. Dwi. 2017. Penyebab Demam. Diambil dari:
https://www.dream.co.id/fresh/apa-beda-demam-dari-virus-bakteri-
180118d.html. Diakses pada tanggal 21 maret 2019 pukul 14.05 WIB
Samiadi. Lika Aprilia. 2016. Pengertian Demam. Diambil dari:
https://hellosehat.com/penyakit/demam/. Diakses pada tanggal 21 maret 2019
pukul 14.02 WIB