Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PENDAHULUAN

PADA An.W DENGAN FEBRIS DIRUANG MELATI

RSUD TUGUREJO SEMARANG

Disusun oleh :

KATERINE DESTITADELLA H

1607022

PROGRAM STUDI NERS

STIKES WIDYA HUSADA SEMARANG

TAHUN 2018
A. Pengertian

Febris (demam belum terdiagnosa) adalah suatu keadaan seorang

pasienmengalami demam terus menerus selama 3 minggu dengan suhu badan

diatas 38,3oC dantetap belum ditemukan penyebabnya walaupun telah diteliti

selama satu minggu secaraintensif dengan menggunakan sarana laboratorium

dan penunjang medislainnya”(Nelwan, 2009).

Demam adalah kenaikan suhu tubuh diatas variasi sirkaian yang

normal sebagaiakibat dari perubahan pada pusat termoregulasi yang terletak

dalam hipotalamus anterior.Hipertermia merupakan kenaikan suhu tubuh

diatas titik penyetelan (set poin)hipotalamus sebagai akibat dari kalangan

panas yang tidak memadai (misalnya sepertiyang terlihat pada waktu latihan

jasmani, minum obat yang menghambat perpirasi,lingkungkungan yang

panas dari lain – lain) (Iseelbechtter, 2010).

B. Etiologi

Demam biasanya disebabkan oleh infeksi selain itu uga disebabkan

oleh keadaantoksemia, karena keganasan atau reaksi terhadap pemakaian

obat. Gangguan pada pusatregulasi suhu sentral dapat meninggi dan

temperatur seperti pada head stroke, peredaranotak, atau gangguan sentral

lainnya. Pada perdarahan internal pada saat ter adinyareabsorbsi darah dapat

pula menyebabkan peningkatan temperatur (Soeparman, 2009).


Demam ter adi bila pembentukan panas melebihi pengeluaran.

Demam dapatberhubungan dengan infeksi, penyakit kolagen, keganasan,

penyakit metabolik maupunpenyakit lain (Julia, 2008).

Demam dapat disebabkan karena kelainan dalam otak sendiri atau zat

toksik yangmempengaruhi pusat pengaturan suhu, penyakit-penyakit bakteri,

tumor otak ataudehidrasi ( Guyton,2008).

C. Manifstasi klinik

Banyak gejala yang menyertai demam yaitu :

1. Suhu meningkat

2. Menggigil

3. Lesu, dan gelisah

4. Berkeringat, wajah merah

5. Selera makan turun

6. Peningkatan frekuensi pernafasan

7. Dehidrasi

8. Hangat pada sentuhan(Julia, 2011)


D. Patofisiologi

Demam adalah sebagai mekanisme pertahanan tubuh (respon imun)

anak terhadap infeksi atau zat asing yang masuk ke dalam tubuhnya. Bila ada

infeksi atau zat asing masuk ke tubuh akan merangsang sistem pertahanan

tubuh dengan dilepaskannya pirogen. Pirogen adalah zat penyebab demam,

ada yang berasal dari dalam tubuh (pirogen endogen) dan luar tubuh (pirogen

eksogen) yang bisa berasal dari infeksi oleh mikroorganisme atau merupakan

reaksi imunologik terhadap benda asing (non infeksi).

Zat pirogen ini dapat berupa protein, pecahan protein, dan zat lain,

terutama toksin polisakarida, yang dilepas oleh bakteri toksik yang dihasilkan

dari degenerasi jaringan tubuh menyebabkan demam selama keadaan sakit.

Mekanisme demam dimulai dengan timbulnya reaksi tubuh terhadap

pirogen. Pada mekanisme ini, bakteri atau pecahan jaringan akan difagositosis

oleh leukosit darah, makrofag jaringan, dan limfosit pembunuh bergranula

besar. Seluruh sel ini selanjutnya mencerna hasil pemecahan bakteri ke dalam

cairan tubuh, yang disebut juga zat pirogen leukosit.

Pirogen selanjutnya membawa pesan melalui alat penerima (reseptor)

yang terdapat pada tubuh untuk disampaikan ke pusat pengatur panas di

hipotalamus. Dalam hipotalamus pirogen ini akan dirangsang pelepasan asam

arakidonat serta mengakibatkan peningkatan produksi prostaglandin (PGEZ).

Ini akan menimbulkan reaksi menaikkan suhu tubuh dengan cara

menyempitkan pembuluh darah tepi dan menghambat sekresi kelenjar


keringat. Pengeluaran panas menurun, terjadilah ketidakseimbangan

pembentukan dan pengeluaran panas. Inilah yang menimbulkan demam pada

anak.

Suhu yang tinggi ini akan merangsang aktivitas “tentara” tubuh (sel

makrofag dan sel limfosit T) untuk memerangi zat asing tersebut dengan

meningkatkan proteolisis yang menghasilkan asam amino yang berperan

dalam pembentukan antibodi atau sistem kekebalan tubuh. (Sinarty, 2011).


E. Patways Keperawatan

Agen infeksius Dehidrasi

Mediator inflamasi
Tubuh Kehilangan cairan

Monosit/ makrofag
Penurunan Cairan
Intrasel
Sitokin firogen

Demam

Mempengaruhi
hipothalamus

Anterior
Aksi antipiretik

Ph berkurang
Peningkatan evaporasi

Meningkatnya
metabolik tubuh Anoreksia
resiko defisit volume
cairan
Kelemahan
Intake makanan
berkurang

Intoleransi aktifitas Resiko gangguan pemenuhan


nutrisi kurang dari kebutuhan
tubuh

Gangguan rasa nyaman

Rewel

Cemas

kurang pengetahuan
F. Pemeriksaan Penunjang

Sebelum meningkat ke pemeriksaan-pemeriksaan yang mutakhir,

yang siap tersedia untuk digunakan seperti ultrasonografi, endoskopi atau

scanning, masih dapat diperiksa beberapa uji coba darah, pembiakan kuman

dari cairan tubuh/lesi permukaan atau sinar tembus rutin.

Dalam tahap berikutnya dapat dipikirkan untuk membuat diagnosis

dengan lebih pasti melalui biopsy pada tempat- tempat yang dicurigai. Juga

dapat dilakukan pemeriksaan seperti angiografi, aortografi, atau

limfangiografi.

G. Komplikasi

1. Takikardi

2. Insufisiensi jantung

3. Insufisiensi pulmonal

4. Kejang demam

H. Penatalaksanaan

1. Penatalaksanaan pada penderita Demam yaitu:

2. Mengawasi kondisi klien (monitor suhu berkala 4-6 jam)

3. Berikan motivasi untuk minum banyak

4. Tidur yang cukup agar metabolisme berkurang

5. Kompres dengan air hangat pada dahi, dada, ketiak, dan lipatan paha

6. Pemberian obat Antipiretik


7. Pemberian Antibiotik sesuai indikasi (Mansjoer, 2009)

I. Pengkajian Fokus

1. Pengkajian

a. Identitas : umur untuk menentukan jumlah cairan yang diperlukan

b. Riwayat kesehatan

c. Keluhan utama (keluhan yang dirasakan pasien saat pengkajian) :

panas.

d. Riwayat kesehatan sekarang (riwayat penyakit yang diderita pasien

saat masuk rumahsakit): sejak kapan timbul demam, sifat demam,

gejala lain yang menyertai demam(misalnya: mual, muntah, nafsu

makn, eliminasi, nyeri otot dan sendi dll), apakahmenggigil, gelisah.

e. Riwayat kesehatan yang lalu (riwayat penyakit yang sama atau

penyakit lain yangpernah diderita oleh pasien).

f. Riwayat kesehatan keluarga (riwayat penyakit yang sama atau

penyakit lain yangpernah diderita oleh anggota keluarga yang lain

baik bersifat genetik atau tidak).

2. Data dasar pengkajian pasien.

a. Bernafas dengan normal

b. Fungsi mental: mungkin menurun, letargi, kegelisahan

c. Warna kulit: pucat atau sianosis.

d. Nutrisi: Kehilangan nafsu makan, mual muntah,

e. .Eliminasi: Peningkatan jumlah urine


f. Istirahat dan Tidur: Insomnia, gelisah jika suhu tubuh naik pada saat

istirahat/tidur.

g. Temperatur Suhu dan Sirkulasi: Terjadi peningkatan suhu tubuh dan

sirkulasi.

h. Rasa aman dan nyaman: Perasaan tidak nyaman , tidak tenang,

gelisah.

i. Berkomunikasi dengan orang lain.: Marah, ketakutan, mudah

tersinggung

j. Bekerja: Kemampuan bekerja terganggu

k. Spiritual : Terganggunya aktivitas spiritual seperti biasanya

J. Diagnosa Keperawatan

1. Hipertermi b.d peningkatan metabolisme tubuh.

2. Resiko injuri b.d infeksi mikroorganisme.

3. Resiko kurang volume cairan b.d intake yang kurang dan deperosis.

4. Cemas b.d efek proses penyakit

K. Fokus Intervensi

No. Diagnosa Rencana Keperawatan

Keperawatan Tujuan dan Kriteria hasil Intervensi

1 Hipertermi b.d Setelah dilakukan tindakan 1. Pantau suhu klien

peningkatan keperawatan selama….x 24 (derajat dan pola)


metabolisme jam menujukan temperatur perhatikan

tubuh dalan batas normal dengan menggigil/diaforsis

kriteria: 2. Pantau suhu lingkungan,

- Bebas dari kedinginan batasi/tambahkan linen

- Suhu tubuh stabil 36-37 C tempat tidur sesuai

indikasi

3. Berikan kompres hangat

hindri penggunaan

akohol

4. Berikan miman sesuai

kebutuhan

5. Kolaborasi untuk

pemberian antipiretik

2 Resiko injuri Setelah dilakukan tindakan 1. Kaji tanda-tanda

b/d infeksi keperawatan selama ...... 24 komplikasi lanjut

mikroorganis jam anak bebas dari cidera 2. Kaji status

me dengan kriteria: kardiopulmonar

- menunjukan homeostatis 3. Kolaborasi untuk

- tidak ada perdarahan mukosa pemantauan

dan bebas dari komplikasi laboratorium: monitor

lain darah rutin

4. Kolaborasi untuk
pembereian antibiotik

3 Resiko Setelah dilakukan tindakan 1. Ukur/catat haluaran urine

kurang perawatan selama ….x 24 dan berat jenis. Catat

volume jam volume cairn adekuat ketidak seimbangan

cairan b/d dengan kriteria: masukan dan haluran

intake yang - tanda vital dalam batas kumulatif

kurang dan normal 2. Pantau tekanan darah

deperosis - nadi perifer teraba kuat dan denyut jantung ukur

- haluran urine adekuat CVP

- tidak ada tanda-tanda 3. Palpasi denyut perifer

dehidrasi 4. Kaji membran mukosa

kering, tugor kulit yang

kurang baik dan rasa

halus

5. Kolaborasi untuk

pemberian cairan IV

sesuai indikasi

6. Pantau nilai

laboratorium, Ht/jumlah

sel darah merah,

BUN,cre, Elek,LED,

GDS
4 Cemas Setelah dilakukan tindakan 1. Kaji dan identifikasi

berhubungan perawatan selama 2 x 24 jam serta luruskan informasi

dengan efek cemas hilang dengan kriteria: yang dimiliki klien

proses - klien dapat mengidentifikasi mengenai hipertermi

penyakit hal-hal yang dapat 2. Berikan informasi yang

meningkatkan dan akurat tentang penyebab

menurunkan suhu tubuh hipertermi

- klien mau berpartisipasi 3. Validasi perasaan klien

dalam setiap tidakan yang dan yakinkan klien

dilakukan bahwa kecemasam

- klien mengungkapkan merupakan respon yang

penurunan cemas yang normal

berhubungan dengan 4. Diskusikan rencana

hipertermi, proses penyakit tindakan yang dilakukan

berhubungan dengan

hipertermi dan keadaan

penyakit
DAFTAR PUSTAKA

Arif Mansjoer, dkk. 2009. Kapita Selekta Kedokteran. Penerbit Media


Aesculapius. Jakarta : FKUI
Donna L.Wong, dkk. 2008 .Buku Ajar Leperawatan Pediatrik Ed 6. Jakarta : EGC
Herdman T. Heather. 2010. Diagnosis Keperawatan. Jakarta : EGC
Iseelbechtter, 2010
Julia, 2011
Nelwan, 2009
suriadi dan Yuliani. 2009. Asuhan Keperawatan pada anak. Jakarta : Cv Sagung
Seto
Soegeng Soegijanto. 2010. Ilmu Penyakit Anak, Diagnosa dan
Penatalaksanaan. Jakarta : Salemba Medika
Wilkinson M. Judith. 2009. Buku Saku Diagnosis Keperawatan Edisi 7.Jakarta :
EGC
Wong, Dona L. 2008. Buku Ajar Keperawatan Pediatrik. Jakarta : EGC

Anda mungkin juga menyukai