Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PENDAHULUAN

FEBRIS

A. KONSEP DASAR MEDIS


1. Definisi

Menurut pendapat lain Demam merupakan suatu keaadan suhu tubuh diatas
normal sebagai akibat peningkatan pusat pengatur suhu di hipotalamus.Sebagian
besar demam pada anak merupakan akibat dari perubahan pada pusat panas
(termogulasi) di hipotalamus penyakit –penyakit yangditandai dengan adanya
demam dapat menyerang system tubuh. Selain itu demam mungkin 17 berperan
dalam meningkatkan perkembangan imunitas spesifik dan non spesifik dalam
membantu pemulihan atau pertahanan terhadap infeksi. Sebagian besar kondisi
febris yang terjadi pada bayi serta anak disebabkan oleh virus, dan anak sembuh
tampa terapi spesisfik. Namun infeksi bakteri serius seperti meningitis, sepsis,
osteomilitis, srtritis spesis,infeksi traktus urinarius, pneumonia, endokarditis,
gastroenteritis dapatmula –mula muncul sebagai demam tampa tanda yang
menunjuk padasuatu lokasi. Tantangan bagi klinis adalah melakukan
penatalaksanaan adekuat semua anak dengan infeksi bakteri serius, tanpa
melakukan pengobatan berlebihan terhadap mayoritas luas anak yang
menderitainfeksi virus.
Jadi dapat disimpulkan febris keaadaan dimana seseorang yang mengalami
atauberesiko kenaikan suhu tubuh terus menerus lebih dari batas normalsuhu
tubuh yaitu < 37,5 °C, dan demam juga dapat berperan pentingterhadap
peningkatan perkembangan imunitas dalam membantu pemulihan atau pertahanan
terhadap infeksi, demam dapat terjadi karena berbagai proses infeksi dan non
infeksi yang berinteraksi dengan hospes. (Priadi, 2018)
2. Etiologi

Demam sering disebabkan karena infeksi. Penyebab demam selain infeksi


juga dapat disebabkan oleh keadaan toksemia, keganasan atau reaksi terhadap
pemakaian obat, juga pada gangguan pusat regulasi suhu sentral (misalnya
perdarahan otak, koma). Pada dasarnya untuk mencapai ketepatan diagnosis
penyebab demam diperlukan antara lain: ketelitian pengambilan riwayat penyekit
pasien, pelaksanaan pemeriksaan fisik, observasi perjalanan penyakit dan evaluasi
pemeriksaan laboratorium, serta penunjang lain secara tepat dan holistic (Nurarif,
2019).
Sedangkan menurut Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal dalam
Thobaroni (2019) bahwa etiologi febris diantaranya:
a. Suhu l ingkungan
b. Adanya infeksi
c. Pneumonia
d. Malaria.
e. Otitis media
f. Imunisas
3. Manifestasi Klinik

Menurut Nurarif (2015) tanda dan gejala terjadinya febris adalah:

1) Anak rewel (suhu lebih tinggi dari 37,5⁰C -39⁰C)

2) Kulit kemerahan

3) Hangat pada sentuhan

4) Peningkatan frekuensi pernapasan

5) Menggigil

6) Dehidrasi

7) Kehilangan nafsu makan

4. Patofisiologi

Demam terjadi bila berbagai proses infeksi dan non infeksi berinteraksi

dengan mekanisme pertahanan hospes. Saat mekanisme ini berlangsung bakteri

atau pecahan jaringan akan difagositosis oleh leukosit, makrofag, serta limfosit

pembunuh yang memiliki granula dalam ukuran besar. Seluruh sel ini kemudian
mencerna hasil pemecahan bakteri, dan melepaskan zat interleukinke dalam cairan

tubuh (zat pirogen leukosit/pirogen endogen).

Pada saat interleukin-1 sudah sampai ke hipotalamus akan menimbulkan

demam dengan cara meningkatkan temperatur tubuh dalam waktu 8-10 menit.

kemudian bekerja dibagian hipotalamus untuk membangkitkan reaksi demam.

Kekurang cairan dan elektrolit dapat mengakibatkan demam, karna cairan dan

eloktrolit ini mempengaruhi keseimbangan termoregulasi di hipotalamus anterior.

Jadi apabila terjadi dehidrasi atau kekurangan cairan dan elektrolit maka

keseimbangan termoregulasi di hipotalamus anterior mengalami ganggu (Sodikin,

2021).

5. Pathway
Proses infeki dan non infeksi

Mekanisme pertahanan hospes

Bakteri atau pecahan jaringan akan difagositosis oleh leukosit, makrofag, serta
limfosit

Pembunuh yang memiliki granula dalam ukuran besar

Seluruh sel ini kemudian mencerna hasil pemecahan bakteri

Melepaskan zat interleukinke dalam cairan tubuh (zat pirogen


leukosit/pirogen endogen).

Interleukin-1 sudah sampai ke hipotalamus

Febris
6. Pemeriksaan Diagnostik

Pemeriksaan penunjang :
a. Laboratorium
1) Tes urine dengan melihat warna, konsentrasi, dan kandungan dari urine
yang dihasilkan
2) Tes panel metabolisme untuk mengetahui kondisi tubuh terkait dengan
metabolisme, seperti ginjal dan hati. Beberapa pemeriksaan yang
terkait dengan hal ini adalah kadar gula, protein, kalsium, elektrolit,
ginjal dan hati
3) Tes darah untuk mengetahuai jumlah komponen dari darahseseorang.
b. Foto Rontgentc.
c. Ultrasonografi (USG)
d. Endoskopi/ Scanning

7. Komplikasi
Menurut Nurarif (2020) komplikasi dari demam adalah:

a) Dehidrasi : demam meningkatkan penguapan cairan tubuh

b) Kejang demam : jarang sekali terjadi (1 dari 30 anak demam). Sering

terjadi pada anak usia 6 bulan sampai 5 tahun. Serangandalam 24 jam

pertama demam dan umumnya sebentar, tidak berulang. Kejang demam

ini juga tidak membahayakan otak.

8. Penatalaksanan

Menurut Kania dalam Wardiyah, (2016) penanganan terhadap demam dapat

dilakukan dengan tindakan farmakologis dan tindakan non farmakologis.

Beberapa tindakan yang dapat dilakukan untuk menangani demam pada anak

1) Tindakan farmakologis Tindakan farmakologis yang dapat dilakukan yaitu

memberikan antipiretik berupa:


a. Paracetamol

Paracetamol merupakan obat pilihan pertama untuk menurunkan suhu

tubuh. Dosis yang diberikan antara 10-15 mg/Kg BB akan menurunkan

demam dalam waktu 30 menit dengan puncak pada 2 jam setelah

pemberian. Demam dapat muncul kembali dalam waktu 3-4 jam.

b. Ibuprofen

Ibuprofen merupakan obat penurun demam yang juga memiliki efek anti

peradangan. Ibuprofen merupakan pilihan kedua pada demam, bila alergi

terhadap parasetamol. Ibuprofen dapat diberikan ulang dengan jarak antara

6-8 jam dari dosis sebelumnya. Untuk penurun panas dapat dicapai dengan

dosis 5mg/Kg BB.

2) Tindakan non farmakologis Menurut (Nurarif, 2015). Tindakan non

farmakologis terhadap penurunan panas yang dapat dilakukan:

a. Memberikan minuman yang banyak

b. Tempatkan dalam ruangan bersuhu normal

c. Menggunakan pakaian yang tidak tebal

d. Memberikan kompres.
B. Konsep Dasar Keperawatan
1. Pengkajian
PengkajianPengkajian mencakup pengumpulan informasi subjektif dan
objektif (misal: TTV, wawancara pasien/keluarga, pemeriksaan fisik) dan
peninjauan informasi riwayat pasien yang diberikan oleh pasien/keluarga
(untuk mengidentifikasi peluang promosi kesehatan) dan risiko (untuk
mencegah atau menunda potensi masalah) (Vanda, 2018).
1) Pengkajian berupa :
a. Identitas: umur untuk menentukan jumlah cairan yang diperlukan.
b. Keluhan utama (keluhan yang dirasakan pasien saat pengkajian):
panas
c. Riwayat kesehatan sekarang: sejak kapan timbul demam, sifat
demam, gejala lain yang menyertai demam (misalnya: mual,
muntah, nafsu makn, eliminasi, nyeri otot dan sendi dll), apakah
menggigil, gelisah.
d. Riwayat kesehatan yang lalu (riwayat penyakit yang sama atau
penyakit lain yang pernah diderita oleh pasien).
e. Riwayat kesehatan keluarga (riwayat penyakit yang sama atau
penyakit lain yang pernah diderita oleh anggota keluarga yang lain
baik bersifat genetik atau tidak).
2) Pemeriksaan fisik Keadaan umum: kesadaran, vital sign, status nutrisi.
3) Pola fungsi kesehatana.
a. Pola persepsi dan pemeliharaan kesehatan
b. Pola nutrisidan metabolisme
c. Pola eliminasi
d. Pola aktivitas dan latihan
e. Pola tidur dan istirahat
f. Pola kognitif dan perseptual
g. Pola toleransi dan koping stress
h. Pola nilai dan keyakinani
i. Pola hubungan dan peran
2. Penyimpangan KDM

Agen infeksius Dehidrasi


Mediator inflamasi

Tubuh Kehilangan cairan


Monosit

Penurunan cairan intrasel

Sitokin pirogen

Mempengaruhi hipothalamus
Anterior
DEMAM

Peningkatan evaporasi Peningkatan suhu


tubuh
Meningkatnya
Mebolik tubuh Hipertermi
Hipovolemi
Ph berkurang

Kelemahan Gangguan rasa nyaman


Anoreksia

Tidak bisa tidur


Intoleran Intake makanan berkurang
aktivitas
Gangguan
pola tidur
Gangguan tumbuh kembang
3. Diagnosa Keperawatan

1) Hipertermi
2) Gangguan pola tidur
3) Gangguan tumbuh kembang
4) Intoleran aktivitas
5) Hipovolemia

4. Intervensi Keperawatan

NO SDKI SLKI SIKI

1. HHipertermi Setelah Dilakukan Tindakan Managemen Hipetermia


DDefinisi: suhu tubuh 1x4 Jam Maka Di Harapkan Observasi
meningkat diatas rentang Termoregulasi Membaik 1. Identifikasi penyebab
normal tubuh. Dengan Criteria Hasil : hipertermi
Gejala dan tanda mayor : 1. Suhu Tubuh 2. Monitor suhu tubuh
DS: - Membaik 3. Monitor kadar elektrolit
Do : Suhu tubuh di atas nilai 2. Kulit terasa hangat 4. Monitor haluaran urine
normal membaik 5. Montor komplikasi akibat
Gejala dan tanda minor : hipertermia
Ds : - Terapeutik
Do : 6. Sediakan lingkungan yang
 Kejang dingin
7. Longgarkan atau lepaskan
 Kulit Terasa Hangat pakaian
8. Basahi dan kipasi permukaan
tubuh
9. Berikan cairan oral
10. Ganti linen setiap hari atau
lebih sering jika mengalami
hiperhidrosis
11. Hindari pemberian antipiretik
atau aspirin
12. Berikan oksigen
Edukasi
13. Anjurkan tirah baring
Kolaborasi
14. Kolaborasi Pemberian Cairan
Dan Elektrolit Intrafena
2. Gangguan pola tidur Setelah dilakukan tindakan Dukungan Tidur
Definisi : keperawatan selama 1x4 jam Observasi
Gangguan kualitas dan maka diharapkan pola tidur 1. Identifikasi pola aktivitas dan
kuantitas waktu tidur akibat membaik dengan kriteria tidur
faktor eksternal hasil : 2. Identifikasi faktor
1. Keluhan sulit tidur pengganggu tidur
Gejala dan Tanda Mayor : membaik 3. Identifikasi makanan dan
Subjektif 2. Keluhan sering terjaga minuman yang menganggu
(Tidak tersedia) membaik tidur
Objektif 4. Identifikasi obat tidur yang
1. Mengeluh sulit tidur dikonsumsi
2. Mengeluh sering terjaga Terapeutik
3. Mengeluh tidak puas 5. Modifikasilingkungn
tidur 6. Batasi waktu tidur siang, jika
4. Mengeluh pola tidur perlu
berubah 7. Fasilitasi menghilangkan
5. Mengeluh istirahat tidak stres sebelum tidur
cukup 8. Tetapkan jadwal tidur rutn
9. Lakukan prosedur untuk
Gejala dan Tanda Minor meningkatkan kenyamanan
10. Sesuaikan jadwal pemberian
Subjektif obat
Edukasi
(Tidak tersedia) 11. Jelaskan pentingnya tidur
cukup selama sakit
Objektif 12. Anjurkan menepati kebiasaan
waktu tidur
1. Mengeluh kemampuan 13. Anjurkan menghindari
beraktivitas menurun makanan/minuman yang
mengganggu tidur
14. Anjurkan penggunaan obat
tidur yang tidak mengandung
supresor terhadap tidur REM
15. Anjurkan relaksasi otot
autogenik atau
nonfarmakologi
3. Gangguan tumbuh kembang Setelah dilakukan tindakan Perawatan perkembangan
Definisi : beresiko keperawatan selama 1x8 jam Observasi
mengalami gangguan untuk maka diharapkan status 1. Identifikasi pencapaian tugas
bertumbuh sesuai dengan pertumbuhan meningkat 2. Identifikasi syarat dan
kelompok seusianya. dengan kriteria hasil : perilaku fisiologis yang
Faktor Risiko: Berat bada sesuai, panjang ditunjukan bayi
1. Proses infeksi badan sesuai. Terapeutik
2. Proses infeksi 1. Pertahankan sentuhan
maternal seminimal mungkin pada bayi
Kondisi Klinis terkait : prematur
Gangguan kepribadian 2. Berikan sentuhan yang
bersifat gentel dan tidak ragu-
ragu
3. Meminimalkan nyeri
4. Meminimalkan kebisingan
ruangan
5. Pertahankan lingkungan yang
mendukung perkembangan
optimal
6. Motivasi anak berinteraksi
dengan anak lain
7. Sediakan aktivitas yang
memotifasi anak berinteraksi
dengan anak lain
8. Fasilitasi anak berbagai dan
bergantian atau bergulir
9. Dukung anak
mengekspresikan diri melalui
pengharapan positif atau
umpan balik atas usahanya
10. Pertahankan kenyamanan
anak
11. Fasilitasi anak melatih
keretampilan pemenuhan
kebutuhan secara mandiri
12. Bernyanyi bersama anak
dengan lagu-lagu yang
disukai
13. Bicarakan cerita atau
dongeng
14. Dukung partisifasi anak
disekolah
Edukasi
1. Jelaskan orang tua dan atau
anak pengasuh tentang
milestone perkembangan
anak dan perilaku anak
2. Anjurkan orang tua
menyentuh dan menggendong
bayinya
3. Anjurkan orang tua
berinteraksi dengan anaknya
4. Ajarkan anak keterampilan
berinteraksi
5. Ajarkan anak teknik asertif
Kolaborasi
1. Rujuk untuk konseling , jika
perlu
4. Definisi : Ketidakcukupan Setelah dilakukan tindakan Manajemen Energi
energi untuk melakukan keperawatan 1x4 jam
aktivitas sehari hari. diharapkan toleransi aktivitas Observasi
meningkat dengan kriteria
Gejala dan Tanda Mayor hasil : 1. Identifikasi gangguan fungsi
1. Keluhan lelah menurun tubuh yang mengakibatkan
Subjektif 2. Dispnea saat aktifitas kelelahan
menurun 2. Monitor kelelahan fisik dan
1. Mengeluh lelah emosional
3. Monitor pola dan jam tidur
Objektif 4. Monitor lokasi dan
ketidaknyamanan selama
1. frekuensi jantung melakukan aktivitas
meningkat >20%
dari kondisi sehat Terapeutik

1. Sediakan lingkungan
nyaman dan rendah
Gejala dan Tanda Minor stimulus (mis: cahaya,
suara, kunjungan)
Subjektif 2. Lakukan latihan rentang
gerak pasif dan/atau aktif
1. Dispnea saat/setelah 3. Berikan aktivitas distraksi
aktivitas yang menenangkan
2. Merasa tidak 4. Fasilitasi duduk di sisi
nyaman setelah tempat tidur, jika tidak
beraktivitas dapat berpindah atau
3. Merasa lemah berjalan

Objektif Edukasi

1. Tekanan darah 1. Anjurkan tirah baring


berubah >20% dari 2. Anjurkan melakukan
kondisi istirahat aktivitas secara bertahap
2. Gambaran EKG 3. Anjurkan menghubungi
menunjukan aritmia perawat jika tanda dan
saat/setelah aktivitas gejala kelelahan tidak
3. Gambaran EKG berkurang
menunjukan iskemia 4. Ajarkan strategi koping
4. Sianosis untuk mengurangi
kelelahan

Kolaborasi

1. Kolaborasi dengan ahli gizi


tentang cara meningkatkan
asupan makanan

5. Hipovolemia Setelah dilakukan tindakan Manajemen Hipovolemia


keperawatan selama 1x4 jam
DS: status cairan membaik Observasi
dengan kriteria hasil :
Tidak ada 1. Frekuensi nadi membaik 1. Periksa tanda dan gejala
2. Tekanan darah membaik hipovolemia (mis:
DO: 3. Tekanan nadi membaik frekuensi nadi meningkat,
nadi teraba lemah,
1. Frekuensi nadi tekanan darah menurun,
meningkat tekanan nadi menyempit,
2. Nadi teraba lemah turgor kulit menurun,
3. Tekanan darah membran mukosa kering,
menurun volume urin menurun,
4. Tekanan nadi hematokrit meningkat,
menyempit haus, lemah)
5. Turgor kulit 2. Monitor intake dan
menurun output cairan
6. Membran mukosa
kering Terapeutik
7. Volume urin
menurun 1. Hitung kebutuhan cairan
8. Hematokrit 2. Berikan posisi modified
meningkat Trendelenburg
3. Berikan asupan cairan
oral

Edukasi

1. Anjurkan memperbanyak
asupan cairan oral
2. Anjurkan menghindari
perubahan posisi
mendadak

Kolaborasi

1. Kolaborasi pemberian
cairan IV isotonis (mis:
NaCL, RL)
2. Kolaborasi pemberian
cairan IV hipotonis (mis:
glukosa 2,5%, NaCl
0,4%)
3. Kolaborasi pemberian
cairan koloid (albumin,
plasmanate)
4. Kolaborasi pemberian
produk darah

Anda mungkin juga menyukai