Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN PENDAHULUAN FEBRIS

DI PUSKEMAS ALALAK SELATAN

DI SUSUN OLEH :

Nama : Afiyad Bardian

NPM : 15142011054

Kelompok : 23

CT : Jenny Saherna.,Ns.,M.Kep

CI : Sri Ningsih., Amd.Kep

PRAKTIK PRE NERS 1 PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


FAKULTAS KEPERAWATAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BANJAMASIN
TAHUN 2016 – 2017
LEMBAR PERSETUJUAN

Nama : Afiyad Bardian

NPM : 15142011054

Tempat : Puskemas Alalak Selatan

Tugas : Laporan Pendahuluan

Banjarmasin, 06 Febuari 2017

Menyetujui,

Clinical Instrukture (CI) Clinical Teacher(CT)

Sri Ningsih., Amd.Kep Jenny Saherna.,Ns.,M.Kep


1. Anatomi dan Fisiologi

1.1 Hipotalamus
Hipotalamus (bahasa Inggris: hypothalamus) adalah bagian dari otak yang terdiri
dari sejumlah nukleus dengan berbagai fungsi yang sangat peka
terhadap steroid dan glukokortikoid, glukosa dan suhu. Hipotalamus juga
merupakan pusat kontrol autonom. Salah satu di antara fungsi hipotalamus yang
paling penting karena terhubung dengan sistem syaraf dan kelenjar hipofisis yang
merupakan salah satu homeostatis sistem endokrin, fungsi neuroendokrin yang
berpengaruh terhadap sistem syaraf otonomi sehingga dapat memelihara
homeostasis tekanan darah, denyut jantung, suhu tubuh dan perilaku konsumsi
dan emosi.
1.2 Thalamus
Talamus adalah struktur penting terletak jauh di dalam otak yang memiliki
beberapafungsi penting. Ada jaringan saraf luas yang mengirim sinyal seluruh
struktur otak termasuk korteks serebral. Talamus terlibat dalam sensorik dan
motorik estafet sinyal dan pengaturan kesadaran dan istirahat (tidur)
2. Defenisi
Febris adalah meningkatnya suhu tubuh secara abnormal ( Suriadi, 2001)
Febris adalah kenaikan suhu tubuh diatas variasi yang normal sebagai akibat dari
perubahan pada pusat termogulasi yang terletak dalam hipotalamus anterior (
Isselbacher, 1999)
Febris adalah keadaan dimana terjadi kenaikan suhu hingga 38ᵒ C atau lebih, ada juga
yang mengambil batasan dari 37ᵒ C, sedang bila suhu tubuh lebih dari 40ᵒ C disebub
demam tinggi (Hiperpireksia) ( Julia, 2000 )
2.2 Demam Septik
Suhu badan berangsur naik ketingkat yang lebih tinggi pada malam hari dan turun
kembali pada malam hari. Sering disertai keluhan menggil dan berkeringat.
2.2 Demam Remiten
Suhu badan dapat turun setiap hari tetapi tidak bisa mencapai suhu badan normal.
2.3 Demam Intermiten
Suhu badan turun ketingkat normal dalam beberapa jam dalm satu hari
2.4 Demam Kontinyu
Variasi suhu dalam satu hari tidak lebih dari satu derajat
2.5 Demam Siklik
Terjadi kenaikan suhu badan selama beberapa hari yang diikuti oleh beberapa
periode bebas demam untuk untuk beberapa hari yang kemudian diikuti oleh
kenaikan suhu
3. Etiologi
 Penyebab demam selain infeksi juga dapat disebabkan oleh toksemia,
keganasan atau reaksi terhadap pemakaian obat juga, gangguan pusat regulasi
suhu sentral
 Beberapa hal khusus perlu diperhatikan pada demam adalah lama demam,
timggi demam serta keluhan dan gejala yang menyertai demam
 Demam belum terdiagnosa adalah suatu keadaan dimana seseorang pasein
memngalami demam terus menerus selama 3 minggu, dan suhu badan diatas
38,3ᵒ C dan tetap belum dapat diketahui penyebabnya walau telah diteliti selam
1 minggu secara intensi dengan menggunakan sarana laboratorium dan
penunjang medis lainnya ( Sylvia dan Wilsan, 2009 )
4. Patofisiologi

Infeksi agent sebagi Monosit makrofag


Pyrogenik
media inflamasi
Sel lainnya

Peningkatan pusat
Pemproduksi panas Anterior hipotalamus
termogulasi

Metabolisme
Pemproduksi panas Fever - Hipertermia
Meningkat
Ketidakefektifan Ketidakseimbangan
O2 keotak menurun nutrisi dari kebutuhan
termogulasi
tubuh

5. Manifestasi Klinis
 Anak Rewel ( Suhu lebih tinggi dari ( 37,8 ᵒ C - 40ᵒ C )
 Kulih kemerahan
 Hangat pada sentuhan
 Peningkatan frekuensi pernapasan
 Menggigil
 Dehidrasi
 Kehilangan nafsu makan
6. Pemeriksaan Diagnostik
 Uji Coba Darah
 Pembiakan kuman dari cairan tubuh atau lesi permukaan atau sinar tembus
rutin
 Biopsi pada tempat yang dicurigai, juga dapat dilakukan pemeriksaan
anginografi. Aortografi atau limfangiografi
 Ultrasonografi endoskopi atau scanning, masih diperiksa
7. Penatalaksaan Medis
Pada dasarnya menunrunkan demam dapat dilakukan dengan cara fisik maupun obat –
obatan maupun kolabirasi keduanya.
1. Secara Fisik
 Ditempatkan pada ruangan bersuhu normal
 Pakaian diusahan tidak tebal
 Memberikan minum yang banyak kerna kebutuhan air meningkat
 Memberi kompras hangat
2. Obat – obatan
Pemberian obat antipiterik merupakan pilihan pertama dalam menurunkan
demam. Obat anti inflamasi, analgenik, dan antipiretik terdiri dari golongan yang
bermacam – macam dan beragam dalam susuanan kimianya tetapi mempunyai
kesmaan dalam pengobatannya. Tujuannya menurunkan set point hipotalamus
melalui pencegahan pembentukan prostagiadin dengan jalan menghambat enzim
cyclocygenase. Asitaminofen merupakan derivate para aminofel yang bekerja
menekan terapeutik antara 10 – 15 mgr/ kgBB/ kali tiap 4 jam maksimal 5 kali
sehari, dan maksimal 90mgr/kgBB/hari. Turunan asam propionat seperti ibuprofen
8. Diagnosa Keperawatan
 Hipertermia b/d proses penyakit
 Ketidakefektifan termogulasi b/d proses penyakit, fluktasi suhu ingkungan
 Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d intaka yang
kurang dan diaporesis
 Resiko cedera
 Resiko keterlambatan perkembangan
9. Intervensi Keperawatan
 Ajarkan tanda – tanda kekambuhan dan laporkan dokter atau perawat
 Intruksikan untuk memberikan pengobatan sesuai dengan dosis dan waktu
 Ajarkan bagaimana mengukur suhu tubuh dan intervensi
 Intruksikan untuk kontrol ulang
 Jelaskan faktor penyebab demam dan menghindari faktor pencetus
Daftar Pustakan
Nunarif Hadi Amin, Kusuma Hardhi, 2015, Asuhan Keperawatan Praktis Jilid 1,
Jakarta, MediAction
Nunarif Hadi Amin, Kusuma Hardhi, 2015, Asuhan Keperawatan Praktis Jilid 2,
Jakarta, MediAction
Wilkinson M. Judith, Ahern R, Nancy, 2013, Diagnosis Keperawatn Edisi 9,
Jakarta, Buku Kedokteran EGC
http://www.alodokter.com/tonsilitis.html (Diaksesk 1 Febuari 2017)

Anda mungkin juga menyukai