Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN PENDAHULUAN

PENYAKIT FEBRIS DI RUANG MELATI RSUD CIAMIS

DISUSUN OLEH :
WITA NURMALA
NIM. 1490122104

PROGRAM PROFESI NERS PROGRAM STUDI KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS GALUH
TAHUN AKADEMIK
2022/2023
LAPORAN PENDAHULUAN

A. Pengertian

Demam merupakan suatu keaadan suhu tubuh diatas normal

sebagai akibat peningkatan pusat pengatur suhu di hipotalamus. Sebagian

besar demam pada anak merupakan akibat dari perubahan pada pusat

panas (termogulasi) di hipotalamus penyakit-penyakit yang ditandai

dengan adanya demam dapat menyerang sistem tubuh. Selain itu demam

mungkin berperan dalam meningkatkan perkembangan imunitas spesifik

dan non spesifik dalam membantu pemulihan atau pertahanan terhadap

infeksi (Sodikin. 2012).

Demam merupakan suatu keadaan saat suhu tubuh manusia berada

di atas normal atau diatas 370C dan merupakan salah satu gejala saat tubuh

manusia terserang penyakit (Cahyaningrum & Putri, 2017). Berdasarkan

paparan beberapa ahli diatas dapat disimpulkan demam merupakan suatu

keadaan saat suhu tubuh manusia berada di atas normal atau diatas 37 0C

sebagai akibat peningkatan pusat pengatur suhu di hipotalamus yang dapat

menyerang sistem tubuh.

B. Etiologi

Demam sering disebabkan karena infeksi. Penyebab demam selain

infeksi juga dapat disebabkan oleh keadaan toksemia, keganasan atau

reaksi terhadap pemakaian obat, juga pada gangguan pusat regulasi suhu

sentral (misalnya perdarahan otak, koma). Pada dasarnya untuk mencapai


ketepatan diagnosis penyebab demam diperlukan antara lain: ketelitian

pengambilan riwayat penyekit pasien, pelaksanaan pemeriksaan fisik,

observasi perjalanan penyakit dan evaluasi pemeriksaan laboratorium,

serta penunjang lain secara tepat dan holistic (Nurarif, 2015).

Sedangkan menurut Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal dalam

Thobaroni (2015) bahwa etiologi febris diantaranya:

1. Suhu lingkungan

2. Adanya infeksi

3. Pneumonia

4. Malaria

5. Otitis media

6. Imunisas

C. Manifestasi Klinik

Menurut Nurarif (2015) tanda dan gejala terjadinya febris adalah:

1. Anak rewel (suhu lebih tinggi dari 37,5 0C -39 0C)

2. Kulit kemerahan

3. Hangat pada sentuhan

4. Peningkatan frekuensi pernapasan

5. Menggigil

6. Dehidrasi

7. Kehilangan nafsu makan


D. Patofisiologi
Agen infeksius mediator
inflamasi Dehidrasi

Tubuh kehilangan cairan elektrolit


Monosit/makrofag

Penurunan cairan intrasel


Sitoksin pirogen dan ekstrasel

Mempengaruhi
Demam
hipotalamus
anterior
Gangguan rasa
Aksi piretik nyaman
peningkatanm evaporasi

anorexia
Rewel

Input makanan
Hipovolemi
Deficit nutrisi

Meningkatnya
metabolic tubuh

kelemahan

Intoleransi
aktivitas

Gambar 1 pathway febris (Saacharin, 1996 & Sodikin, 2012)


E. Penatalaksanaan

Menurut Kania dalam Wardiyah, (2016) penanganan terhadap

demam dapat dilakukan dengan tindakan farmakologis dan tindakan non

farmakologis. Beberapa tindakan yang dapat dilakukan untuk menangani

demam pada anak :

1. Tindakan farmakologis

Tindakan farmakologis yang dapat dilakukan yaitu memberikan

antipiretik berupa:

a. Paracetamol

Paracetamol merupakan obat pilihan pertama untuk

menurunkan suhu tubuh. Dosis yang diberikan antara 10-15 mg/Kg

BB akan menurunkan demam dalam waktu 30 menit dengan

puncak pada 2 jam setelah pemberian. Demam dapat muncul

kembali dalam waktu 3-4 jam

b. Ibuprofen

Ibuprofen merupakan obat penurun demam yang juga memiliki

efek anti peradangan. Ibuprofen merupakan pilihan kedua pada

demam, bila alergi terhadap parasetamol. Ibuprofen dapat diberikan

ulang dengan jarak antara 6-8 jam dari dosis sebelumnya. Untuk

penurun panas dapat dicapai dengan dosis 5mg/Kg BB.

2. Tindakan non farmakologis Menurut (Nurarif, 2015)

Tindakan non farmakologis terhadap penurunan panas yang dapat

dilakukan:
a. Memberikan minuman yang banyak

b. Tempatkan dalam ruangan bersuhu normal

c. Menggunakan pakaian yang tidak tebal d. Memberikan kompres

F. Komplikasi

Menurut Nurarif (2015) komplikasi dari demam adalah:

1. Dehidrasi : demam meningkatkan penguapan cairan tubuh

2. Kejang demam : jarang sekali terjadi (1 dari 30 anak demam). Sering

terjadi pada anak usia 6 bulan sampai 5 tahun. Serangandalam 24 jam

pertama demam dan umumnya sebentar, tidak berulang. Kejang

demam ini juga tidak membahayakan otak

G. Konsep Asuhan Keperawatan

H. D. Pemeriksaan
Diagnostik
I. 1. Pemeriksaan fungsi
paru
J. Untuk mengetahui
kemampuan paru dalam
melakukan pertukaran
gas secara
K. efisien.
L. 2. Pemeriksaan gas
darah arteri
M. Untuk memberikan
informasi tentang
difusi gas melalui
membrane kapiler
N. alveolar dan
keadekuatan oksigenasi.
O. 3. Oksimetri
P. Untuk mengukur
saturasi oksigen kapiler
Q. 4. Pemeriksaan sinar
x dada
R. Untuk pemeriksaan
adanya cairan, massa,
fraktur, dan proses-
proses abnormal.
S. 5. Bronkoskopi
T. Untuk memperoleh
sampel biopsy dan
cairan atau sampel
sputum/benda asing
U. yang menghambat
jalan nafas.
V. 6. Endoskopi
W. Untuk melihat lokasi
kerusakan dan adanya
lesi.
X. 7. Fluoroskopi
Y. Untuk mengetahui
mekanisme
radiopulmonal, misal:
kerja jantung dan
Z. kontraksi paru.
AA. 8. CT-Scan
BB. Untuk
mengintifikasi adanya
massa abnorma
Pengkajian mencakup pengumpulan informasi subjektif dan

objektif (misal: TTV, wawancara pasien/keluarga, pemeriksaan fisik) dan

peninjauan informasi riwayat pasien yang diberikan oleh pasien/keluarga

(untuk mengidentifikasi peluang promosi kesehatan) dan risiko (untuk

mencegah atau menunda potensi masalah) (NANDA, 2018).

1. Pengkajian

1) Pengkajian berupa:

a. Identitas: umur untuk menentukan jumlah cairan yang diperlukan.


b. Keluhan utama (keluhan yang dirasakan pasien saat pengkajian):

panas

c. Riwayat kesehatan sekarang: sejak kapan timbul demam, sifat

demam, gejala lain yang menyertai demam (misalnya: mual,

muntah, nafsu makn, eliminasi, nyeri otot dan sendi dll), apakah

menggigil, gelisah.

d. Riwayat kesehatan yang lalu (riwayat penyakit yang sama atau

penyakit lain yang pernah diderita oleh pasien).

e. Riwayat kesehatan keluarga (riwayat penyakit yang sama atau

penyakit lain yang pernah diderita oleh anggota keluarga yang lain

baik bersifat genetik atau tidak).

2) Pemeriksaan fisik

1) Status kesehatan umum

Meliputi keadaan penderita, kesadaran, suara bicara, tinggi

badan, berat badan dan tanda- tanda vital. 

2) Kepala dan leher

Kaji bentuk kepala, keadaan rambut, adakah pembesaran pada

leher, telinga kadang-kadang berdenging, adakah gangguan

pendengaran, lidah sering terasa tebal, ludah menjadi lebih kental,

gigi mudah goyah, gusi mudah bengkak dan berdarah, apakah

penglihatan kabur / ganda, diplopia, lensa mata keruh.

3) Sistem integument
Turgor kulit menurun, adanya luka atau warna kehitaman

suhu kulit, kemerahan pada kulit, tekstur rambut dan kuku.

4) Sistem pernafasan

Adakah sesak nafas, batuk, sputum, nyeri dada.

5) Sistemkardiovaskuler

Perfusi jaringan menurun, nadi perifer lemah atau berkurang,

takikardi/bradikardi,, aritmia, kardiomegalis.

6) Sistem gastrointestinal

Terdapat mual, muntah, diare, konstipasi,

dehidrasi, perubahan berat badan, peningkatan lingkar abdomen,

obesitas.

7) Sistem urinary

Poliuri, retensio urine, inkontinensia urine, rasa panas atau

sakit saat berkemih.

8) Sistem musculoskeletal

Penyebaran lemak, penyebaran masa otot, perubahn tinggi

badan, cepatlelah, lemah dan nyeri, adanya gangren di

ekstrimitas.

9) Sistem neurologis

Terjadi penurunan sensoris, parasthesia, anastesia, letargi,

mengantuk, reflek lambat, kacau mental, disorientasi.

3) Pemeriksaan laboratorium 
1) Pemeriksaan darah

Pemeriksaan darah meliputi : GDS > 200 mg/dl, gula darah

puasa >120mg/dl dan dua jam post prandial > 200 mg/dl. 

2) Urine

Pemeriksaan didapatkan adanya glukosa dalam urine.

Pemeriksaan dilakukan dengan cara Benedict ( reduksi ). Hasil

dapat dilihat melalui perubahan warna pada urine : hijau ( + ),

kuning ( ++ ), merah ( +++ ), danmerah bata ( ++++ ).

3) Kultur pus

Mengetahui jenis kuman pada luka dan memberikan

antibiotik yang sesuai dengan jenis kuman. 

2. Analisa Data

Data yang sudah terkumpul selanjutnya dikelompokan dan

dilakukan analisa serta sintesa data. Dalam mengelompokan data

dibedakan atas data subyektif dan data obyektif dan berpedoman pada

teori Abraham Maslow yang terdiri dari :

a. Kebutuhan dasar atau fisiologis

b. Kebutuhan rasa aman

c. Kebutuhan cinta dan kasih saying

d. Kebutuhan harga diri

e. Kebutuhan aktualisasi diri


3. Diagnosa keperawatan

Diagnosa keperawatan adalah penilaian klinis tentang respons

manusia terhadap gangguan kesehatan/proses kehidupan, atau

kerentanan respons dari seorang individu, keluarga, kelompok, atau

komunitas (NANDA, 2015).

Diagnosa Keperawatan Febris:

1) Hipertermi berhubungan dengan proses penyakit.

2) Hipovolemi berhubungan dengan kurangnya intake cairan dan

peningkatan suhu tubuh.

3) Defisit nutrisi berhubungan dengan kemampuan dalam

mengabsorbsi makanan.

4) Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan anggota tubuh


4. Diagnosa Keperawatan dan Intervensi keperawatan

No SDKI SLKI SIKI

1. Hipertermi (D.0130) Setelah dilakukan Manajemen


Penyebab: tindakan keperawatan Hipertermi (I. 15506)
- Dehidrasi 1x8 jam, tindakan :
- Proses penyakit diharapkantermogulasi Observasi :
(infeksi) membaik, dengan kriteria - Identifikasi penyebab
- Peningkatan laju hasil : hipertermi
metabolism - Menggigil membaik - Monitor suhu tubuh
- Respon trauma - Suhu tubuh membaik - Monitor kadar
- Aktivitas berlebihan - Suhu kulit membaik elektrolit
Gejala dan Tanda (L.14134) - Monitor keluaran urin
Mayor - Monitor komplikasi
Subjektif akibat hipertermi
-
Objektif Terapeutik
- Suhu tubuh diatas - Sediakan lingkungan
normal yang dingin
Gejala dan Tanda - Longgarkan dan
Minor lepasakn pakaian
Subjektif - Basahi dan kipasi
- permukaan tubuh
Objektif - Berikan cairan oral
- Kulit merah - Lakukan pendinginan
- Kejang eksternal (kompres)
- Takikardi - Hindari pemberian
- Kulit terasa hangat antipiretik
- Takipnea - Berikan oksigen

Edukasi :
- Anjurkan tirah baring

Kolaborasi:
Kolaborasi pemberian
cairan dan elektrolit
intravena

2. Hipovolemia (D.0023) Setelah dilakukan Manajemen


Penyebab: tindakan keperawatan Hipovolemia (I.
- Kehilangan cairan 1x8 jam, diharapkan 03116) tindakan :
aktif status cairan cairan Observasi :
- Kekurangan intake meningkat , dengan - Periksa tanda dan
cairan kriteria hasil : gejala hipovolemia
- Kegagalan - Kekuatan nadi (ortopnea, dyspnea,
mekanisme regulasi meningkat edema, JVP
Gejala dan Tanda - Membrane mukosa meningkat)
Mayor lembab - Identifikasi penyebab
Subjektif - Turgor kulit membaik hipovolemia
- - Tekanan darah - Monitor TTV
Objektif membaik - Monitor intake dan
- Frekuensi nadi (L.03028) output cairan
meningkat
- Nadi teraba lemah Terapeutik
- Tekanan darah - Timbang berat badan
menurun - Batasi asupan cairan
- Volume urin dan garam
menurun - Tinggikan kepala
- Hematocrit tempat tidur 30-40
meningkat derajat

Edukasi :
- Ajarkan cara
memperbanyak
cairan

Kolaborasi:
- Kolaborasi pemberian
diuretic
3 Defisit nutrisi Setelah dilakukan Manajemen nutrisi
(D.00019) tindakan keperawatan (l.03119) :
Penyebab : selama 1x8 maka Tindakan
- Ketidakmampuan diharapkan nafsu makan Observasi
menelan makanan dan status nutrisi - Identifikasi status
- Ketidakmampuan membaik dengan kriteria nutrisi
mencerna hasil : - Identifikasi alergi
makanan - Keinginan makan dan intoleransi
- Ketidakmampuan membaik makanan
mengabsorpsi - Asupan makanan - Identifikasi
nutrient membaik makanan yang
- Peningkatan - Kemampuan disukai
kebutuhan merasakan makan - Monitor asupan
metabolismme membaik makanan
- Faktor ekonomi - Porsi makan - Monitor berat badan
- Faktor psikologis dihabiskan - Monitor hasil
Gejala dan Tanda meningkat pemeriksaan
Mayor : - Perasaan cepat laboratorium
Objektif kenyang menurun Terapeutik
- Berat badan (L.03030) dan (L.03024) - Lakukan oral hygen,
menurun minimal jika perlu
10% dibawah - Sajikan makanan
rentang ideal secara menarik dan
suhu sesuai
Gejala dan Tanda - Berikan makanan
Minor : tinggi serat untuk
Subjektif mencegah
- Cepat kenyang koonstipasi
setelah makan - Berikan makanan
- Nyeri abdomen tinggi kalori dan
- Nafsu makan protein
menurun - Berikan seplemen
makanan
Objektif Edukasi
- Bising usus - Anjurkan posisi
hiperaktif duduk
- Otot pengunyah - Ajarkan diet yang
lemah diprogramkan
- Otot menelan Kolaborasi
lemah - Kolaborasi
- Membrane pemberian medikasi
mukosa pucat sebelum makan
- Sariawan Kolaborasi dengan ahli
- Diare gizi
- Rambut rontok
4 Intoleransi aktivitas Setelah dilakukan Manajemen Energi
(D.0056) tindakan keperawatan (I.05178)
Penyebab : selama 1x8 maka Tindakan:
- Ketidakseimbangan diharapkan nafsu makan Observasi
antara suplai dan dan status nutrisi - Identifikasi gangguan
kebutuhan oksigen membaik dengan kriteria fungsi tubuh yang
- Tirah baring hasil : mengakibatkan
- Kelemahan - Keinginan makan kelelahan
- Imobilitas membaik - Monitor kelelahan
- Gaya hidup - Asupan makanan fisik dan emosional
monoton membaik - Monitor pola dan jam
Gejala dan Tanda - Kemampuan tidur
Mayor : merasakan makan - Monitor lokasi dan
Subjektif membaik ketidaknyamanan
Mengeluh lelah - Porsi makan selama melakukan
Objektif dihabiskan aktivitas
- Frekuensi jantung meningkat
meningkat >20% - Perasaan cepat Terapeutik
dari kondisi istirahat kenyang menurun - Sediakan lingkungan
Gejala dan Tanda (L.03030) dan (L.03024 nyaman dan rendah
Minor : stimulus (mis: cahaya,
Subjektif suara, kunjungan)
- Dispneu - Lakukan latihan
- Merasa lemah rentang gerak pasif
- Merasa tidak dan/atau aktif
nyaman setelah - Berikan aktivitas
beraktivitas distraksi yang
Objektif menenangkan
- Tekanan darah - Fasilitasi duduk di sisi
berubah >20% tempat tidur, jika
dari kondidi tidak dapat berpindah
istirahat atau berjalan
- Gambaran EKG
aritmia Edukasi
- sianosis - Anjurkan tirah baring
- Anjurkan melakukan
aktivitas secara
bertahap
- Anjurkan
menghubungi perawat
jika tanda dan gejala
kelelahan tidak
berkurang
- Ajarkan strategi
koping untuk
mengurangi kelelahan

Kolaborasi
- Kolaborasi dengan
ahli gizi tentang cara
meningkatkan asupan
makanan

H. Evaluasi
Evaluasi merupakan tahap terakhir dari proses keperawatan.

Kegiatan evaluasi ini adalah membandingkan hasil yang telah dicapai

setelah implementasi keperawatan dengan tujuan yang diharapkan

dalam perencanaan. Perawat mempunyai tiga alternatif dalam

menentukan sejauh mana tujuan tercapai:

1. Berhasil : prilaku pasien sesuai pernyatan tujuan dalam waktu atau

tanggal yangditetapkan di tujuan.

2. Tercapai sebagian : pasien menunujukan prilaku tetapi tidak sebaik

yang ditentukandalam pernyataan tujuan.

3. Belum tercapai. : pasien tidak mampu sama sekali menunjukkan

prilaku yangdiharapakan sesuai dengan pernyataan tujuan.


REFERENSI
Cahyaningrum, E. D., & Putri, D. (2017). Perbedaan Suhu Tubuh Anak Demam
Sebelum dan Setelah Kompres Hangat. Jurnal Ilmiah Ilmu-Ilmu
Kesehatan, 15(2), 66-74. ISSN: 2621-2366.
Nurarif, H. K. (2015). Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa
Medis dan Nanda NIC-NOC. (3, Ed.). Jogjakarta: Medication
Publishing.
Sodikin.2012.Prinsip Perawatan Demam Pada Anak.Yogyakarta:Pustaka Pelajar
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. (2016). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia.
Jakarta: DPP PPNI.
Tim Pokja SLKI DPP PPNI. (2018). Standar Luaran Keperawatan Indonesia.
Jakarta: DPP PPNI.
Tim Pokja SIKI DPP PPNI. (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia.
Jakarta: DPP PPNI.

Anda mungkin juga menyukai