Disusun Oleh :
Monosit makrofag
sel kupfer
Respon hipotalamus
anterior
5. Manifestasi Klinis
a. Anak rewel
b. Peningkatan suhu tubuh lebih dari rentang normal (38ºC-40ºC)
c. Peningkatan frekuensi pernafasan
d. Menggigil
e. Dehidrasi
f. Kehilangan nafsu makan
6. Komplikasi
Menurut Lestari (2016) komplikasi yang dapat terjadi pada anak demam
yaitu :
a. Demam yang terjadi terus menerus dapat mengakibatkan kondisi dehidrasi
ringan hingga berat
b. Kejang demam : jarang sekali terjadi (1 dari 30 anak demam). Sering terjadi
pada anak usia 6 bulan sampai 5 tahun. Serangan dalam 24 jam pertama
demam dan umumnya sebentar, tidak berulang. Kejang demam ini juga tidak
membahayakan otak
7. Pemeriksaan Penunjang
a. Uji coba darah
Contoh pada demam dengue terdapat leucopenia pada hari ke-2 atau hari ke-3.
Pada DBD dijumpai trombositopenia dan hemokonsentrasi. Masa pembekuan
masih normal, masa perdarahan biasanya memanjang. Pada pemeriksaan
kimia darah tampak hipoproteinemia, hiponatremia. SGOT, serum
glutamit,piruvat (SGPT), ureum, dan pH darah mungkin meningkat.
b. Pembiakan kuman dari cairan tubuh/lesi permukaan atau sinar tembus rutin.
Contoh pada DBD air seni mungkin ditemukan albuminuria ringan.
c. Ultrasonografi, endoskopi atau scanning masih dapat diperiksa
8. Penatalaksanaan
Menurut Kania dalam Wardiyah, (2016) penanganan terhadap demam dapat
dilakukan dengan penatalaksanaan medis, penatalaksanaan secara keperawatan
maupun kombinasi keduanya. Beberapa tindakan yang dapat dilakukan untuk
menangani demam pada anak :
a. Penatalaksanaan Medis
1) Paracetamol atau acetaminophen merupakan obat pilihan pertama untuk
menurunkan suhu tubuh. Dosis yang diberikan antara 10-15 mg/Kg BB
akan menurunkan demam dalam waktu 30 menit dengan puncak pada 2
jam setelah pemberian. Demam dapat muncul kembali dalam waktu 3-4
jam
2) Ibuprofen
Ibuprofen merupakan obat penurun demam yang juga memiliki efek
antiperadangan. Ibuprofen merupakan pilihan kedua pada demam, bila
alergi terhadap parasetamol. Ibuprofen dapat diberikan ulang dengan jarak
antara 6-8 jam dari dosis sebelumnya. Untuk penurun panas dapat dicapai
dengan dosis 5mg/Kg BB.
b. Penatalaksanaan Keperawatan
1) Memberikan minuman yang banyak
2) Tempatkan dalam ruangan bersuhu normal
3) Longgarkan pakaian yang dikenakan atau pakaikan baju tipis dan tidak
terlalu tebal pada anak
4) Memberikan kompres
B. Konsep Asuhan Kreperawatan
1. Pengkajian
Pengkajian keperawatan merupakan suatu tahap awal yang dilakukan dari proses
keperawatan. Pengkajian biasanya sebagai gambaran perawat untuk melakukan
asuhan keperawatan dengan informasi subjektif dan objektif. Adapun beberapa hal
yang dikaji dalam proses keperawatan dari pasien dan penanggungjawab seperti
nama, usia, jenis kelamin, agama, pendidikan, pekerjaan, tanggal masuk,
diagnosis medis, nomor register, dan hubungan antara pasien dan penanggung
jawab.
Tanggal :
Ruang :
a) Pengkajian Identitas Pasien
1) Nama
2) TTL
3) Umur
4) Alamat
5) Pendidikan
6) Tanggal Masuk
b) Penanggung Jawab
1) Nama
2) TTL
3) Umur
4) Alamat
5) Pekerjaan
c) Riwayat Kesehatan
1) Keluhan Utama
Keluhan utama merupakan pernyataan pasien mengenai masalah atau
penyakit yang mendorong pasien untuk memeriksakan diri dan dominan
dirasakan pasien.
2) Riwayat Penyakit Sekarang
Riwayat penyakit sekarang mengkaji kondisi klien yang pernah dialami
berisi rincian dari keluhan utama dan selama pasien mengalami keluhan
secara lengkap.
3) Riwayat Penyakit Dahulu
Riwayat penyakit dahulu merupakan riwayat penyakit fisik maupun
psikologik yang pernah diderita pasien sebelumnya.
4) Riwayat kesehatan keluarga Riwayat kesehatan keluarga adalah catatan
informasi kesehatan seseorang dan kerabat dekatnya. Bukan hanya orang
tua, riwayat kesehatan keluarga juga mencakup tiga generasi di antaranya:
Anak. Saudara laki-laki dan perempuan.
5) Riwayat Maternal
a) KPD (Ketuban Pecah Dini)
b) Riyawat DM
c) Riwayat Asma
d) Masalah selama kehamilan.
6) Riwayat perkembangan
Pengkajian DDST
7) Riwayat kehamilan dan kelahiran
a) Waktu Persalinan
b) Lama Kehamilan
c) Cara persalinan
d) Penolong persalinan
e) Warna ketuban
f) Masalah waktu persalinan.
8) Riwayat imunisasi
d) Pola Gordon
1) Pola persepsi Kesehatan-Penanganan Kesehatan
Pola persepsi kesehatan-penanganan kesehatan Menggambarkan tentang
pemahaman pasien tentang pola kesehatan dan kesejahteraan dan
bagaimana penanganannya
2) Pola nutrisi-metabolik
Menjelaskan tentang pola konsumsi makanan dan minuman yang berkaitan
dengan kebutuhan metabolik dan pola-pola yang menunjukkan pemasukan
nutrient local
3) Pola eliminasi
Menggambarkan tentang pola ekskretori
4) Pola Aktifitas Latihan
Aktifitas Sebelum sakit : Klien mengatakan sehari hari beraktivitas normal
Saat sakit : Klien mengatakan selama dirawat hanya istirahat untuk
memulihkan kesehatan
5) Pola tidur-istirahat
Menguraikan tentang pola-pola tidur, istirahat, dan relaksasi
6) Pola kognitif-perseptual
Menjelaskan tentang pola persepsi-sensory dan kognitif
7) Pola persepsi-diri/konsep-diri
Menjelaskan tentang pola konsep dan persepsi diri
8) Pola peran-hubungan
Menggambarkan pola peran kekerabatan dan hubungan
9) Pola seksualitas –reproduksi
Menjelaskan tentang pola-pola kepuasan dan ketidakpuasan dalam
seksualitas menggambarkan pola reproduksi
10) Pola koping-toleransi stress
Menjelaskan tentang pola koping yang umum dan keefiktifan pola dalam
arti toleransinya terhadap stress
11) Pola nilai-kepercayaan
Menggambarkan pola-pola nilai-nilai, keyakinan-keyakinan (termasuk
spiritual), atau sasaran yang mengarahkan pada memilih atau memutuskan.
e) Pemeriksaan Fisik
1) Pemeriksaan Head to toe
i. Kepala Ada lesi atau tidak, hematom maupun ada kelainan bentuk
kepala pasien serta keadaan rambut pasien
ii. Mata Bentuk simetris atau tidak, konjungtiva anemis atau tidak, ada
nyeri atau tidak, Ada alat bantu atau tidak. Fungsi dari pemeriksaan
mata untuk mengetahui adanyakelainan atau tidak
iii. Hidung Bentuk simetris atau tidak, ada sekret atau tidak, ada
pembengkakan didaerah polip atau tidak, ada alat bantu atau tidak.
Fungsi dari pemeriksaan hidung untuk mengetahui adanya secret dan
pembengkakan.
iv. Telinga Bentuk simetris atau tidak, ada cairan berlebih atau tidak, ada
infe atau tidak, ada alat bantu atau tidak. Fungsi dari pemeriksaan te
10/18 untuk mengetahui ada cairan yang berlebih atau adanya infeksi
un sekitar telinga.
v. Mulut Bibir kering atau tidak, gigi kotor atau tidak. Fungsi untuk
pemeriksaan mulut untuk mengetahui adanya infeksi mulut atau
adanya gigi kotor dan berlubang.
vi. Leher Ada lesi atau tidak, ada pembengkakak kelenjar getah bening
atau tidak, ada pembengkakan kelenjar tiroid atau tidak
vii. Dada Ada lesi atau tidak, inspirasi dan ekspirasi, suara paru, suara
jantung.
Perkusim: Suara dada saat diperkusi terdengar suara sonor ataukah
suara lainnya.
Palpasi : Kesimestrisan Dada
Auskultasi : Suara yang terdengar vesikuler ronkhi, stidor, atau mengi
atau kan pola pernapasan, bunyi nafas, HR, RR, bunyi jantung.
viii. Abdomen Ada lesi atau tidak, suara bising usus
Inpeksi: Permukaan dinding
Palpasi : Ada atau tidak pembesaran limfa dan hati, ada tidaknya
nyeri tekan.
Perkusi: Suara abdomen saat diperkusi, terdengar bunyi gas atau
tidak.
Auskultasi : Menilai adanya bising usus.
ix. Integumen
Inspeksi: Sianosis, turgor kulit, warna kulit, terdapat lesi atau tidak
x. Genetalia
Ada kelainan atau tidak, kebersihan genetalia
xi. Anus
Melakukan pemeriksaan untuk menemukan ada atau tidaknya
gangguan pada anus
xii. Ekstremitas
Pemeriksaan tonus otot, CRT, dan akral
2) Data Fokus
3) Data Penunjang
2. Diagnosa Keperawatan
Menurut Tim Pokja SDKI DPP PPNI (2018), Diagnosis keperawatan yang
sering muncul pada Febris yaitu :
1. Hipotermia (D.0130) b.d Proses penyakit d.d peningkatan suhu tubuh
2. Termoregulasi tidak efektif (D.0037) b.d laju metabolisme d.d kulit teraba
hangat
3. Intervensi Keperawatan
Menurut tim pokja SIKI DPP PPNI (2018) dan Tim Pokja SLKI DPP PPNI
(2019) tujuan dan kriteria hasil serta perencanaan yang dilakukan pada Anak
dengan Febris yaitu sebagai berikut :
No No Tujuan & Kriteria Intervensi Rasional
DX Hasil
1 1 (L.14134 (I. 1550 Manajemen Observasi :
Termoregulasi Hipertermia) 1. menentukan terapeutik
Membaik) Observasi : yang tepat
Setelah dilakukan 1. Identifikasi penyebab Terapeutik :
tindakan keperawatan hipertermia Mengurangi peningkatan
selama 3x24jam maka 2. Monitor suhu tubuh pada suhu tubuh
tingkat nyeri menurun 3. Monitor adanya Edukasi :
dengan kriteria hasil : komplikasi akibat Tirah baring mengindari
- Menggigil menurun hipertermia cidera apabila terjadi
- Suhu tubuh Terapeutik : kejang
membaik 1. Berikan pendinginan Kolaborasi :
- Suhu kulit membaik eksternal misal water tepid 1. Paracetamol
sponge, kmpres dingin Farmakologi hipertermi
pada dahi, dada, abdomen,
aksila
2. Longgarkan atau
lepaskan pakaian
Edukasi :
1. Anjurkan tirah baring
Kolaborasi :
1. Kolaborasi pemberian
paracetamol
2 2 (L.14134 (I. 14578 Regulasi Observasi :
Termoregulasi temperatur) 1. menentukan terapeutik
Membaik) Observasi : yang tepat
Setelah dilakukan 1. Monitor suhu tubuh Terapeutik :
tindakan keperawatan 3. Monitor adanya Mempertahankan suhu
selama 3x24jam komplikasi akibat tubuh dan menghidari
termoregulasi hipertermia resiko dehidrasi
membaik dengan Terapeutik : Edukasi :
kriteria hasil : 1. Sesuaikan suhu Tirah baring mengindari
a. Keseimbangan lingkungan dengan cidera apabila terjadi
antara produksi panas, kebutuhan tubuh. kejang
panas yang diterima 2. Tingkatkan asupan
dan kehilangan panas cairan dan nutrisi yang
b. Temperature stabil : adekuat
(36,5º C - 37,5º C) Edukasi :
c. Tidak ada kejang 1. Anjurkan untuk tirah
baring
4. Implementasi Kerperawatan
Implementasi Keperawatan adalah pelaksanaan rencana keperawatan yang
dilakukan secara mandiri maupun dengan kolaborasi dengan multidisiplin yang
lain. Perawat bertanggung jawab terhadap asuhan keperawatan yang berfokus
pada pasien dan berorientasi pada tujuan dan hasil yang diperkirakan dari asuhan
keperawatan dimana tindakan dilakukan dan diselesaikan, sebagaimana
digambarkan dalam rencana yang sudah dibuat (Patrisia et al., 2020)
5. Evaluasi Keperawatan
Evaluasi merupakan langkah terakhir dari proses keperawatan dengan cara
membandingkan tindakan keperawatan yang dilakukan terhadap hasil yang
diharapkan. Evaluasi juga dilakukan untuk mengidentifikasi sejauh mana tujuan
dari rencana keperawatan tercapai atau tidak. Dalam melakukan evaluasi, perawat
seharusnya memiliki pengetahuan dan kemampuan dalam memahami respon
terhadap intervensi keperawatan, kemampuan menggambarkan kesimpulan
tentang tujuan yang ingin dicapai serta kemampuan dalam menghubungkan
tindakan keperawatan dalam kriteria hasil (Patrisia et al., 2020).
DAFTAR PUSTAKA