Anda di halaman 1dari 9

Praktikum Keperawatan (Pemeriksaan Tanda-Tanda Vital)

Dosen : Sunarti, S.Kep, Ns, M.Kes

LAPORAN PENDAHULUAN
ILMU BIOMEDIK
PEMERIKSAAN TANDA-TANDA VITAL
PEMERIKSAAN FISIK (PRASAD LAB)

OLEH

Nama Mahasiswa : FERDI


Stambuk : 14220220099
Kelas : C1

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
MAKASSAR
2022
Praktikum Keperawatan (Pemeriksaan Tanda-Tanda Vital)
Dosen : Sunarti, S.Kep, Ns, M.Kes

LAPORAN
“PEMERIKSAAN SUHU TUBUH”
PENURUNAN SUHU TUBUH PADA ANAK DENGAN DEMAM THYPOID

Bella jenis kelamin perempuan, tanggal pengkajian 13 mei 2019. Umur 9 tahun, RM
20-69-90. Pasien datang kerumah sakit dengan keluhan demam sejak 4 hari yang lalu
yang bersifat naik turun demam mulai dirasakan pasien menjelang sore hari disertai sakit
kepala, batuk, dan nafsu makan berkurang serta mual dan muntah. Sebelumnya ibu
pasien telah memberikan obat paracetamol tetapi demam pasien tidak kunjung turun. Pada
saat dilakukan pengkajian, tanda-tanda vital tekanan darah 100/70 mmhg, suhu
38,7ºC, nadi 135x/menit, pernapasan 32x/menit, pasien masih demam disertai kulit
terasa panas, sakit kepala dan nyeri ulu hati danpasien tidak mau makan.

A. DEFINISI

1) Suhu tubuh

Suhu tubuh adalah perbedaan antara jumlah panas yang diproduksi oleh proses
tubuh dan jumlah panas yang hilang ke lingkungan keluar. Suhu permukaan berfluktuasi
bergantung pada aliran darah ke kulit dan jumlah panas yang hilang ke lingkungan luar.
Karena fluktuasi suhu permukaan ini suhu yang dapat diterima berkisar dari 36°C sampai
38°C. suhu normal rata-rata bervariasi bergantung lokasi pengukuran. Keseimbangan
suhu tubuh diregulasi oleh mekanisme fisiologis dan perilaku. Agar suhu tubuh tetap
konstan dan berada pada batasan normal, hubungan antara produksi panas dan
pengeluaran panas harus dipertahankan. (Agus Sulistyowati, 2018).

2) Demam Thypoid

Demam Thypoid adalah adalah penyakit infeksi akut yang biasanya mengenai
saluran pencernaan dengan gejala demam yang lebih dari satu minggu, gangguan pada
pencernaan, dan gangguan kesadaran (Lolon, 2018).

Thypoid Abdominalis (Demam Thypoid) merupakan suatu penyakit akut yang


disebabkan oleh infeksi bakteri Salmonela Typhi. Gangguan infeksi bakteri ini terjadi
Praktikum Keperawatan (Pemeriksaan Tanda-Tanda Vital)
Dosen : Sunarti, S.Kep, Ns, M.Kes

pada sistem pencernaan seseorang. Penyakit ini dapat ditularkan melalui air minum atau
makanan yang terkontaminasi bakteri Salmonela typhi (Prasetyo et al., 2017).

B. TANDA DAN GEJALA


tanda dan gejala yang biasa muncul seperti(Prasetyo et al., 2017) :
1) sakit kepala
2) konstipasi
3) malaise
4) menggigil
5) sakit otot
6) muntah
7) hipertermi dengan masa inkubasi rata-rata 10- 14 hari

C. ETIOLOGI

Etiologi Typhus Abdominalis adalah Salmonella Typhi, Salmonella paratyphi A, B, dan


C. Mikroorganisme ini merupakan bakteri gram negative yang motil. Bergerak dengan
rambut getar, bersifat Aerob dan tidak membentuk spora. Kuman ini hidup baik sekali pada
tubuh manusia maupun suhu yang lebih rendah sedikit serta mati pada suhu 70oC maupun
oleh anti septik. Bakteri ini mempunyai beberapa komponen antigen , diantaranya yaitu:

1) Antigen O (Somotik)
terletak pada lapisan luar dari tubuh bakteri. Bagian ini mempunyai struktur kimia
lipopolisakarida atau disebut juga endotoksin. Antigen ini tahan terhadap panas dan
alkohol tetapi tidak tahan terhadap formaldehid.
2) Antigen H (Flagel)
terletak pada flagella, fimbriae atau phili dari bakteri. Antigen ini mempunyai
struktur kimia suatu protein dan tahan terhadap formaldehid tetapi tidak tahan terhadap
panas dan alkohol.
3) Anti Vi (Virulen)
Antigen Vi terletak pada kapsul dari bakteri dan dapat melindungi bakteri
terhadap fagositosis Ketiga antigen tersebut pada tubuh manusia akan menimbulkan
pembentukan 3 macam anti bodi yang lazim disebut Aglutinin (Inggita, 2019).
Praktikum Keperawatan (Pemeriksaan Tanda-Tanda Vital)
Dosen : Sunarti, S.Kep, Ns, M.Kes

D. PATOFISIOLOGI

Patogenesis demam thypoid merupakan proses yang kompleks yang melalui beberapa
tahapan:

1. Setelah kuman Salmonella thypoid tertelan, kuman tersebut dapat bertahan terhadap
asam lambung dan masuk ke dalam tubuh melalui mukosa usus pada ileum terminalis.
2. Bakteri melekat pada mikrovili di usus, kemudian melalui barier usus yang melibatkan
mekanisme membrane ruffling, actin rearrangement, dan internalisasi dalam vakuola
intraseluler.
3. Kemudian Salmonella typhi menyebar ke sistem limfoid mesenterika dan masuk ke
dalam pembuluh darah melalui sistem limfatik.
4. Bakteremia primer terjadi pada tahap ini dan biasanya tidak didapatkan gejala dan kultur
darah biasanya masih memberikan hasil yang negatif.
5. Periode inkubasi ini terjadi selama 7-14 hari.
6. Bakteri dalam pembuluh darah ini akan menyebar ke seluruh tubuh dan berkolonisasi
dalam organ-organ sistem retikuloendotelial, yakni di hati, limpa, dan sumsum tulang.
7. Kuman juga dapat melakukan replikasi dalam makrofag.
8. Setelah periode replikasi, kuman akan disebarkan kembali ke dalam sistem peredaran
darah dan menyebabkan bakteremia sekunder sekaligus menandai berakhirnya periode
inkubasi.
9. Bakteremia sekunder menimbulkan gejala klinis seperti demam, sakit kepala, dan nyeri
abdomen.
10. Bakteremia dapat menetap selama beberapa minggu bila tidak diobati dengan antibiotik.
11. Pada tahapan ini, bakteri tersebar luas di hati, limpa, sumsum tulang, kandung empedu,
dan Peyer’s patches di mukosa ileum terminal.
12. Ulserasi pada Peyer’s patches dapat terjadi melalui proses inflamasi yang
mengakibatkan nekrosis dan iskemia.
13. Komplikasi perdarahan dan perforasi usus dapat menyusul ulserasi.
14. Kekambuhan dapat terjadi bila kuman masih menetap dalam organ-organ system
retikuloendotelial dan berkesempatan untuk berproliferasi kembali.
Praktikum Keperawatan (Pemeriksaan Tanda-Tanda Vital)
Dosen : Sunarti, S.Kep, Ns, M.Kes

15. Menetapnya Salmonella dalam tubuh manusia diistilahkan sebagai pembawa kuman atau
carrier (Putra, 2020).
E. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK

Gold standard untuk menegakkan diagnosis demam tifoid adalah :

1. pemeriksaan kultur darah (biakan empedu) untuk Salmonella typhi.


Pemeriksaan kultur darah biasanya akan memberikan hasil positif pada minggu
pertama penyakit. Hal ini bahkan dapat ditemukan pada 80% pasien yang tidak diobati
antibiotik. Pemeriksaan lain untuk demam tifoid adalah uji serologi Widal dan deteksi
antibodi IgM Salmonella typhi dalam serum.

F. PENATALAKSANAAN MEDIS
1. Tirah baring dan perawatan untuk mencegah komplikasi.

Tirah baring adalah perawatan ditempat, termasuk makan, minum, mandi, buang air
besar, dan buang air kecil akan membantu proses penyembuhan. Dalam perawatan perlu
dijaga kebersihan perlengkapan yang dipakai (Yusharmen et al., 2017).

2. Diet

Diet merupakan hal penting dalam proses penyembuhan penyakit demam thypoid.
Berdasarkan tingkat kesembuhan pasien, awalnya pasien diberi makan bubur saring,
kemudian bubur kasar, dan ditingkatkan menjadi nasi. Pemberian bubur saring bertujuan
untuk menghindari komplikasi dan pendaraham usus (Yusharmen et al., 2017).

3. Pemberian Antibiotik

Menurut (Yusharmen et al., 2017) Terdapat beberapa jenis antibiotik diantaranya


seperti :

a) Kloramfenikol
Obat pilihan utama untuk mengobati demam thypoid.
b) Tiamfenikol
Tiamfenikol memiliki dosis dan keefektifan yang hampir sama dengan kloramfenikol
c) Kotrimoksazol
Praktikum Keperawatan (Pemeriksaan Tanda-Tanda Vital)
Dosen : Sunarti, S.Kep, Ns, M.Kes

Kotrimoksazol adalah kombinasi dua obat antibiotik, yaitu trimetroprim dan


sulfametoksazol. Dosis untuk pemberian per oral pada anak adalah trimetroprim 320
mg/hari, sufametoksazol 1600 mg/hari.

d) Ampisilin dan amoksisilin,


Obat ini memiliki kemampuan untuk menurunkan demam lebih rendah dibandingkan
dengan kloramfenikol.

G. PENGKAJIAN MASALAH PSIKOSOSIAL

Pada studi kasus pada An N yang dilakukan pada tanggal 13 Mei 2019, dengan
melakukan wawancara dengan keluarga pasien, pemeriksaan fisik dan melihat catatan
rekam medik pasien. Hasil pengkajian sebagai berikut :

1. Data subjektif An N adalah ibu pasien mengatakan anaknya demam, demamnya


naik turun dan An tidak mau makan.
2. Data objektif yang ditemukan adalah keadaan umum lemah, suhu 38,7ºC,
nadi 135 x/menit, pernapasan 32 x/menit, tekanan darah 100/70 mmHg, kulit An
N teraba panas, pasien juga tampak murung, gelisah dan pucat. Berat badan pasien
21 kg, tinggi badan 123 cm, lingkar kepala 50 cm, lingkar lengan atas 16 cm
dan lingkar dada 56 cm, pola eliminasi An N BAB 1-2 x/hari dengan konsitensi
cair, pada BAK ± 4 x/hari dengan warna kecoklatan. Pada pemeriksaan diagnostik
yaitu pemeriksaan imunoserologi pada tes widal Salmonella typhi Odi dapatkan hasil
1/320.
Berdasarkan teori dan studi kasus diatas peneliti mendapatkan kesenjangan pada
pemeriksaan fisik yaitu, tidak terdapat distensi abdomen, tidak terdapat turgor kulit
menurun, tidak terdapat lesi pada kulit, tidak terdapat nyeri tekan dan tidak terjadi
penurunan bising usus.Sedangkan pada teori terdapat distensi abdomen, turgor kulit
menurun, lesi pada kulit, terdapat nyeri tekan dan terjadi penurunan bising
usus. (Uswah Nurkhasanah, , H. Taamu, Lena Atoy,2019).

H. DIAGNOSIS KEPERAWATAN
Praktikum Keperawatan (Pemeriksaan Tanda-Tanda Vital)
Dosen : Sunarti, S.Kep, Ns, M.Kes

Pada beberapa diagnosa yang mungkin muncul pada pasien demam thypoid
ditegakkanlah diagnosa hipertermi berhubungan dengan infeksisalmonella thypipada
pasien An N karena dari data yang ditemukan pada saat pengkajian, data
mengenai hipertermi lebih banyak atau dominan sehingga penulis mengangkat
diagnose hipertermi berhubungan infeksisalmonella thypi.

I. TINDAKAN KEPERAWATAN

Untuk tindakan yang dilakukan hanya memfokuskan pada tindakan keperawatan yaitu
penurunan suhu tubuh dimana tujuan ini sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan pada
teori yang diambil dari NOC yaitu hipertermi tidak ada, peningkatan suhu kulit tidak ada
dan tanda-tanda vital dalam batas normal.

Dalam penelitian ini, Tindakan keperawatan yang diberikan pada An N adalah :

1. Kaji tanda-tanda vital


2. Kompres hangat pada axilla pasien (40-46ºC)
3. Anjurkan keluarga untuk menutup pasien dengan pakaian ringan
4. Atur diet yang diperlukan (yaitu menyarankan cukup kalori, tinggi protein dan rendah
serat)
5. Kolaborasi pemberian obat atau cairan IV (misalnya antipiretik dan antibiotic).
Pada intervensi kolaborasi pemberian obat agen anti mengigil tidak diberikan
kepada pasien karena dokter tidak menyarankan dan tidak meresepkan obat anti
menggigil.
Dalam beberapa intervensi yang ada pada teori, penulis hanya
mengambil beberapa intervensi dengan menyesuaikan kondisi klien, serta ada
beberapa intervensi pada teori sudah mencakup beberapa tindakan sehingga
intervensi yang direncanakan untuk pasien hanya memfokuskan pada penurunan
suhu. (Uswah Nurkhasanah, , H. Taamu, Lena Atoy,2019).
Praktikum Keperawatan (Pemeriksaan Tanda-Tanda Vital)
Dosen : Sunarti, S.Kep, Ns, M.Kes

J. EVALUASI

Hasil evaluasi yang dilakukan pada tanggal 15 Mei 2019 jam 18.30, untuk mengatasi
masalah keperawatan hipertermi berhubungan dengan penyakit dengan memperlihatkan
pasien dengan keadaan umum sedang, hipertermi tidak ada, tanda-tanda vital dalam
batas normal dengan suhu 37,0ºC, nadi 100 x/menit, pernapasan 20 x/menit, dan
tekanan darah 110/70 mmHg, dan tidak ada peningkatan suhu kulit. (Uswah
Nurkhasanah, , H. Taamu, Lena Atoy,2019).
Praktikum Keperawatan (Pemeriksaan Tanda-Tanda Vital)
Dosen : Sunarti, S.Kep, Ns, M.Kes

DAFTAR PUSTAKA

Nurkhasanah, U., Taamu, T., & Atoy, L. (2019). Manajemen Kasus Penurunan Suhu
Tubuh pada Anak dengan Demam Tifus. Health Information:
Jurnal Penelitian, 11(1), 41-47.

Putra Pratama, F. (2021). ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN MASALAH


HIPERTERMI PADA ANAK DEMAM THYPOID (Doctoral dissertation,
STIKES BINA SEHAT PPNI).

https://repositori.stikes-ppni.ac.id/bitstream/handle/123456789/69/BAB
%20II_201804085.pdf?sequence=5&isAllowed=y

Anda mungkin juga menyukai