Demam Thypoid
Di susun oleh:
IKHSAN, S.Kep.
NIM. 14420202099
CI Institusi CI Lahan
(……………………………….) (……………………………….)
Salmonella typhi
Saluran Pencernaan
Usus Halus
Jaringan limfoid
Lamina frofia
Aliran darah
Hepatomegali infeksi
Penurunan lemah proses
solenomegali
nafsu
makan lesuh demam
Merangsang
ujung saraf Mual muntah Intoleransi Hipertermia
ativitas
Nyeri perabaan Defisit nutrisi
Nyeri akut
5. Manifestasi klinis demam thypoid
Menurut Andra & Yessie, (2018) manifestasi klinis demam thypoid
adalah sebagai berikut:
a. Malaise
b. Mual & Muntah
c. Sakit kepala
d. Rasa tidak enak di perut
e. Demam
f. epistaksis
g. Diare.
6. Komplikasi demam thypoid
Menurut Andra & Yessie, (2018) komplikasi yang dapat diakibatkan
oleh demam thypoid adalah sebagai berikut:
a. Perdarahan usus
b. Perforasi usus
c. Ileus paralitik
7. Pemeriksaan Penunjang demam thypoid
a. Widal tes
Uji widal dilakukan untuk mendeteksi adanya antibodi terhadap
bakteri salmonella typhi. Uji widal dimaksudkan untuk menentukan
adanya aglutinin dalam serum penderita demam typhoid. Akibat
adanya infeksi salmonella typhi maka penderita membuat antibodi
(aglutinin) (Andra & Yessie, 2018).
b. Anti Salmonella typhi IgM
Pemeriksaan ini dilakukan untuk mendeteksi secara dini infeksi
akut Salmonella typhi, karena antibodi IgM muncul pada hari ke-3 dan
4 terjadinya demam (Andra & Yessie, 2018).
8. Penatalaksanaan demam thypoid
a. Istirahat dan perawatan
Tirah baring dan perawatan bertujuan untuk mencegah
komplikasi. Tirah baring dengan perawatan sepenuhnya di tempat
seperti makanan, minuman, mandi, buang air kecil, dan buang air besar
akan membantu dan mempercepat masa penyembuhan. Dalam
perawatan perlu sekali dijaga kebersihan tempat tidur, pakaian, dan
perlengkapan, yang dipakai. Posisi pasien perlu diawasi untuk
mencegah dekubitus dan pneumonia orostatik serta hygiene
perorangan tetap, perlu diperhatikan dan dijaga (Andra & Yessie,
2018).
b. Diet
Diberikan bubur saring kemudian bubur kasar dan akhirnya nasi
sesuai dengan tingkat kesembuhan pasien. Diet berupa makanan
rendah serat (Andra & Yessie, 2018).
c. Pemberian antibiotik
1) Klorampenikol
Di indonesia klorampenikol masih merupakan obat pilihan
utama untuk pengobatan demam typhoid. Dosis yang diberikan 4
x 500 mg perhari dapat diberikan peroral atau intravena, diberikan
sampai dengan 7 hari bebas demam.
2) Tiampenikol
Dosis dan efektivitas tiampenikol pada demam thypoid
hampir sama dengan klorampenikol. Akan tetapi kemungkinan
terjadi anemia aplastik lebih rendah dari klorampenikol. Dosis 4x
500 mg diberikan sampai hari ke 5 dn ke-6 bebas demam.
3) Kotrimoksazol
Dosis untuk orang dewasa 2x2 tab;et dan diberikan selama 2
minggu.
4) Ampicilin dan amoksilin
Kemampuan obat ini untuk menurunkan demam lebih rendah
dibandingkan dengan klorampenikol, dosis diberikan 50-
150mg/kgBB dan digunakan selama 2 minggu.
5) Seflosporin generasi ke tiga
Hingga saat ini golongan seflosporin generasi ketiga yang
terbukti efektif untuk demam thypoid adalah sefalosforin, dosis
yang dianjurkan adalah 3-4 gram dalam dektrose 100cc diberikan
selama ½ jam perinfus sekali sehari selama 3 hingga 5 hari.
(Andra & Yessie, 2018).
9. Prognosis demam thypoid
Prognosis typoid bergantung pada umur, keaddan umum, derajat
kekebalan penderita, jumlah dan virulensi salmonella, serta cepat dan
tepatnya pengobatan (Soedarto, 2018).
Bila penderita diobati secara baik dan benar pada minggu pertama
demam typoid, prognosis akan baik karena umumnya penyakit ini akan
mereda setelah 2 hari kemudian, dan kondsi penderita membaik dalam 4-5
hari selanjutnya. Bila ada keterlambatan pengobatan resiko komplikasi
akan meningkat dan waktu pemulihan akan semakin lama (Soedarto,
2018).
4. Implementasi keperawatan
Implementasi keperawatan adalah tahap ketika perawat
mengaplikasikan rencana asuhan keperawatan dalam bentuk intervensi
keperawatan guna membantu pasien mencapai tujuan yang telah
ditetapkan (Nursalam, 2016).
Implementasi keperawatan terdiri dari beberapa komponen:
a. Tanggal dan waktu dilakukan implementasi keperawatan
b. Diagnosis keperawatan
c. Tindakan keperawatan berdasarkan intervensi keperawatan
d. Tanda tangan perawat pelaksana
5. Evaluasi
Evaluasi keperawatan adalah penilaian terakhir keperawatan yang
didasarkan pada tujuan keperawatan yang ditetapkan. Penetapan
keberhasilan suatu asuha keperawatan didasarkan pada perubahan perilaku
dan kriteria hasil yang telah ditetapkan, yaitu terjadinya adaptasi ada
individu (Nursalam, 2016). Evaluasi keperawatan dilakukan dalam bentuk
pendekatan SOAP. Evaluasi keperawatan terdiri dari beberapa komponen
yaitu:
a. Tanggal dan waktu dilakukan evaluasi keperawatan
b. Diagnosis keperawatan
c. Evaluasi keperawatan
DAFTAR PUSTAKA
Tim Pokja PPNI. (2017). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (1st ed.).
DPP PPNI.
Tim Pokja PPNI. (2019). Standar Luaran Keperawatan Indonesia (2nd ed.). DPP
PPNI.
Tim Pokja SIKI DPP PPNI. (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia
(1st ed.). DPP PPNI.