BAB I
PENDAHULUAN
Demam thypoid adalah penyakit infeksi akut yang biasanya terdapat pada
saluran cerna dengan gejala demam lebih dari satu minggu dan terdapat gangguan
(Widoyono,2011) Kasus ini dapat dijumpai pada pasien anak maupun dewasa.
Gejala yang sering dialami oleh pasien anak yaitu demam, lemah, nyeri,
epistaksis, bibir kering dan pecah-pecah, lidah ditutupi selaput putih kotor (coated
penelitian di rumah sakit gejala yang sering dikeluhkan oleh pasien yaitu demam
terdapat sekita 17 juta kasus demam thypoid di seluruh dunia dengan insidensi
600.000 kasus kematian tiap tahun. Insiden rerata demam thypoid di Asia Selatan
dan Tenggara termasuk China pada tahun 2010 rerata 1.000 per 100.000 per
tahun. Insiden rerata di Indonesia masih tinggi yaitu 358 per 100.000 penduduk di
pedesaan dan 810 per 100.000 penduduk diperkotaan per tahun dengan rerata
thypoid masih tinggi dengan CFR sebesar 10%. Berdasarkan data register Ruang
Karunia Rumah Sakit Baptis Kediri pada bulan Oktober, November sampai
saluran pencernaan lewat organ mulut, khususnya usus halus bersama makanan,
melalui pembuluh limfe. Kuman ini masuk atau menginvasi jaringan limfoid
mesenterika. Disini akan terjadi nekrosis dan peradangan. Kuman yang berada
pada jaringan limfoid tersebut masuk ke peredaran darah menuju hati dan limpa.
Di sini biasanya pasien merasakan nyeri. Kuman tersebut akan keluar dari hati dan
yang dapat menyebabkan reinfeksi di usus halus. Kuman akan berkembang biak
(Marni,2016)
selama demam, kompres pasien pada lipat paha dan aksila (Ridha,2014).
Dengan cara bantu klien pada posisi yang nyaman dan tepat. Cuci tangan, pasang
3
pengalas di bawah area yang akan diberi kompres. Pakai sarung tangan,
kasus demam thypoid di Instalasi Rawat Inap Ruang Karunia RS. Baptis
Kediri.
Kediri.
4
Kediri.
Kediri.
Kediri.
1.5 Manfaat
dicegah dan dapat sebagai sumber inspirasi dan referensi bagi penelitian
1. Bagi Perawat
penelitian.
5
dirumah.
6
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
keseimbangan produksi panas dan kehilangan panas sehingga suhu tubuh dapat
mekanisme fisiologis dan perilaku. Agar suhu tubuh tetap konstan dan berada
dalam batasan normal, hubungan antara produksi panas dan pengeluaran panas
(Mubarak, dkk,2015)
tubuh. Perubahan pada suhu tubuh dalam rentang normal terjadi ketika hubungan
antara produksi panas dan kehilangan panas diganggu oleh variabel fisiologis atau
perilaku.
7
1. Usia. Pada saat lahir, bayi meninggalkan lingkungan yang hangat, yang relatif
Suhu tubuh bayi dapat berespons secara drastis terhadap perubahan suhu
lingkungan. Bayi baru lahir mengeluarkan lebih dari 30% panas tubuhnya
melalui kepala. Oleh karena itu, perlu menggunakan penutup kepala untuk
suhu tubuh bayi dipertahankan pada 35,5° C sampai 39,5° C. Produksi panas
suhu tidak stabil sampai pubertas. Rentang suhu normal turun secara
rentang suhu tubuh lebih sempit daripada dewasa awal. Suhu oral 35° C tidak
lazim pada lansia dalam cuaca dingin. Namun rentang suhu tubuh pada lansia
lama, seperti lari jarak jauh, dapat meningkatkan suhu tubuh untuk sementara
8
3. Kadar hormone. Secara umum, wanita mengalami fluktuasi suhu tubuh yang
rendah, suhu tubuh beberapa derajat di bawah kadar batas. Suhu tubuh yang
rendah berlangsung sampai terjadi ovulasi. Perubahan suhu juga terjadi pada
periode panas tubuh dan berkeringat banyak, 30 detik sampai 5 menit. Hal
suhu basal.
4. Irama sirkadian. Suhu tubuh berubah secara normal 0,5°C sampai l°C selama
periode 24 jam. Bagaimana pun, suhu merupakan irama stabil pada manusia.
Suhu tubuh paling rendah biasanya antara pukul satu dan empat dini hari.
Sepanjang hari suhu tubuh naik, sampai sekitar pukul 18.00 dan kemudian
turun seperti pada dini hari. Penting diketahui, pola suhu tidak secara
otomatis pada orang yang bekerja pada malam hari dan tidur di siang hari.
Perlu waktu 1-3 minggu untuk perputaran itu berubah. Secara umum, irama
5. Stres. Stres fisik dan emosi meningkatkan suhu tubuh melalui stimulasi
Klien yang cemas saat masuk rumah sakit atau tempat praktik dokter, suhu
ruangan yang sangat hangat, klien mungkin tidak mampu meregulasi suhu
tubuh melalui mekanisme pengeluaran panas dan suhu tubuh akan naik. Jika
klien berada di lingkungan tanpa baju hangat, suhu tubuh mungkin rendah
karena penyebaran yang efektif dan pengeluaran panas yang konduktif. Bayi
dan lansia paling sering dipengaruhi oleh suhu lingkungan karena mekanisme
berbeda-beda. Hal ini memberi dampak jumlah panas yang diproduksi tubuh
rangsangan saraf simpatis dapat mencegah lemak cokelat (brown fat) yang
10. Status gizi. Malnutrisi yang cukup lama dapat menurunkan kecepatan
metabolism 20-30%. Hal ini terjadi karena di dalam sel tidak ada zat makanan
(hipotermia). Selain itu, individu dengan lapisan lemak tebal cenderung tidak
11. Gangguan organ. Kerusakan organ seperti trauma atau keganasan pada
gangguan. Berbagai zat pirogen yang dikeluarkan pada saat terjadi infeksi
artinya panas tubuh dapat hilang atau berkurang akibat lingkungan yang lebih
karena panas diedarkan melalui pembuluh darah dan juga disuplai langsung
banyak otot. Kecepatan aliran dalam fleksus arteriovenosa yang cukup tinggi
panas dari inti tubuh ke kulit menjadi sangat efisien. Dengan demikian, kulit
13. Irama diurnal. Suhu tubuh bervariasi pada siang dan malam hari. Suhu
terendah manusia yang tidur pada malam hari dan bangun sepanjang siang
14. Jenis kelamin. Sesuai dengan kegiatan metabolisme, suhu tubuh pria lebih
tinggi daripada wanita. Suhu tubuh wanita dipengaruhi siklus haid. Pada saat
ovulasi, suhu tubuh wanita pada pagi hari saat bangun meningkat 0,3-0,5° C.
memberi dampak jumlah panas yang diproduksi tubuh menjadi berbeda pula.
12
menjadi 100% lebih cepat. Di samping itu, rangsangan saraf simpatis dapat
metabolisme.
3. Hormon pertumbuhan
4. Hormon tiroid
5. Hormon kelamin
panas. Pada perempuan, fluktuasi suhu lebih bervariasi dari pada laki-laki karena
6. Demam (peradangan)
13
7. Status gizi
20-30%. Hal ini terjadi karena di dalam sel tidak ada zat makanan yang
Selain itu, individu dengan lapisan lemak tebal cenderung tidak mudah
mengalami hipotermia karena lemak merupakan isolator yang cukup baik, dalam
yang lain.
8. Aktivitas
termal. Latihan (aktivitas) dapat meningkatkan suhu tubuh hingga 38,3- 40,0°C.
9. Gangguan organ
pirogen yang dikeluarkan pada saat terjadi infeksi dapat merangsang peningkatan
suhu tubuh. Kelainan kulit berupa jumlah kelenjar keringat yang sedikit juga
10. Lingkungan
14
panas tubuh dapat hilang atau berkurang akibat lingkungan yang lebih dingin.
Perpindahan suhu antara manusia dan lingkungan terjadi sebagian besar melalui
kulit. Kulit merupakan radiator panas yang efektif untuk keseimbangan suhu
tubuh.
produksi panas minimal. Pengeluaran panas minimal atau setiap gabungan dari
dialami klien.
1. Demam
berada pada suhu di bawah 39° C. Pembacaan suhu tunggal mungkin tidak
berbeda pada satu hari dibandingkan dengan suhu normal tersebut pada waktu
yang sama, di samping terhadap tanda vital dan gejala infeksi. Demam
15
demam disebabkan oleh infeksi dan stres. Demam adalah temperatur tubuh di
atas batas normal. Penyebab demam antara lain penyakit bakteri, tumor otak, dan
efek pirogen. Hasil penecahan protein dan beberapa zat tertentu terutama toksin
menimbulkan efek seperti ini disebut pirogen. Pirogen yang dilepaskan oleh
bakteri toksik atau pirogen yang dilepaskan dari degenerasi jaringan tubuh dapat
pemecahan bakteri terdapat dalam jaringan atau dalam darah, keduaya akan
difagositosis oleh leukosit darah, makrofag jaringan, dan limfosit. Seluruh sel ini
ke dalam cairan tubuh yang juga disebut pirogen leukosit atau pirogen endogen.
kehilangan cairan dan elektrolit secara berlebih. Hal ini disebabkan oleh
lingkungan yang terpajan panas. Tanda dan gejala kurang volume cairan adalah
hal yang umum selama kelelahan akibat panas. Tindakan pertama yaitu
3. Hipertermia
tidak dapat mengontrol produksi panas, yang terjadi ketika orang yang rentan
itu, perlu sekali dilakukan kontrol terhadap peningkatan suhu untuk menghindari
menurunkan suhu inti untuk menghindari kerusakan yang luas dan komplikasi
pada otak. Variasi temperatur sangat erat kaitannya dengan injury neuronal
iskemik, dan aktivitas kinase, terjaganya aliran darah ke otak dan sitoskeleton,
dengan menurunkan suhu kulit atau suhu sentral/inti. Meskipun target dan
dilakukan dan aman. Penurunan suhu permukaan atau suhu kulit dapat dilakukan
Metode ini dapat dilakukan selama 3,5-6,5 jam untuk menurunkan suhu inti
sampai 32° C.
4. Heatstroke
Pajanan yang lama terhadap sinar matahari atau lingkungan dengan suhu
Klien berisiko termasuk yang masih sangat muda atau sangat tua, yang memiliki
juga termasuk berisiko adalah orang yang mengonsumsi obat yang menurunkan
mereka yang menjalani latihan olahraga atau kerja yang berat (misal atlet, pekerja
konstruksi, dan petani). Tanda dan gejala heatstroke termasuk gamang, konfusi,
delirium, sangat haus, mual, kram otot, gangguan visual, dan bahkan
inkontinensia. Tanda yang paling utama dari heatstroke adalah kulit yang hangat
dan kering.
18
berat dan malfungsi hipotalamus. Heatstroke dengan suhu lebih besar dari 40,5°
C mengakibatkan kerusakan jaringan pada sel dari semua organ tubuh. Tanda
hipotensi. Otak mungkin merupakan organ yang terlebih dahulu terkena karena
klien menjadi tidak sadar, pupil tidak reaktif. Terjadi kerusakan neurologis yang
sehingga akan menurunkan CO jantung dan (2) dilatasi berlebih pada pembuluh
6. Hipotermia
tersebut dapat terjadi kebctulan atau tidak sengaja selama prosedur bedah untuk
selama beberapa jam. Ketika suhu tubuh turun menjadi 35 C, klien mengalami
gemetar yang tidak terkontrol, hilang ingatan, depresi, dan tidak mampu menilai.
Jika suhu tubuh turun di bawah 34,4° C, frekuensi jantung pernapasan, dan
STIMULASI DINGIN
Penurunan kehilangan panas 1. Vasokontriksi pembuluh darah kulit, terutama
ekstremitas.
2. Penurunan luas permukaan tubuh yang kontak
dengan suhu dingin (bersedekap, mlungker/a
protective “fetal” position)
STIMULASI DINGIN
3. Piloereksi. Tindakan menghindari terpapar dingin,
memakai jaket, berselimut, menaikkan suhu ruang,
minum-minuman hangat, dan lain-lain.
Peningkatan produksi panas 1. Peningkatan tonus otot
2. Peningkatan tekanan darah
3. Menggigil dan meningkatkan aktivitas otot
volunter
4. Meningkatkan sekresi epineprin
5. Meningkatkan rasa lapar
Adaptasi autonomik toleransi 1. Adaptasi psikologis
dingin 2. Adaptasi SSP (Sistem Saraf Pusat)
3. Aklimatisasi dingin
4. Membiasakan diri hidup ditempat dingin
STIMULASI PANAS
Peningkatan kehilangan panas 1. Vasokonstriksi pembuluh darah kulit.
2. Berkeringat
3. Tindakan menurunkan suhu ruang, menggunakan
pakaian yang minim/tipis, dan lain-lain.
Penurunan produksi panas 1. Penurunan tonus otot dan aktivitas otot
volunter
2. Menurunkan sekresi epineprin.
3. Mengurangi nafsu makan.
a) Pengertian
antara jumlah panas yang diproduksi oleh proses tubuh dan jumlah panas yang
hilang ke lingkungan luar. Dengan mengukur temperatur tubuh klien kita telah
20
aktivitas fisiologis yang normal, Untuk dewasa awal yang sehat rata-rata suhu
oral 37° C. Tidak ada nilai suhu yang berlaku untuk semua orang, namun
Fuller dan Schaller (2000) memberikan rentang temperatur oral normal orang
yang beristirahat adalah 35,8° C sampai 37.,3° C (96,4 F-99,1 F), Rentang ini
+1,5° C. Bila sel saraf di hipotalamus anterior menjadi panas melebihi set
tubuh lebih rendah dari set point, mekanisme konservasi panas bekerja.
volunter dan getaran (menggigil) pada otot. Bila vasokonstriksi tidak efektif,
sampai lima kali lebih besar dari normal. Lesi atau trauma pada hipotalamus
2. Kontrol perilaku
yang nyaman ketika terpajan pada suhu yang ekstrem. Kemampuan individu
ketidaknyamanan
pakaian.
Kontrol suhu tubuh sulit bila salah satu dari kemampuan ini tidak
ada atau hilang, bayi dapat merasakan kondisi hangat tidak nyaman tetapi
c) Tujuan
indikator suhu tubuh yang lebih dapat diandalkan daripada tempat yang
d) Manfaat
nutrisi dan cairan, serta resiko konvulsi pada anak. Suhu tubuh yang
bakteri dan virus. Sama halnya dengan penurunan suhu tubuh yang
e) Indikasi
f) Kontraindikasi
(Mubarak, dkk,2015)
1. Membran timpani
a. Keuntungan
b. Kerugian
2) Tidak boleh dilakukan pada klien yang mengalami bedah telinga atau
membrane timpani.
5) Keakuratan pengukuran pada bayi baru lahir dan anak-anak di bawah tiga
2. Rektal
Pengukuran suhu tubuh pada rektal, letakkan ujung termometer yang telah
Masukan setengah inci (3,5 cm) pada orang dewasa dan 2,5 cm pada anak-anak.
a. Keuntungan
1) Terbukti lebih dapat diandalkan bila suhu oral tidak dapat diperoleh.
b. Kerugian
4) Memerlukan lubrikasi.
3. Oral
Pengukuran suhu tubuh oral. Probe harus tetap pada sublingual untuk
periode waktu tertentu untuk memastikan pengukuran oral akurat. Periode ini
prediktif, tetapi pada model monitor pengukuran yang sama mungkin memakan
waktu tiga menit atau lebih. Satu menit diperlukan untuk termometer kimia.
a. Keuntungan
b. Kerugian
2) Tidak boleh dilakukan pada klien yang mengalami bedah oral, trauma
3) Tidak boleh dilakukan pada bayi, anak kecil, anak yang sedang
pemberian oksigen.
4. Aksila
suhu aksila dan kontak kulit secara langsung adalah penting. Termometer
dan jaga agar menempel pada kulit, bukan pada pakaian, pegang lengan anak
a. Keuntungan
2) Cara yang lebih efektif pada bayi baru lahir dan klien yang tidak
kooperatif.
b. Kerugian
5. Kulit
a. Keuntungan
1) Murah.
b. Kerugian
Tubuh
2.2.1 Pengkajian
turgor.
penurunan saliva.
kegelisahan.
6) Tempat
tubuh. Suhu inti dari arteri paru, esofagus, dan kandung kemih digunakan
Peralatan ini harus memiliki penmbacaan akurat yang secara cepat dan
panas tubuh terhadap sensor inframerah. Oleh karena suplai darah arteri
tetapi harus antara 36° C dan 38" C. Walaupun temuan dari banyak riset
0,5° C lebih tinggi dari suhu oral dan suhu aksila 0,5° C lebih rendah dari
kerugian. Perawat memilih tempat yang paling aman dan akurat untuk
7) Termometer
tubuh yaitu air raksa-kaca, elektronik, dan sekali pakai. Perawat bertanggung
jawab untuk banyak mengetahui dan terampil dalam menggunakan alat ukur
telah digunakan sejak abad ke-15. Termometer tersebut terbuat dari kaca
yang pada salah satu ujungnya ditutup dan ujung lainnya dengan pentol
berisi air raksa. Ada tiga jenis thermometer kaca, yaitu oral (ujungnya
pendek dan lebih gemuk dari pada jenis oral. Dapat digunakan mengukur
suhu di mana saja. Termometer rektal memiliki ujung yang tumpul atau
runcing, untuk mencegah trauma terhadap jaringan rektal pada saat insersi.
b. Termometer elektronik
dapat diisi ulang, kabel kawat yang tipis, dan alas yang memproses suhu
yang dibungkus dengan kantung plastik sekali pakai. Salah satu bentuk
yang antipecah tersedia untuk oral dan rektal. Probe untuk oral dapat juga
insersi, pembacaan terlihat pada unit tampilan, tanda bunyi yang terdengar
31
membran timpani. Dalam dua sampai lima detik dari mulai dimasukkan ke
dalam kanal auditorius, hasilnya terlihat pada layar. Tanda bunyi terdengar
kecil yang terbuat dari plastik dengan sensor suhu pada salah satu
ujungnya. Sensor tersebut terdiri atas metrik dari lekukan seperti titik yang
mengandung bahan kimia yang larut dan berubah warna pada perbedaan
suhu. Digunakan untuk suhu oral dan aksila, terutama pada anak-anak.
Dipakai dengan cara yang sama dengan termometer aksila dan digunakan
sekitar sepuluh detik supaya stabil. Bentuk lain dari termometer sekali
pakai adalah koyo (patch) atau pita sensitive suhu. Digunakan pada dahi
atau abdomen, koyo akan berubah warna pada suhu yang berbeda. Kedua
Misalnya, pada peningkatan suhu tubuh, kulit kemerahan, kulit hangat saat
32
atau perubahan suhu yang aktual. Jika klien memiliki faktor risiko, perawat
berat akan menghasilkan intervensi yang sangat berbeda daripada faktor yang
oksigen.
metabolisme.
Rencana perawatan bagi klien dengan perubahan suhu yang aktual berfokus
kenyamanan.
Diagnosis Implementasi
Hipertemi yang Selama menggigil
berhubungan dengan 1. Berikan tindakan untuk merangsang selera makan dan tawarkan
proses infeksi menu hidangan yang seimbang
2. Kurangi aktivitas yang melelahkan seperti bolak-balik yang
berlebihan atau ambulasi.
3. Berikan oksigen tambahan sesuai keperluan.
4. Tawarkan selimut ekstra dan naikkan suhu ruangan.
5. Berikan cairan tambahan.
6. Monitor denyut nadi dan pernapasan.
Selama masa serangan demam
1. Sediakan cairan sedikitnya tiga liter per hari bila fungsi jantung dan
ginjal normal
2. Lakukan pembersihan mulut untuk mencegah mengeringnya
membrane mukosa
3. Kurangi penutup tubuh luar namun jangan sampai menyebabkan
gemetar.
4. Jaga pakaian dan alat tenun tempat tidur tetap kering.
5. Kendalikan suhu lingkungan tanpa menyebabkan gemetar.
6. Batasi aktivitas fisik.
7. Berikan pengobatan antipiretik sesuai instruksi.
2.2.5 Evaluasi
respons actual klien terhadap hasil yang diharapkan dari rencana perawatan.
Demam thypoid adalah penyakit infeksi akut yang biasanya terdapat pada
saluran cerna dengan gejala demam lebih dari satu minggu dan terdapat gangguan
disebabkan oleh Salmonella typhi. Demam paratifoid adalah penyakit sejenis yang
penyakit tersebut hampir sama, tetapi manifestasi klinis paratifoid lebih ringan.
Kedua penyakit di atas disebut tifoid. Terminologi lain yang sering digunakan
adalah typhoid fever, paratyphoid fever. typhus, dan paratyphus abdominalis atau
disebabkan oleh Salmonella typhi. Demam Paratiroid adalah penyakit sejenis yang
penyakit tersebut hampir sama tetapi manifestasi klinis paratiroid lebih ringan.
(Firdaus,2012)
36
Demam thypoid adalah penyakit infeksi akut usus halus, yang disebabkan
Penyakit thypoid atau disebut juga dengan demam thypoid adalah suatu
infeksi akut yang terjadi pada usus kecil disebabkan oleh Salmonella typhi.
Bakteri ini dapat hidup lama di air kotor, makanan tercemar, dan tempat-tempat
infeksi akut pada usus halus yang disebabkan oleh Salmonella typhosa dan hanya
2.3.2 Etiologi
Salmonella typhosa, basil gram negatif yang bergerak dengan rambut getar
dan tidak berspora. Masa inkubasi 10-20 hari. (Suriadi, dkk, 2010)
mempunyai flagela, dan tidak membentuk spora. Bakteri ini akan mati pada
1) Antigen O (somatik).
3) Antigen K (selaput).
genus dan spesies ditulis dengan huruf miring). Nama semula S. typhi menjadi S.
enterica serovar Typhi yang disingkat menjadi S. Typhi (perhatikan, bahwa nama
typhi tidak lagi ditulis miring dan ini memakai huruf T besar). Salmonella yang
sekitar 200 yang berhasil terdeteksi di Amerika Serikat. Dari sekian banyak strain,
cnterica serovar Entiritidis (S. Entiritidis) adalah strain yang paling banyak
diketemukan.
Manifestasi klinis demam thypoid tergantung dari virulensi dan daya tahan
juga dapat menyebabkan penyakit. Masa inkubasinya adalah 10-20 hari, meskipun
ada yang menyebut angka 8-14 hari. Adapun pada gejala gastroenteritis yang
demam (hari ke-8 demam). Jika penderita diobati dengan benar, maka kuman
tidak akan ditermukan pada tinja dan urin pada minggu ke-4. Akan tetapi. Jika
masih terdapat koman pada minggu ke-4 melalui pemeriksaan kultur tinja, maka
Seorang carrier biasanya berusia dewasa, sangat jarang terjadi pada anak.
penyakit.
1. Antigen O (Somatik)
2. Antigen H (Flagella)
3. Antigen K (Selaput)
hati, limpa dan aliran darah yang terinfeksi. Kuman ini berupa gram negative yang
akan nyaman hidup dalam suhu tubuh manusia. Kuman ini akan mati pada suhu
70°C dan dengan pemberian antiseptic. Masa inkubasi penyakit ini 7-20 hari.
39
Namun, ada juga yang memiliki masa inkubasi paling pendek yaitu 3 hari, dan
Tabel 2.7 Antigen pada Kuman Salmonella typhosa atau Eberthella typhosa
demam paratiroid yang gejalanya mirip dengan demam tifoid namun lebih ringan,
manusia. (Utaminingsih,2017).
tidak menghasilkan spora, hidup baik sekali pada suhu tubuh manusia maupun
suhu yang lebih rendah sedikit serta mati pada suhu 70 oCdan antiseptic.
Menurut Wijaya dan Putri (2013) yang dikutip oleh Dewi Wulandari dan
termolabil.
Menurut Padila (2013) yang dikutip oleh Dewi Wulandari dan Meira
Erawati (2016) Salmonella parathyphi terdiri dari 3 jenis yaitu A, B, dan C. Ada
dua sumber penularan Salmonella typhi yaitu pasien dengan demam thypoid dan
pasien dengan carrier. Carrier adalah orang yang sembuh dari demam thypoid
dan masih terus mengekskresi Salmonella typhi dalam tinja dan air kemih selama
2.3.3 Patofisiologi
Salmonella
typhosa
Masuk ke dalam saluran
pencernaan (usus halus)
Nekrosis
Menginfasi jaringan limfoid
Peradangan
Masuk peredaran darah
Merangsang Pelepasan
sintesis pirogen
Mempengaruhi pusat
Beredar dalam darah Demam
termoregulator
Menyebar ke Perdarahan
Tukak mukosa
seluruh tubuh
Perforasi
lambung oleh asam lambung dan sebagian lagi masuk ke usus halus, ke jaringan
limfoid dan masuk keperedaran darah (bakterimia primer) dan mencapai sel-sel
retikuloendoteleal, hati, limpa dan organ-organ lainnya. Proses ini terjadi dalam
masa tunas dan akan berakhir saat sel-sel retikuloendoteleal melepaskan bakteri
limpa, usus dan kandung empedu. Pada minggu pertama sakit terjadi hyperplasia
plaks player. Ini terjadi pada kelenjar limfoid usus halus. Minggu kedua terjadi
nekrosis dan pada minggu ketiga terjadi ulserasi plaks player. Pada minggu
dapat menyebabkan perdarahan bahkan sampai terjadi perforasi usus. Selain itu
sebagai kuman yang dimusnahkan oleh asam lambung, sebagian lagi masuk ke
usus halus, kejaringan lamford dan berkembang biak, kemudian kuman masuk
kuman masuk kejaringan beberapa organ tubuh terutama limpa, usus dan kandung
empedu pada minggu pertama sakit, terjadi hiperplasia plaks peyer, minggu kedua
terjadi nekrosis dan minggu ketiga terjadi ulsenasi plaks peyer. Pada minggu
42
dapat menyebabkan pendarahan, bahkan sampai perfarasi usus, selain itu hepar,
halus bersama makanan, melalui pembuluh limfe. Kuman ini masuk atau
peredaran darah menuju hati dan limpa. Di sini biasanya pasien merasakan nyeri.
Kuman tersebut akan keluar dari hati dan limpa. Kermudian, kembali ke usus
usus halus. Kuman akan berkembang biak disini. Kuman Salmonella typhosa dan
Menurut Padila (2013) yang dikutip oleh Dewi Wulandari dan Meira
cara, yang dikenal dengan 5F yaitu: food (makanan), fingers (jari tangan/kuku),
fomilus (muntah), fly (lalat), dan melalui feses. Feses dan muntah pada penderita
thypoid dapat menularkan kuman Salmonella thypi kepada orang lain. Kuman
tersebut dapat ditularkan melalui perantara lalat, di mana lalat akan hinggap di
mencuci tangan dan makanan yang tercemar kuman Salmonella thypi masuk ke
tubuh orang yang sehat melalui mulut. Kemudian kuman masuk ke dalam
lambung, sebagian kuman akan dimusnahkan oleh asam lambung dan sebagian
lagi masuk ke usus halus ke bagian distal dan mencapai jaringan limpoid. Di
dalam jaringan limpoid kuman berkembang biak, lalu masuk ke aliran darah dan
selanjutnya masuk limpa, usus halus dan kandung empedu. Semula disangka
demam dan gejala toksimia pada thypoid disebabkan oleh endotoksemia. Akan
pada pathogenesis thypoid, karena membantu proses inflamasi lokal pada usus
merangsang sintesis dan pelepasan zat pirogen oleh leukosit pada jaringan yang
meradang.
Menurut Wijaya & Putri (2013) yang dikutip oleh Dewi Wulandari dan
Meira Erawati (2016) Patogenesis (tata cara masuknya kuman thypoid ke dalam
oleh kuman RES (Reticulo Endothelial System) dalam hepar dan lien. Di
hepar dan lien kecil, basil mengeluarkan toksin, toksin inilah yang
terjadi melalui makanan dan air yang telah tercemar oleh tinja atau urin penderita
thypoid.
demam thypoid, kasus yang terjadi umumnya disebabkan pencemaran air minum
dan sanitasi yang buruk. Infeksi terjadi jika anda mengkonsumsi makanan yang
disiapkan oleh penderita demam thypoid yang tidak mencuci tangan dengan baik
setelah ke toilet. Infeksi dapat juga terjadi meminum air yang telah tercemar
bakteri Salmonella.
sembuh dari demam akan tetap menyimpan bakteri Salmonella didalam usus dan
kantung empedu bahkan selama bertahun-tahun. Orang ini disebut carrier kronis
yang dapat menyebarkan bakteri melalui tinja mereka dan dapat menginfeksi
orang lain. Perlu diwaspadai bahwa seorang carrier tidak memiliki gejala demam
tifoid.
45
Penularan yang paling berbahaya dari tinja. Misalnya kita jajan, kalau
mengelola jajan itu jorok, setelah ke toilet tidak cuci tangan dengan sabun
kemudian dia dia membuat makanan, pasti makanan itu akan tercemar
Salmonella. Atau dia memakai air yang kurang bagus, misalnya air sumur yang
tercemar.
thypoid, yaitu:
tubuh meningkat pada malam hari dan turun pada pagi hari. Pada minggu
kedua suhu tubuh terus meningkat dan pada minggu ketiga suhu
perabaan.
kapiler kulit.
6) Epitaksis.
46
pokok, yaitu:
1) Demam berkepanjangan.
3) Gangguan kesadaran.
Demam lebih dari tujuh hari merupakan gejala yang paling menonjol.
Demam ini bisa diikuti oleh gejala tidak khas lainnya, seperti anoreksia atau
batuk. Gangguan saluran pencernaan yang sering terjadi adalah konstipasi dan
obstipasi (sembelit), meskipun diare bisa juga terjadi. Gejala lain pada saluran
pencernaan adalah mual, muntah, atau perasaan tidak enak di perut. Pada kondisi
yang parah, demam thypoid bisa disertai dengan gangguan kesadaran yang berupa
Menurut FKUI pada tahun 1996 yang dikutip Ridha pada tahun 2014
gejala-gejala yang timbul bervariasi, dalam minggu pertama keluhan dan gejala
serupa dengan penyakit infeksi akut pada umumnya yaitu demam, nyeri kepala,
pusing nyeri otot, anoreksia, mual muntah obstipasi atau diare, perasaan tidak
enak diperut, batuk dan epitaris, pada pemeriksaan fisik hanya didapatkan
peningkatan suhu tubuh. Dalam minggu kedua gejala-gejala lebih jelas berupa
demam, bradikardi relative, lidah thypoid (kotor ditengah, tepi dan ujung merah
berupa somnolen hingga koma, sedangkan residopi jarang ditemukan pada orang
Indonesia.
Menurut Padila (2013) yang dikutip oleh Dewi Wulandari dan Meira
Erawati (2016) Gejala klinis demam thypoid pada anak biasanya lebih ringan jika
47
dibandingkan dengan penderita dewasa. Masa tunas rata-rata 10-20 hari. Masa
tunas tersingkat adalah empat hari, jika infeksi terjadi melalui makanan.
hari. Selama masa inkubasi, mungkin ditemukan gejala prodromal, yaitu perasaan
tidak enak badan, lesu, nyeri kepala, pusing, dan tidak bersemangat, yang
1. Demam
remitten dan suhu tidak scberapa tinggi. Minggu pertama suhu meningkat setiap
hari, menurun pada pagi hari dan meningkat lagi pada sore dan malam hari.
Minggu kedua pasien terus berada dalam keadaan demam. Minggu ketiga
suhu tubuh berangsur turun dan normal pada akhir minggu ketiga.
Napas berbau tidak sedap, bibir kering, dan pecah-pecah, lidah tertutup
selaput putih kotor, ujung dan tepi kemerahan, jarang disertai tremor, anoreksia,
mual, dan perasaan tidak enak di perut. Abdomen kembung, hepatomegali, dan
3. Gangguan kesadaran
Masa tunas thypoid adalah sekitar 10-14 hari dengan rincian sebagai
berikut:
a) Minggu I
Pada umumnya demam berangsur naik, terutama pada sore hari dan
malam hari. Dengan keluhan dan gejala demam, nyeri otot, nyeri kepala,
anoreksia, dan mual, batuk, epistaksis, obstipasi atau diare, perasaan tidak
enak đi perut.
b) Minggu ke-2
Pada minggu ke-2 gejala sudah jelas dapat berupa demam, bradikardi,
Menurut Marni (2016) Tanda khas penyakit ini yaitu demam tinggi kurang
lebih satu minggu disertai nyeri kepala hebat dan gangguan saluran pencernaan,
bahkan ada yang sampai mengalami gangguan kesadaran. Demam tinggi biasanya
dimulai sore hari sampai dengan malam hari. Kemudian, menurun pada pagi hari.
Demam ini terjadi kurang lebih selama 7 hari. Pada anak yang mengalami demam
tinggi dapat terjadi kejang. Gangguan pencernaan yang terjadi pada pasien demam
thypoid yaitu mual, muntah, nyeri ulu hati, perut kembung, anoreksia, lidah tifoid
(kotor, bagian belakang tampak putih pucat dan tebal, serta bagian ujung dan tepi
kemerahan). Selain itu, juga dapat menyebabkan diare dan konstipasi. Gangguan
kesadaran juga dapat terjadi pada pasien demam thypoid yaitu apatis dan
somnolen.
penekanan. Roseola ini terdapat pada daerah perut, dada, dan kadang bokong.
Pembesaran limpa terjadi pada akhir minggu pertama, tidak progresif dengan
konsistensi yang lebih lunak. Pada anak berusia di bawah 2 tahun, tanda dan
gejala yang terjadi yaitu demam tinggi mendadak, disertai muntah, kejang, dan
1) Demam
turun naik yakni pada pagi hari lebih rendah atau normal, sementara sore dan
malam hari lebih tinggi. Demam dapat dapat mencapai 39-40 oC. Intensitas
demam akan makin tinggi disertai gejala lain seperti sakit kepala, diare, nyeri
menerus. Bila pasien membaik maka pada minggu ke-3 suhu tubuh
berangsur turun dan dapat normal kembali pada akhir minggu ke-3. Perlu
diperhatikan bahwa demam yang khas pada demam thypoid. Tipe demam
komplikasi yang dapat terjadi lebih awal. Pada anak khususnya balita,
Sering ditemukan bau mulut yang tidak sedap karena demam yang
terlalu lama. Bibir kering terkadang pecah-pecah. Lidah terlihat kotor dan
ditutupi selaput kecoklatan dengan ujung dan tepi lidah kemerahan dan
mengeluh nyeri perut, terutama pada ulu hati, disertai mual dan muntah.
mengalami konstipasi.
3) Gangguan kesadaran
ringan. Sering ditemui kesadaran apatis. Bila gejala klinis berat, tak jarang
penderita sampai somnolen dan koma atau dengan gejala-gejala psikosis. Pada
4) Hepatosplenomegali
Pada penderita demam tifoid, hati dan atau limpa sering ditemukan
oleh peningkatan frekuensi nadi. Patokan yang sering dipakai adalah bahwa
rose spot (bintik kemerahan pada kulit) yang biasanya ditemukan di perut
51
bagian atas, serta gejala klinis yang berhubungan dengan komplikasi yang
1) Perforasi usus
2) Perdarahan usus
3) Neuropsikiatri (koma).
1. Komplikasi intestinal.
a. Perdarahan usus
b. Perforasi usus
c. Ileus paralitik
tromboflebitis.
uremia hemolitik.
terjadi. Komplikasi lebih sering terjadi pada keadaan tak semua berat dan
yang mengalami nyeri hebat juga dapat mengalami syock neurogenic. Komplikasi
diwaspadai dari demam tifoid yang muncul pada minggu ke-3. Sekitar 5 persen
keluhan nyeri perut, perut membesar, nyeri pada perabaan, seringkali disertai
bersama tinja.
membuat gejala seperti sakit perut, mual, muntah, dan terjadi infeksi pada
selaput perut (peritonitis). Jika hal ini terjadi, diperlukan perawatan medis
segera.
53
b) Pneumonia.
Ada dua jenis komplikasi pada demam thypoid, yakni komplikasi yang
Anak dengan panas tinggi umumnya tidak mau makan karena ada
Usahakan cairan yang masuk harus banyak, baik air putih, teh manis, jus
buah atau susu. Panas yang tinggi juga dapat mengakibatkan anak kejang
berdarah. Usus yang luka ini dapat pecah. Gejala lainnya berupa perut
Menurut Mansjoer (2003) yang dikutip oleh Dewi Wulandari dan Meira
Erawati (2016) komplikasi demam thypoid dapat dibagi dalam 2 bagian, yaitu:
1. Komplikasi intestinal
Perforasi yang tidak disertai peritonitis terjadi bila ada udara di hati dan
c) Peritonitis: gejala akut abdomen yang ditemui nyeri perut hebat, dinding
2. Komplikasi ekstraintestinal
1. Pemeriksaan darah
2. Pemeriksaan Urine
3. Pemeriksaan feses
4. Pemeriksaan bakteriologi
5. Pemeriksaan serologis
(aglutinin). Respons antibody yang dihasilkan oleh tubuh akibat oleh infeksi
1:20 atau lebih pada minggu pertama atau terjadi peningkatan titer antibody
yang progresif (lebih dari 4 kali). Pada pemeriksaan ulangan 1 atau 2 minggu
6. Pemeriksaan radiologi
dengan cara:
trombositopenia.
tulang.
3. Biakan empedu: terdapat basil Salmonella typhosa pada urine dan tinja.
basil Salmonella typhosa pada urine dan tinja, maka pasien dinyatakan
betul-betul sembuh.
tinggi setelah dilakukan imunisasi atau bila penderita telah lama sembuh.
Salmonella dari darah melalui kutur. Karena isolasi Salmonella relatif sulit dan
lama, maka pemeriksaan serologi Widal untuk mendeteksi antigen O dan H sering
dilakukan secara serial per minggu, dengan adanya peningkatan titer sebanyak 4
kali. Nilai titer yang dianggap positif demam thypoid tergantung dari tingkat
uji Widal O positif yang berbeda-beda, misalnya Jakarta: titer > 1/80, Yogyakarta:
57
titer > 1/160, Surabaya: titer > 1/160, Makasar: titer > 1/320, dan Manado: titer >
1/80.
dilakukan biakan pada minggu pertama, sedangkan biakan feses dilakukan pada
minggu kedua, dan biakan urin dilakukan pada minggu ketiga. Pemeriksaan
serologis, yang digunakan yaitu tes widal, dengan dasar reaksi aglutinasi antara
antigen Salmonella typhosa dan antibody serum pada pasien. Tes widal dilakukan
beberapa kali, karena jika hanya dilakukan satu kali saja, maka pemeriksaan
tersebut balum bisa dijadikan standart untuk menetukan diagnosa demam thypoid.
Belum ada standart baku untuk menetukan diagnosis demam thypoid, setiap
rumah sakit mempunyai standart nilai widal sendiri. Standart nilai untuk
yang dikutip oleh Dewi Wulandari dan Meira Erawati (2016) adalah pemeriksaan
1. Pemeriksaan leukosit
dijumpai. Pada kebanyakan kasus demam thypoid, jumlah leukosit pada sediaan
SGOT dan SGPT pada demam thypoid sering kali meningkat tetapi dapat
3. Biakan darah
Bila biakan darah positif hal itu menandakan demam thypoid, tetapi bila
biakan darah negatif tidak menutup kemungkinan terjadi demam thypoid. Hal ini
yang lain. Hal ini disebabkan oleh perbedaan teknik dan media biakan yang
digunakan, Waktu pengambilan darah yang baik adalah pada saat demam
mikroba pertumbuhan kuman dalam media biakan terhambat dan hasil biakan
mungkin negatif.
4. Uji widal
Uji widal adalah suatu reaksi aglutinasi antara antigen dan antibodi
serum klien dengan thypoid juga terdapat pada orang yang pernah divaksinasikan.
Antigen yang digunakan pada uji widal adalah suspensi Salmonella yang sudah
dimatikan dan diolah di laboratorium. Tujuan dari uji widal ini adalah untuk
thypoid.
sensitif karena adanya sejumlah penderita dengan hasil biakan positif telapi
tidak pernah dideteksi adanya titer antibody sering titer naik sebelum timbul
yang berarti. Disebut tidak spesifikasi oleh karena semua grup D Salmonella
memberikan hasil yang akurat, widal tes sebaiknya tidak hanya dilakukan satu
kali saja melainkan perlu satu seri pemeriksaan, kecuali bila hasil tersebut
sesuai atau melewati nilai standar setempat. Nilai titer pada penderita thypoid
adalah:
a. Jika hasil titer widal tes terjadi pada antigen O positif (+) lebih dari
b. Jika hasil titer widal tes terjadi pada antigen H dan positif (+) lebih dari
dengan cara:
hari).
bebas dari demam. Mobilisasi dilakukan secara bertahap. Sesuai dengan keadaan
perlu dijaga karena ketidakberdayaan pasien untuk buang air besar dan air kecil.
Agar tidak memperberat kerja usus, pada tahap awal penderita diberi
makanan berupa bubur saring. Selanjutnya penderita dapat diberi makanan yang
lebih padat dan akhirnya nasi biasa, sesuai dengan kemampuan dan kondisinya.
Pemberian kadar gizi dan mineral perlu dipertimbangkan agar dapat menunjang
kesembuhan penderita.
62
2. Antipiretika.
6. Diet pada permukaan, diet makanan yang tidak merangsang saluran cerna
demam thypoid harus segera dirawat di rumah sakit atau pelayanan kesehatan
karena pasien memerlukan istirahat selama 5-7 hari. Selain itu, pengawasan ketat
perlu dilakukan agar tidak terjadi komplikasi yang berbahaya. Pasien boleh
mandi sendiri, dan makan sendiri, yang prinsipnya adalah tidak melakukan
Pengaturan pola makan sangat penting pada penyakit ini mengingat organ
yang terganggu yaitu sistem pencernaan, khususnya usus halus. Jika pasien tidak
sadar, maka dapat diberikan makanan cair dengan menggunakan sonde lambung.
Jika pasien sadar, maka pemberian makanan bisa dimulai dari bubur saring. Jika
kasar, dan jika sudah normal, maka dapat diberikan nasi biasa. Susu diberikan 2
gelas sehari. Pemberian makanan padat secara dini lebih menguntungkan karena
dapat mengurangi risiko penurunan berat badan yang berlebihan (berat badan
stabil), masa perawatan lebih pendek karena pasien lebih cepat sembuh, menekan
penurunan albumin, dan dapat mencegah terjadinya infeksi lain. Pada prinsipnya,
makanan yang diberikan adalah makanan yang tidak begitu merangsang, misalnya
terlalu pedas atau asam. Selain itu, dapat pula diberikan makanan yang rendah
Obat diberikan secara simptomatis, misalnya pada pasien yang mual dapat
diberikan antiemetik, pada pasien yarg demam dapat diberikan antipiretik, dan
dapat diberikan jika diagnosis sudah ditegakkan. Antibiotik yang dapat mengatasi
mengatasi infeksi ini yaitu kloramfenikol yang diberikan dengan dosis 50-100
dilakukan kompres air dingin biasa tanpa es di daerah ketiak, leher, maupun
selangkangan.
64
vaksin. Vaksin yang sering diberikan yaitu vaksin polisakarida. Vaksin lain yang
dimatikan dan vaksin dari strain Salmonella yang dilemahkan. Pemberian vaksin
wanita hamil, ibu yang menyusui anaknya, kondisi anak sedang demam, dan anak
epidemi, dapat dilakukan dengan penyediaan air bersih yang adekuat, sanitasi
dikutip oleh Dewi Wulandari & Meira Erawati (2016) dibagi menjadi tiga yaitu:
makanan, minuman, mandi, buang air kecil dan buang air besar akan membantu
kebersihan tempat tidur, pakaian, dan perlengkapan yang dipakai. Posisi pasien
65
perlu diawasi untuk mencegah decubitus dan pneumonia ortostatik serta hygiene
keadaan umum dan gizi penderita akan semakin turun dan proses penyembuhan
akan menjadi lama. Dimasa lampau penderita thypoid diberi bubur saring,
kemudian ditingkatkan menjadi bubur kasar dan akhirnya diberi nasi, perubahan
atau perforasi usus. Hal ini disebabkan ada pendapat bahwa usus harus
dini yaitu nasi dengan lauk pauk rendah selulosa (menghindari sementara sayuran
3. Pemberian antibiotik
a. Antimikroba:
atau 4 dosis.
66
demam.
b. Antipieretik seperlunya.
tingkat sel, organ, maupun individu yang bisa diukur dengan ukuran berat (gram,
pon, kilogram), ukuran panjang (cm, meter), umur tulang, dan keseimbangan
jumlah, ukuran atau dimensi tingkat sel, organ maupun individu, yang bisa diukur
dengan berat (gram, pound, kilogram), ukuran panjang (cm, meter), umur tulang
dkk., 2012)
perkembangan ini, sangat dipengaruhi oleh susunan saraf pusat atau otak.
menjadi dua yaitu motoric kasar dan halus. Motorik kasar seperti berjalan, berlari
melompat, naik turun tangga. Motorik halus yaitu keterampilan manipulasi seperti
Sejak masa pembuahan hingga terlahir di dunia, seorang anak akan selalu
tumbuh atau bertambah ukuran berat dan panjang badannya hingga fase tertentu
(dewasa).
Contoh: seorang bayi tidak akan mampu berjalan bila sistem saraf belum
siap. Namun, bila bayi tidak diberi kesempatan untuk berlatih berjalan, maka
Contoh: bayi akan belajar duduk terlebih dahulu sebelum belajar berdiri,
tetapi umur saat bayi belajar duduk berbeda antara bayi satu dengan lainnya.
rangsangan lingkungan.
4. Refleks primitif akan hilang dan digantikan dengan gerakan yang disadari.
(karena ada refleks menggenggam), setelah umur bayi lebih dari satu bulan,
refleks tersebut secara perlahan menghilang dan diganti gerakan jari-jari secara
sadar.
besar dari mereka memunyai usia yang sama. Namun, mengapa mereka
mempunyai bentuk tubuh, warna kulit, jenis rambut, dan tinggi badan yang
berbeda? Setiap orang yang terlahir di dunia selalu membawa potensi baik fisik
maupun psikis yang berbeda. Sebenarnya, apa saja yang membuat mereka semua
berbeda?
1. Faktor keturunan
memunyai ayah dan (atau) ibu yang tinggi. Kalau memang kedua orangtuanya
berpostur rata-rata, dimungkinkan ada garis keturunan dari kakek atau nenek
2. Faktor gizi
perkembangan tubuhnya (lebih tinggi dan lebih gemuk). Mereka juga akan lebih
69
3. Faktor lingkungan
latihan fisik akan menghasilkan anak-anak yang relatif tinggi. Anak-anak juga
4. Faktor emosi
Anak laki-laki cenderung lebih tinggi dan lebih berat dari pada anak
perempuan. Anak perempuan akan memiliki fisik yang lebih kecil dibandingkan
anak laki-laki.
rendah cenderung lebih kecil daripada anak yang berasal dari keluarga yang status
sosial ekonominya tinggi. Hal ini berkaitan erat dengan makanan serta asupan gizi
7. Faktor kesehatan
Anak-anak yang sehat dan jarang sakit, biasanya akan memiliki tubuh
1. Faktor genetik
Faktor genetik merupakan modal dasar dalam mencapai hasil akhir proses
tumbuh kembang anak. Melalui instruksi genetik yang terkandung di dalam sel
telur yang telah dibuahi, dapat ditentukan kualitas dan kuantitas pertumbuhan.
Termasuk faktor genetik antara lain adalah berbagai faktor bawaan yang normal
dan patologik, jenis kelamin, suku bungsa atau bangsa. Potensi genetik yang
diperoleh hasil akhir yang optimal. Gangguan pertumbuhan di negara maju lebih
sering diakibatkan oleh faktor genetik ini. Sedangkan di negara yang sedang
faktor lingkungan yang kurang memadai untuk tumbuh kembang anak yang
sebelum mencapai usia Balita. Disamping itu, banyak penyakit keturunan yang
disebabkan oleh kelainan kromosom, seperti sindrom Down, sindrom Turner, dll.
2. Faktor lingkungan.
mempengaruhi individu setiap hari, mulai dari konsepsi sampai akhir hayatnya.
Gizi ibu yang jelek sebelum terjadinya kehamilan maupun pada waktu
sedang hamil, lebih sering menghasilkan bayi BBLR (berat badan lahir rendah)
atau lahir mati dan jarang menyebabkan cacat bawaan. Disamping itu dapat pula
menyebabkan hambatan pertumbuhan otak janin, anemia pada bayi baru lahir,
bayi baru lahir mudah terkena infeksi, abortus, dan sebagainya. Anak yang lahir
dan ibu yang gizinya kurang dan hidup di lingkungan miskin maka akan
mengalami kurang gizi juga dan mudah lerkena infeksi dan selanjutnya akan
menghasilkan wanita dewasa yang berat dan tinggi badannya kurang pula.
Keadaan ini merupakan lingkaran setan yang akan berulang dari generasi ke
2. Mekanis
bawaan pada bayi yang dilahirkan. Demikian pula dengan posisi janin pada uterus
72
obat anti kanker, dan lain sebagainya dapat menyebabkan kelainan bawaan.
Demikian pula dengan ibu hamil yang perokok berat/peminum alkohol kronis
sering melahirkan bayi berat badan lahir rendah, lahir mati, cacat, atau retardasi
mental. Keracunaan logam berat pada ibu hamil, misalnya karena makan ikan
4. Endokrin.
(growth hormone) disekresi oleh kelenjar hipofisis janin sekitar minggu ke-9.
somatromamotropic), disekresi oleh plasenta di pihak ibu dan tidak dapat masuk
oleh hipofisis sudah terjadi pada minggu ke-13. Kadar hormone ini makin
73
meningkat sampai minggu ke-24, lalu konstan. Perannya belum jelas, tetapi jika
susunan saraf pusat yang dapat mengakibatkan retardasi mental. Insulin mulai
diproduksi oleh janin pada minggu ke-11, lalu meningkat sampai bulan ke 6 dan
pembesaran sel gesudah minggu ke-30. Sedangkan fungsi IGFS pada janin belum
Cacat bawaan sering terjadi pada ibu diabetes yang hamil dan tidak
(phenylketonuria), dll.
1. Radiasi.
2. Infeksi
Sedangkan infeksi lainnya yang juga dapat menyebabkan penyakit pada janin
3. Stres
tumbuh kembang janin, antara lain cacat bawaan, kelainan kejiwaan, dan
lain-lain.
4. Imunitas
5. Anoksia embrio
Bayi baru lahir harus berhasil melewati masa transisi, dari suatu sistem
yang teratur yang sebagian besar tergantung pada organ-organ ibunya, ke suatu
bayi itu sendiri. Perbedaan lingkungan sebelum dan sesudah anak lahir adalah
hari setelah dilahirkan, merupakan masa rawan dalam proses tumbuh kembang
anak, khususnya tumbuh kembang otak. Trauma kepala akibat persalinan akan
berpengaruh besar dan dapat meninggalkan cacat yang permanen. Risiko palsi
serebralis lebih besar pada BBLR (Berat Badan Lahir Rendai) yang disertai
75
Dalam tumbuh kembang anak tidak sedikit peranan ibu dalam ekologi
anak, yaitu peran ibu sebagai "para genetik faktor" yaitu pengaruh biologisnya
memberikan nutrisi bagi bayi, tetapi juga sangat mempunyai arti dalam
dia dilahirkan ke dunia. Demikian pula dengan memberikan ASI sedini mungkin
segera setelah bayi lahir, merupakan stimulasi dini terhadap tumbuh kembang
anak.
Di dalam interaksi timbal balik antara ibu dan anak tersebut terdapat
keuntungan yang timbal balik pula. Keuntungan untuk bayi selain nilai gizi ASI
yang tinggi, juga adanya zat anti pada ASI yang melindungi bayi terhadap
berbagai macam infeksi. Di samping itu bayi juga merasakan sentuhan, kata-kata
dan tatapan kasih sayang dari ibunya, serta mendapatkan kehangatan yang penting
menimbulkan rasa percaya diri, juga adanya sekresi hormon oksitosin akan
a. Ras/suku hangsa
b. Jenis kelamin
c. Umur
Umur yang paling rawan adalah masa balita, olch karena pada
masa itu anak mudah sakit dan mudah terjadi kurang gizi. Disamping itu
d. Gizi
e. Perawatan kesehatan
bulan, akan menunjang pada tumbuh kembang anak. Oleh karena itu
BCG, Polio 3 kali, DPT 3 kali, Hepatitis-B 3 kali, dan campak. Disamping
penyakit.
g. Penyakit kronis
h. Fungsi metabolisme
memadai.
i. Hormon
antara lain adalah: "growth hormon", tiroid, hormon seks, insulin, IGFS
adrenal.
aktivitasnya meningkat pada malam hari pada waktu tidur, sesudah makan,
b) Hormon Tiroid
Maturasi tulang juga dibawah pengaruh hormon ini. Demikian pula dengan
c) Glukokortikoid
d) Hormon-hormon seks
diproduksi oleh berbagai jaringan tubuh, tetapi IGFS yang beredar dalam
gagalnya panen, sehingga banyak anak yang kurang gizi. Demikian pula
b. Sanitasi
kebersihan yang kurang, maka anak akan sering sakit, misalnya diare,
sebagainya.
Demikian pula dengan polusi udara baik yang berasal dari pabrik,
angka kejadian ISPA (Infeksi Saluran Pernafasan Akut). Kalau anak sering
hunian
kesehatan penghuninya.
81
d. Radiasi
tinggi.
a. Stimulasi
Anak yang mendapat stimulasi yang terarah dan teratur akan lebih cepat
stimulasi.
b. Motivasi belajar
tidak terlalu jauh, buku-buku, suasana yang tenang serta sarana lainnya.
anak. Sehingga anak tahu mana yang baik dan yang tidak baik, akibatnya
82
akan menimbulkan rasa percaya diri pada anak yang penting untuk
d. Kelompok sebaya
teman sebaya. Tetapi perhatian dari orang tua tetap dibutuhkan untuk
e. Stres
misalnya anak akan menarik diri, rendah diri, terlambat bicara, nafsu
f. Sekolah
masalah sosial saat ini adalah masih banyaknya anak-anak yang terpaksa
untuk keluarganya.
Salah satu hak anak adalah hak untuk dicintai dan dilindungi. Anak
memerlukan kasih sayang dan perlakuan yang adil dari orang tuanya. Agar
83
kelak kemudian hari menjadi anak yang tidak sombong dan bisa
Interaksi timbal balik antara anak dan orang tua, akan menimbulkan
orang tua dan anak. Interaksi tidak ditentukan oleh seberapa lama kita
bersama anak. Tetapi lebih ditentukan oleh kualitas dari interaksi tersebut
menyayangi.
a. Pekerjaan/pendapatan keluarga
b. Pendidikan ayah/ibu
dalam tumbuh kembang anak. Karena dengan pendidikan yang baik, maka
84
orang tua dapat menerinia segala informasi dan luar terutama tentang cara
c. Jumlah saudara
kasih sayang yang diterima anak. Lebih-lebih kalau jarak anak terlalu
kasih sayang dan perhatian pada anak, juga kebutuhan primer seperti
makanan, sandang dan perumahan pun tidak terpenuhi. Oleh karena itu
kembang anak. Tumbuh kembang anak akan berbeda pada keluarga yang
f. Kepribadian ayah/ibu
85
kepribadiannya tertutup.
makanan dan buah-buahan, maka sangat jarang terdapat anak yang gizi
h. Agama
i. Urbanisasi
permasalahannya.
tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang teratur dan dapat diramalkan, sebagai
dalam struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang teratur dan
adanya proses diferensiasi dari sel-sel tubuh, jaringan tubuh, organ-organ dan
dkk.,2012)
dan kembangnya tetapi mereka memunyai pola yang menganut asas "kurva
normal". Rata-rata anak yang berada di area tengah mewakili kondisi normal yang
diharapkan. Kondisi apa saja yang masuk dalam kategori normal sesuai dengan
usia anak?
berikut:
pertumbuhan otaknya.
binokular).
memegang mainan.
tujuh bulan, kemudian 0,5 cm per bulan, lingkar kepala harus terus
berlangsung sehat.
n. Gigi mungkin mulai muncul, dengan gigi seri atas dan bawah yang datang
pertama.
o. Gusi bisa menjadi merah dan bengkak, disertai dengan peningkatan air
p. Baby fat (lemak gulungan) muncul di paha, lengan atas, dan leher.
Ciri-ciri perkembangan fisik motorik anak usia 8-12 bulan adalah sebagai
berikut:
d. Gigi muncul lebih banyak, seringkali di urutan dua gigi seri bawah
kemudian dua gigi seri atas diikuti oleh empat gigi seri dan dua geraham
e. Baby fat atau timbunan lemak terus muncul di paha, lengan atas, dan leher.
cangkir.
berikut:
enam bulan.
bulan.
berikut:
lingkungan.
satu kaki.
berikut:
pertama.
90
sendiri.
lingkaran.
sebagai berikut:
(kepala, badan, kaki, tangan), bisa menulis sesuatu (sudah bisa mengontrol
gerakan tangannya).
berikut:
2.6.1 Pengkajian
a) Riwayat keperawatan
b) Kaji adanya gejala dan tanda meningkatnya suhu tubuh terutama pada
malam hari, nyeri kepala, lidah kotor, tidak napsu makan, epitaksis,
penurunan kesadaran.
Kaji adanya gejala dan tanda meningkatnya suhu tubuh terutama pada
malam hari, nyeri kepala, lidah kotor, tidak napsu makan, epistaksis, penurunan
kesadaran.
2) Kaji riwayat demam: apakah pasien mengalami demam pada sore dan
malam hari. Suhu tubuh pasien turun pada pagi hari selama kurang
putih ditengah, serta kemerahan ditepi dan ujung lidah (lidah tifoid).
dan sebagainya.
92
1) Identitas
typhoid pada tahun 1985 di Indonesia adalah sebagai berikut umur 0-4
tahun 25,32%, umur 5-9 tahun 35-59%, dan umur 10-14 tahun 39,09%.
2) Riwayat keperawatan
a. Keluhan utama
tegang dan nyeri pada perabaan, mulut bau, konstipasi atau diare, tinja
c. Imunisasi
93
e. Nutrisi
3) Pemeriksaan fisik
a. Sistem kardiovaskuler.
atau septikemia.
b. Sistem pernapasan.
c. Sistem pencernaan.
limpa, dan hati, nyeri perut perabaan, bising usus melemah atau hilang,
muntah, lidah tifoid dengan ujung dan tepi kemerahan dan tremor, mulut
d. Sistem genitourinarius
e. Sisiem saraf
f. Sistem lokomotor/musculoskeletal
Nyeri sendi.
94
g. Sistem endokrin
h. Sistem integument
i. Sistem pendengaran
j. Sistem penciuman.
meningkat.
berikutnya menurun.
menyokong diagnosis.
makan meningkat.
tetapi sering.
5) Menimbang berat badan setiap hari pada waktu yang sama, dan
menyembuhkan penyakit.
anak.
96
jam.
Sponge.
Batasan Karakteristik:
c) Kulit kemerahan
d) Pertambahan RR
e) Takikardia
a) Penyakit/trauma
b) Peningkatan metabolisme
d) Pengaruh medikasi/anastesi
g) Dehidrasi
NOC: Termoregulation
Kriteria hasil:
c) Tidak ada perubahan warna kulit dan tidak ada pusing merasa
nyaman.
NIC
Fever treatment
i) Selimuti pasien
sesuai program
Temperature regulation
pengeluaran sodium.
Batasan Karakteristik:
a) Kelemahan
b) Haus
volume/tekanan nadi
j) Hematokrit meninggi
NOC:
a) Fluid balance
b) Hydration
Kriteria Hasil:
normal, HT normal
NIC:
Fluid management
101
f) Lakukan terapi IV
h) Berikan cairan
Batasan karakteristik:
j) Miskonsepsi
NOC:
Kriteria Hasil:
NIC:
Nutrition Management
mencegah konstipasi.
gizi)
Nutrition Monitoring
oral.
NOC.:
a) Bowel elimination
b) Fluid Balance
c) Hydration
Kriteria Hasil:
NIC:
Diarhea Management
delirium/psikosis.
NOC
perabotan)
l) Membatasi pengunjung
NOC:
a) Bowel elimination
b) Hydration
Kriteria Hasil:
usus.
2.6.3 Evaluasi
Suhu tubuh dalam rentang normal, nadi dan RR dalam rentang normal, dan
tidak ada perubahan warna kulit dan tidak ada pusing merasa nyaman.
(Ridha,2016)
2.7 Tindakan Kompres Hangat
2.7.1 Pengertian
alat yang menimbulkan hangat pada bagian tubuh yang memerlukannya. Kompres
109
hangat adalah suatu metode dalam penggunaan suhu hangat setempat yang dapat
dan lain-lain.
1. Untuk demam
Jadi penanganan demam bukanlah dengan dikompres air dingin seperti yang biasa
dilakukan dahulu kala karena orang demam jika dikompres dingin akan lebih
110
demam lagi saat kompres dihentikan. Oleh karena pada saat dikompres dingin,
pusat pengatur suhu menerima sinyal bahwa suhu tubuh sedang dingin maka
tubuh harus segera dihangatkan. Jadi, justru akan bertentangan dengan hasil yang
diharapkan. Lain halnya bila dilakukan kompres hangat. Pusat suhu akan
menerima informasi bahwa suhu tubuh sedang hangat, maka suhu tubuh harus
membantu mengurangi rasa dingin dan menjadikan tubuh terasa lebih nyaman.
daerah tersebut.
3. Untuk pengobatan nyeri dan merelaksasi otot-otot yang tegang tetapi tidak
boleh digunakan untuk yang cedera akut atau ketika masih ada bengkak,
4. Untuk mereka yang perutnya kembung dan yang mempunyai sakit radang
sendi.
berisi air hangat atau handuk yang telah dicelupkan ke dalam air hangat
dengan temperatur 40-50°C atau bila sulit mengukurnya, coba pada dahi
basah yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan rasa nyaman. Tindakan ini
dapat dilakukan pada klien y[ang mengalami nyeri, risiko terjadi infeksi luka,
dan kerusakan fisik (mobilitas) tetapi kompres panas basah digunakan pada
Tujuan dari pemberian kompres panas basah antara lain untuk memperbaiki
rasa nyeri.
Sementara itu, alat dan bahan yang perlu disiapkan adalah sebagai
berikut.
b) Baki steril berisi pinset dua buah, kasa beberapa potongan dengan
b) Cairan jangan terlalu panas, hindarkan kulit terbakar (suhu cairan 40°-
46°C).
c) Kain kompres harus lebih besar dari bagian yang akan dikompres.
d) Untuk kompres hangat basah pada luka terbuka, peralatan harus steril.
(steril).
e) Cuci tangan.
i) Ambil beberapa potong kasa dengan pinset dari baki steril dan
j) Ambil pinset satu lagi untuk memegang dan memeras kasa kompres
hangat dan kom kompresan hangat agar kasa tidak terlalu basah.
beberapa detik setelah kasa hangat menempel kulit, angkat tepi kasa
dikompres.
pres hangat basah pada area yang memerlukan kompres, lalu lapisi
dengan kasa kering dan selanjutnya balut dengan perban kasa atau
n) Lakukan perasat ini selama 15-30 menit atau program terapi dan
dalam tempatnya.
r) Cuci tangan.
s) Dokumentasikan.
sebagai berikut,
b) Bantal listrik
Kompres ini diberikan kepada klien yang kedinginan dan persiapan aether
bed. Selain itu, hal yang harus diperhatikan dalam pemberian kompres ini
c) Jika dipasang pada bagian kaki, tutup buli-buli mengarah ke bawah atau
ke samping.
dengan buli- buli adalah buli-buli panas dan sarungnya, termos berisi air
panas, termometer air panas (jika perlu), dan lap kerja. Sementara itu,
b) Siapkan peralatan.
c) Cuci tangan.
isinya.
f) Isi buli-buli dengan air panas sebanyak setengah bagian, lalu keluarkan
buli-buli,
l) Kaji secara teratur kondisi klien untuk mengetahui kelainan yang timbul
(sesuai kebutuhan).
o) Cuci tangan.
p) Dokumentasikan.
116
BAB 3
METODE PENELITIAN
Rancangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi kasus. Studi
kasus adalah penelitian tentang status subjek penelitian yang berkenaan dengan
suatu fase spesifik atau yang khas dari suatu keseluruhan personalitas. Subjek
tahap ini peneliti menggunakan metode penelitian secara intensif misalnya satu
klien, keluarga. Penelitian studi kasus dibatasi oleh ruang dan waktu, serta kasus
yang dipelajari berupa peristiwa, aktivitas atau individu. Data penelitian diambil
dengan metode time series yaitu penelitian yang dilakukan selam 2 hari berturut-
2019. Setelah judul disahkan oleh pembimbing, bimbingan dimulai pada tanggal
18 November 2019 hingga 28 Februari 2020. Pada tanggal 2 hingga 6 Maret 2020
persiapan uji etik penelitian. Pada tanggal 30 Maret hingga 6 April 2020
dilaksanakan uji etik penelitian. Pada tanggal 5 April hingga 12 Juni 2020
dilaksanakan pengambilan data pasien dan pembahasan hasil studi kasus. Pada
117
KTI. Pada tanggal 29 Juni hingga 17 Juli 2020 dilaksanakan remedial dan revisi
ujian KTI. Pada tanggal 20 hingga 24 Juli 2020 dilaksanakan pengumpulan berkas
Kediri Jl. Brigjen Pol. I.B.H. Pranoto No. 1-7 Kediri. Studi kasus ini akan
Tabel 3.1 Jumlah dan Klasifikasi Perawat Di Gedung Duvall Lantai II Ruang
Karunia Rumah Sakit Baptis Kediri.
No. Ruangan Keterangan Tingkat Pendidikan
Perawat
DIII % Ners %
1 Ruang 18 5 28% 13 72%
Karunia
Sumber: Data jadwal dinas di Ruang Karunia bulan Januari 2020
Tabel 3.2 Kapasitas Tempat Tidur dan BOR Di Gedung Duvall Lantai II
terbagi menjadi 2 Tim terdiri dari TIM 1 Dan TIM 2 Rincian sebagai berikut:
digunakan di Ruang Karunia Rumah Sakit Baptis Kediri yaitu model tim, dimana
kepala ruang dan wakil kepala ruang masuk dalam tim tersebut. Shift dinas yang
diberlakukan di Ruang Karunia Rumah Sakit Baptis Kediri adalah dinas pagi
(Pukul 07.00-14.00 WIB), dinas siang (Pukul 14.00-21.00 WIB), dinas malam
Subjek penelitian pada studi kasus ini terdiri dari dua orang pasien anak
(studi kasus) sesuai dengan kasus yang diambil serta menetapkan kasus
yang akan digunakan sebagai subyek studi kasus yaitu Pasien Anak
consent.
Sakit Baptis Kediri. Pengumpulan data penelitian terdiri dari data umum
catatan perkembangan.
wawancara yang akan disampaikan dalam studi kasus pada Pasien Anak
b) Observasi
meliputi:
c) Studi Dokumentasi
yaitu pasien, perawat dan keluarga pasien yang berkaitan dengan masalah
kepada responden dan keluarga serta dapat diperoleh pula dari hasil studi
Tabel 3.5 Uji Keabsahan Data Studi Kasus Asuhan Keperawatan pada Responden
dengan Demam Thypoid di ruang Karunia
Sumber data
No Jenis data Interpretasi
Pasien Perawat Keluarga
Masalah Keperawatan : Hipertermi
1 Data
subyektif
2 Data
obyektif
3.6 Analisa Data
observasi dan studi dokumentasi pada kedua responden penelitian. Teknik analisis
akan memilih data yang diperlukan dan menyalin data dari catatan
3) Penyajian data
4) Kesimpulan
evaluasi
124
Tabel 3.6 Analisa Data Studi Kasus Asuhan Keperawatan pada Pasien Anak Demam Thypoid Rawat Inap Ruang Karunia Rumah Sakit
Baptis Kediri.
inisial pada lembar alat hasil ukur dan hanya menuliskan kode pada
data tertentu yang akan dilaporkan pada hasil penelitian (studi kasus).
128
DAFTAR PUSTAKA
Adriana, Dian, 2017, Tumbuh Kembang & Terapi Bermain Pada Anak Edisi 2,
Salemba Medika, Jakarta.
Asmadi, 2012, Teknik Prosedural Keperawatan Konsep dan Aplikasi Kebutuhan
Dasar Klien, Salemba Medika, Jakarta.
Chomaria, Nurul, 2015, Panduan Terlengkap Tumbuh Kembang Anak Usia 0-5
Tahun, Cinta Menebar Cinta Menuai Hikmah, Surakarta.
Devi, Anakardian Kris Buana, 2017, Anatomi Fisiologi & Biokimia Keperawatan,
Pustaka Baru Press, Yogyakarta.
Hidayat, A. Aziz Alimul & Uliyah, Musrifatul, Pengantar Kebutuhn Dasar
Manusia Edisi 2 Buku 1, Salemba Medika, Jakarta.
Kunoli, Firdaus J., 2012. Asuhan Keperawatan Penyakit Tropis, CV. Trans Info.
Jakarta.
Marni, 2016, Asuhan Keperawatan Pada Penyakit Tropis, Penerbit Erlangga,
Mubarak, Wahid Iqbal, dkk. Buku Ajar Ilmu Keperawatan Dasar Buku 2,
Salemba Medika. Jakarta.
Putri, Atina, Wira 2012. ‘Pola Resistensi Bakteri Salmonella typhi Pada Penderita
Demam Tifoid’, Buletin Penelitian RSUD Dr. Soetomo, vol. 14, no1
Ridha, H. Nabiel, 2014. Buku Ajar Keperawatan Anak. Pustaka Pelajar,
Yogyakarta.
Soetjiningsih, 2012, Tumbuh Kembang Anak, Penerbit Buku Kedokteran EGC,
Jakarta.
Suriadi & Yuliani, Rita, 2010, Asuhan Keperawatan Pada Anak, CV. Sagung
Seto, Jakarta.
Tumini, 2014. ‘Hubungan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) dengan
Kejadia Typhoid Fever Pada Keluarga di Medokan Semampir Surabaya’,
Jurnal Kesehatan, vol. 1 no.3
Utaminingsih, Wahyu Rahayu, 2017, Menjadi Dokter Bagi Anak Anda,
Cakrawala Ilmu, Yogyakarta.
Widoyono, 2011, Penyakit Tropis Epidemiologi, Penularan, Pencegahan &
Pemberantasannya, Penerbit Erlangga.
Wulandari, Dewi & Erawati, Meira, 2016. Buku Ajar Keperawatan Anak, Pustaka
Pelajar, Yogyakarta.