Anda di halaman 1dari 8

Program Studi D3 Keperawatan

Universitas Kusuma Husada Surakarta


2020
ASUHAN KEPERAWATAN
PADA ANAK DEMAM TYPHOID DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN
FISIOLOGIS KESEIMBANGAN SUHU TUBUH

Adelia Novita Afiani 1), Endang Zulaicha Susilaningsih 2)

Mahasiswa Prodi D3 Keperawatan Universitas Kusuma Husada Surakarta


Email : adelianovita69@gmail.com
Dosen Prodi Keperawatan Universitas Kusuma Husada Surakarta
Email : endang.zulaicha.s@gmail.com

ABSTRAK

Penyakit Demam Typhoid merupakan penyakit infeksi akut pada usus halus yang
disebabkan oleh salmonella typhosa dan hanya terdapat pada manusia. Gejalanya
berupa demam tinggi kurang lebih satu minggu disertai nyeri kepala hebat dan
gangguan saluran pencernaan, bahkan ada yang sampai mengalami gangguan
kesadaran. Pada anak yang mengalami demam tinggi dapat terjadi kejang demam.
Demam merupakan kondisi terjadinya kenaikan suhu tubuh hingga >37,5oC.
Ikatan Dokter Anak Indonesia menetapkan suhu tubuh normal untuk anak berkisar
antara 36,5oC sampai 37,5oC. Salah satu tindakan keperawatan untuk menangani
masalah demam yaitu dengan melakukan kompres hangat. Kompres hangat sangat
efektif untuk menurunkan suhu tubuh pada subyek demam typhoid. Metode dalam
studi kasus ini menggunakan metode wawancara, observasi dan pemeriksaan fisik
pada pasien demam typhoid di bangsal anak RSUD Salatiga. Tujuan Studi kasus
ini untuk melaksanakan Asuhan Keperawatan Pada Anak Demam Typhoid Dalam
Pemenuhan Kebutuhan Fisiologis Keseimbangan Suhu Tubuh. Waktu
pengambilan kasus ini dilakukan pada tanggal 18 Februari-2 Maret 2020. Subyek
studi kasus yaitu anak yang berjumlah 1 orang. Hasil yang diperoleh dari studi
kasus ini menunjukan bahwa setelah dilakukan tindakan kompres hangat suhu
tubuh pada subyek demam typhoid menurun. Pada pengkajian awal suhu tubuh
subyek 39oC menjadi 37,9oC sehingga dapat disimpulkan yaitu terdapat
perubahan pemberian tindakan kompres hangat pada subyek demam typhoid
dengan masalah ketidakseimbangan suhu tubuh.

Kata Kunci : Demam typhoid, Demam, Kompres hangat

Nursing Program of Diploma 3


University of Kusuma Husada Surakarta

2020

PEDIATRIC NURSING CARE ON TYPHOID FEVER IN


FULFILLING PHYSIOLOGICAL NEEDS OF BODY TEMPERATURE
BALANCE
Adelia Novita Afiani 1), Endang Zulaicha Susilaningsih 2)
1
Student of Diploma 3 Nursing Study Program of Kusuma Husada Surakarta
University
Email: adelianovita69@gmail.com
2
Lecturer of Diploma 3 Nursing Study Program of Kusuma Husada Surakarta
University
Email: endang.zulaicha.s@gmail.com

Abstract

Typhoid fever is an acute infectious disease of the small intestine caused

by Salmonella Typhi in humans. Symptoms consist of high fever for

approximately one week accompanied by severe headaches and digestive tract

disorders, some even experiencing a disturbance of consciousness. High fever can

occur in children with febrile seizures. Fever is a condition where the body

temperature increases to> 37.5oC. The Indonesian Pediatric Association

establishes a child's normal body temperature between 36.5 oC to 37.5oC. One of

the nursing actions to manage fever problems is a warm compress. Warm

compresses are effective in reducing body temperature in subjects with typhoid

fever. This case study utilized interviews, observations, and physical examination

methods on typhoid fever patients in the pediatric ward of Salatiga Hospital. The

purpose of this case study was to performed nursing care for children with typhoid

fever in meeting the physiological needs of body temperature balance. The case
was collected on 18 February-2 March 2020. The subject was one child patient.

The results of a case study after the warm compress action was a reduction in

body temperature in subjects with typhoid fever. In the initial assessment, the

subject's body temperature was 39oC to 37.9oC. It can be concluded that there are

changes in giving warm compresses to typhoid fever subjects with body

temperature imbalance problems.

Keywords: Typhoid Fever, Fever, Warm Compress


I. PENDAHULUAN pada usia (5-19 tahun) sebesar 1,9%
Penyakit Demam Typhoid dan paling rendah pada bayi sebesar
merupakan penyakit infeksi akut pada 0,8%. Prevalensi demam typhoid
usus halus yang disebabkan oleh paling besar di pedesaan dibandingkan
salmonella typhosa dan hanya terdapat di perkotaan, dengan pendidikan
pada manusia (Marni, 2016). rendah dan dengan jumlah pengeluaran
Demam typhoid adalah penyakit rumah tangga yang rendah (Depkes RI,
infeksi akut yang biasanya mengenai 2012).
saluran pencernaan dengan gejala Data yang diperoleh dari Dinas
demam yang lebih dari satu minggu, Kesehatan Kota Semarang
gangguan pada pencernaan, dan menunjukan bahwa kasus demam
gangguan kesadaran (Susilaningrum typhoid selalu terjadi setiap bulannya
dkk, 2013). dan merupakan penyakit yang sering
Demam typhoid menjadi terjadi dalam jumlah yang
penyebab utama terjadinya mortalitas besar.Berdasarkan rekapitulasi laporan
dan morbiditas di negara-negara typhoid di Kota Semarangpada tahun
berpenghasilan rendah dan menengah. 2015 sebanyak 6.958 kasus demam
World Health Orgnization (WHO) typhoid (Widomoyo, 2011).
memperkirakan terdapat sekitar 17 Demam merupakan masalah
juta kematian terjadi tiap tahun akibat keperawatan yang sering muncul pada
penyakit ini. Di negara Asia demam pasien demam typhoid. Masalah
typhoid menempati urutan tertinggi, keperawatan tersebut merupakan
terdapat 13 juta kasus terjadi setiap kebutuhan dasar manusia yang utama
tahunnya. Di Indonesia diperkirakan yaitu kebutuhan fisiologis pengaturan
antara 800-100.000 orang yang suhu tubuh di Maslow. Jika pengaturan
terkena penyakitdemam typhoid suhu tubuh pada pasien demam
sepanjang tahun. Kasus typhoid typhoid tidak terpenuhi maka akan
diderita oleh anak-anak sebesar 91% menyebabkan komplikasi antara lain
berusia 3-19 tahun dengan angka kejang, perdarahan, perforasi, dan
kematian 20.000 pertahunnya (WHO, peritonitis (Tjipto, 2018).
2016). Kompres Hangat adalah suatu
Prevalensi kasus demam typhoid prosedur menggunakan kain / handuk
sebesar 5,13% penyakit ini masuk yang telah dicelupkan pada air hangat,
dalam kategori penyakit dengan Case yang ditempelkan pada bagian tubuh
Fatality Rate tertinggi sebesar 0,67%, tertentu. Pengaruh pemberian kompres
pada laporan riset kesehatan dasar hangat pada daerah temporal lobe
Nasoinal tahun 2018 memperlihatkan terhadap penurunan suhu tubuh anak
bahwa prevalensi demam typhoid di demam (Elon & Simbolon, 2019).
Jawa Tengah sebesar 1,61% yang Pemberian kompres hangat pada
tersebar di seluruh kabupaten dengan daerah pembuluh darah besar
prevalensi yang berbeda beda di setiap merupakan upaya memberikan
tempat. Demam typhoid menurut rangsangan pada area preoptik
karakteristik responden tersebar merata hipotalamus untuk menurunkan suhu
menurut umur dan tersebar merata tubuh. Sinyal hangat yang dibawa oleh
pada umur dewasa, akan tetapi darah ini menuju hipotalamus akan
prevalensi demam typhoid terbanyak merangsang area preoptik
mengakibatkan pengeluaran sinyal kebutuhan fisiologis keseimbangan
oleh sistem efektor. Sinyal ini akan suhu tubuh.
menyebabkan terjadinya pengeluaran 5. Melakukan evauasi keperawatan
panas tubuh yang lebih banyak melalui pada pasien demam typhoid dalam
dua mekanisme yaitu dilatasi pemenuhan kebutuhan fisiologis
pembuluh darah perifer dan keseimbangan suhu tubuh.
berkeringat (Perry, 2010).
Berdasarkan data dan informasi III. METODE PENELITIAN
diatas, maka penulis tertarik untuk Studi kasus ini adalah untuk
mengambil kasus demam typhoid mengeksplorasikan masalah asuhan
sebagai proposal karya tulis ilmiah keperawatan pada subyek yang
dengan judul “Asuhan Keperawatan mengalami demam typhoid dengan
Pada Anak Demam Typhoid Dalam pemenuhan kebutuhan fisiologis
Pemenuhan Kebutuhan Fisiologis keseimbangan suhu tubuh. Data
Keseimbangan Suhu Tubuh” dikumpulkan dari hasil wawancara,
observasi dan studi dokumentasi,
II. TUJUAN pemeriksaan fisik, dan studi
a. Tujuan umum kepustakaan.
Mengetahui gambaran
pelaksanaan asuhan keperawatan IV. SUBYEK
pada anak yang mengalami demam Subyek studi kasus ini adalah 1
typoid dalam pemenuhan orang anak dengan diagnosa medis
kebutuhan fisiologis keseimbangan demam typhoid dan masalah
suhu tubuh. keperawatan yaitu pemenuhan
b. Tujuan Khusus kebutuhan fisiologis keseimbangan
Tujuan khusus dari penyusunan suhu tubuh.
KTI ini adalah:
1. Melakukan pengkajian V. TEMPAT
keperawatan pada pasien demam Tempat dan waktu pelaksanaan
typhoid dalam pemenuhan studi kasus ini dilakukan di bangsal
kebutuhan fisiologis anak RSUD Salatiga pada tanggal 18
keseimbangan suhu tubuh. Februari – 2 Maret 2020.
2. Menentukandiagnosa
keperawatan pada pasien demam VI. HASIL DAN PEMBAHASAN
typhoid dalam pemenuhan Subyek studi kasus ini adalah 1
kebutuhan fisiologis subyek dengan diagnosa medis demam
keseimbangan suhu tubuh. typhoid. Klien bernama An.M, berusia
3. Menyusun perencanaan 16 tahun, berjenis kelamin laki-laki,
keperawatan pada pasien demam beralamat di Jl. Nurul Huda Raya
typhoid dalam pemenuhan Bekasi. Subyek masuk di Ruang
kebutuhan fisiologis bangsal anak Rumah Sakit Umum
keseimbangan suhu tubuh. Daerah Salatiga pada tanggal 18
4. Melaksanakan tindakan Februari 2020, dengan keluhan utama
keperawatan pada pasien demam demam dengan kronologi subyek
typhoid dalam pemenuhan dibawa ke UGD RSUD Salatiga
dengan keluhan demam sudah 7 hari
hilang timbul, lalu subyek dibawa ke merasakan badannya panas dan
bangsal anggrek RSUD Salatiga untuk bersedia di cek suhunya, DO: S: 39oC,
menjalani perawatan. N: 118x/menit, RR: 22x/menit.
Dari pengkajian awal didapatkan Tindakan kedua yaitu melakukan
hasil pengkajian DS: Ibu pasien kompres hangat pada temporal lobe
mengatakan pasien mengalami demam pukul 15.35 WIB didapatkan respon
kurang lebih 7 hari, demam hilang klien DS: klien mengatakan bersedia
timbul dan meningkat pada malam dilakukan kompres hangat pada
hari. DO: Pasien terlihat lemah, akral temporal lobe selama 20 menit, DO:
hangat, mukosa bibir kering, pucat dan klien tampak kooperatif saat
tampak menahan nyeri, tanda-tanda dikompres bagian temporal lobe suhu
vital: Suhu: 39oC ,Nadi: 118x/menit, turun dari 39oC menjadi 37,9oC.
RR: 22x/menit, hasil laboratorium : Impelmentasi hari kedua Kamis
leukosit 5,99 ribu/ui, salmonella 20 Februari 2020 melakukan tindakan
paratyphi CD : 1/80, salmonella keperawatan yang pertama memonitor
paratyphi BH : 1/160.. suhu pukul 07.35 WIB didapatkan
Berdasarkan pengkajian yang respon klien DS: klien bersedia di cek
dilakukan pada pasien didapatkan suhunya, DO: S: 37,8oC, N:
diagnosis keperawatan Hipertemia 111x/menit. Tindakan kedua yaitu
berhubungan dengan Proses Penyakit mengkolaborasaikan pemberian cairan
(D. 0130), yang didukung dengan dan elektrolit intravena pikul 07.50
data pengkajian awal. WIB didapatkan respon klien DS:
Setelah dilakukan tindakan klien mengatakan bersedia, DO:
keperawatan 3x24 jam diharapkan paracetamol drip masuk.
masalah hipertermia d.d proses Implementasi hari ketiga Jumat
penyakit dapat teratasi dengan kriteria 21 Februari 2020 melakukan tindakan
hasil Termoregulasi L.14134: status keperawatan yang pertama memonitor
menggigil pada pasien menurun, kulit tanda-tanda vital pukul 08.00 WIB
merah pada pasien berkurang, suhu didapatkan respon klien DS: Klien
tubuh normal rentang 36,5oC-37,5oC. mengatakan badannya sudah tidak
Rencana keperawatan yang disusun panas lagi dan tidak lemas, DO: S :
berdasarkan Standar Intervensi 36,6oC , N: 100x/menit, RR:
Keperawatan Indonesia (SIKI) adalah: 22x/menit.
Manajemen Hipertermi (l.15506), Pada evaluasi hari pertama Rabu
yaitu Observasi: Identifikasi penyebab 19 Februari 2020 pukul 18.00 WIB
hipertermia dan monitor suhu tubuh, hasil evaluasi yang diperoleh yaitu,
Terapeutik: Berikan cairan oral dan Subyektif: Ibu klien mengatakan klien
kompres hangat pada temporal lobe, demam sejak 7 hari yang lalu,
Edukasi: Anjurkan tirah baring, Obyektif: S: 39°C, N: 118x/menit,
Kolaborasi: Kolaborasi pemberian RR: 22x/menit, Assessment: Masalah
cairan elektrolit intravena. belum teratasi, suhu tubuh belum
Implementasi hari pertama Rabu stabil, namun setelah dilakukan tepid
19 Februari 2020 melakukan tindakan water sponge selama 15 menit suhu
keperawatan yang pertama yaitu turun dari 39oC menjadi 37,9oC,
memonitor suhu tubuh pukul 15.30 Planning: Lanjutkan intervensi,
WIB didapatkan respon DS: klien monitor tanda-tanda vital, berikan
kompres hangat pada temporal lobe, VII. DAFTAR PUSTAKA
kolaborasikan dalam pemberian cairan
dan elektrolit IV. Depkes RI. 2012, Profil Kesehatan
Pada evaluasi hari kedua Kamis Indonesia, Jakarta.
20 Februari 2020 pukul 09.30 WIB
hasil evaluasi yang diperoleh data, Marni, 2016. Asuhan Keperawatan
Subyektif: Ibu klien mengatakan suhu Anak pada Penyakit Tropis.
klien naik turun, Obyektif: S: 37,8oC, Wonogiri: Erlangga.
N: 111x/menit, RR: 22x/menit.
Assessment: Masalah belum teratasi, Suntari, (2019). Jurnal Kesehatan
suhu tubuh belum sesuai dengan “Pengaturan Suhu Tubuh
kriteria hasil (36,5oC-37,5oC) dan suhu dengan Metode Tepid Water
subyek belum stabil,Planning: Sponge dan Kompres Hangat
Lanjutkan intervensi, monitor tanda- pada Balita Demam”
tanda vital, kolaborasikan dalam
pemberian cairan dan eletrolit IV. Susilaningrum, (2013). Asuhan
Pada evaluasi hari ketiga Jumat Keperawatan Bayi dan
21 Februari 2020 pukul 09.20 WIB Anak.Jakarta : Salemba
hasil evaluasi yang diperoleh data, Medika.
Subyektif: Ibu subyek mengatakan
suhunya sudah mulai menurun, Tjiopto, (2018). Asuhan
Obyektif: S: 36,6oC, N: 100x/menit, Keperawatan Anak Demam
RR: 22x/menit, Assessment: Masalah Typhoid. Jakarta : Salemba
tertasi, Planning: Hentikan intervensi, Medika.
anjurkan kepada orangtua agar
menggunakan tepid water sponge bila WHO. 2016. Risk Factor. Available
terjadi demam lebih dari 38oC di from:
rumah.Dalam melakukan tindakan http://www.who.into/riskfactor
hipnoterapi yang dilakukan selama .pdf
perawatan di ruang flamboyan 7
didapatkan hasil bahwa nyeri pada Widomoyo. 2011. Penyakit tropis.
Tn.S berkurang dari skala 5 menjadi Jakarta: Erlangga.
skala 3, dengan respon pasien
mengatakan nyeri berkurang di lutut
dan sendi kaki dan respon obyektif
pasien nampak sedikit meringis
kesakitan.

VII. KESIMPULAN
Pemberian tindakan kompres
hangat dengan suhu 40oC selama 15
menit pada subyek demam typhoid
efektif dapat menurunkan suhu tubuh
subyek dari 39oC menjadi 37,9oC.

Anda mungkin juga menyukai