Anda di halaman 1dari 20

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Masalah kesehatan anak merupakan salah satu masalah utama dalam

bidang kesehatan yang saat ini terjadi di Indonesia. Pembangunan kesehatan

di Indonesia diakui relative berhasil, namun keberhasilan yang dicapai belum

dapat menuntaskan problem kesehatan secara menyeluruh (Arisandi, 2012).

Menjaga kesehatan anak menjadi perhatian khusus saat pergantian musim

yang umumnya disertai dengan berkembangnya berbagai penyakit. Kondisi

anak dari sehat menjadi sakit mengakibatkan tubuh bereaksi untuk

meningkatkan suhu yang disebut demam (hipertermi).

Demam (hipertermi) adalah suatu keadaan dimana suhu tubuh lebih tinggi

dari biasanya, dan merupakan gejala dari penyakit (maryunani, 2012).

Beberapa bukti penelitian menunjukkan dampak positif demam yaitu memicu

pertambahan jumlah leukosit serta meningkatkan fungsi interferon yang

membantu leukosit memerangi mikroorganisme.

Dampak negative dari demam yang dapat membahayakan anak antara lain

dehidrasi, kekurangan oksigen, kerusakan neurologis, dan kejang demam /

febril convulsions. Demam harus ditangani dengan benar agar terjadinya

dampak negaiv menjadi minimal (Arisandi, 2012). Sebagian besar anak –

anak mengalami demam sebagai respon terhadap infeksi virus yang bersifat

self limited dan berlangsung tidak lebih dari 3 hari atau infeksi bakteri yang

tidak memerlukan perawatan dirumah sakit. Akan tetapi sebagian kecil

1
2

demam tersebut merupakan tanda infeksi yang serius dan mengancam jiwa

seperti pneumonia, meningitis, artritis septik dan sepsis. Demam yang

disebabkan oleh infeksi virus atau bakteri dapat menyebabkan demam tinggi

dan dapat menjadi factor penyebab dari kejang demam terutama pada anak di

bawah 5 tahun. Kejang demam ialah bangkitan kejang yang terjadi pada

kenaikan suhu tubuh (suhu retal 38°C) yang disebabkan oleh proses ekstra

cranial (Nugroho, 2011).

Dari hasil survey Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) 2017

terdapat 31% dari balita dilaporkan mengalami demam dalam 2 minggu.

Prevalensi demam bervariasi menurut umur, anak umur 6-23 bulan lebih

rentan mengalami demam (37%-39%) di bandingkan anak lainnya.

Sebagian besar anak–anak mengalami demam sebagai respon terhadap

infeksi virus yang bersifat self limited dan berlangsung tidak lebih dari 3 hari

atau infeksi bakteri yang tidak memerlukan perawatan dirumah sakit. Akan

tetapi sebagian kecil demam tersebut merupakan tanda infeksi yang serius

dan mengancam jiwa seperti pneumonia, meningitis, artritis septik dan sepsis.

Demam yang disebabkan oleh infeksi virus atau bakteri dapat menyebabkan

demam tinggi dan dapat menjadi factor penyebab dari kejang demam

terutama pada anak di bawah 5 tahun. Kejang demam ialah bangkitan kejang

yang terjadi pada kenaikan suhu tubuh (suhu retal 38°C) yang disebabkan

oleh proses ekstra cranial (Nugroho, 2011).

Hasil penelitian Gustianti (2017) menyatakan bahwa balita yang

mengalami demam tinggi diatas 39°C mempunyai risiko mengalami kejang

2
3

demam dalam penelitian di Rumah Sakit Umum Daerah dr. M. Yunus

Provinsi Bengkulu. Demam merupakan manifestasi penyakit malaria dan

infeksi akut lainnya pada anak. Malaria dan demam berkontribusi terhadap

malnutrisi dan morbiditas.

Menurunkan atau mengendalikan dan mengontrol demam pada anak dapat

dilakukan dengan berbagai cara, diantaranya dapat dilakukan dengan

pemberian antipiretik (farmakologik) (sumarno, 2010). Selain penggunaan

antipiretik, penurunan suhu tubuh dapat dilakukan secara fisik (non

farmakologik) yaitu dengan penggunaan energy panas melalui metode

konduksi dan evarporasi. Salah satu tanaman obat yang digunakan untuk

mengendalikan demam adalah bawang merah (Allium cepa var. ascalonicum)

bawang merah mengandung senyawa sulfur organic yaitu allycysteine

sulfoxide (Alliin).) kandungan minyak atsiri dalam bawang merah yang dapat

menurunkan suhu tubuh adalah florogusin, sikloaliin, metialiin, dan

kaemferol (Tusilawati, 2010).

Hasil penelitian cahya & putri (2017) ada perbedaan yang bermakna rerata

suhu tubuh sebelum dan sesudah pemberian kompres hangat dengan

pemberian kompres bawang merah pada anak dengan demam, namun pada

kelompok pemberian kompres bawang merah penurunan suhu tubuh lebih

banyak dan lebih cepat mencapai suhu normal.

Manfaat bawang merah sudah banyak diketahui, masyarakat sering

menggunakan bawang merah sebagai bumbu masakan, selain itu juga sebagai
4

obat tradisional bias menurunkan panas pada anak tanpa zat kimia dengan

efek samping yang minimal (Hendro, 2009).

Hasil survey awal yang dilakukan berdasarkan cakupan pelayanan balita

didapatkan jumlah balita sakit per bulan desember 2019-januari 2020,

diwilayah kerja puskesmas sukamerindu diperoleh 130 balita sakit terdapat 6

balita yang demam, di wilayah kerja puskesmas Pasar Ikan diperolehdari 118

balita yang sakit terdapat 11 balita yang demam, sedangkan pada Wilayah

Kerja Puskesmas Nusa Indah diperoleh dari 87 Balita sakit terdapat 8 balita

yang mengalami demam.

Berdasarkan data dan uraian di atas, bahwa dapat disimpulkan bahwa

penting bagi bidan untuk memberikan asuhan kebidanan guna mengurangi

tinggi nya angka kejadian demam , karena itu penulis tertarik untuk

melakukan “Implementasi pemberian kompres bawang merah untuk

menurunkan suhu tubuh balita pada demam” di wilayah kerja puskesmas

pasar ikan.

B. Rumusan masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah ditampilkan diatas, tinggi nya angka

kejadian demam, maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut:

Bagaimana cara memberikan asuhan kebidanan pada balita demam dengan

menggunakan kompres bawang merah di wilayah kerja puskesmas pasar

ikan.

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum
5

Untuk mengetahui efektifitas teknik “Implementasi Pemberian Kompres

Bawang Merah Untuk Mengurangi Suhu Tubuh Balita Pada Demam Di

wilayah kerja puskesmas Pasar Ikan.

2. Tujuan Khusus

a. Melakukan pengumupulan data subyektif dan obyektif pada balita

dengan demam.

b. Melakukan perumusan diagnose atau masalah pada balita dengan

demam

c. Melakukan penatalaksanaan pada balita dengan demam menggunakan

kompres bawang merah.

D. Manfaat Penelitian

a. Bagi Institusi

Sebagai bahan acuan penelitian berikutnya bagi institusi pendidikan

dalam pengetahuan peran dan sikap bidan dalam pelaksanaan asuhan

kebidanan pada balita usia 3-60 bulan dengan demam menggunakan

kompres bawang merah.

b. Bagi Penulis

Manfaat bagi penulis adalah menambah wawasan tentang metode

alamiah pemberian kompres bawang merah dalam membantu

mengurangi suhu tubuh balita pada demam.

c. Bagi Klien
6

Hasil penelitian ini memberikan pengetahuan pada klien sehingga

klien dapat mengetahui dan memberikan pengompresan bawang

merah sebagi bentuk pengurangan suhu tubuh balita pada demam.

E. Ruang Lingkup

Berdasarkan latar belkang di atas penelitian ini hanya diperuntukan

bagi balita usia 3-60 bulan dengan demam di wilayah kerja puskesmas

Pasar Ikan Kota Bengkulu dengan kriteria demam karena kenaikan

suhu inti tubuh agar terfokus, terarah dan tidak meluas.


7

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Demam pada anak

1. Pengertian

Demam (hipertemi) adalah suatu keadaan dimana suhu tubuh lebih

tinggi dari biasanya, yang merupakan gejala dari suatu penyakit

(maryunani, 2010). Demam merupakan suatu keadaan suhu tubuh diatas

normal sebagai akibat peningkatan pusat pengatur suhu dihipotalamus

(sodikin, 2012). Demam adalah peninggian suhu tubuh dari variasi suhu

normal sehari-hari yang berhubungan dengan peningkatan titik patokan

suhu hipotalamus (Nield and Kamat, 2011). Dan (Kaneshiro dan Zieve,

2010) juga berpendapat bahwa derajat suhu yang dikatakan demam

adalah rectal temperatul ≥38,0°C atau oral temperature ≥37,5°C atau

axillary temperature ≥37,2°C.

2. Etiologi

Demam biasanya akibat dari infeksi biasa, seperti pilek dan nyeri

lambung. Infeksi ini umunya karena virus dan bisa sembuh tanpa

pengobatan. Umumnya sedikit demam terjadi Karena infeksi pada

telinga, paru-paru, kandung kemih, umumnya infeksi bakteri

memerlukan antibiotic. Demam bisa jadi hanya tanda infeksi aliran

darah (occult bacteremia), yang bisa mengarah ke meningitis dan infeksi

keseluruhan (sepsis), dua kondisi yang mengancam jiwa. Anak dengan


8

jenis infeksi ini biasanya terlihat sakit. Banyak kondisi selain infeksi

menyebabkan demam pada anak, namun semua ini jarang terjadi

(Wahyu Rahayu Utaminingsih, 2017).

Demam pada anak umumnya disebabkan oleh infeksi virus, pada

kebanyakan anak demam disebabkan oleh agen mikrobiologi yang dapat

dikenali dan dapat menghilang sesudah masa yang pendek (Setiawati,

2009).

3. Patofisiologi

Peningkatan suhu dalam tubuh (demam) dapat terjadi akibat beberapa

hal yaitu (Wahyu Rahayu Utaminingsih, 2017) :

a. Ketika suhu set point meningkat misalnya saat infeksi yang

merupakan penyebab utama demam.

b. Ketika terjadi produksi panas metabolic misalnya pada hipertiroid

c. Ketika asupan panas lingkungan melebihi kemampuan pelepasan

panas misalnya pada hiperpireksia maligna akibat anastesia, ruang

kerja industry yang panas, dan sauna.

d. Ketika ada gangguan pelepasan panas misalnya dysplasia

ectodermal.

e. Kombinasi dari beberapa factor.

4. Gejala

Bayi yang mengalami demam umumnya gampang teriritasi dan tidak

bisa tidur atau makan dengan baik. Anak yang lebih tua kehilangan

keinginan bermain, meskipun terkadang anak yang mengalami demam


9

tinggi kelihatan sehat. Adakalanya, demam yang cepat tinggi dapat

menyebabkan serangan (serangan febrile), dan amat jarang, demam

menjadi sangat tinggi sehinggga anak menjadi lesu dan tidak ada reaksi

(Wahyu Rahayu Utaminingsih, 2017).

5. Mengukur suhu tubuh anak

Suhu anak bisa diukur dari anus, telinga, mulut, atau ketiak. Bisa

diukur dengan sebuah kaca atau thermometer digital. Thermometer

mengandung merkuri tidak dianjurkan karena resiko pecah dan terpapar

merkuri (Wahyu Rahayu Utaminingsih, 2017).

Suhu anus lebih tepat, dimana lebih dekat ke suhu tubuh dalam

sebernarnya pada anak. Untuk mengukur suhu anus, sebuah

thermometer dengan dilapisi jeli petroleum sekitar tonjilan harus

dimasukkan pelan- pelan sekitar ½ sampai 1 inci (sekitar 1 ¼ sampai 2

½ cm) kedalam anus pada saat anak tengkurap. Anak harus dijaga

supaya diam. Thermometer harus diletakkan ditempat untuk 2 sampai 3

menit sebelum di angkat dan diambil untuk dibaca.

Suhu telinga diukur dengan alat digital yang menghitung radiasi

infra merah dari gendang telinga. Thermometer telinga tidak dapat

dipercaya pada bayi yang usianya dibawah 3 bulan. Untuk mengukur

suhu telinga, seseorang harus membuat tanda sekitar telinga terbuka

dengan memeriksa thermometer dan menekan tombol star. Angka digital

menunjukkan suhu (Wahyu Rahayu Utaminingsih, 2017).


10

Suhu mulut diukur dengan meletakkan sebuah kac atau

thermometer digital dibawah lidah anak selama 2-3 menit suhu mulut

menghasilkan hasil yang dapat dipercaya tetapi sulit dilakukan pada

anak yang lebih kecil, yang umunya tidak dapat menjaga mulutnya

tertutup rapat disekitar thermometer untuk mendapatkan hasil yang

tepat.

Suhu ketiak diukur dengan meletakkan sebuah thermometer digital

atau kaca pada ketiak selama 4-5 menit. Suhu ketiak setidaknya sedikit

akurat karena ketiak lebih dingin dibandingkan anus, telinga, dan mulut.

6. Diagnosa

Mendeteksi demam bukan lah hal yang sulit, tetaoi menentukan

penyebabnya lah yang membutuhkan pemeriksaan lebih lanjut. Jika

demam rendah (100,3°F (sekitar 38°C) atau di bawahnya) dan durasi

pendek, tanpa pemeriksaan dan pengobatan boleh dilakukan (Wahyu

Rahayu Utaminingsih, 2017).

Pada kasus lain, menegtahui gejalanya pada anak dan menjalani

pemeriksaan menolong dokter menemukan penyebabnya. Umumnya,

setiap bayi dengan suhu 100,4°F (sekitar 38°C) atau lebih tinggi harus

diawasi dokter, sama seharusnya anak yang lebih tua dengan demam

tinggi atau demam berulang atau mengeluhkan rasa sakit.

Pada bayi berusia dibawah 2 tahun yang menderita demam, dokter

bisa memerlukan pemeriksaan darah dan urin dan melakukan suntikkan

tulang belakang (lumbar puncture) untuk melihat bacteremia occult,


11

infeksi saluran kemih, dan meningitis. Alasan untuk pemeriksan ini pada

bayi, sumber demam sulit untuk dipastikan. Juga berisiko infeksi serius

dibandingkan dengan anak yang lebih tua karena system kekebalan

mereka yang belum matang.

Untuk anak berusia 3 bulan dan lebih tua, dokter lebih percaya

pada tingkah laku anak dan pemeriksaan fisik untuk menentukan

pemeriksaan apa yang dilakukan pada anak. Dokter dapat melakukan

pemeriksaan darah dan urin untuk menentukan penyebab demam setelah

memeriksa anak (Wahyu Rahayu Utaminingsih, 2017).

7. Penatalaksanaan demam

Menurunkan atau mengendalikan dan mengontrol demam pada anak

dapat dilakukan dengan berbagai cara, diantaranya dengan pemberian

antipiretik atau farmakologik (sumarno, 2010). Selain penggunaan obat

antipiretik, penurunan suhu tubuh dapat dilakukan secara fisik (non

farmakologik).

a. Farmakologi

Menurunkan demam dapat dilakukan dengan pemberian

antipiretik(farmakologi). Antipiretik bekerja secara sentral

menurunkan pusat pengatur suhu di hipetalamus, yang diikuti respon

fisiologis termasuk penurunan produksi panas, peningkatan aliran

darah ke kulit, serta peningkatan pelepasan panas melalui kulit

dengan radiasi, konveksi, dan penguapan. Namun penggunaan

antipiretik memiliki efek samping yaitu mengakibatkan spasme


12

bronkus, peredaran saluran cerna, penurunan fungsi ginjal dan dapat

menghalangi supresi respons antibody serum (Sumarno, 2010).

b. Non farmakologik

Selain penggunaan obat antipiretik, penurunan suhu tubuh dapat

dilakukan secara fisik (non farmakologik) yaitu dengan penggunaan

energy panas melalui metode konduksi dan evarporasi. Metode

konduksi yaitu perpindahan panas dari suatu objek lain dengan

kontak langsung, ketika kulit hanyat menyentuh yang hangat maka

akan terjadi perpindahan panas melalui evaporasi, sehingga

perpindahan enenrgi panas berubah menjadi gas (Potter dan Perry,

2009).Contoh dari metode konduksi dan evaporasi adalah

penggunaan kompres hangat, dan juga dapat dilakukan dengan obat

tradisional diantaranya mengginakan daun jarak, temulawak,

bawang merah dan lain-lain

B. Penatalaksanaan demam dengan kompres bawang merah

1. Pengertian bawang merah

Bawang merah adalah jenis buah yang tidak asing lagi dikenal

sebagai rempah. Tanaman ini mempunyai nama ilmiah Allium cepa.

Tanaman bawang merah merupakan tanaman herba semusim,tidak

berbatang. Daun tunggal memeluk umbi lapis. Umbi lapis menebal

dan berdaging, berwarna merah keputihan. Perbungaan berbentuk

bulat telur. Buah berwarna hijau. Biji segitiga warna hitam (Bayu

Satya DS, 2013)


13

Tanaman ini tumbuh didaerah dengan ketinggian antara 100- 1.000

mdpl. Berdasarkan umbinya bawang merah dibedakan menjadi tiga

jenis, yaitu umbi merah tua (dari daerah Medan), umbi kuning muda

(dari daerah Sumenep), dan umbi kuning merah dari daerah lampung

(Bayu Satya DS, 2013).

(Tusilawati, 2010) memiliki pendapat yang sama dengan (Holt and

Edwin, 1986) yang menyatakan bahwa ramuan pengobatan herbal

yang dapat menurunkan demam pada anak adalah menggunakan

bawang merah.

2. Kandungan Bawang Merah

Bawang merah mengandung minyak asiri (terdiri dari dialil

sukfida, aliin, prostaglandin, difenil amin, siklo aliin, metil aliin,

dihidro, aliin, kaemferol, floroglusinol), vitamin, mineral, flavon

glukosida saponin, zat pati, saponin, kersetin, peptide, fitohormon

(utami, 2013)

Kandungan minyak atsiri dalam bawang merah juga dapat

melancarkan peredaran darah sehingga perdaran darah menjadi lancar.

Kandungan lain dari bawang merah yang dapat menurunkan suhu

tubuh adalah florogusin, sikloaliin, metialiin, dan kaemferol

(Tusilawati, 2010).

3. Manfaat Bawang Merah

Bawang merah adalah jenis buah yang tidak asing lagi sebagai

bahan rempah, bawang merah dapat digunakan untuk mengencerkan


14

dahak (ekspektoran), obat kencing manis (diabet), memacu enzim

pencernaan sehingga dapat merangsang nafsu makan (stomakik), obat

demam (antipiretik), pegal linu, keseleo, cacingan, serta menurunkan

kadar gula dan lemak darah (Tendi Krishna Murti & Astri pratiwi

poerba, 2010)

Data percobaan farmakologi menunjukkan bahwa bawang merah

mempunyai efek menurunkan gula (hipoglikemi) dan lemak darah

(Hipolipidemik), serta mempunyai aktivitas menghambat mikrobe.

4. Cara Pemberian bawang merah terhadap balita dengan demam (Etika

Dewi Cahyaningrum, 2017) :

a. Potong bawang merah tipis-tipis

b. Kemudian campur bawang merah dengan minyak kelapa atau

minyak kayu putih

c. Ketiga bahan itu kemudian diremas-remas dan hasilnya berupa

minyak

d. Lalu dioleskan pada perut, seluruh badan, ketiak, kaki dan tangan

anak pada demam.


15

Kerangka teori

Demam pada anak Etiologi

Demam biasanya akibat dari infeksi


biasa, seperti pilek dan nyeri lambung.
Infeksi ini umunya karena virus dan bisa
sembuh tanpa pengobatan.
Gejala
s
Bayi yang mengalami
demam umumnya Patofisiologi
gampang teriritasi dan
tidak bisa tidur atau - Ketika suhu set point
makan dengan baik. meningkat
- Ketika terjadi produksi
panas metabolic
- Ketika asupan panas
lingkungan melebihi
kemampuan pelepasan
Penatalaksanaan demam panas
- Ketika ada gangguan
Farmakologi : antipiretik pelepasan panas
- Kombinasi dari beberapa
Non-farmakologi : factor
Penggunaan energy panas
melalui metode konduksi
dan evarporasi Penatalaksanaan demam dengan
kompres bawang merah

Kandungan Bawang Merah

Bawang merah mengandung minyak


asiri (terdiri dari dialil sukfida, aliin,
prostaglandin, difenil amin, siklo aliin, metil
aliin, dihidro, aliin, kaemferol,floroglusinol),
vitamin, mineral, flavon glukosida saponin,
zat pati, saponin, kersetin, peptide,
fitohormon.

Sumber : utami, (2013), Wahyu Rahayu Utaminingsih (2017), Sumarno

(2010), Potter dan Perry (2009), utami (2013).


16

BAB III
METODE PENELITIAN

A. Jenis laporan kasus

Penelitian ini menggunakan desain penelitian deskriptif kualitatif yaitu

dengan melakuakn pendekatan study kasus yaitu melakukan prosedur

berencana dengan cara meliput atau mencatat jumlah dan taraf aktivitas

tertentu yang ada hubungannya dengan masalah yang diteliti secara rinci

tentang seseorang selama kurun waktu tertentu (Notoatmodjo, 2010:35).

Dalam penelitian ini dilakukan pada balita yang mengalami demam dengan

memberikan kompres bawang merah.

INPUT PROSES OUTPUT

Seorang 1. Pengkajian Suhu tubuh


balita dengan 2. Ds : ibu berkurang
demam mengatakan anak
nya panas, nafsu
makan turun
3. Do : suhu 38,9°C,
wajah terlihat
pucat.
4. Implementasi
dengan pemberian
kompres bawang
merah untuk
mengurangi suhu
tubuh
17

B. Tempat dan Waktu

Tempat penelitian akan dilaksanakan di wilayah kerjas puskesmas “PI’

kota Bengkulu pada bulan April sampai bulan Mei tahun 2020.

C. Subyek Penelitian

Subjek dalam studi kasus ini adalah satu balita responden yang mengalami

demam.

D. Instrument PengupulanData

Instrument yang digunakan dalam penelitian ini adalah rekam medis untuk

menunjang data penelitian, informed concent untuk mengetahui responden

bersedia menjadi responden penelitian, format dokumentasi asuhan kebidanan.

E. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data yang digunakan adalah menggunakan data primer

observasi, dan wawancara langsung pada subjek kasus, sebagai berikut:

1. Pemeriksaan Fisik

Melakukan pemeriksaan fisik selama balita mengalami demam yang

bertujuan untuk mendapatakan data subjektif mungkin hasil

pemeriksaan yang dilakukan sehingga dapat menunjang dalam proses

penulisan laporan studi kasus ini.

2. Wawancara

Melakukan Tanya jawab secara langsung yang bertujuan untuk

mendapatkan informasi yang lengkap dan akurat melalui jawaban

tentang permasalahan mengenai demam pada balita

3. Observasi
18

Metode pengumpulan data melalui pengkajian pada An.. dari anak

mengalami demam sampai sekarangan sesuai format asuhan

kebidanan.

F. Etika Penelitian

Setelah mendapatkan persetujuan, peneliti mulai melakukan penelitian

dengan memperhatikan masalah etika menurut notoatmodjo (2012), meliputi

1. Informed Consent (lembar persetujuan menjadi responden)

Sebelum lembar persetujuan diberikan pada subyek penelitian,

peneliti menjelaskan maksud dan tujuan penelitian yang akan

dilakukan serta manfaat dilakukannya penelitian. Setelah diberikan

penjelasan, lembar persetujuan diberikan kepada subyek penelitian.

Jika subyek penelitian bersedia diteliti maka mereka harus

menandatangani lembar persetujuan, namun jika subyek menolak

untuk diteliti maka mereka harus menandatangani lembar persetujuan,

maka peneliti tidak dapat memkasa dan tetap menghormati haknya dan

penelitian terhadap subyek tersebut tidak dapat dilakukan.

2. Anominity (tanpa nama)

Untuk menjaga kerahasiaan subyek penelitian, peneliti todak

mencantumkan namanya pada lembar pengumpulan data, cukup

dengan inisial dan memberi nomor atau kode pada masing-masing

lembar tersebut.

3. Confidentiality (kerahasiaan)
19

Kerahasiaan semua informasi yang diperoleh dari subyek

penelitian dijamin oleh peneliti, hanya kelompok data tertentu saja

yang akan disajikan atau dilaporkan pada hasil penelitian.

G. Jadwal kegiatan (matriks kegiatan)

Jadwal penelitian merupakan waktu yang digunakan untuk melaksanakan

penelitian seperti yang telah direncanaka. Penelitian ini mengenai gambaran

pemberian kompres bawang merah untuk menurunkan suhu tubuh balita pada

demam di wilayah kerja puskesmas “PI”

3.1 jadwal kegiatan perhari selama studi kasus

No. Waktu Kunjungan Rencana Asuhan

1 Hari Pertama Informed consent


Mengecek suhu tubuh balita
menggunakan thermometer
Anamnesa lengkap
Memberikan konseling mengenai faktor-
faktor yang menyebabkan demam
Melakukan kompres bawang merah
Mengingatkan balita untuk mendapatkan
istirahat yang cukup
2. Hari Kedua Anamnesa menanyakan keluhan
Mengecek suhu tubuh balita
menggunakan thermometer dan
bandingkan dengan hasil yang kemarin.
Melakukan kompres bawang merah
Menganjurkan balita untuk istirahat yang
cukup
3. Hari Ketiga Anamnesa menanyakan keluhan
Mengukur suhu tubuh balita
menggunakan thermometer
Melakukaan kompres bawang merah
20

Mengingatkan balita untuk istirahat yang


cukup

3. 2 Matriks Kegiatan

No Kegiatan Dese Janua Februa Maret April Mei Juni


. mber ri ri
1 Pendahuluan
Konsultasi
Judul
Pra
Penelitian
Pembuatan
Proposal
Bimbingan
Proposal
Ujian
Proposal
Perbaikan
Proposal
2 Pelaksanaan
Studi kasus
3 Penyusunan
Pembuatan
LTA
Bimbingan
LTA
Ujian Hasil
LTA
Perbaikan
LTA
Penggandaan
LTA

Anda mungkin juga menyukai