KEJANG DEMAM
DISUSUN OLEH :
1.
MUHAMMADIYAH PALEMBANG
A. DEFINISI
Kejang demam merupakan tipe kejang yang paling sering dijumpai pada massa kanak-kanak
(American Academy of Pediatrics,2008;Johnston, 2007). Kejang demam biasanya menyerang
anak dibawah umur 5 tahun, dengan insiden puncak yang terjadi pada anak usia antara 14 dan
18 bulan. Kejang demam jarang terjadi pada anak dibawah 6 bulan dan di atas 5 tahun. Kejang
demam lebih sering terjadi pada anak laki-laki dan terjadi peningkatan risiko pada anak yanga
memiliki riwayat kejang demam pada keluarga. Kejang demam berkaitan dengan demam,
biasanya terkait penyakit virus. Kejang tersebut biasanya jinak, tetapi dapat sangat menakutkan
baik bagi anak maupun keluarga. Pada sebagian besar kasus, prognosis sangat baik. Kejang
demam ini terjadi tanpa adanya infeksi intracranial, gangguan metabolik, (Reese C, et al, 2012).
B. Epidemiologi
Angka kejadian kejang demam pada 2-4% anak berumur 6 bulan- 5 tahun. Anak laki-laki
dibandingkan anak perempuan, dengan perbandingan sekitar 1,4 : 1. Kejang demam pertama
paling sering terjadi pada usia 1 hingga 2 tahun (Pusponegoro dkk,2006, Lumbantobing,2007).
C. Etiologi
Faktor penting dalam kejang demam adalah demam, umur, genetik, riwayat prenatal dan
perinatal. Infeksi saluran napas atas merupakan penyakit yang paling sering berhubungan
dengan kejang demam. Gastroenteritis terutama yang disebabkan oleh
Shigella atau Campylobacter, dan infeksi saluran kemih merupakan penyebab lain yang lebih
jarang (Moe, et al, 2007)
D. Patofisiologi
Patofisiologi kejang demam sampai saat ini belum jelas. Diduga penyebab kejang demam adalah
respon otak imatur terhadap peningkatan suhu yang cepat. Penyebab kejang diduga berhubungan
dengan puncak suhu. Hipertermia mengurangi mekanisme yang menghambat aksi potensial dan
meningkatkan transmisi sinaps eksitatorik. pada penelitian hewan didapatkan peningkatan
ekstabilitas neuron otak selama proses maturasinya. Suhu yang sering menimbulkan kejang
demam adalah 38,5 (Basuki, 2009).
Beberapa faktor yang mungkin berperan dalam menyebabkan kejang demam antara lain:
Dari beberapa faktor diatas yang menyebabkan kejang demam maka masalah yang bisa muncul
diantaranya ialah:
Perfusi jaringan serebral yang tidak efektif disebabkan karena rangsang mekanik dan biokimia
yang menyebabkan perubahan konsentrasi ion di ruang ekstraseluler difusi Na dan K yang
akhirnya terjadi kejang kurang dari 15 menit atau lebih dari 15 menit yang menimbulkan resiko
kerusakan sel neuron, selain itu resiko cedera juga terjadi dikarenakan adannya inkordinasi
kontraksi otot mulut dan lidah saat anak mengalami kejang, hipertermi pada anak terjadi setelah
kejang saat aktivitas otot meningkat, metabolisme dan suhu juga mengalami peningkatan dan
kurangnya pengetahuan orang tua dalam menangani dan mencegah kejang demam pada anak
E.Faktor Risiko
1. Faktor Demam Anak dengan lama demam kurang dari dua jam untuk terjadinya
bangkitan kejang demam 2,4 kali lebih besar dibandingkan anak yang mengalami demam
lebih dari dua jam. Anak dengan demam lebih besar dari 390C memiliki risiko 10 kali
lebih besar untuk menderita bangkitan kejang demam disbanding dengan anak yang
demam kurang 390C.
2. Faktor Usia Anak dengan kejang demam usia kurang dari dua tahun mempunyai risiko
bangkitan kejang demam 3,4 kali lebih besar disbanding yang lebih dari dua tahun.
(Fuadi,2010).
3. Faktor Riwayat Kejang dalam Keluarga Keluarga dengan riwayat pernah menderita
kejang demam sebagai faktor risiko untuk terjadi kejang demam pertama adalah kedua
orang tua ataupun saudara kandung
(first degree relative)
1. Kejang demam Sederhana (KDS) Kejang demam yang berlangsung singkat, kurang dari
15 menit dan umumnya akan berhenti sendiri. Kejang berbentuk umum tonik atau klonik,
tanpa gerakan fokal. Kejang tidak berulang dalam waktu 24 jam. Kejang demam
sederhana merupakan 80% dari seluruh kejadian kejang demam (Pusponegoro, 2006). 2.
2. Kejang Demam Kompleks (KDK) Kejang demam kompleks merupakan kejang demam
dengan salah satu ciri kejang lama yang berlangsung > 15 menit, kejang fokal atau parsial
satu sisi, atau kejang umum didahului kejang parsial, atau berulang lebih dari 1 kali
dalam 24 jam. Kejang lama adalah kejang yang berlangsung lebih dari 15 menit atau
kejang berulang lebih dari 2 kali dan diantara bangkitan kejang anak tidak sadar. Kejang
lama terjadi pada 8% kejang demam (Pusponegoro,2006).
1. Kejang demam berlangsung singkat, serangan kejang klonik atau tonik klonik bilateral.
2. Seringkali kejang berhenti sendiri.
3. Setelah kejang berhenti, anak tidak memberi reaksi apapun untuk sejenak.
4. Setelah beberapa detik atau menit anak terbangun dan sadar kembali tanpa deficit
neurologis.
5. Peningkatan suhu tubuh mendadak hingga ≥ 38OC
H. Pemeriksaan Penunjang
1. Laboratorium darah Untuk mencari etiologic kejang demam. Darah lengkap, kultur
darah, glukosa darah, elektrolit, magnesium, kalsium, fosfar, urinalisa, kultur urin (The
Barbara, 2011). Urinalisis Urinalisis direkomendasikan untuk pasien-pasien yang tidak
ditemukan focus infeksinya (Guidelines, 2010).
2. Fungsi Lumbal Untuk menegakkan atau menyingkirkan kemungkinan meningitis.
3. Radiologi Neuroimaging tidak diindikasikan setelah kejang demam sederhana.
Dipertimbangkan jika terdapat gejala klinis gangguan neurologis.
4. Elekroensefalografi (EEG) Untuk menyingkirkan kemungkinan epilepsi.
I. Penatalaksanaan
Pada tata laksana kejang demam, ada 3 hal yang perlu di kerjakan :
B. Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian
Pengkajian dalah pemikiran dasar dari proses keperawatan yang bertujuan untuk mengumpulkan
informasi atau data tentang pasien, agar dapat mengidentifikasi, mengenali masalah-masalah,
kebutuhan kesehatan dan keperawatan pasien, baik fisik, mental, sosial dan lingkungan (Effendy,
1995;Dermawan, 2012).
2. Analisa Data.
Analisa data adalah kemampuan dalam mengembangkan kemampuan berpikir rasional sesuai
dengan latar belakang ilmu pengetahuan.
3. Diagnosa keperawatan
Aktual : Menjelaskan masalah nyata saat ini sesuai dengan data klinik yang ditemukan.
Resiko : Menjelaskan masalah kesehatan nyata akan terjadi jika tidak dilakukan
intervensi.
Kemungkinan : Menjelaskan bahwa perlu adanya data tambahan untuk memastikan
masalah keperawatan kemungkinan.
Wellness : Keputusan klinik tentang keadaan individu, keluarga atau masyarakat dalam
transisi dari tingkat sejahtera tertentu ketingkat sejahtera yang lebih tinggi.
Syndrom : diagnose yang terdiri dari kelompok diagnosa keperawatan actual dan resiko
tinggi yang diperkirakan muncul/timbul karena suatu kejadian atau situasi tertentu.
4.RencanaKeperawatan
Berikut beberapa hal yang terkait dengan pembuatan rencana keperawatan yaitu :
Yang dimaksud dengan pengertian dan definisi rencana keperawatan adalah semua
tindakan yang dilakukan oleh perawat untuk membantu klien beralih dari status
kesehatan saat ini kestatus kesehatan yang di uraikan dalam hasil yang di harapkan
(Gordon,1994).
Merupakan pedoman tertulis untuk perawatan klien. Rencana perawatan terorganisasi
sehingga setiap perawat dapat dengan cepat mengidentifikasi tindakan perawatan yang
diberikan.
5. Implementasi keperawatan
Merupakan inisiatif dari rencana tindakan untuk mencapai tujuan yang spesifik. Tahap
pelaksanaan dimulai dimulai setelah rencana tindakan disusun dan ditujukan pada nursing orders
untuk membantu klien mencapai tujuan yang diharapkan. Oleh karena itu rencana tindakan yang
spesifik dilaksanakan untuk memodifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi masalah kesehatan
klien.
6. EvaluasiKeperawatan