Anda di halaman 1dari 26

ASUHAN

KEPERAWATAN
COLITIS
KELOMPOK 1

Faras Aqila Friska (20020008)


Natasya Maharani(20020017)
Puja Yumi Jaya (20020019)
Rozak Kurniawan (20020025)
• A. Definisi Colitis
• Kolitis adalah penyakit inflamasi usus karena
penyebab yang diketahui, biasanya mengenal
lapisan mukosa kolon, dapat ringan, kronis
atau akut. (Lestari, 2009, hal. 97)
• Kolitis adalah gangguan peradangan kronis
idiopatik yang terjadi pada usus besar
khususnya bagian kolon desenden sampai
rektum. (Muttaqin & Sari, 2013, hal. 546)
DEFINISI
ETIOLOGI
• Etiologi colitis ulserativa tidak
diketahui. Faktor genetik tampaknya
berperan dalam etiologi, karena
terdapat hubungan familial. Juga
terdapat bukti yang menduga bahwa
autoimunnita berperan dalam
patogenisis
PATOFISIOLOGI
• Colitis liseratif mempengaruhi mukosa
superficial kolon dan di karakteristikan dengan
adanya ulserasi multiple,inflamasi
menyebar,dan deskuamasi atau pengelupasan
epithelium kolonik. Perdarahan terjadi akibat
dari ulserasi. Lesi berlanjut,yang terjadi satu
secara bergiliran,satu lesi diikuti oleh lesi yang
lainnya. Proses penyakit mulai pada rectum
dan akhirnya dapat mengenai seluruh kolon.
Akhirnya usus menyempit,memendek,dan
menebal akibat hipertrofi muskuler dan
deposit lemak.
MANIFESTASI
Gejala meliputi : kram,nyeri
abdomen,diare berdarah,demam,dan
penurunan berat badan, ketidak
seimbangan cairan ,anoreksia.

Komplikasinya:obstruksi,dehidrasi,keti
akseimbangan cairan zat elektrolit
PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
• Abdominal X-ray
• CT Scan
• Endoskopi
• Pemeriksaan darah lengkap dan
feses
PENATALAKSANAAN
• Tindakan medis untuk colitis
ulseratif ditujukan untuk
mengurangi inflamasi, menekan
respon imun, dan mengistirahatkan
usus yang sakit, sehingga
penyembuhan dapat terjadi.
Penatalaksanaan secara umum :
• Pendidikan terhadap keluarga dan penderita.
• Menghindari makanan yang mengeksaserbasi
diare.
• Menghindari makanan dingin, dan merokok
karena keduanya dapat meningkatkan
motilitas usus.
• Hindari susu karena dapat menyebabkan diare
pada individu yang intoleransi lactose.
Terapi obat :
• Obat- obatan sedatife dan
antidiare/ antiperistaltik
digunakan untuk mengurangi
peristaltic sampai minimum
untuk mengistirahatkan usus
yang terinflamasi.
Psikoterapi :
• Ditujukan untuk menentukan faktor
yang menyebabkan stres pada
pasien, kemampuan menghadapi
faktor- faktor ini, dan upaya untuk
mengatasi konflik sehingga mereka
tidak berkabung karena kondisi
mereka
ASUHAN KEPERAWATAN
PENGKAJIAN
1. Anamnesa
Identitas klien
Riwayat penyakit sekarang
Riwayat penyakit terdahulu
Riwayat penyakit keluarga
Pola diet
Pola eliminasi usus
2. Pemeriksaan fisik
• Sistem integument
Turgor kulit menurun
Membran mukosa kering
• Sistem gastroenterologi
Diare (konstensi feses cair)
Bising usus
Anoreksia
Penurunan BB
3. Data penunjang
• Abdominal X-ray
• CT Scan
• Endoskopi
• Pemeriksaan darah lengkap dan
feses
DIAGNOSA
1. Diare berhubungan dengan adanya inflamasi,iritasi atau
malabsorbsi usus
Intervensi
• Observasi dan catat frekuensi defekasi, karakteristik, jumlah
dan factor pencetus.
• Identitas makanan dan cairan yang mencetuskan diare.
• Observasi demam,takikardia,ansietas,dan kelesuan.
Rasional
• Membantu membedahkan penyakit individu dan mengkaji
beratnya diare.
• Menghindari iritan meningkatkan istirahat usus.
• Tanda bahwa perforasi dan peritonitis akan terjadi/telah
terjadi memerlukan intervensi medik segera
Kolaborasi
• Memberikan obat antikolinergik.
• Rasional
• Menurunkan mortilitas/peristaltik GI dan menurunkan
sekresi digestif untuk menghilangkan kram dan diare. 
Implentasi
• Mengobservasi dan catat frekuensi defekasi, karakteristik,
jumlah dan factor pencetus.
• Mengidentitas makanan dan cairan yang mencetuskan
diare.
• Mengobservasi demam,takikardia,ansietas,dan kelesuan. 
Evaluasi
• Melaporkan penurunan frekuensi defekasi, konsistensi
kembali normal.
2. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubangan
dengan gangguan  absorpsi nutrient
Intervensi
• Timbang berat badan tiap hari
• Batasi makanan yang dapat menyebabkan kram
abdomen, flatus (produk susu)
• Rasional
• Memberikan informasi tentang kebutuhan
diet/keefektifan terapi
• Mencegah serangan akut/eksaserbasi gejala.
Kolaborasi
• Pertahankan puasa sesuai indikasi
Rasional
• Istirahat usus menurunkan peristaltik dan diare
dimana menyebabkan malabsorpsi/kehilangan
nutrien. 
Implentasi
• Menimbang berat badan klien tiap hari
• Membatasi klien makan makanan yang dapat
menyebabkan kram abdomen, flatus (produk susu). 
Evaluasi
• Menunjukkan berat badan stabil atau peningkatan
berat badan sesuai sasaran dengan nilai laboratorium
normal dan tak ada tanda malnutrisi.
3. Nyeri berhubungan dengan diare lama
Intervensi
• Dorong klien untuk melaporkan nyeri
• Kaji laporan kram abdomen atau nyeri ,catat lokasi,skala nyeri.
• Izinkan klien untuk memulai posisi yang nyaman.
Rasional
• Mencoba untuk mentoleransi nyeri, daripada meminta
analgesik.
• Nyeri kolik hilang pada penyakit colitis. Nyeri sebelum defekasi
sering terjadi pada KU dengan tiba-tiba, dimana dapat berat
dan terus menerus.
• Menurunkan tegangan abdomen dan meningkatkan rasa
kontrol.
Implementasi
• Mendorong klien untuk melaporkan nyeri
• Mengkaji laporan kram abdomen atau
nyeri ,catat lokasi,skala nyeri.
• Mengizinkan klien untuk memulai posisi
yang nyaman. 
Evaluasi
• Melaporkan nyeri berkurang/hilang dan
dapat terkontrol
4. Kurang pengetahuan berhubungan dengan
penyakit colitis
Intervensi
• Tentukan persepsi klien tentang proses penyakit
• Beri tahu klien tentang penyakit.
Rasional
• Membuat pengetahuan dasar dan memberikan
kesadaran kebutuhan belajar individu.
• Menambahkan pengetahuan klien tentang
penyakit colitis.
Implentasi
• Menentukan persepsi klien tentang
proses penyakit
• Memberikan penyuluhan kesehatan
tentang penyakit yang dideritanya.
Evaluasi
• Menyatakan pemahaman proses
penyakit dan pengobatan.
Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai