Anda di halaman 1dari 19

Asuhan Keperawatan dengan Gastritis

Yulianus Sudarman, MMedEd


Pengertian Gastritis
• Gastritis adalah peradangan pada mokosa
lambung yang dapat bersifat akut dan kronik,
difus atau lokal
• Gastritis adalah imlamasi dari mukosa
lambung (Arif Mansjoer,1999)
• Gastritis merupakan suatu keadaan
peradangan atau perdarahan mukosa lambung
yang dapat bersifat akut, kronis ,difus atau
lokal (Patofisiologi, Sylvia A Price hal 422).
ETIOLOGI
Gastritis Akut
• Penyebabnya adalah obat analgetik, anti
inflamasi terutama aspirin (aspirin yang dosis
Rendah sudah dapat menyebabkan erosi
mukosa lambung)
• Bahan kimia misalnya : lisol, alkohol, merokok,
kafein, lada , steroid dan digitalis.
Gastritis Kronik
• Penyebab dan patogenesis pada umumnya
belum diketahui
Gastritis ini merupakan kejadian biasa pada
orang tua, tapi diduga pada peminum olkohol
dan merokok
GASTRITIS AKUT
• Zait iritasi yang masuk kedalam lambung akan
mengiritasi mukosa lambung:
 Sekresi mukosa yang berupa HCO3 meningkat ,
berikatan dengan NaCL sehingga menghasilkan
HCL dan NaCO3. Hasil dari penyawaan tersebut
akan meningkatkan asam lambung. Jika asam
lambung meningkat maka akan meningkatkan
mual munta, maka akan terjadi gangguan nutrisi
cairan dan elektrolit
Iritasi mukosa lambung akan menyebabkan
mukosa inflamasi, jika mokus yang dihasilkan
dapat melindungi mukosa lambung dari kerusakan
HCL maka akan terjadi hemostasis dan akhirnya
akan terjadi penyembuhan tetapi jika mukus gagal
melindungi mukusa lambung maka akan terjadi
erosi pada mukusa lambung. Jika erosi ini terjadi
dan sampai pada lapisan pembuluh darah maka
akan terjadi perdarahan yang akan menyebabkan
nyeri dan hipovolemik,
GASTRITIS KRONIK
Gastritis kronik disebabkan oleh gastritis akut yang
berulang sehingga terjadi iritasi mukosa lambung
yang berulang-ulang dan terjadi penyembuhan yanh
tidak sempurna akibatnya akan terjadi atropi kelenjar
epitel dan hilangnya sel pariental dan selchif.
Karena sel parental dan sel chief hilang maka
produksi HCL pepsin dan fungsi intinsik lainnya akan
menurun dan dinding lambung juga menjadi tipis
serta mukosanya rata, Gastritis itu sembuh dan juga
bisa terjadi perdarahan serta formasi Ulser.
KOMPLIKASI
1. Komplikasi yang terjadi pada gastritis akut, yaitu
perdarahan saluran cerna bagian atas (SCBA)
berupa hemotemesis dan melena, berakhir dengan
syok hemoragik, terjadi ulkus, kalau prosesnya
hebat dan jarang terjadi perforasi.
2. Komplikasi yang terjadi pada gastritis kronik yaitu
gangguan penyerapan vitamin B 12, akibat kurang
penyerapan, B12 menyebabkan anemia pernesiosa,
penyerapan besi terganggu dan penyempitan
daerah atrium pylorus.
PENATALAKSANAAN MEDIS
1. Gastritis Akut
Pemberian obat-obatan H2 Bloking (Antagonis
reseptor H2) Inhibitor pompa proton, ankilonergik
dan antacid. Fungsi obat tersebut untuk mengatur
sekresi asam lambung.
2. Gastritis Kronik
Pemberian obat-obatan atau pengobatan empiris
berupa antasid, antagonis H2 atau inhibitor pompa
proton.
PENGKAJIAN
Faktor predisposisi dan presipitasi
1. Faktor predisposisi adalah bahan-bahan kimia,
merokok, kafein, steroid, obat analgetik, anti
inflamsi cuka atau lada
2. Faktor presipitasi adalah kebiasaan
menkomsumsi alkohol dan rokok penggunaan
obat-obatan pola makan dan diet teratur, gaya
hidup seperti kurang istirahat.
TES DIAGNOSTIK
• Endoscopi : akan tampak erosi multi yang
sebagian biasanya berdarah dan letaknya
tersebar.
• Pemeriksaan Hispatologi : akan tampak
kerusakan mukosa karena erosi tidak pernah
melewati mukosa muskularis.
• Pemeriksaan Radiologi
• Pemeriksaan Laboratorium
• Analisa gaster : Untuk mengetahui tingkat sekresi
HCL, sekresi HCL menurun pada klien dengan
gastritis kronik
• Kadar serum vit, B12 : nilai normal 200-1000
Pg/ml, kadar vitamin B12 yang rendah
merupakan anemia megalostatik.
• Kadar hemaglobin, hematokrit, trombisit, lekosit
dan albumin.
• Gastrocopy
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Resti gangguan keseimbangan volume cairan dan elektrolit
kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake
yang tidak adekuat, muntah
2. Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi kurang dari
kebutuhan berhubungan dengan intake yang tidak adekuat,
anorexia.
3. Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan
imflamasi mukosa lambung
4. Keterbatasan aktifvitas berhubungan dengan kelemahan fisik
5. Kurang pengetahuan tentang penyakit berhubungan dengan
kurang informasi.
Diagnosa 1
• Resti gangguan keseimbangan volume cairan dan elektrolit kurang
dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake yang tidak
adekuat, muntah
Tujuan :
Resti gangguan keseimbangan cairan tidak terjadi
Kriteria Hasil:
Membran mukosa lembab, turgor kulit baik, elektrolit kembali normal,
pengisian kapiler berwarna merah muda, TTV stabil, input dan output
seimbang
Intervensi :
Kaji tanda dan gejala dehidrasi, observasi TTV, ukur intake dan output,
anjurkan klien utk minuk kurang lebih 1500- 2500 ml, observasi kulit dan
membran mukosa, kolaborasi dengan dokter dalam pemberian cairan infus.
Diagnosa 2
• Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan
berhubungan dengan intake yang tidak adekuat, anorexia.
Tujuan :
Gangguan nutrisi teratasi
Kriteria hasil :
Berat badan stabil, nilai laboratorium albumin normal, tidak mual dan
muntah BB dalam batas normal, bising usus normal,
Intervensi :
Kaji intake makanan, timbang BB secara teratur, berikan perawatan oral
secara teratur, anjurkan klian makan sedikit tapi sering, berikan makanan
dalam kedaan hangat , auskulatasi bising usus, kaji makanan yang
disukai, awasi pemeriksaan laboratorium misalnya Hb, Ht, Albumin.
Diagnosa 3
• Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan imflamasi
mukosa lambung
Tujuan :
Nyeri dapat berkurang/hilang
Kriteria Hasil :
Nyeri hilanh/terkontrol, tampak rileks dan mampu
tidur/istirahat, skala nyeri menunjukan angka 0
Intervensi :
Kaji skala nyeri dan lokasi nyeri, observasi TTV, berikan
lingkungan yang tenang dan nyaman anjurkan tehnik relaksasi
dengan napas dalam, lakukan kolaborasi dalam pemberian
obat sesuai dengan indikasi untuk mengurangi nyeri.
Diagnosa 4
• Keterbatasan aktifvitas berhubungan dengan kelemahan
fisik
Tujuan :
Keterbatasan aktifitas teratasi
Kriteria Hasil :
KU baik, klien dibantu oleh keluarga dalam beraktivitas
Intervensi :
Tingkatkan tirah baring atau duduk, berikan lingkungan
yang tenang dan nyaman, batasi pengunjung, dorong
penggunaan tehnik relaksasi, kaji nyeri tekan pada gaster ,
berikan obat sesuai dengan indikasi.
Diagnosa 5
• Kurang pengetahuan tentang penyakit berhubungan dengan
kurang informasi
Tujuan :
Kurang pengetahuan teratasi
Kriteria Hasil :
Klien dapat menyebutkan pengertian, penyebab, tanda dan
gejala, perawatan, pencegahan dan pengobatan.
Intervensi:
Kaji tingkat pengetahuan klien, beri pendidikan kesehatan
(penyuluhan) tentang penyakit, beri kesempatan klien atau
keluarga untuk bertanya, beritahu tentang pentinggya obat-
obatan untuk kesembuhan klien,
EVALUASI
1. Keseimbangan cairan dan elektrolit teratasi
2. Kebutuhan nutrisi teratasi
3. Gangguan rasa nyeri berkurang
4. Klien dapat melakukan aktivitas
5. Pengetahuan klien bertambah.

Anda mungkin juga menyukai