Anda di halaman 1dari 8

Klasifikasi Klasifikasi ulkus berdasarkan lokasi: Ulkus duodenal Insiden Usia 30-60 tahun Pria: wanita3:1 Terjadi lebih

sering daripada ulkus lambung Tanda dan gejala Hipersekresi asam lambung Tanda dan gejala Normal sampai hiposekresi asam lambung Penurunan berat badan dapat terjadi Dapat badan mengalami penambahan berat Nyeri terjadi sampai 1 jam setelah Insiden Biasanya 50 tahun lebih Pria:wanita 2:1 Ulkus Lambung

Nyeri terjadi 2-3 jam setelah makan; makan; jarang terbangun pada malam sering terbangun dari tidur antara jam 1 hari; dapat hilang dengan muntah. dan 2 pagi. Makan makanan menghilangkan nyeri Makan makanan tidak membantu dan kadang meningkatkan nyeri. Muntah umum terjadi Muntah tidak umum Hemoragi lebih umum terjadi daripada

Hemoragi jarang terjadi dibandingkan ulkus duodenal, hematemesis lebih umum ulkus lambung tetapi bila ada milena terjadi daripada melena. lebih umum daripada hematemesis. Lebih mungkin terjadi perforasi daripada ulkus lambung. Kemungkinan Malignansi Jarang Faktor Risiko Kemungkinan malignansi Kadang-kadang Faktor Risiko

Golongan darah O, PPOM, gagal ginjal Gastritis, alkohol, merokok, NSAID, str kronis, alkohol, merokok, sirosis, stress.

I.Pemeriksaan Diagnostik/Penunjang 1. Pemeriksaan fisik dapat menunjukkan adanya nyeri, nyeri tekan epigastrik atau distensi abdominal. 2. Bising usus mungkin tidak ada. 3. Pemeriksaan dengan barium terhadap saluran GI atas dapat menunjukkan adanya ulkus, namun endoskopi adalah prosedur diagnostic pilihan. 4. Endoskopi GI atas digunakan untuk mengidentifikasi perubahan inflamasi, ulkus dan lesi. Melalui endoskopi mukosa dapat secara langsung dilihat dan biopsy didapatkan. Endoskopi telah diketahui dapat mendeteksi beberapa lesi yang tidak terlihat melalui pemeriksaan sinar X karena ukuran atau lokasinya. 5. Feces dapat diambil setiap hari sampai laporan laboratorium adalah negatif terhadap darah samar. 6. Pemeriksaan sekretori lambung merupakan nilai yang menentukan dalam mendiagnosis aklorhidria(tidak terdapat asam hdroklorida dalam getah lambung) dan sindrom zollinger-ellison. Nyeri yang hilang dengan makanan atau antasida, dan tidak adanya nyeri yang timbul juga mengidentifikasikan adanya ulkus. 7. Adanya H. Pylory dapat ditentukan dengan biopsy dan histology melalui kultur, meskipun hal ini merupakan tes laboratorium khusus. serta tes serologis terhadap antibody pada antigen H. Pylori. J.Therapy atau Tindakan Penanganan Beberapa metode dapat digunakan untuk mengontrol keasaman lambung termasuk perubahan gaya hidup, obat-obatan, dan tindakan pembedahan. Penurunan stress dan istirahat. 1. Modifikasi diet 2. Penghentian merokok 3. Obat-obatan 4. Intervensi bedah K.Komplikasi Potensial 1. Hemoragi-gastrointestinal atas, gastritis dan hemoragi akibat ulkus peptikum adalah dua penyebab paling umum perdarahan saluran GI.

2. Perforasi, merupakan erosi ulkus melalui mukosa lambung yang menembus ke dalam rongga peritoneal tanpa disertai tanda. 3. Penetrasi atau Obstruksi, penetrasi adalah erosi ulkus melalui serosa lambung ke dalam struktur sekitarnya seperti pankreas, saluran bilieratau omentum hepatik. 4. Obstruksi pilorik terjadi bila areal distal pada sfingter pilorik menjadi jaringan parut dan mengeras karena spasme atau edema atau karena jaringan parut yang terbentuk bila ulkus sembuh atau rusak

Turgor kulit buruk Skala nyeri 7 10 (berat) TD 120/90 mmHg

2. Analisa Data Data DS: - Lemah - Nyeri ulu hati DO: - Gelisah - Meringis - Nadi 100 x/menit - RR 24 x/menit - Skala nyeri 7 Penyebab/Etiologi Ulkus peptikum Kerusakan Masalah Gangguan sekat rasa nyaman, nyeri

penghalang/sawar mukosa Kontinuitas mukosa lambung terputus dan meluas sampai di epitel erosi Stimulus zat-zat perangsang (alkohol, kafein, aspirin, dsb) Merangsang ujung saraf nyeri

DS: - Nafsu makan menurun DO:

Ulkus peptikum Peningkatan sekresi lambung Mempengaruhi kerja

Nutrisi kurang dari

N. kebutuhan tubuh

- BB menurun 2 kg dari 56 vagus kg menjadi 54 kg - Mual/muntah - Turgor kulit buruk - Porsi makanan Terjadi peningkatan HCl

(asam lambung) Mual/muntah tidak Penurunan nafsu makan

dihabiskan DS: - Nyeri ulu hati - Lemah DO: Zat perangsang (alkohol, Potensial perdarahan

kafein, aspirin, dsb) Restriksi mukosa lambung Ulkus peptikum

- Penonjolan pada kurvatura Kerusakan jaringan minor - Skala nyeri 9 - Gelisah Mukosa kapiler rusak

3. Diagnosa Berdasarkan Prioritas lambung. Tindakan/Intervensi Mandiri: Kaji tingkat nyeri, Rasional Nyeri merupakan pengalaman subjektif lokasi dan harus dijelaskan oleh pasien.

lamanya dan karakteristik nyeri Identifikasi karakteristik nyeri dan faktor serta faktor yang dapat yang berhubungan merupakan hal yang penting untuk memilih intervensi yang cocok dan untuk mengevaluasi

memperburuk atau meredakan.

keefektifan terapi yang diberikan. Beri dorongan aktivitas istirahat untuk Relaksasi otot menurunkan peristaltic dan yang menurunkan nyeri gastritis. dan

melakukan meningkatkan relaksasi

Anjurkan klien untuk makan Makanan yang mencukupi jumlah partikel dengan teratur dalam lambung membantu menetralisir keasaman sekresi lambung Dorong menghindari menurunkan klien merokok untuk Alkohol pada lambung yang kosong akan dan mengikis lapisan mukosa. Merokok

masukan menurunkan sekresi bikarbonat pankreas

minuman yang mengandung yang meningkatkan keasaman sedangkan

alkohol ataupun kafein, dan mencerna makan yang mengandung gas.

kafein

dapat

merangsang

sekresi asam lambung.

Masase daerah yang nyeri jika Masase dapat meningkatkan relaksasi pasien sentuhan dapat mentoleransi otot, memfokuskan perhatian dan

meningkatkan kemampuan koping. sirkulasi otot dan

Kompres hangat pada daerah Meningkatkan nyeri Tindakan kolaboratif Berikan obat sesuai indikasi Analgesik Aseraminofen Antasida dan

meningkatkan relaksasi otot Menghilangkan nyeri dan

menurunkan aktivitas peristaltic Meningkatkan istirahat Menurunkan keasaman lambung kenyamanan dan

Berikan

lakukan Berguna untuk membuat program diet untuk memenuhi kebutuhan individu

perubahan diit

Nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan kurangnya intake oral. Tindakan/Intervensi Mandiri: Rasional Makan terlalu banyak mengakibatkan berulangnya

Berikan makan sedikit tapi rangsangan sering Diskusikan yang gejala.

berlebihan

dan

disukai Dapat meningkatkan masukan, meningkatkan

klien dan masukkan dalam rasa berpartisipasi. diet murni Bantu pemilihan pasien dalam Kebiasaan diet sebelumnya mungkin tidak

makanan/cairan memuaskan pada pemenuhan kebutuhan saat untuk regenerasi jaringan dan

yang memenuhi kebutuhan ini

nutrisi dan pembatasan bila penyembuhan diet dimulai Timbang berat badan setiap Mengkaji pemasukan yang adekuat hari sesuai dengan indikasi

Anjurkan makan pada posisi menurunkan rangsangan penuh pada abdomen duduk tegak Tindakan kolaboratif Berikan diet sesuai kebutuhan Makanan lunak Berikan obat sesuai indikasi Untuk menekan timbulnya rangsangan antiemetik yang dapat menghambat intake oral. dan dapat meningkatkan pemasukan Berguna untuk membuat program diet untuk memenuhi kebutuhan individu.

3. Potensial perdarahan berhubungan dengan kerusakan mukosa kapiler. Tindakan/Intervensi Mandiri: Rasional Pengkajian yang sering dan cermat

Pantau terhadap darah samar terhadap status klien dapat membantu pada aspirat lambung dan mendiagnosa perdarahan sebelum status feses. klien terganggu lebih parah

Pantau pH lambung setiap 4 Dengan mempertahankan pH lambung di jam Pantau hemorogi tanda dan bawah 5 telah menurunkan perdarahan gejala Hemorogi adalah komplikasi paling umum dari penyakit Ulkus peptikum. Tanda dan gejala hemorogi dapat tersembunyi atau timbul secara bertahap dan cukup jelas dan massif. Tindakan kolaboratif Berikan obat sesuai indikasi Berikan diet sesuai kebutuhan Pemberian obat yang sesuai dapat

mengurangi adanya perdarahan Pemberian mencegah lambung diit adanya yang yang sesuai dapat mukosa

kerusakan dapat

merangsang

terjadinya perdarahan.

EVALUASI. 1. Volume cairan dan elektrolit kembali normal sesuai kebutuhan. 2. Kebutuhan nutrisi terpenuhi sesuai kebutuhan tubuh.

3. Integritas kulit kembali noprmal. 4. Rasa nyaman terpenuhi. 5. Pengetahuan kelurga meningkat. 6. Cemas pada klien teratasi.

BAB IV PENUTUP

A. KESIMPULAN 1. Ulkus peptikum mengacu pada rusaknya lapisan mukosa dibagian mana saja di saluran gastro intestinal, tetapi biasanya di lambung atau duodenum. 2. Gejala yang sering muncul pada ulkus peptikum yaitu nyeri, muntah, konstipasi dan perdarahan.

B.

SARAN 1. Untuk mencapai asuhan keparawatan dalam merawat klien, pendekatan dalam proses keperawatan harus dilaksanakan sedacara sistematis. 2. Pelayanan keperawatan hendaknya dilaksanakan sesuai dengan prosedur tetap dan tetap memperhatikan dan menjaga privacy klien. 3. Perawat hendaknya selalu menjalin hubungan kerjasama yang baik/ kolaborasi baik kepada teman sejawat, dokter atau para medis lainnya dalam hal pelaksanaan Asuhan Keperawatan maupun dalam hal pengobatan kepada klien agar tujuan yang diharapkan dapat tercapai.

DAFTAR PUSTAKA

A, Price, Silvya. Patofisiologi.Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit Edisi 2. Penerbit Buku Kedokteran EGC. 1991: Jakarta. Engram Barbara.Rencana Asuhan Keperawatan Medikal Bedah Volume 1. Penerbit Buku Penerbit Kedokteran. 1994: Jakarta Soeparman. Dkk. Ilmu Penyakit Dalam Jilid II. Balai Penerbit FKUI. 1990: Jakarta

Anda mungkin juga menyukai