Anda di halaman 1dari 20

REFERAT

Acid Related Disease


Fauqi Amalia
132011101090
Pembimbing
dr. Sugeng Budi R., sp.PD.
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS JEMBER
KSM/LAB. ILMU PENYAKIT DALAM
RSD dr. SOEBANDI JEMBER
2017
1
PENDAHULUAN
Acid Related Disease  kondisi medis dimana asam
sepenuhnya bertanggung jawab atas terjadinya
inflamasi dan iritasi pada lambung, esofagus, dan
duodenum

Acid Related Disese (ARD)  salah satu masalah


kesehatan yang utama, tapi masih diabaikan. 1-2%
pada laki-laki dan 10% pada wanita

a. Histamin H2-reseptor dan pengembangan antagonis H2-reseptor


b. H+, K+ -ATPase sebagai pompa proton sel parietal dan Pengembangan
inhibitor pompa proton (PPI)
c. Helicobacter pylori (H. pylori) sebagai penyebab utama ulkus peptik
dan pengembangan regimen yang paling efektif.
2
PENDAHULUAN
Acid Related Disease  sekresi asam dan pepsin yang
berlebihan  iritasi mukosa esofagus, lambung,
duodenum  rasa tidak nyaman/dispepsia

Acid Related Disese (ARD)  evaluasi gejala dan


penyebab  anamnesis, PF, pemeriksaan penunjang (
endoskopi)

Etiologi :
1. Infeksi 6. eosinofilik infiltrat
2. Obat-obatan 7. Crohn’s disease
3. Obstruksi duodenal 8. radioterapi
4. Iskemia 9. hipersekresi idiopatik
5. Penyakit infiltrat
3
TUKAK PEPTIK
Tukak Peptik kerusakan jaringan mulai dari mukosa,
submukosa, sampai muskularis dari saluran cerna
bagian atas

Yang berperan :
• Faktor agresif asam-pepsin (produksi)
• Faktor defensif mukosa lambung dan usus
(produksi mukus, bikarbonat, dan aliran darah
mukosa).

4
TUKAK PEPTIK
• HCl dan pepsin merupakan faktor agresif utama.
• Iritasi mukosa  sekresi histamin  merangsang
pelepasan HCl lambung  timbul dilatasi dan
peningkatan permeabilitas pembuluh kapiler,
kerusakan mukosa, gastritis akut/kronik, dan tukak
gaster.

• Pada tukak lambung, faktor defensif lebih


dominan. Sedangkan pada tukak duodenum
faktor agresif lebih mendominasi.

• Manifestasi klinis : nyeri perut, dispepsia


5
TUKAK PEPTIK
Ulkus Duodenum Ulkus Gaster
Insiden Insiden
 Usia 30 – 60 tahun  Biasanya pada usia 50 tahun lebih
 Pria : Wanita = 3 :1  Pria : Wanita = 2 : 1
 Terjadi lebih sering daripada ulkus  Kejadiannya kurang sering dibanding ulkus
lambung duodenum
Lokasi : pada bulbus duodenalis Lokasi: Kurvatura minor lambung
Rasa sakit Rasa sakit
Rasa sakit sebelum makan atau berpuasa Rasa sakit setelah makan
Sekresi asam lambung Sekresi asam lambung
Hipersekresi atau sekresi berlebihan asam Normal sampai hiposekresi atau sekresi asam
lambung lambung berkurang
Faktor Risiko Faktor Risiko
Golongan darah O, PPOM, gagalginjal kronis, Gastritis, alkohol, merokok, NSAID,stress
alkohol, merokok, sirosis, stress
Kemungkinan Malignasi : Jarang Kemungkinan Malignasi : Kadang-kadang 6
TUKAK PEPTIK
Ulkus Duodenum Ulkus Gaster

Tanda dan gejala Tanda dan gejala


 Nyeri terjadi 2 -3 jam setelah makan, sering • Nyeri terjadi ½ sampai 1 jam setelah makan;
terbangun dari tidur antara jam1 dan 2 pagi jarang terbangun pada malam hari dapat hilang
 Makan makanan menghilangkan nyeri dengan muntah
 Muntah tidak umum • Makan makanan tidak membantu dan kadang
 Hemoragi jarang terjadi dibandingkan meningkatkan nyeri
ulkus lambung tetapi bila ada melena lebih • Muntah umum terjadi
umum dari pada hematemesis • Hemoragi lebih umum terjadi daripada ulkus
 Lebih mungkin terjadi perforasi dari pada duodenal hematemesis lebih umum terjadi
ulkus lambung daripada melena
 Dapat mengalami penambahan berat • Tidak mungkin atau jarang terjadi perforasi
badan • Penurunan berat badan dapat terjadi

7
TUKAK PEPTIK
Faktor Risiko:
• Genetik
• Diet
• Alkohol
• Rokok
• Obat-obat tertenu (ASA, NSAIDs)

Diagnosis :
• Anamnesis
• Pemeriksaan fisik
• Pemeriksaan laboratorium  ditemukannya kuman Helicobacter pylori
• Foto barium SMBA
• Endoskopi dan biopsi
8
TUKAK PEPTIK
Tatalaksana

NON MEDIKAMENTOSA

MEDIKAMENTOSA :
1. Antasida 5. Prostaglandin
2. PPI 6. ARH2
3. Sukralfat 7. Anti H. pylori
4. Bismuth 8. Operasi
9
GERD
GERD

GERD erosif gejala refluks NERD  gejala-gejala refluks


dan kerusakan mukosa tipikal tanpa kerusakan
esofagus distal akibat refluks mukosa esofagus saat
gastroesofageal. pemeriksaan endoskopi
saluran cerna.

Gold standart  endoskopi


saluran cerna atas

10
GERD
Patogenesis GERD  ketidakseimbangan antara faktor ofensif
dan faktor defensif

11
GERD
GEJALA KLINIS : heartburn, regurgitasi, atau keduanya serta
dapat disertai dengan disfagia

Keluhan ekstraesofageal yang juga dapat ditimbulkan oleh


GERD adalah nyeri dada non kardiak, suara serak, laringitis,
erosi gigi, batuk kronis, bronkiektasis, dan asma.

DIAGNOSIS : anamnesis, pemeriksaan fisik, pemeriksaan


penunjang.
Endoskopi saluran cerna bagian atas (SCBA)  gold standart
diagnosis
Pemeriksaan histo PA  metaplasia, displasia, atau keganasan
Tes PPI  diagnosis pada penderita dengan gejala spesifik dan
tanpa adanya tanda-tanda bahaya atau risiko esofagus Barret
12
GERD
Tatalaksana

NON MEDIKAMENTOSA

MEDIKAMENTOSA :
1. Antasida
2. Prokinetik
3. H2-receptor antagnists (H2-RA)
4. PPI
13
DISPEPSIA NON ULKUS
NUDnyeri epigastrium kronis atau berulang dalam 3
bulan terakhir dan timbulnya gejala minimal 6 bulan
sebelum diagnosis ditegakkan

Kriteria ROME III tahun 2006 :


• Nyeri yang persisten atau berulang atau perasaan tidak
nyaman yang berasal dari perut bagian atas (di atas
umbilikus).
• Nyeri tidak hilang dengan defekasi atau tidak
berhubungan dengan suatu perubahan frekuensi buang
air besar atau konsistensi feses.
• Tidak ditemukan kelainan organik
14
DISPEPSIA NON ULKUS
PATOGENESIS
1. Genetik
2. Gangguan Motilitas dari saluran Pencernaan
3. Psikososial
4. Pengaruh flora bakteri
5. Hipersensitivitas Viseral

GEJALA KLINIS
– Nyeri epigastrium
– Rasa terbakar di epigastrium
– Rasa penuh atau tidak nyaman setelah makan
– Rasa cepat kenyang
15
DISPEPSIA NON ULKUS
1. Postprandial distress syndrome
2. Epigastric pain syndrome

Postprandial distress syndrome


Kriteria diagnostik terpenuhi bila 2 poin di bawah ini seluruhnya terpenuhi yaitu,
• Rasa penuh setelah makan yang mengganggu
• Perasaan cepat kenyang yang membuat tidak mampu menghabiskan porsi makan
biasa

Kriteria penunjang:
• Adanya rasa kembung di daerah perut bagian atas atau mual setelah makan atau
bersendawa yang berlebihan
• Dapat timbul bersamaan dengan sindrom nyeri epigastrium
16
DISPEPSIA NON ULKUS
Epigastric pain syndrome

Kriteria diagnostic terpenuhi bila 5 poin di bawah ini seluruhnya terpenuhi, yaitu,
1. Nyeri atau rasa terbakar yang terlokalisasi di daerah epigastrium dengan tingkat
keparahan moderat/sedang, paling sedikit terjadi sekali dalam seminggu
2. Nyeri timbul berulang
3. Tidak menjalar atau terlokalisasi di daerah perut atau dada selain daerah perut
bagian atas/epigastrium
4. Tidak berkurang dengan BAB atau buang angin
5. Gejala-gejala yang ada tidak memenuhi kriteria diagnosis kelainan kandung
empedu dan sfingter Oddi

Kriteria penunjang :
• Nyeri epigastrium dapat berupa rasa terbakar, namun tanpa menjalar ke daerah
retrosternal
• Nyeri umumnya ditimbulkan atau berkurang dengan makan, namun mungkin
timbul saat puasa
• Dapat timbul bersamaan dengan sindrom distres setelah makan 17
DISPEPSIA NON ULKUS
DIAGNOSIS

18
GERD
Tatalaksana

NON MEDIKAMENTOSA

MEDIKAMENTOSA :
1. Antasida 5. Sitoprotektif
2. Antikolinergik 6. Prokinetik
3. H2-receptor antagnists 7. Anti depresan
4. PPI 8. Antianxietas
19
TERIMA KASIH

20

Anda mungkin juga menyukai