Anda di halaman 1dari 52

REFARAT

Pembimbing:
dr. Wirandi Dalimunthe, M.Ked(PD), Sp.PD.
FINASIM
Disusun Oleh:

Jumrah​​(1763100002)
Allysa Tasya Milano ​(20170181027)
Gastro Esophageal Reflux
Disease
(GERD)
MATERI
1. Anatomi Sistem Saluran Pencernaan
2. Fisiologi Proses Menelan
3. Gastro Esophangeal Reflux Disease
 Pendahuluan
 Epidemiology
 Definisi
 Patofisiologi
 Faktor Resiko
 Diagnosis
 Tatalaksana
Anatomi Sistem Saluran Cerna
 Saluran cerna manusia berukuran 30kaki
atau 9 meter. Secara klinis dibagi
menjadi:
Saluran cerna atas:
o Mulut (kelenjar saliva, tonsil)
o Faring, Esofagus
o Lambung
o Duodenum (Liver, GB, Pancreas)
Saluran cerna bawah:
o Jejenum
o Lleum
o Colon
o Rectum
o Anus

 Organ asesoris : kelenjar, lidah,


gigi,hepar, gallbladder, pankreas,
appendiks
Fisiologi Esofagus-Proses Menelan

1. Fase Voluntary
2. Fase Faringeal
3. Fase esophageal
4. Lower esophageal spincter (LES)
Fisiologi Lambung- Proses Pencernaan
01. Pencernaan Kimiawi 02. Pencernaan Mekanik

• Mengaktifkan pepsinogen > pepsin


• HCL memecah makanan menjadi partikel
yg lebih kecil
• HCL memecah protein (den aturasi
protein)
• HCL membubuh mikroorganisme yg
tertelan bersama makanan
• HCL membantu penyerapan zat
besi,vitamin B12, kalsium, magnesium
GERD Awarness in Indonesia
Asian Burning Survey. TNS Market Research. November 2006. Support by AstraZeneca Regional
GERD frequently misdiagnosed as Dyspepsia

You can enter a subtitle here if you need it


Pendahuluan

 Kejadian refluks cairan lambung (GERD)di


Indonesia dan negara Asia lainnya
semakin meningkat tiap tahun.
 Komplikasi GERD: Barret's esophagus,
Adenocarcinoma esofagus di Asia semakin
meningkat.

Konsensus GERD Indonesia 2019 dan Konsensus GED Asia Pasifik


2008
Gastro Esophageal Reflux Diseas
Konsensus Nasional Penatalaksanaan GERD di Indonesia (Revisi 2019)

 Definisi : Terjadinya regurgitasi isi lambung/usus


12 jari secara berulang ke dalam esofagus,
orafaring atau saluran pernafasan, yang dapat
menyebabkan terjadinya gejala dan/atau
komplikasi yang mengganggu.
GERD- Is Not Just “heartburn”
Epidemiology

 Systemic review(2014): prevelensi GERD secara


global: 8-33% di semua kelompok usia dan jenis
kelamin.
 Kejadian esophagitis di negara barat: 10-20%
sedangkan di Asia 3-5% kecuali Jepang dan
Taiwan 13-15% .
Patofisiologi
Faktor Risiko Eksogen
Konsensus Nasional Penatalaksanaan GERD di Indonesia (Revisi 2019)

Faktor Resiko Mekanisme Resiko

Merokok Penurunan LES

Alkohol Penurunan LES, Kerusakan Mukosa

Obat-obatan (OAINS, B2 adrenergic agonist Penurunan LES, Kerusakan Mukosa


calcium chaneel blockers, benzodlazepin
dopamin, estrogen, narkotik analgesik,nitrat
progesteron, prostaglandin, teofilin, anti-
cepresan trisiklik]
Makanan spesifik( Minuman bersoda,makanan Distensi gaster, penurunan LES, iritasi
berlemak mukosa,perlambatan pengosongan lambung
Penggunaan selang nasogastrik (2-4 Hari) Mengalirkan refluks asam pada pasien posisi
berbaring
Trauma Abdomen Kerusakan diafragma
Faktor Resiko Endogen

Kondisi Medis dan Penyallit Komorbid Mekanisme Resiko

Genetik

Obesitas Peningkatan tekanan intra-abdomen

Diabetes Melitus Perlambatan pengosongan lambung

Sindrom Zollinger-Ellison Peningkatan produksi asam

Kehamilan Peningkatan tekanan intra-abdomen


Penurunan LES
Hiatal Hernia Penurunan LES

Sindrome Sjogren Gangguan bersihan esofagus

Penyakit Psikiatri Gangguan motilitas esofagus


Bagaimana Mengenali Penyakit GERD?

 Diagnosis ditegakkan berdasarkan


anamnesis,pemeriksaan fisik, pemeriksaan penunjang,
test PPI dosis tinggi dan GERD-Q.
 Anamnesis: Gejala spesifik berupa heartburn dan/atau
requrgitasi yang timbul setelah makan.
 Pemeriksaan fisik
 Pemeriksaan penunjang: laboratorium, EKG, USG,
fotothoraks, endoskopi SCBA, pHmetri,
manometri,impedance dan lainnya sesuai indikasi)
 Tes PPI dosis tinggi
DIAGNOSIS GERD
Konsensus Nasional Penatalaksanaan GERD di Indonesia (Revisi
2019)

 Diagnosis dilakukan secara empiris


berdasarkan evaluasi klinis

 Gejala tipikal GERD


 Heartburn (prevalensi 75-98%)
 Regurgitasi (prevalensi 48-91%)
GERD Symptoms
GERD: Extra Esophangeal Symptoms

Durazzo M, et al 2020. J.Clin Med (9), 2559Extra-esophageal Presentation of


Gastro Esophageal Reflux Disease : 2020 Update
GERD Warning Sign

Disfagia  Kesulitan menelan → gejala alarm


yang sering ditemui
:  Biasanya berlangsung kronik,
dimana terjadi kesulitan makan
makanan padat yang progresif.
 Penyebab disfagia adalah struktur
peptik,esofagitis berat, atau barret's
erofagus dengan kanker esofagus
Tanda Bahaya GERD
Kelomp[ok pasien GERD

1 2

Tanda adanya
Ada gambaran esofagus(mucosal Erosi esofagus→
break)→Erosive Non Erosive
Esophagitis(EE) reflux
disease(NERD)
Gastro Esophageal Reflux DiseaseLos Angles
Classification
Alur Dignosis GERD

Guidelines for the Diagnosis and Managements of GERDAmerican


lournal of GASTROENTEROLOGY 201
GERD Diagnostik

 GERD Q
 Terapi Empiris
 Endoscopy
 Barium esofagogram
 Manometri
 pH testing
 Urea breath test or H. pylori stool antigen test
GERD Q

Interpretasi Skor GERD-Q:


0-7 : Bukan GERD / kemungkinan kecil GERD
8-18 : GERD / kemungkinan besar GERD
PPI Test

 PPI dosis tinggi selama 1-2 minggu sambil melihat


respon pasien
 PPI test dinyatakan memiliki sensitivitas sebesar
80% dan spesifitas sebesar 74% untuk meneggakkan
diagnosis pada pasien GERD dengan nyeri dada no
kardiak.
Diagnostik Pada GERD
ENDOSKOPI
Indikasi:
 Tidak membaik dengan terapi PPI empiris
 Ada tanda komplikasi
 Ada tanda bahaya

Biopsi dan analisa histo PA


 Tidak rutin dilakukan pada GERD
 Indikasi : dugaan kompilasi barret's atau
keganasan
Konsensus Nasional GERD 2013:
The Most Important Factors for diagnosing GERD as rated by
the respondents
Rank 1(most important) 2 3 4 5( last important)
China Symptoms PPI Test Endoscopy Questionnaire pHMonitoring

Hong Kong Symptoms PPI Test Endoscopy Questionnaire pHMonitoring

Indonesia Symptoms Questionnair PPI Test Endoscopy pHMonitoring


e
Japan Symptoms Endosccopy Questionnaire PPI Test pHMonitoring

South Symptoms PPIT Test Endoscopy Questionnaire pHMonitoring


Korea
Philippines Symptoms PPI Test Endoscopy Questionnaire pHMonitoring

Singapore Symptoms Endoscopy PPI Test pHMonitoring Questionnaire


Bagaimana Pengobatan GERD

Pengobatan terdiri dari:


 Terapi non-farmakologik,
 Terapi farmakologik,
 Terapi endoskopik,
 Terapi bedah.
Tujuan Terapi GERD

1) Menghilangkan gejala
2) Menyembuhkan lesi esofagus
3) Memperbaiki jaringan yang
rusak
4) Mempertahankan remisi
5) Mencegah komplikasi
Modifikasi Gaya Hidup

• Berhenti merokok dan mengonsumsi alcohol


• Menurunkan berat badan
• Diet rendah lemak
• Hindari makan 2-3 jam sebelum jam tidur
• Menghindari makanan yang mengandung coklat dan
keju & minuman yang merangsang pengeluran asam
lambung: meminum alkohol, kopi dan minuman
bersoda.
• Posisi tidur elevasi
Terapi Medikamentosa

 Menekan produksi asam lambung


sebaikmungkin
 Pedekatan step down :
Omeprazole : 2X 20 mg/hari
Lansoprazole : 2X 30 mg/hari
Rabeprazole : 2X 20 mg/hari
Pantoprazole : 2x 40 mg/hari
Esomeprazole : 2x 40 mg/hari

Makmun D, Fauzi A, Maulahela H, Pribadi RR, et. al. National Concencus of GERD. The
Indonesian Society ofGastroenterology. 2019
Proton Pump Inhibitor (PPI)
Proton Pump Inhibitor (PPI)

• Penggunaan jangka pendek jarang menimbulkan efek


samping
• Penggunan PPI > 30 menit sebelum makan
• Jika keluhan membaik, dapat dikurangi dosis
seminimal mungkin atau PPl on-demand
• Penggunaan jangka panjang (dosis tinggi, lebih dari
3bulan), dapat menyebabkan:
- Gangguan penyerapan zat besi, vitamin B12,
calsium, magnesium
- Fraktur patologis
- Pseumembran colitis
H2 receptor antagonist
H2 receptor antagonist

 Contoh : cimetidin, ranitidin, famotidine


 Efek samping ringan (<3%) : nyeri kepala,
letargi,diare, urtikaria• Gunakan 1 jam sebelum
atau sesudah penggunaan antasida
 Pada pasien-pasien g respon parsial terhadap
PPI,H2RA sebelum tidur dapat diberikan
untukmengurangi nocturnal acid
breakthrough(NAB)
Antasida

 Meningkatkan mekanisme pertahanan mukosa


gaster
 Melalui sekresi:
Mukus > barrier pelindung
Bikarbonat > buffer
Prostaglandin > memperbaiki blood
flow >membantu proses penyembuhan
luka
 Tidak mempengaruhi produksi asam oleh sel
parietal
 Efek samping jangka Panjang:
o Diare
o Konstipas hati-hati pada pasien gagal ginjal dan
gagal jantung
o Menyebabkan pembentukan batu ginjal gangguan
elektrolit
o Penggunaan jangka panjang dapat
menyebabkan"hyperacidity rebound" yakni
peningkatan sekresi gaster
Antasida

 Dapat mengganggu penyerapan obat


lain. Pemberianbat lain 1-2 jam
setelah pengguaan antacida.
 Antasida tablet harus dikunyah secara
sempurna
 Antasida suspensi harus dikocok
secara baik
Sucralfat

 Membentuk lapisan gel yang menempel


pada ulkus danmelindunginya

 Tidak mempengaruhi produksi asam


 Absobsi sistemik : minimal
 Efek samping : konstipasi
 Jangan diberikan pada waktu yang sama
dengan obat lain> dapat menurunkan
absobsi obat lain
Prokinetik

 Contoh : Metoklopamid, domperidon.


 Cara kerja:
 Terbukti meningkatkan tekanan LES
 Memperbaiki peristaltik esofagus
 Mempercepat pengosongan lambung
KESIMPULAN

 Definisi GERD : Terjadinya gangguan refluks isi


lambungsecara berulang ke dalam esofagus,
orofaring, dan/atausaluran pernafasan, yang
dapat menyebabkan terjadinya gejala dan/atau
komplikasi yang mengganggu
 Gejala tipikal GERD : heartburn dan regurgtasi
 Manifestasi klinis GERD bisa atipikal/ekstra
esofagealsehingga jarang terdeteksi lebih awal
KESIMPULAN

 Tatalaksana utama adalah menghilangkan gejala


danmencegah komplikasi
 Selain terapi medikamentosa yang adekuat
perubahan gaya hidup juga merupakan hal
penting untuk kesembuhan pasien dengan
penyakit GERD ini
 Pemilihan terapi yang tepat merupakan kunci
efektif management GERD
Thanks!
CREDITS: This presentation template was created
by Slidesgo, including icons by Flaticon,
infographics & images by Freepik

Anda mungkin juga menyukai