Anda di halaman 1dari 16

DIAGNOSA DAN

TATALAKSANA
GASTROESOPHAGEAL REFLUX
DISEASE

DI PUSAT PELAYANAN KESEHATAN PRIMER


PENDAHULUAN
GERD : keadaan melemahnya Lower Esophageal
Sphincter ( LES ) yang mengakibatkan terjadinya
refluks cairan asam lambung ke dalam esophagus
dan menyebabkan gejala
FAKTOR RESIKO
1. Obat : teofilin, antikolinergik, beta adrenergik,
nitrat, Ca chanel bloker
2. Makanan berlemak, coklat, kopi, alkohol, rokok
3. Hormon, umumnya pada wanita hamil
(peningkatan kadar progesteron ), dan
menopause ( terapi hormon estrogen )
4. Struktural, berkaitan dengan hiatus hernia
5. Indeks Massa Tubuh ( IMT ). Semakin tinggi nilai
IMT , resiko GERD juga semakin tinggi
PATOFISIOLOGI
Esophagus

Tek. LES saat menelan GERD (retrograde)

Lambung
Mekanisme bersihan esophagus terganggu
Esofagitis
KLASIFIKASI
Berdasarkan lokalisasi :
1. Sindrome esophageal :
a. Tanpa lesi struktural : heartburn, regurgitasi,
nyeri dada non kardiak
b. Dengan lesi struktural : refluks esofagitis,
striktur refluks
2. Sindrome ekstra esophageal
Biasanya terjadi akibat refluks
gastroesophageal jangka panjang
TANDA DAN GEJALA
Khas : regurgitasi ( refluks sesaat setelah makan : rasa
asam dan pahit di lidah )dan heart burn ( rasa terbakar di
epigastrium, dapat disertai nyeri dan pedih )
Kedua gejala ini umumnya dirasakan setelah makan atau
berbaring
Gejala lain : kembung, mual, cepat kenyang, bersendawa,
hipersalivasi, disfagia hingga odinofagia
Disfagia umumnya karena striktur atau keganasan,
odinofagia/ rasa sakit saat menelan umumnya akibat
ulserasi berat atau kasus infeksi
Gejala ekstraesophageal : Nyeri dada non kardiak, batuk
kronik, asma, dan laringitis
DIAGNOSA
Berdasar Guidelines for the Diagnosis and
Management of Gastroesophageal Reflux Disease,
diagnosa GERD ditegakkan berdasar :
1. Empirical Therapi
2. Use of Endoscopy
3. Ambulatory Reflux Monitoring
4. Esophageal Manometry
Diagnosa ditegakkan berdasar gejala klasik, pengisian
questioner, serta hasil uji terapi PPI
Gejala klasik bisa dinilai menggunakan
Gastroesophageal Reflux Disease Questionaire (
GERD-Q) yg terdiri dari :
Jika skor > 8 maka pasien mempunyai kecenderungan
tinggi terjadi GERD
GERD-Q juga bisa digunakan untuk memantau respon
terapi
Pasien terduga GERD : heartburn, regurgitasi, atau
keduanya terjadi sesaat setelah makan makanan
berlemak dan porsi besar
TATA LAKSANA
Tujuan terapi : mengatasi gejala memperbaiki
kerusakan mukosa, mencegah kekambuhan, dan
mencegah komplikasi
Treatment guideline GERD :
I. Lifestyle modification
II. Patient directed therapy
III. Acid supression
IV. Promotility therapy
V. Maintenance therapy
VI. Surgery therapy
VII. Refractory GERD
Garis besar terapi GERD adalah modifikasi gaya
hidup, dilakukan dengan :
1. Menjaga BB sesuai IMT ideal
2. Meninggikan kepala 15-20 cm saat berbaring
3. Makan malam paling lambat 2-3 jam sebelum
tidur
4. Menghindari beberapa makanan dan minuman ,
mis : coklat, makanan berlemak asam pedas,
kafein, alkohol
Terapi medikamentosa : PPI, efektifitas serupa
pembedahan
PPI dosis tunggal diberikan pagi hari sebelum makan
pagi
PPI dosis ganda diberikan sebelum makan pagi dan
malam
PPI sebagai terapi inisial GERD diberikan sebagai dosis
tunggal selama 8 minggu. Jika keluhan tidak membaik
dilanjutkan dosis ganda selama 4 8 minggu
Bila relaps ulangi terapi inisial dilanjutkan maintenance (
dosis tunggal 5-14 hari )
Obat lain :
a. Antagonis rec H2 dan antasida,untuk mengatasi
gejala ringan dan maintenance dikombinasi PPI.
Simetidin (1x800 mg atau 2x400 mg), ranitidin
(2x150 mg), famotidin (2x20 mg), nizatidin (2x150
mg)
b. Prokinetik ( antagonis dopamin dan antagonis
reseptor serotonin ). Berfungsi mempercepat
pengosongan perut sehingga mengurangi
kesempatan asam lambung untuk naik ke esophagus
Domperidone (3x10 mg), metoklopramid (3x10 mg)
SIMPULAN
GERD merupakan refluks cairan asam lambung ke
esophagus akibat melemahnya LES
Di pusat pelayanan kesehatan primer, diagnosa
ditegakkan berdasar tanda dan gejala klinis
berupa regurgitasi dan heartburn, serta
pemeriksaan tambahan berupa uji PPI
Selain PPI, obat lain adalah antagonis rec H2,
antasida, dan prokinetik

Anda mungkin juga menyukai