Di Susun Oleh:
WAHYU NUR ANNISA 1910206145
umum pada pria lansia dan penyebab kedua sering ditemukan untuk intervensi
kemih dan menyebabkan gejala-gejala seperti sering kencing dan retensi urin.
B. Etiologi BPH
Beberapa faktor yang dapat menimbulkan BPH :
3. Interaksi antara stroma dan epitel. Peningkatan epidermal growth factor atau
C. Patofisiologi
Kelenjar prostat akan mengalami hiperplasia seiring dengan pertambahan
prostat, jika terjadi pembesaran prostat maka dapat meluas ke kandung kemih,
detrusor dan kandung kemih akan bekerja lebih kuat saat memompa urine,
dari buli buli berupa : pembesaran pada otot detrusor, trabekulasi terbentuknya
Tekanan yang terjadi terus menerus dapat menyebabkan aliran balik urine ke
D. Manifestasi Klinis
1. Kesulitan mengawali aliran urine karena adanya tekanan pada uretra dan
E. Komplikasi
Adapun komplikasi yang terjadi pada pasien BPH, adalah:
berlanjut maka pada suatu saat buli-buli tidak mampu lagi menampung urin
7. Hematuri, terjadi karena selalu terdapat sisa urin, sehingga dapat terbentuk
batu endapan dalam buli-buli, batu ini akan menambah keluhan iritasi. Batu
tersebut dapat pula menibulkan sistitis, dan bila terjadi refluks dapat
mengakibatkan pielonefritis.
F. Pemeriksaan Penunjang
1. Laboraturium
a) melihat adanya sel leukosit, bakteri dan infeksi. Pemeriksaan kultur urin
yang menegenai saluran kemih bagian atas. Elektrolit, kadar ureum dan
kreatinin darah merupakan informasi dasar dari fungsin ginjal dan status
metabolic.
penentuan perlunya biopsy atau sebagai deteksi dini keganasan. Bila nilai
PSA <4ng/ml tidak perlu dilakukan biopsy. Sedangkan bila nilai PSA 4-
2. Radiologis/pencitraan
menentukan derajat disfungsi bulibuli dan volume residu urin serta untuk
buli-buli yang penuh dengan urin sebagai tanda adanya retensi urin.
volum buli-buli, mengukur sisa urin dan batu ginjal, divertikulum atau
tumor buli-buli, dan mencari kelainan yang mungkin ada dalam buli-
buli.
G. Penatalaksanaan
a. Medikamentosa
b. Pembedahan
Pada operasi melalui kandung kemih dibuat sayatan perut bagian bawah,
A. IDENTITAS KLIEN
Nama : Tn. M
Tgl lahir : 15-08-1937
Jenis kelamin : Laki-laki
Alamat : Ganjuran
No. RM : 07.39.970
Tanggal masuk RS : 07-11-2019
Tanggal pengkajian : 07-11-2019
Diagnosa Medis : BPH
B. KELUHAN UTAMA
Nyeri di perut bagian bawah, perut tersa keras ketika di tekan, sering buang air kecil.
C. TRIAGE UTAMA
ESI Level 1
ESI Level 2
ESI Level 3
√√
ESI Level 4
ESI Level 5
Disability
1. Tingkat kesadaran
E : 4 (spontan atau membuka mata dengan sendirinya tanpa dirangsang)
V : 5 (bicara dengan jelas)
M : 6 (mengikuti perintah pemeriksa)
2. Pupil : 3 (normal)
3. Reflek cayaha : +
Exposure
√ Dalam batas normal
Luka
Deformitas
Perdarahan
√ Nyeri tekan
Pembengkakan
Tanda-tanda Vital
TD : 191/93 mmHg
N : 80 x/menit
R : 18 x/menit
Skor Nyeri : 4
- P : Nyeri datang kadang-kadang.
- Q : Seperti ditusuk-tusuk.
- R : Perut bagian bawah.
- S :4
- T : ± 30 menit.
E. SURVEI SEKUNDER
1. Keluhan Utama
Pasien mengatakan nyeri di perut bagian bawah, perut keras jika ditekan.
2. Riwayat Penyakit Sekarang BPH
3. AMPLE
Alergi : Tidak ada alergi makanan maupun obat.
Medication :-
Postillness :-
Last meal : Nasi dan sayur
Event :-
4. Pemeriksaan Fisik
Kepala : Tidak ada benjolan, tidak terdapat perdarahan, tidak ada
memar.
Leher : Tidak ada benjolan, tidak ada fraktur, tidak ada kesulitan
menelan.
Thoraks : Tidak ada benjolan, tidak ada memar, dada simetris, tidak
ada nyeri tekan.
ANALISA DATA
No Data Masalah Etiologi
INTERVENSI KEPERAWATAN
NO DIAGNOSA TUJUAN (NOC) INTERVENSI (NIC) RASIONALISASI
1. Nyeri akut Setelah dilakukan Manajemen Nyeri 1. Mengetahui tingkat
berhubungan tindakan keperawatan 1. Lakukan keparahan nyeri.
dengan agens selama 1 x 8 jam pengkajian nyeri 2. Mengurangi nyeri
cedera biologis diharapkan pasien komprehensif yang dengan pengalihan.
mampu Kontrol Nyeri meliputi lokasi, 3. Mengurangi nyeri
dengan kriteria hasil : karakteristik, dengan istirahat.
1. Mengenali kapan onset/durasi,
nyeri terjadi 3-4 frekuensi, kualitas,
2. Menggambarka n intensitas/beratny
faktor penyebab 3- a nyeri, dan faktor
4 pencetus
3. Menggunakan 2. Ajarkan
tindakan penggunaan
pengurangan nyeri teknik non
tanpa analgesic 3-4 farmakologi
(teknik distraksi)
3. Dukung
istirahat/tidur
yang adekuat
untuk membantu
penerunan nyeri.
2. Resiko kekurangan Setelah dilakukan Manajemen 1. Untuk memonitor
cairan berhubungan tindakan keperawatan Cairan pasien.
dengan kekurangan selama 1x8 jam Monitor tanda – tanda 2. Agar pasien
volume cairan. diharapakan pasien vital pasien mendapatkan cairan
dapat menunjukkan Berikan terapi IV pengganti yang
Keseimbangan Cairan
yang ditentukan. sesuai.
dengan kriteria hasil :
4. Tekanan darah 3-4 Berikan cairan IV 3. Agar pasien tidak
5. Keseimbangan intake sesuai suhu kamar. dehidrasi.
dan output dalam 24
jam 3-4
6. Berat jenis urin 3-4
IMPLEMENTASI
NO DIAGNOSA IMPLEMENTASI EVALUASI
1. Nyeri akut berhubungan 1. Melakukan pengkajian S:
dengan agens cedera nyeri komprehensif yang
- Pasien mengatakan masih merasakan
biologis meliputi lokasi,
karakteristik, nyeri perut bagian bawah.
onset/durasi, frekuensi,
O:
kualitas,
intensitas/beratnya nyeri, - Kesadaran : Cosposmentis -
dan faktor Skala Nyeri :43
pencetus P : Nyeri datang kadang-
2. Mendukung kadang.
istirahat/tidur yang Q : Seperti ditusuk-tusuk.
adekuat untuk R : Perut bagian bawah.
membantu S :4
penerunan nyeri. T : ± 30 menit.
- Tanda-tanda vital
TD : 167/88 mmHg
Nadi : 80 x/menit
Respirasi : 19 x/menit
A:
Masalah Keperawatan Nyeri Akut
belum teratasi
P:
Intervensi selanjutnya:
Ajarkan penggunaan teknik non
farmakologi (teknik distraksi)