Anda di halaman 1dari 25

LAPORAN PENDAHULUAN

LABIOPLASTY
Oleh :

Definisi
Aziz

(2005:167) menjelaskan bahwa bibir


sumbing adalah kelainan kongenital yang
berupa adanyakelainanbentuk pada
struktur wajah. Sedangkan menurut Wong
(2001:911) bibir sumbing adalah
malformasi yang disebabkan oleh
gagalnya prosesus nasal median dan
maksilaris untuk menyatu selama
perkembangan embrionik. Pilitteri
(2000:603) mengemukakan bahwa
labioplasty adalah operasi yang dilakukan
untuk memperbaiki bibir sumbing

Klasifikasi
Menurut

Sudiono (2003:176)
membagi bibir sumbing dalam
tiga jenis, yaitu:unilateral
incomplete, unilateral complete
dan bilateral complete.
a. Unilateral Incomplete
b. Unilateral Complete.
c. Bilateral Complete.

Etiologi
Pilitteri

(2000:603) menjelaskan
bahwa bibir sumbing disebabkan
oleh faktor herediter dan faktor
lingkungan
a. Obat-obatan
b. Kurang nutrisi
c. Infeksi
d. Radiasi
e. Trauma pada trimester pertama.
f. merokok

Manifestasi Klinis
1.

Deformitas pada bibir


2. Kesukaran dalam
menghisap/makan
3. Kelainan susunan
archumdentis
4. Distersi nasal sehingga bisa
menyebabkan
gangguan
pernafasan
5. Gangguan komunikasi verbal
6. Regurgitasi makanan

Patofisiologi

a.
b.
c.
d.

Beberapa teori yang


menggambarkan terjadinya celah
bibir :
Teori Fusi / Teori kalsik
Teori Penyusupan Mesodermal / Teori
hambatan perkembangan
Teori Mesodermal sebagai Kerangka
Membran Brankhial
Gabungan Teori Fusi dan
Penyusupan Mesodermal

Komplikasi
Aziz

(2005:28) menjelaskan bahwa komplikasi yang


sering dijumpai pada anak dengan bibir sumbing
adalah:
a. Kesulitan makanPosisi makan yang benar dan juga
kesabaran sangat penting dalam memberi makan
bayi bibir sumbing
b. Gangguan bicara Otot-otot untuk berbicara
mengalami penurunan fungsi karena adanya celah.
Hal ini dapat mengganggu pola berbicara bahkan
dapat menghambatnya
c. Masalah gigi Pada celah bibir gigi tumbuh tidak
normal atau bahkan tidak tumbuh, sehingga perlu
perawatan dan penanganan

Pemeriksaan Penunjang
1.Pemeriksaan

Laboratorium
2. Pemeriksaan prabedan rutin
(misalnya hitung darah lengkap)
3. Pemeriksaan Diagnosis
4. Foto Rontgen
5. Pemeriksaan fisik
6. MRI untuk evaluasi abnormal

Penatalaksanaan
A. ada tiga tahap penanganan bibir sumbing yaitu tahap
sebelum operasi, tahap sewaktu operasi dan tahap setelah
operasi :
Tahap sebelum operasi yang dipersiapkan adalah ketahanan
tubuh bayi menerima tindakan operasi, asupan gizi yang cukup
dilihat dari keseimbangan berat badan yang dicapai dan usia
yang memadai.
2. Tahapan selanjutnya adalah tahapan operasi, pada saat ini
yang diperhatikan adalah tentang kesiapan tubuh si bayi
menerima perlakuan operasi, hal ini diputuskan oleh seorang
ahli bedah.
3 Tahap selanjutnya adalah tahap setelah operasi,
penatalaksanaanya tergantung dari tiap-tiap jenis operasi yang
dilakukan, biasanya dokter bedah yang menangani akan
memberikan instruksi pada orang tua pasien misalnya setelah
operasi bibir sumbing luka bekas operasi dibiarkan terbuka dan
tetap menggunakan sendok atau dot khusus untuk memberikan
minum bayi.

ASUHAN KEPERAWATAN
PADA LABIOPLASTY

A. Pengkajian
1.
2.
3.
4.
5.

Identitas Pasien
Keluhan Utama
Riwayat Penyakit Sekarang
Riwayat Penyakit Dahulu
Riwayat Penyakit Keluarga

B.Pemeriksaan Fisik
1

Kepala Dan Leher


Bentuk kepala
Tulang tengkorak
Fontanel anterior menutup
Fontanel posterior
Distribusi rambut dan warna
Ukuran lingkar kepala
wajah simetris
Mata Simetris kanan kiri
Alis tumbuh umur 2-3 bulan
Kelopak mata
Ptosis karena kelopak mata atas turun.
Enof kelopak mata
Exoptalmus :
ada rekasi miosis.
pupil isokor kiri atau kanan
pergerakan bola mata normal
Refleks kornea
Glaberal reflex positif
Doll eye reflex

2. Hidung

Inspeksi : kecacatan pada saat lahir untuk mengidentifikasi


karakteristik sumbing, kesukaran dalam menghisap atau makan

Inspeksi pada labia skisis : tampak sebagian atau keduanya, adanya


celah pada bibir

Inspeksi pada palato skisis: tampak ada celah pada kedua tekak
(uvula), palate lunak dan keras, adanya rongga pada hidung, distorsia
hidung

Palpasi dengan menggunakan jari : teraba celah atau terbukanya


langit-langit saat diperiksa dengan jari

3 Mulut
- Terdapat celah pada bibir, palatum atau keduanya.
- Periksa gigi dan gusi apakah ada perdarahan atau pembengkakan
- Gags reflex positif
- Perhatikan ovula apakah simetris kiri dan kanan
- Rooting reflex positif
Sucking Refleks lemah

Telinga

Simetris kiri dan kanan


Daun telinga dilipat, dan lama baru kembali keposisi semula
menunjukkan
tulang rawan masih lunak.
Canalis auditorious ditarik kebawah kemudian kebelakang,untuk
melihat
apakah ada serumen atau cairan.
Dengan otoskop dapat dilihat adanya gendang telinga yang
menggembung, perubahan warna gendang telinga menjadi kemerahan
atau agak kuning dan suram, serta cairan di liang telinga.
Starter refleks :mata akan berkedip.

5 Leher
Lipatan leher 2-3 kali lipat lebih pendek dari orang dewasa.
tampak adanya vena jugularis.
- Raba tiroid apakah ada pembesaran atau tidak.
- Tonick neck refleks : positif
- Neck rigting refleks refleks

C. Diagnosa Keperawatan
1.

Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh


berhubungan dengan bayi lelah
menghisap, intake makanan dan minuman
pada anak tidak adekuat.
2. Risiko aspirasi berhubungan dengan
gangguan menelan.
3. Ansietas berhubungan dengan
kurangnya pengetahuan keluarga tentang
penyakit.
4. Risiko infeksi berhubungan dengan
aspirasi ke dalam saluran pernapasan dan
masuknya cairan ke saluran telinga

D.RENCANA KEPERAWATAN
Dx .1

Kriteria hasil

NuFtrisi
kurang dari
kebutuhan
tubuh
berhubunga
n dengan
bayi lelah
menghisap,
intake
makanan
dan
minuman
pada anak
tidak
adekuat.

Nutrisi bayi
terpenuhi
Mempertahank
an BB dalam
batas normal.
- Bayi dapat
tidur nyenyak

Intervensi

Rasional

1. Pantau
kandungan
nutrisi dan kalori
pada catatan
asupan.
2. Gunakan dot
botol yang lunak
yang besar, atau
dot khusus
dengan lubang
yang sesuai
untuk pemberian
minum.
3. Tepuk
punggung bayi
setiap 15ml 30ml
minuman yang
diminum, tetapi

Memberikan
informasi
sehubungan dgn
keb nutrisi &
keefektifan
terapi.
Untuk
mempermudah
menelan dan
mencegah
aspirasi.
Karena
cenderung
menelan banyak
udara dan
mencegah
cedera pada bayi
Untuk
mengetahui

DX.2 Resiko aspirasi berhubungan dengan gangguan


menelan

Tujuan

: anak tidak akan


mengalami aspirasi setelah
dilakukan tindakan keperawatan
selama x 24 jam
Dengan kriteria hasil :
- Menunjukkan peningkatan
kemampuan menelan.
- Bertoleransi terhadap asupan oral
dan sekresi tanpa aspirasi.
- Bertoleransi terhadap pemberian
perenteral tanpa aspirasi

Intervensi :
1.

Jelaskan pada orang tua cara/ teknik


menyusui yang benar
2. Tempatkan pasien pada posisi semifowler atau fowler.
3. Gunakan dot khusus yang agak panjang
4. Sediakan kateter penghisap disamping
tempat tidur dan lakukan penghisapan
selama makan, sesuai dengan kebutuhan.
5. Pantau status pernafasan selama
pemberian makan tanda-tanda aspirasi
selama proses pemberian makan dan
pemberian pengobatan.

Rasional :
Ibu

dapat mengerti cara yang benar


dalam memberikan ASI sehingga bayi
terhindar dari aspirasi.
Agar mempermudah mengeluarkan
sekresi.
Untuk meminimalkan terjadinya aspirasi
Mencegah sekresi menyumbat jalan
napas, khususnya bila kemampuan
menelan terganggu.
Perubahan yg terjadi pada proses
pemberian makanan dan pengobatan bisa
saja menyebabkan aspirasi

Dx 3. Ansietas berhubungan dengan kurangnya


pengetahuan keluarga tentang penyakit.

Tujuan

:Rasa cemas teratasi setelah


dilakukan tindakan keperawatan
selama ....x 24 jam
Kriteria hasil :
- Mencari informasi untuk
menurunkan kecemasan.
- Menghindari sumber kecemasan
bila mungkin.
- Menggunakan teknik relaksasi
untuk menurunkan kecemasan

Intervensi :
1.

Jelaskan pada keluraga keadaan


yang diderita anaknya
2. Kaji tingkat kecemasan keluarga.
3. Berikan penyuluhan pada
keluarga tentang penyakit dan
proses penyembuhannya.
4. Anjurkan keluarga
mengungkapkan dan atau
mengekspresikan perasaan
(menangis)

Rasional :
Pemahaman

ibu tentang keadaan yang diderita


anaknya mengurangi kecemasan keluarga, karena
keadaan anak masih bisa diatasi.
Untuk mengetahui seberapa besar kecemasan
yang dirasakan keluarga sekarang.
Untuk mengetahui bagaimana untuk memudahkan
memberikan support atau penyuluhan.
Membantu mengindentifikasikan perasaan atau
masalah negatif dan memberikan kesempatan
untuk mengatasi perasaan ambivalen atau
berduka. Klien dapat juga merasakan ancaman
emosional pada harga dirinya karean
sperasaannya bahwa ia telah gagal, bahwa ia
sebagai wanita lemah, dan bahwa harapannya
tidak terpenuhi.

Dx 4. Resiko infeksi berhubungan dengan


aspirasi ke dalam saluran pernapasan dan
masuknya cairan ke saluran telinga

Tujuan

: bayi tidak mengalami


infeksi setelah dilakukan tindakan
keperawatan .....x/24jam
Kriteria hasil :
- Mencegah infeksi :Terbebas dari
tanda atau gejala infeksi.
- Menunjukkan higiene pribadi yang
adekuat.
- Menggambarkan faktor yang
menunjang penularan infeksi.

Intervensi :
1.

Jelaskan pada orang tua


penyebab dari resiko infeksi
2. Berikan posisi yang tepat setelah
makan, miring kekanan, kepala agak
sedikit tinggi supaya makanan
tertelan dan mencegah aspirasi
yang dapat berakibat pneumonia.
3. Kolaborasi dengan dokter dalam
pemberian antibiotik profilaksis
4. Observasi tanda-tanda infeksi

Rasional :
Penyebab

dari resiko infeksi ialah


karena masuknya cairan/susu ke
dalam saluran pernapasan dan
telinga.
Meningkatkan mobilisasi sekret,
menurunkan resiko pneumonia.
Pemberian antibiotik profilaksis
dapat menurunkan resiko infeksi.
Deteksi dini terhadap tanda-tanda
infeksi

Anda mungkin juga menyukai