Definisi
Suatu gangguan dimana isi lambung mengalami refluks secara berulang ke dalam esofagus, yang
menyebabkan terjadinya gejala dan/atau komplikasi yang mengganggu.
Faktor Risiko
• Usia > 40 tahun
• Obesitas
• Kehamilan
• Konsumsi kopi, alkohol, minuman bersoda, coklat, makan berlemak, merokok
• Obat yang dapat menurunkan tonus LES: antikolenergik, teofilin, diazepam, opiate,
antagonis kalsium, agonist beta adrenergic, progesterone, nitrat
• Kelainan struktural yang menurunkan tonus LES: hiatal hernia, panjang LES <3 cm
Klasifikasi
Erosive Esophagitis/ERD: Adanya kerusakan mukosa esofagus pada pemeriksaan
endoskopi
Non-Erosive Reflux Disease/NERD: Tanpa adanya kerusakan mukosa namun
pemantauan pH, respon terhadap penekanan asam dan tes bernstein positif
NERD merujuk kepada: Tidak ditemukannya mucosal break pada pemeriksaan
endoskopi SCBA, Pemeriksaan pH esofagus dengan hasil positif, Terapi empiris dengan
PPI sebanyak dua kali sehari memberikan hasil yang positif
GERD refrakter: Tidak respon terapi PPI 2 kali sehari selama 4-8 minggu-> harus
menjalani endoskopi saluran cerna bagian atas (SCBA) untuk mengeksklusi diagnosis
penyakit ulkus peptik atau kanker dan mengidentifikasi adanya esofagitis
Non Acid Reflux/NAR: refluksat dapat berupa cairan empedu, cairan asam lemah atau
alkali, dan/atau gas
NAR dapat merujuk kepada: (a) episode refluks yang terdiagnosis dengan manometri
atau skintigrafi tanpa adanya penurunan pH di bawah 4; (b) kejadian GERD yang
terdiagnosis dengan pemantauan metode spektrofotometri (Bilitec); (c) kejadian refluks
yang terdiagnosis dengan pemantauan impedansi tanpa adanya penurunan pH atau
penurunan pH yang tidak mencapai angka 4; dan (d) kejadian refluks yang terdiagnosis
dengan pemantauan impedansi tanpa adanya perubahan pH atau penurunan pH kurang
dari 1.
Patogenesis
Refluks kandungan lambung ke dalam esofagus apabila:
Terjadi kontak dalam waktu yang lama antara bahan refluksat dengan mukosa esofagus
Terjadi penurunan jaringan esofagus, walau kontak antara esofagus dan refluksat tidak
lama
Terjadi gangguan sensitivitas terhadap rangsangan isi lambung yang disebabkan oleh
persepsi esofageal sentral maupun perifer
GERD Asma
Microaspiration of gastric contents from proximal esopahgus
1. exudative mucosal reaction in the larynx and tracheobronchial tree
2. Stimulation of irritant receptor
3. Increasing bronchial reactivity
4. Bronchoconstriction secondary to vagal reflex initiate cough, bronchospasm, vascular
engorgement, and mucus secretion
Asma gerd
• Asthma hyperinflation peningkatan tekanan intrathoracic descent of the
diaphragm increase pressure gradient between abdomen and chest herniation of the
LES barrier function impaired
• Asthma treatment (beta agonist) relax smooth muscle LES tone reduced
promote gerd
Diagnosis
Anamnesis
Gejala khas/spesifik:
Heartburn (rasa terbakar di dada yang kadang disertai rasa nyeri dan pedih)-> rasa panas
dari ulu hati dan naik ke arah leher dan tenggorokan
Regurgitasi (rasa asam dan pahit di lidah) yang timbul setelah makan
Gejala lain:
Nyeri epigastrium, nyeri dada non kardiak
Disfagia
Odinofagia
Gejala tidak tipikal/extraesophageal: nyeri dada non kardiak, laringitis kronik, bronkitis kronik,
erosi gigi, dan asma bronkial
Faktor risiko, riwayat pengobatan (antasida, NSAID, steroid)
GERD-Q-> diagnosis dan mengukur respons terapi
Untuk setiap pertanyaan, responden mengisi sesuai dengan frekuensi gejala yang dirasakan
dalam seminggu.
6 pertanyaan mengenai gejala klasik GERD, pengaruh GERD pada kualitas hidup penderita serta
efek penggunaan obat-obatan terhadap gejala dalam 7 hari terakhir.
Tanda bahaya
Disfagia progresif
Odinofagia
Penunjang
PPI Test
PPI test dapat dilakukan untuk menegakkan diagnosis pada pasien dengan gejala tipikal
dan tanpa adanya tanda bahaya atau risiko esofagus Barrett.
Tes ini dilakukan dengan memberikan PPI dosis ganda selama 1-2 minggu tanpa
didahului dengan pemeriksaan endoskopi.
Jika gejala menghilang dengan pemberian PPI dan muncul kembali jika terapi PPI
dihentikan, maka diagnosis GERD dapat ditegakkan. Tes dikatakan positif, apabila
terjadi perbaikan klinis dalam 1 minggu sebanyak lebih dari 50%
Endoskopi Saluran Cerna Bagian Atas
Endoskopi terutama ditujukan pada individu dengan gejala alarm, skrining pada pasien dengan
komplikasi, dan yang tidak berespons terhadap terapi empirik dengan PPI
Peran endoskopi SCBA dalam penegakan diagnosis GERD adalah:
Memastikan ada tidaknya kerusakan di esofagus berupa erosi, ulserasi, striktur, esofagus
Barrett atau keganasan, di samping untuk menyingkirkan kelainan SCBA lainnya.
Menilai berat ringannya mucosal break
Pengambilan sampel biopsi dilakukan jika dicurigai adanya esofagus Barrett atau
keganasan.
Barret esophagus: adanya metaplasia dari non-keratinized stratified squamous epithelium
menjadi simple columnar epithelium
Pemeriksaan pH metri 24 jam
Mengevaluasi pasien-pasien GERD yang tidak berespons dengan terapi PPI dan tidak
ditemukan esophagitis pada endoskopi
Mengevaluasi apakah pasien-pasien dengan gejala ekstra esofageal sebelum terapi PPI
atau setelah dinyatakan gagal dengan terapi PPI.
Memastikan diagnosis GERD sebelum operasi anti-refluks atau untuk evaluasi gejala
NERD berulang setelah operasi anti-refluks.
PPI paling efektif dalam menghilangkan gejala serta menyembuhkan lesi esophagitis
pada GERD. Apabila PPI tidak tersedia, dapat diberikan H2RA dan/atau antasida
berguna untuk memberikan perbedaan gejala yang cepat
Apabila kondisi klinis masih belum menunjukkan perbaikan harus dilakukan pemeriksaan
endoskopi untuk mendapatkan kepastian adanya kelainan pada mukosa saluran cerna atas.
Pengobatan selanjutnya dapat diberikan sesuai dengan ringan-beratnya kerusakan mukosa. Untuk
esofagitis ringan (grade A-B) dapat dilanjutkan dengan terapi on demand (pemberian obat-
obatan selama beberapa hari sampai 2 minggu jika ada kekambuhan sampai gejala hilang).
Sedangkan untuk esofagitis berat (grade C-D) dilanjutkan dengan terapi pemeliharaan
kontinu, yang dapat diberikan sampai 6 bulan.
Untuk NERD, pengobatan awal dapat diberikan PPI dosis tunggal selama 4-8 minggu. Setelah
gejala-gejala klinis menghilang, terapi dapat dilanjutkan dengan PPI on demand.
Esofagitis ringan (A dan B): PPI On Demand 30- 60 menit sebelum makan pagi
Esofagitis berat (C dan D): terapi pemeliharaan kontinu, dapat diberikan sampai 6 bulan
Kriteria rujuk
1. Pengobatan empirik tidak menunjukkan hasil
2. Pengobatan empirik menunjukkan hasil namun kambuh kembali
3. Adanya tanda bahaya
Terapi Endoskopi
Untuk tatalaksana GERD dan tatalaksana komplikasi GERD (Barret’s esophagus, stricture
esophagus, stenosis, perdarahan)
➢ Tatalaksana yang dapat dilakukan untuk GERD (dalam pengembangan)
Endoscopic suturing
Argon plasma
Coagulation
Ligasi
Bouginasi
Hemostasis
dilatasi
Komplikasi
- Ulserasi, striktur
- Esofagitis kronis (striktur dan perdarahan)
- Stenosis esofagus
- Esofagus barret
- Esophageal Cancer
- Extraefogaeal: Adult Onset Asthma, Sinusitis Kronis, Aspirasi asam lambung, Erosi
enamel gigi, laringofaringeal refluks, Pneumonitis, Stenosis laring dan trakea