Oleh:
1) Fitri Amalia
2) Reki Pebi Wahyuni
3. Obat-obatan
Teofilin
Digitalis
Kriteria Diagnostik Roma III untuk dispepsi fungsional
Kriteria Diagnostik Roma III untuk dispepsi fungsional
Gejala Klinis
Gambaran klinis di klasifikasikan menjadi
beberapa subklinis berdasarkan pada keluhan
yang mencolok atau paling dominan :
ulcer like dyspepsia
dysmotility like dyspepsia
Bila tidak ada keluhan bersifat dominan
dikategorikan sebagai dispepsia non-spesifik
1. Dispepsia dengan keluahan seperti ulkus
(ulcus-like dyspepsia)
Bila nyeri ulu hati yang paling dominan dan
di sertai nyeri pada malam hari dikategorikan
sebagai dispepsia fungsional tipe seperti ulkus
dengan gejala:
Nyeri epigastrium terlokalisasi
Nyeri hilang setelah makan / pemberian
antacid
Nyeri saat lapar
Nyeri episodik
2. Dispepsia degan gejala seperti dismotilitas
(dysmotility-like dyspepsia)
Dengan gejala :
Mudah kenyang
Perut cepat terasa penuh saat makan
Mual, Muntah
Upper abdominal bloating
Rasa tidak nyaman bertambah saat makan
3. Dispepsia nonspesifik (tidak ada gejala seperti
kedua tipe diatas).
Pemeriksaan Fisik
◦ Biasanya normal, kadang disertai nyeri
tekan epigastrium (+)
◦ Tapi bila terjadi muntah-muntah yang
hebat tanda-tanda dehidrasi sampai
syok
◦ Penyakit yang sudah berlangsung lama
BB kurang dari normal (under weight)
Pemeriksaan Penunjang
Laboratorium
1. Pemeriksaan darah
2. Pemeriksaan urin
3. Pemeriksaan Tinja
4. Pemeriksaan Asam lambung
Radiologi
- Endoskopi saluran cerna bagian atas dan biopsi,
pemeriksaan terhadap adanya infeksi
helicobacter pylori, pemeriksaan fungsi hati,
amilase dan lipase, fosfatase alkali dan gamma
GT, USG abdomen.
Penatalaksanaan
Penatalaksanaan
1) Diet
2) Medikamentosa
- Antasida
- Antikolonergik
- Antagonis reseptor H2
- PPI
- Sitoprotektif
- Gol.Prokinetik
1. Antasida
Bekerja dengan menetralisir asam
lambung dalam tempo 15 menit
Tidak diserap ke dalam sirkulasi sistemik
Komposisisi: kombinasi garam magnesium
dan garam alumunium, atau hanya
alumunium hidroksida
Indikasi: dispepsia fungsional, ulkus
peptikum, ulkus duodeni, refluks
gastroesofagus
Kontraindikasi: garam magnesium tidak
boleh digunakan pada penderita
gangguan ginjal
2. Antagonis reseptor H-2
Indikasi: dispepsia fungsional, pencegahan ulkus
peptikum / ulkus duodeni berulang, refluks gastroesofagus,
pre anestesi untuk pencegahan pneumonia aspirasi
a) Simetidin : 2 X 400 mg, selama 6 minggu
b) Ranitidin : 2 X 150 mg, selama 4 – 8 minggu
c) Famotidin : 1 X 40 mg, 2 X 20 mg, selama 4 – 8 minggu
d) Roksatidin : 1 X 150 mg, 2 X 75 mg, selama 4 – 8 minggu
e) Nizatidine : ulkus duodenum atau ulkus lambung : 1 X
300 mg (malam hari) atau 2 X 150 mg selama 8
minggu. GERD: 2 X 150 mg selama 12 minggu
3. Inhibitor pompa proton
Indikasi : terapi Helicobacter pylori, ulkus duodenum,
ulkus peptikum, refluks gastroesofagus, pencegahan
kekambuhan ulkus,
a) Omeprazole
Ulkus duodenum : 1 X 20 mg, 2 – 4 minggu
Ulkus peptikum : 1 X 20 mg, 4 – 8 minggu
Refluks gastroesofagus : 1 X 20 mg, 4 – 8 minggu
b) Lansoprazol
c) Pantoprazol
Ulkus duodenum : 1 X 40 – 80 mg, 2 minggu
Ulkus peptikum : 1 X 40 – 80 mg, 4 minggu
4. Golongan prokinetik
Indikasi : mual, muntah, baik karena gangguan
pengosongan lambung maupun karena migrain dan
kemoterapi, esofagitis refluks, gangguan motilitas saluran
cerna, dyspepsia.
a) Metoklopramid
Kontra indikasi : ileus obstruktif, perforasi usus dan
hipersensitif
Dosis : mual dan muntah 8 X 10 mg, selama 3 hari
Kemoterapi : 1 mg/kg BB IV (selama 30 menit)
1 mg/kg BB tiap 3 jam, 3 X
b) Domperidon : mual dan muntah 4 X 10 mg, maks 4 X 20mg
c) Cisaprid : 3 X 5 – 10 mg
5. Golongan sitoprotektor
a) Sukralfat
Sebagian besar (97 %) tidak diserap di saluran cerna dan
dikeluarkan melalui tinja dalam bentuk yang tidak berubah. Bekerja
secara multifaktorial, berikatan dengan albumin, fibrinogen serta protein
lainnya yang terdapat di mukosa yang rusak sehingga sukralfat terikat
lebih kuat pada mukosa yang rusak daripada mukosa yang normal.
Memiliki efek antibakterial dan dapat memperkuat pertahanan mukosa
Komposisi : sucrose octasulphate dan polyalumunium hydroxide
Indikasi : ulkus duodenum, ulkus lambung, tukak stress (profilaksis)
Ulkus duodenum/peptikum : 2 X 2 gram, selama 6 minggu
Profilaksis ulkus : 2 X 1 gram, selama 2 tahun
Profilaksis tukak stress : 4 X 1 gram per NGT
Efek samping : konstipasi, mulut kering
Kemasan : tablet 500 dan 1000 mg
Pencegahan
Atur pola makan seteratur mungkin.
Olahraga teratur.
Hindari makanan berlemak tinggi
Hindari makanan yang menimbulkan gas di lambung
Hindari makanan yang terlalu pedas.
Hindari minuman dengan kadar caffeine dan alkohol.
Hindari obat yang mengiritasi dinding lambung
Kelola stres psikologi se-efisien mungkin.
Prognosis
Sindrom dispepsia yang ditegakkan setelah
pemeriksaan klinis dan penunjang yang
akurat, mempunyai prognosis yang baik
LAPORAN KASUS
• Ny. M
Nama
• 53 tahun
Umur
• Pabedilan
Alamat
Agama • Islam
Keluhan
Utama •Nyeri di ulu hati
• Nyeri di ulu hati sejak ± 3 hari yang
lalu. Nyeri dirasa terus-menerus,
seperti ditusuk – tusuk dan
Riwayat memberat jika terlambat makan.
Penyakit Keluhan disertai dengan perut
Sekarang terasa kembung. Sebelumnya pasien
sering makan tidak teratur.
• Mual (+), dan muntah (+) 3x/hari isi
makanan, lendir (-) darah (-)
• Kembung (-), pusing (-), demam (-),
• Kebiasaan makan pasien selalu
memakan makanan yang pedas-
pedas.
• Riwayat meminum jamu-jamuan
Riwayat (kunyit asam) tidak ada
Penyakit
Sekarang • Riwayat sering menggunakan
obat-obat tidak ada
• Riwayat nyeri dada tidak ada
• BAK jumlah dan warna biasa
• BAB warna dan konsistensi biasa.
• Pasien telah menderita
penyakit seperti ini sejak usia
40 tahun, dan telah sering
Riwayat berobat ke Puskesmas dan
Penyakit rumah sakit. Pasien pernah
Dahulu dibawa ke IGD karena nyeri di
ulu hati dirawat selama 2 hari.
• Riwayat hipertensi, diabetes
mellitus, jantung, paru
disangkal.
Riwayat • Tidak ada anggota keluarga
Penyakit
Keluarga yang mengeluhkan penyakit
yang sama.
• Pasien seorang ibu rumah tangga
dengan 3 orang anak, dan telah
Riwayat memiliki cucu. Pasien tinggal
Sosial bersama anak perempuannya.
dan • Kegiatan sehari – hari membantu
Ekonomi anaknya mengasuh cucu.
• Merokok (-)
• Minum alcohol (-)
Pemeriksaan Fisik
Keadaan umum • Sakit Sedang
• Ekstremitas atas:
• Akral hangat (+/+) edema (-/-), telapak tangan
pucat (-), clubbing finger (-), CRT < 2 detik
• Ekstremitas bawah:
Ekstremitas • Akral hangat (+/+), Edema (-/-), telapak
tangan pucat (-), clubbing finger (-), CRT < 2
detik.
Diagnosis •Sindroma Dispepsia
Kerja
Pemeriksaan Penunjang
Laboratorium
Ekg
Laboratorium
Darah Rutin (7/03/18) Elektrolit (7/03/18)
Hb : 15,8 Basofil :0 NA : 132.2
Eosinofil :0
Ht : 45 K : 3.95
Neu Batang :0
Tr : 1267 Neu Segmen : 76 Cl : 94.6
Leukosit : 11,8 Limfosit : 15
Monosit :9
MCV : 81,2
MCH : 28,5
MCHC : 35,1
Eritrosit : 5,54
RDW CV : 13,5
RDW SD : 39,8
EKG
Penatalaksanaan
Infus asering 1500cc/24 jam
Ondancentron 2x4mg
Omeprazole 1x40 mg
Rebamipide 3x100 mg
Cefuroxime 2x1gr
Prognosis
Quo ad vitam : ad bonam
Quo ad functionam : ad bonam
Quo ad Sanationam : ad bonam
TERIMA KASIH