opioid kuat
Pandji Irani Fianza
Divisi Hematologi-Onkologi Medik, Departemen Ilmu Penyakit Dalam, Fakultas
Kedokteran Universitas Padjadjaran /RS Dr. Hasan Sadikin, Bandung
OPIOID
◆ Merupakan kelompok obat yang sering digunakan untuk
penanganan nyeri sedang-berat
◆ Istilah opioid digunakan untuk semua obat baik alami maupun
sintetik yang dapat menduduki reseptor opioid di tubuh manusia
◆ Istilah opiat digunakan untuk semua obat yang diekstrak dari
tumbuhan opium yang menempati dan bekerja pada reseptor
opioid
Over Medication
Nilai ulang :
➢ nyeri tidak teratasi atau bertambah : dosis dinaikan 50-100%
➢ nyeri berkurang tapi masih belum terkontrol : diberikan dosis sama
nilai ulang sesuai dengan waktu capai aksi puncak
➢ nyeri teratasi : berikan dosis tetap tiap 4 jam
hitung dosis kumulatif untuk 24 jam
Indikasi switching lainnya adalah jika ada nyeri yang tidak terkontrol
setelah dosis optimal atau jika ada efek samping yang berat
Efek samping morfin
1. Konstipasi : profilaksis laxative, dapat diberikan lebih dari 1
macam dengan mekanisme aksi yang berbeda
2. Nausea : berkurang setelah beberapa hari
dapat diberikan antiemetik atau kurangi dosis
3. Drowsiness : hilang setelah beberapa hari
kurangi dosis atau switching
4. Depresi pernapasan :
Antidotum naloxone 0,4-2 mg i.v , im atau s.c diulang tiap 3
menit, dosis total 10 mg.
Sediaan inj. 0,4 dan 1 mg/cc
Kelebihan dan Kekurangan Morfin
Morphine Fentanyl
Mula kerja relative cepat NO YES
Durasi lebih lama YES NO
Kamanan pasien dengan gangguan NO YES
ginjal
Kemanan pasien dengan gangguan NO YES
hati
Pengobatan nyeri akut YES YES
Pengobatan nyeri kanker YES YES
Mahal NO YES
Hemodinamik stabil NO YES
Minimal nausea vomiting NO YES
Minimal histamin release NO YES
Kesimpulan
1. Sampai saat ini guideline WHO masih valid untuk
digunakan dengan penyesuaian pada pemilihan obat
nyeri tingkat ringan-sedang (VAS 4-6)
2. Morfin yang diberikan per oral merupakan pilihan
utama untuk nyeri kanker tingkat sedang-berat.
3. Morfin dengan potensi kuat dapat diberikan pada nyeri
ringan-sedang (VAS 4-6) dengan dosis yang lebih
rendah
Terimakasih
Opioid-induced hyperalgesia (OIH)
• Several mechanisms associated with opioid-
induced hyperalgesia have been identified.
• Glutamate-associated activation of N-methyl-D-
aspartate (NMDA) receptors causes spinal neuron
sensitization; this pronociceptive mechanism has
been implicated in the development of neuropathic
pain and opioid-induced hyperalgesia.
– The ability of NMDA receptor antagonists can block
opioid-associated hyperalgesia, provides further
evidence that NMDA receptors are involved in
hyperalgesic states (King et al 2005, Mao 2006, Ossipov
et al 2005).
Opioid-induced hyperalgesia (OIH)
• Increasing sensitivity to pain stimuli
(hyperalgesia).
• Pain elicited from ordinarily non-painful stimuli,
such as stroking skin with cotton (allodynia).
• Worsening pain despite increasing doses of
opioids.
• Pain that becomes more diffuse, extending
beyond the distribution of pre-existing pain.
• Presence of other opioid hyperexcitability
effects: myoclonus, delirium or seizures.