Desi Dinanda
KASUS PENYAKIT GERD Livia Natania
( Gastroesophageal Reflux Disease ) Rona syafira
Roby feriansyah
Shintia dwi putri
Silvia mustika utami
Kelompok 6
S1 V C
DOSEN PEMBIMBING:
GERD adalah salah satu kelainan yang sering dihadapi di lapangan dalam
bidang gastrointestinal. Penyakit ini berdampak buruk pada kualitas
hidup penderita dan sering dihubungkan dengan morbiditas yang
bermakna
Berdasarkan lokalisasi gejalanya
Sindrom esofageal merupakan
refluks esofageal yang disertai
Klasifikasi
dengan atau tanpa adanya lesi
struktural
Terapi
GERD
KASUS GERD
Seorang wanita usia 63 tahun datang ke poli rumah sakit dengan keluhan rasa
nyeri seperti terbakar di ulu hati yang meningkat sejak 1 minggu yang lalu.
Keluhan sudah dirasakan sejak ±2 bulan yang lalu. Pasien (OS) merasa mual tapi
tidak ada muntah, saat menelan terasa nyeri. BAB normal, namun terjadi
penurunan BB sebanyak 2 kg. Pasien mengaku suka makan dalam porsi yang
besar dan sering makan sebelum tidur malam. Pasien juga suka minuman
bersoda, kopi serta makanan yang asam dan pedas. Pasien juga suka memakai
pakaian yang ketat.
Setelah pasien dirawat selama 3 hari, pasien sudah boleh pulang, obat tetap diberikan, yaitu :
Nexium 2 x 40 mg (oral)
Domperidon 3 x 10 mg (oral)
Sukralfat 3 x 10 cc (oral)
dan pasien dianjurkan untuk kontrol setelah 2 bulan meminum obat.
Tatalaksana Terapi Kasus
Menggunakan Metoda SOAP :
S: Subjektif
O: Objektif
A: Assesment
P: Plan
Subjektif
Umur : 63 tahun
Jenis Kelamin : Wanita
Keluhan Pasien
• Rasa nyeri seperti terbakar di ulu hati yang meningkat sejak 1
minggu yang lalu. Keluhan sudah dirasakan sejak ±2 bulan yang
lalu.
• Pasien (OS) merasa mual tapi tidak ada muntah, saat menelan
terasa nyeri. BAB normal, namun terjadi penurunan BB
sebanyak 2 kg.
Periksaan Data Kadar normal Keterangan
Objektif
Hb 12 g/dL 12-15 g/dL Normal
Ht 40% 36%-47% Normal
Eritrosit 4,5 10ˆ6/µL 3,9-5,0 jt/µL Normal
Trombosit 265 10ˆ3/µL 150.10ˆ3 - Normal
400.10ˆ3/µL
Leukosit 7 10ˆ3/µL 5000-10000/µL Normal
Pada pasien dilakukan pemeriksaan
endoskopi, ditemukan mukosal break
dengan ukuran < 5 mm.
Dari pemeriksaan tanda vital, didapatkan
hasil dalam batas normal.
Dari Pemeriksaan perut, ditemukan nyeri
tekan di ulu hati
Assesment
• Pasien didiagnosis dengan GERD plus esofagitis derajat A
• Dari data pemeriksaan, didapatkan hasil normal
• Dari data pemeriksaan endoskopi, ditemukan mukosal break <5 mm
• Gaya hidup pasien tidak sehat
• Pengobatan pasien dapat dilakukan secara Rawat Jalan dikarenakan pemeriksaan klinis, vital sign
dari pasien normal
• Obat yang diberikan kepada pasien :
1. Nexium, kandungan Esomeprazol sebagai Ppi (pompa proton inhibitor) yang merupakan pilihan
bagi esofagitis erosif.
2. Domperidon untuk mencegah mual dan muntah
3. Sukralfat sebagai pelindung mukosa atau mucoprotector. Yang melindungi mukosa dari
serangan pepsin asam
Plan
Tujuan Terapi
• Mencegah gejala serangan GERD yang lebih berat
• Penyembuhan esofagitis break
• Mencegah keparahanan penyakit GERD
• Mencegah terjadinya penurunan BB
• Memperbaiki kualitas hidup pasien
Sasaran terapi
• Menghilangkan keluhan GERD pasien
• Mengobati nyeri tekan di ulu hati
Plan
Terapi Non
Farmakologi
Plan
Terapi Farmakologi
Terapi rawat jalan :
Nexium 2 x 20 mg (oral) per hari
Domperidon 3 x 10 mg (oral) per hari
Sukralfat (Inpepsa ) 3 x 10 cc (oral) per hari
dan pasien dianjurkan untuk kontrol setelah dua bulan meminum obat.
Pemantauan Terapi Obat
Sukralfat Tukak lambung, tukak Membentuk lapisan pada dasar Tepat terapi
duodenum tukak sehingga melindungi tukak
dari
pengaruh agresif asam lambung
dan pepsin
Tepat Obat
NAMA OBAT ALASAN PENGGUNAAN KETERANGAN
Nexium Penggunaan esomeprazole (golongan Tepat obat
PPI) menunjukkan efektifitas terapi
PPI pada
penyembuhan erosi esofagitis derajat A
dan B setelah pengobatan dengan
esomeprazole 40 mg/hari
Domperidon Untuk mengatasi mual dan muntah Tepat obat
Waspada Efek Samping