Anda di halaman 1dari 23

FARMAKOTERAPI

Desi Dinanda
KASUS PENYAKIT GERD Livia Natania
( Gastroesophageal Reflux Disease ) Rona syafira
Roby feriansyah
Shintia dwi putri
Silvia mustika utami

Kelompok 6
S1 V C

DOSEN PEMBIMBING:

TIARA TRI AGUSTINI. M.FARM.,Apt


Apa Itu
GERD???
Menurut Asroel ( 2002 )
Masuknya isi lambung kedalam esopagus yang terjadi
terutama setelah makan

Menurut Vakil, dkk ( 2006 )


Sebagai suatu keadaan patologis sebagai akibat refluks kandungan
lambung ke dalam esofagus yang menimbulkan berbagai gejala
yang mengganggu di esofagus maupun ekstra-esofagus dan/atau
komplikasi

GERD adalah salah satu kelainan yang sering dihadapi di lapangan dalam
bidang gastrointestinal. Penyakit ini berdampak buruk pada kualitas
hidup penderita dan sering dihubungkan dengan morbiditas yang
bermakna
Berdasarkan lokalisasi gejalanya
Sindrom esofageal merupakan
refluks esofageal yang disertai

Klasifikasi
dengan atau tanpa adanya lesi
struktural

Sindrom ekstresofageal disertai lesi


struktural, berupa refluks esofagitis,
striktur refluks, Barret’s esophagus,
adenokarsinoma esofagus
Faktor yang menyebabkan
terjadinya GERD
Umum Faktor lain
• 1. Terjadi kontak dalam • kelainan di lambung
waktu yang cukup lama yang meningkatkan
antara bahan refluksat terjadinya refluks
dengan mukosa esofagus, fisiologis, antara lain
• 2. Terjadi penurunan • dilatasi lambung atau
resistensi jaringan mukosa obstruksi gastric outlet
esofagus dan
• delayed gastric emptying
Gejala&am
p;Tanda

Gejala tipikal Gejala atipikal Gejala alarm (alarm


(typical symptom) (atypical symptom) symptom)

heart burn, belching asma nonalergi, batuk sakit berkelanjutan,


(sendawa), dan kronis, faringitis, sakit disfagia (kehilangan
regurgitasi (muntah) dada, dan erosi gigi. nafsu makan),
penurunan berat badan
yang tidak dapat
dijelaskan, tersedak.
Fase II
• intervensi
farmakologi terutama
dengan obat
penekan dosis tinggi.
Fase I Fase III
• mengubah gaya hidup dan
dianjurkan terapi dengan • terpai intervensional
menggunakan antasida (pembedahan
dan/atau OTC antagonis antirefluks atau
reseptor H2 (H2RA) atau terapi endoluminal)
penghambat pompa proton
(PPI).

Terapi
GERD
KASUS GERD
Seorang wanita usia 63 tahun datang ke poli rumah sakit dengan keluhan rasa
nyeri seperti terbakar di ulu hati yang meningkat sejak 1 minggu yang lalu.
Keluhan sudah dirasakan sejak ±2 bulan yang lalu. Pasien (OS) merasa mual tapi
tidak ada muntah, saat menelan terasa nyeri. BAB normal, namun terjadi
penurunan BB sebanyak 2 kg. Pasien mengaku suka makan dalam porsi yang
besar dan sering makan sebelum tidur malam. Pasien juga suka minuman
bersoda, kopi serta makanan yang asam dan pedas. Pasien juga suka memakai
pakaian yang ketat.

Dari pemeriksaan tanda vital, didapatkan hasil dalam batas normal.


Dari Pemeriksaan perut, ditemukan nyeri tekan di ulu hati.
Dari pemeriksaan labor, didapatkan :
HB 12 g/dL, Ht 40%, eritrosit 4,5 10ˆ6/µL, trombosit 265 10ˆ3/µL, leukosit 7 10ˆ3/µL
Pada pasien dilakukan pemeriksaan endoskopi, ditemukan mukosal break dengan ukuran < 5 mm.
Pasien didiagnosis dengan GERD plus esofagitis derajat A
NEXT
Pasien disarankan dirawat dan diberi terapi :
Diet lambung 2
Infus NaCl 500 cc/8 jam
Nexium 2 x 1 amp (40 mg) (inj)
Domperidon 3 x 10 mg (oral)
Sukralfat 3 x 10 cc (oral)

Setelah pasien dirawat selama 3 hari, pasien sudah boleh pulang, obat tetap diberikan, yaitu :
Nexium 2 x 40 mg (oral)
Domperidon 3 x 10 mg (oral)
Sukralfat 3 x 10 cc (oral)
dan pasien dianjurkan untuk kontrol setelah 2 bulan meminum obat.
Tatalaksana Terapi Kasus
Menggunakan Metoda SOAP :

S: Subjektif
O: Objektif
A: Assesment
P: Plan
Subjektif

Umur : 63 tahun
Jenis Kelamin : Wanita

Keluhan Pasien
• Rasa nyeri seperti terbakar di ulu hati yang meningkat sejak 1
minggu yang lalu. Keluhan sudah dirasakan sejak ±2 bulan yang
lalu.
• Pasien (OS) merasa mual tapi tidak ada muntah, saat menelan
terasa nyeri. BAB normal, namun terjadi penurunan BB
sebanyak 2 kg.
Periksaan Data Kadar normal Keterangan
Objektif
Hb 12 g/dL 12-15 g/dL Normal
Ht 40% 36%-47% Normal
Eritrosit 4,5 10ˆ6/µL 3,9-5,0 jt/µL Normal
Trombosit 265 10ˆ3/µL 150.10ˆ3 - Normal
400.10ˆ3/µL
Leukosit 7 10ˆ3/µL 5000-10000/µL Normal
 Pada pasien dilakukan pemeriksaan
endoskopi, ditemukan mukosal break
dengan ukuran < 5 mm.
 Dari pemeriksaan tanda vital, didapatkan
hasil dalam batas normal.
 Dari Pemeriksaan perut, ditemukan nyeri
tekan di ulu hati
Assesment
• Pasien didiagnosis dengan GERD plus esofagitis derajat A
• Dari data pemeriksaan, didapatkan hasil normal
• Dari data pemeriksaan endoskopi, ditemukan mukosal break <5 mm
• Gaya hidup pasien tidak sehat
• Pengobatan pasien dapat dilakukan secara Rawat Jalan dikarenakan pemeriksaan klinis, vital sign
dari pasien normal
• Obat yang diberikan kepada pasien :
1. Nexium, kandungan Esomeprazol sebagai Ppi (pompa proton inhibitor) yang merupakan pilihan
bagi esofagitis erosif.
2. Domperidon untuk mencegah mual dan muntah
3. Sukralfat sebagai pelindung mukosa atau mucoprotector. Yang melindungi mukosa dari
serangan pepsin asam
Plan

Tujuan Terapi
• Mencegah gejala serangan GERD yang lebih berat
• Penyembuhan esofagitis break
• Mencegah keparahanan penyakit GERD
• Mencegah terjadinya penurunan BB
• Memperbaiki kualitas hidup pasien

Sasaran terapi
• Menghilangkan keluhan GERD pasien
• Mengobati nyeri tekan di ulu hati
Plan

Terapi Non
Farmakologi
Plan
Terapi Farmakologi
Terapi rawat jalan :
Nexium 2 x 20 mg (oral) per hari
Domperidon 3 x 10 mg (oral) per hari
Sukralfat (Inpepsa ) 3 x 10 cc (oral) per hari
dan pasien dianjurkan untuk kontrol setelah dua bulan meminum obat.
Pemantauan Terapi Obat

Pemantauan terapi obat dilakukan untuk melihat


apakah penggunaan obat untuk terapi pasien
diberikan secara rasional. Rasionalitas penggunaan
obat meliputi Tepat pasien, Tepat indikasi, Tepat
Obat, Tepat dosis dan Waspada Efek Samping
(4T+1W).
Tepat Pasien

NAMA OBAT KONTRA INDIKASI KETERANGAN


Nexium Hipersensitif dengan esomeprazole Tepat pasien

Domperidon Jika stimulasi terhadap motilitas Tepat pasien


lambung dianggap
membahayakan, tumor hipofisis,
prolaktinoma
Sukralfat Hipersensitif terhadap sukralfat Tepat pasien
atau komponen lain dalam
formulasi
Tepat Indikasi
NAMA OBAT INDIKASI MEKANISME AKSI KETERANGAN
Nexium Tukak lambung, tukak PPI dapat menghambat asam Tepat terapi
duodenum, GERD lambung dengan menghambat
kerja enzim (K H atepease) yang
akan memecah K H ATP
menghasilkan energi yang
diigunakan untuk mengeluarkan
asam HCl dari kanakuli sel
parietal ke dalam lumen lambung
Dompridon Terapi mual dan muntah bekerja pada chemoreseptor Tepat terapi
(akibat terapi levodopa atau trigger zone dengan memblok
bromokriptin) reseptor dopamin di perifer.

Sukralfat Tukak lambung, tukak Membentuk lapisan pada dasar Tepat terapi
duodenum tukak sehingga melindungi tukak
dari
pengaruh agresif asam lambung
dan pepsin
Tepat Obat
NAMA OBAT ALASAN PENGGUNAAN KETERANGAN
Nexium Penggunaan esomeprazole (golongan Tepat obat
PPI) menunjukkan efektifitas terapi
PPI pada
penyembuhan erosi esofagitis derajat A
dan B setelah pengobatan dengan
esomeprazole 40 mg/hari
Domperidon Untuk mengatasi mual dan muntah Tepat obat
Waspada Efek Samping

NAMA OBAT WASPADA EFEK SAMPING KETERANGAN


Nexium Urtikaria, mual dan muntah, konstipasi, Waspada efek samping obat
kembung, nyeri abdomen, lesu,
paraestesia, nyeri otot dan
sendi, pandangan kabur, edema perifer,
perubahan hematologik
Domperidon Kadar prolaktin naik (kemungkinan Waspada efek samping obat
galaktorea dan ginekomasti),
penurunan libido, ruam dan reaksi
alergi lain, reaksi distonia akut.
Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai