SEMESTER PENDEK
BLOK GASTROENTEROLOGI
27 Februari 2016
PENYAKIT SALURAN
CERNA ATAS
Pembagian:
1. SCBA
dispepsia
a. Organik
b. Fungsional
2. SCBB
Diare, konstipasi
a. Organik
Akut
Kronik: IBD, neoplasma, Tb usus
b. Fungsional
I. DISFAGIA
Dr. Suzanna Ndraha SpPD KGEH
PRGE
PRGE atau Penyakit refluks gastroesofageal (gastro-
1. PENYAKIT REFLUKS
GASTROESOFAGEAL
Dr. Suzanna Ndraha SpPD KGEH
2/24/2016
DIAGNOSIS
GEJALA
Nyeri/rasa tidak enak di epigastrium /
retrosternal bawah
Rasa nyeri: terbakar (heartburn),
regurgitasi, disfagia (kesulitan menelan
makanan), odinofagia (rasa sakit waktu
menelan), mual, rasa pahit di lidah
Gejala ekstraesofageal: non kardiak chest
pain, suara serak, laringitis, batuk,
bronkiektasis, asma
Endoskopi SCBA:
Standar baku menegakkan diagnosis di
Indonesia (konsensus 2004)
Ditemukan mucosal break di esofagus
Biopsi : sesuai esofagitis
TATA LAKSANA
Modifikasi Gaya Hidup
Meninggikan posisi kepala saat tidur
Menghindari makan menjelang tidur
Berhenti merokok dan alkohol (tonus LES)
Kurangi lemak dan jumlah makanan (distensi lambung)
BB, jangan berpakaian ketat ( tek intra abd)
Hindari teh, coklat, pepermint, kopi, minuman bersoda (
sekresi asam)
Hindari: antikolinergik, teofilin, diazepam, opiat,
antagonis kalsium (tonus LES)
Terapi Medikamentosa
GERD Q
heartburn dan
regurgitasi
suzannandraha.blogspot.com
suzannandraha.blogspot.com
2/24/2016
Terapi Medikamentosa
PPI selama 6-8 minggu, selanjutnya maintenance atau on demand
2. DISPEPSIA
Omeprazol 2 x 20 mg
Lansoprazol: 2 x 30 mg
Pantoprazol 2 x 40 mg
Esomeprazol: 2 x 40 m
Mual muntah
Terapi empiris gagal
Anemia
Hematemesis melena
Penurunan BB signifikan
Disfagia
DISPEPSIA
kumpulan gejala yang
terdiri dari nyeri / tidak
nyaman di epigastrium,
mual, muntah, kembung,
cepat kenyang, rasa
penuh, sendawa,
regurgitasi, rasa panas
yang menjalar di dada.
Tidak membaik
KELAINAN ORGANIK-BIOKIMIAWI
Dispepsia
fungsional
3.
UNINVESTIGATED DISPEPSIA
Tidak ada
TERAPI EMPIRIK
1.
2.
ada
Penyakit
organik
Penyakit esofago-gastro-duodenal
Penyakit hepato-pankreato-bilier
Infark jantung, diabetes, penyakit
tiroid, gagal ginjal
ES obat (OAINS, teofilin, antibiotik)
dll
DISPEPSIA FUNGSIONAL
Konsensus Roma III (2006)
Kriteria Diagnostik untuk Dispepsia Fungsional
Setidaknya selama 3 bulan, mulainya paling tidak
sudah 6 bulan, dengan 1/lebih keluhan ini:
Begah
Cepat kenyang
Nyeri Epigastrium
Rasa panas di epigastrium
Dan
Tidak ditemukan kelainan struktural (termasuk
EGD)
2/24/2016
GASTRITIS (lanjutan)
Penyebab terbanyak gastritis kronik adalah
Infeksi Hp
OAINS
Hp:
1. Gastritis kronik non atropi predominasi antrum ulkus
duodenum
2. Gastritis kronik atropi multifokal Ca gaster
OAINS
Topikal: bersifat asam kerusakan epitel
Sistemik: prod PG
DISPEPSIA ORGANIK:
(2) TUKAK PEPTIK
Tukak Peptik terdiri dari tukak lambung dan tukak
duodenum
Patogenesis:
Faktor agresif: HP, OAINS, rokok, stres
Faktor Defensif: mukus dan bikarbonat,
mikrosirkulasi, PG
Komplikasi: Perdarahan, Perforasi, Obstruksi
TATALAKSANA GASTRITIS
Bisa berhenti menggunakan OAINS: H2RA / PPI dan
Sitoprotektor (sukralfat, rebamipide)
Tidak bisa berhenti menggunakan OAINS: PPI dan
Sitoprotektor
Eradikasi Hp
GEJALA
Tukak duodeni: Hunger pain food relief nyeri sebelah
kanan, hilang setelah makan / minum antasida
2/24/2016
Endoskopi SCBA
GASTRITIS
DISPEPSIA ORGANIK
(3) KARSINOMA LAMBUNG
Keluhan klinis: berat badan turun, nyeri
epigastrium, muntah
Diagnosis: foto kontras ganda,
endoskopi SCBA diikuti oleh biopsy
Staging: menggunakan TNM
Terapi: operasi reseksi dan kemoterapi.
Kemoterapi menggunakan regimen
FAM (5FU, doksorubisin dan mitomisin
C).
Radiasi kurang berhasil
DIAGNOSIS
Anamnesis: riwayat pemakaian aspirin, OAINS, riwayat tukak
sebelumnya, pemakaian obat tradisional penghilang nyeri
Pemeriksaan fisik: status hemodinamik, stigmata sirosis,
colok dubur
Pemasangan NGT: ada/tidaknya perdarahan, aktif/tidaknya
perdarahan, perkiraan volume darah yang hilang
Laboratorium: Hemoglobin, hemostasis, fungsi hati, fungsi
ginjal, elektrolit
EKG
3. PERDARAHAN SALURAN
CERNA BAGIAN ATAS
Dr. Suzanna Ndraha SpPD KGEH FINASIM
DIAGNOSIS
EGD (Esofagogastroduodenoskopi):
paling akurat untuk identifikasi sumber
perdarahan
OMD (Oesofagus Maag Duodenum):
dapat mengidentifikasi lesi, tapi sulit
menentukan lesi yang yang berdarah
USG: membantu mendiagnosis adanya
hipertensi portal dan sirosis hati
2/24/2016
TATALAKSANA ENDOSKOPIK
Ligasi varises esofagus
DIARE AKUT
DIAGNOSIS
ANAMNESIS: Sifat feses, riwayat sebelum diare (perjalanan,
jajanan, obat-obatan, radiasi), kelompok risiko tinggi, keluhan
yang menyertai
PEMERIKSAAN FISIK: bunyi usus, distensi abdomen, nyeri tekan,
tanda-tanda dehidrasi
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Laboratorium: darah tepi, elektrolit, ureum kreatinin,
pemeriksaan tinja lengkap. Kultur tinja dan pemeriksaan
serologi amuba atas indikasi
Endoskopi: Rektoskopi/sigmoidoskopi/kolonoskopi atas
indikasi (diare berdarah)
PENATALAKSANAAN
1.
2.
2/24/2016
METODE DALDIYONO
PEMBERIAN CAIRAN:
1.
Tahap 1: Rehidrasi inisial (2 jam)
sebanyak total kebutuhan cairan
2.
Tahap kedua (1 jam) tergantung
kehilangan cairan dalam tahap 1
3.
Tahap ketiga: berdasarkan
kehilangan cairan melalui tinja
berikutnya dan IWL
KEBUTUHAN CAIRAN
SKOR
X 10% X kgBB x 1 liter
15
SKOR DEHIDRASI
Klinis
Skor Klinis
Skor
Rasa haus/muntah
Facies cholerica
Vox cholerica
Washer womans
hand
Kesadaran apati
Ekstremitas dingin
Sianosis
-1
-2