DISPEPSIA
Disusun oleh
PENDAHULUAN
TINJAUAN PUSTAKA
DEFINISI
Dispepsia berasal dari bahasa Yunani Dys
berarti sulit dan Pepse yang berarti
pencernaan.
Dispepsia merupakan kumpulan keluhan atau
gejala klinis.
Sebuah sindrom yang disebabkan karena
kelainan traktus digestivus bagian
proksimal dapat berupa mual atau muntah,
kembung, dysphagia, rasa penuh, nyeri
epigastrium atau nyeri retrosternal, yang
berlangsung lebih dari 3 bulan
EPIDEMIOLOGI
Merupakan salah satu masalah pencernaan yang
paling umum ditemukan.
Dialami sekitar 13% - 40% populasi di dunia
setiap tahun
Data Depkes tahun 2004 menempatkan
dispepsia di urutan ke 15 dari daftar 50 penyakit
dengan pasien rawat inap terbanyak di Indonesia
KLASIFIKASI
organik
Dispepsia fungsional
ETIOLOGI
PATOFISIOLOGI
Dispepsia Fungsional
Hipersekresi
Dispepsia
OAINS
Organik
MANIFESTASI KLINIS
epigastrium terlokalisasi
Nyeri hilang setelah makan atau pemberian antasida
Nyeri saat lapar
Nyeri episodik
kenyang
Perut cepat terasa penuh saat makan
Mual
Muntah
Upper abdominal bloating (bengkak perut bagian atas)
Rasa tak nyaman bertambah saat makan
PENEGAKKAN DIAGNOSIS
Anamnesis
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan Penunjang
Laboratorium
DIAGNOSIS BANDING
PENATALAKSANAAN
H2-Receptor
Prokinetik
Antogonist [H2RA])
Sitoprotektor
organik
Dispepsia fungsional
Akibat Infeksi Hp
KOMPLIKASI
Perdarahan Gastrointestinal
Perforasi
PROGNOSIS
Dispepsia fungsional lebih baik dari organik
Dispepsia fungsional refrakter beresiko
menyebabkan depresi
DISKUSI KASUS
IDENTITAS
Nama
: Nn. D
Umur
: 26 tahun
Jenis kelamin
: Perempuan
Alamat
: Ampenan
Agama
: Islam
Status
: Belum Menikah
Suku
: Sasak
Pekerjaan
: Swasta
Tanggal Pemeriksaan : 02 Desember 2015
ANAMNESIS
Keluhan Utama
Nyeri ulu hati sejak dua hari yang lalu.
Riwayat Penyakit Sekarang
Nyeri ulu hati sejak 2 hari yang lalu hilang
timbul dan seperti ditusuk-tusuk. Perutnya
kembung dan terasa pahit saat makan, sehingga
nafsu makannya menurun dan badannya terasa
lemas. Mual yang disertai muntah. Muntah
setiap kali pasien selesai makan, muntahan
berisi makanan yang dimakan sebelumnya dan
terasa panas pada tenggorokan setelah muntah
PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan Umum
Keadaan umum: tampak sakit sedang.
Kesadaran/GCS: compos mentis/E4V5M6.
Tekanan Darah : 110/70 mmHg.
Nadi
: 92 rpm, reguler, kuat angkat.
Pernafasan : 20 rpm, thorakoabdominal.
Suhu
: 37,0oC.
Berat Badan : 54 kg
.
Tinggi Badan
: 157 cm
BMI
: 21.9 (normal)
Status Lokalis
Kepala/leher: dbn
Thoraks: dbn
Abdomen: nyeri tekan regio epigastrium
Columna vertebra: dbn
Genitourinaria: tde
Pemeriksaan ekstremitas: dbn
DIAGNOSIS
Dispepsia
PENATALAKSANAAN
Planning Diagnosis:
Pemeriksaan Penunjang
Pro endoskopi
Pro pemeriksaan serologi hp
Planning Terapi
Medikamentosa:
Rawat inap di Rumah Sakit Bayangkara
IVFD RL:D5 (2:1) 20 tetes/menit.
Injeksi Pantoprazole 40 mg/24 jam; IV.
Injeksi Metoklorpramide 10 mg /8jam; IV
Sirup Antasida 3 dd I cth.
Planning Terapi
Non Medikamentosa:
Tirah baring, banyak istirahat, hindari stress.
Diet: Makan teratur, diet lunak. Hindari
makanan yang memperberat keluhan, seperti
asam, pedas, panas, banyak lemak. Hindari
makan sebelum tidur.
Hindari penggunaan acetylsalicylic acid (ASA),
non-steroidal anti-inflammatory drugs (NSAIDs),
dan steroid.
Pasien dan keluarga diberi edukasi mengenai
penyakit yang diderita pasien dan
penatalaksanaannya serta pencegahannya.
Rencana Monitoring :
Evaluasi kesadaran, tanda vital, keluhan setiap
8 jam.
PROGNOSIS
Dubia ad bonam
PEMBAHASAN
Diagnosis Dispepsia
Pasien: nyeri ulu hati hilang timbul seperti
ditusuk-tusuk, perut kembung, mulut terasa
pahit saat makan, nafsu makannya menurun
dan badannya terasa lemas, mual, muntah.
Keluhan berulang dalam dua tahun terakhir.
Pada pemeriksaan fisik didapatkan nyeri tekan
pada region epigastrium.
Pustaka: dispepsia yaitu sebuah sindrom yang
terdiri dari keluhan keluhan yang disebabkan
karena kelainan traktus digestivus bagian
proksimal yang dapat berupa mual atau muntah,
kembung, dysphagia, rasa penuh, nyeri
epigastrium atau nyeri retrosternal, yang
berlangsung lebih dari 3 bulan.
Pemeriksaan Penunjang
Pasien: DL dan kimia klinik
Pustaka: hitung jenis sel darah lengkap dan
pemeriksaan darah dalam tinja dan urin, barium
enema, endoskopi dan pemeriksaan penunjang
lain seperti serologi Hp, urea breath test
Penatalaksanaan
Pasien: pantoprazole, antasida,
metoklorpramide.
Pustaka: terapi empirik 1-4 minggu dengan obat
golongan antasida, ppi, antagonis histamin 2,
prokinetik, sitoprotektif.
Pasien dirawat selama 3 hari diperbolehkan
pulang dengan terapi tablet omeprazole 1 x 20
mg dan sirup antasida 3 x 1 sdt
DAFTAR PUSTAKA
Sudoyo, A.W et al. 2009. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta: InternaPublishing. Hal: 516-517 dan 529-533.
Jones, M.P. 2003. Evaluation and treatmentof dyspepsia. Post Graduate Medical Jurnal. 79:25-29.
Rani, A.A., Simadibrata, K.M., Syam, A.F. 2011. Buku Ajar Gastroenterologi. Jakarta: InternaPublishing. Hal: 131-142.
Simadibrata, M.K., Dadang, M., Abdullah, M., et al. 2014. KONSENSUS NASIONAL: Penatalaksanaan Dispepsia dan
lnfeksi Helicobacter pylori. Perkumpulan Gastoenterologi Indonesia.
Tack, J. Nicholas J. Talley, Camilleri M, et al. 2006. Functional Gastroduodenal Disorder. Gastroenterology. 130:14661479.
Harahap, Y. 2009. Karakteristik penderita dispepsia rawat inap di RS Martha Friska Medan Tahun 2007. Edisi 2010.
(online) http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/14681/1/10E00274.pdf. Diakses tanggal 2 Juni 2015.
Tanto, C., Liwang, F., Hanifati., et al. 2014. Kapita Selekta Kedokteran Edisi IV. Jakarta : Media Aesculapius. Hal: 591595.
Laksono, R.D. 2011. Dispepsia. USU. (online) http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/23015/4/Chapter%20II.pdf.
Diakses tanggal 28 Mei 2015.
Abdulah, M. dan Gunawan, J. 2012. Dispepsia. Jakarta : Divisi Gastroenterologi Bagian Ilmu Penyakit Dalam Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia. 39 (9) : 647-651.
Firmansyah, M.A., Makmun, D., Abdullah, M. 2013. Role of Digestive Tract Hormone in Functional Dyspepsia. Jakarta :
Divisi Gastroenterologi Bagian Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. 14 (1):39-43.
Glenda, N.L. 2006. Gangguan lambung dan duodenum. Patofisiologi. Edisi ke-6. EGC. Hal 417-419.
Indra, I. 2013. Dispepsia. USU. (online) http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/38021/4/chapter%20II.pdf.
Diakses tanggal 3 Juni 2015.
Miwa, H., Ghoshal,U.C., Sutep, G., et al. 2012. Asian Consensus Report on Functional Dyspepsia. J Neurogastroenterol
Motil. 18(2): 150-168.
Valle, J.D. 2011. Peptic Ulcer Disease and Related Disorders. In Fauci, A.S., et al. HARRISONS Principles of Internal
Medicine 18th edition Volume 2. USA : McGraw-Hill.
New Zealand Guidelines Group. 2003. Management of dyspepsia and heartburn. Wellington: New Zealand Guidelines
Group.
TERIMA KASIH