Volume
Salt restriction in DASH-Sodium trial reduction of blood pressure (100 mmol ke 50 mmol VS 150 mmol ke 100 mmol).
Efek pembatasan sodium terhadap penurunan TD terbukti robust in patients with resistant hypertension.
Intake garam yang rendah (50 mmol/hari) dibandingkan dengan intake yang tinggi (250 mmol/hari) menurunkan TD sistolik
rerata di klinik, saat siang hari, malam hari, dan 24-h ambulatory blood pressure.
Pasien dengan resistant hypertension dan pasien dengan CKD mengalami salt-sensitive hypertension.
Gangguan sekresi natrium pada CKD mengakibatkan kenaikan TD pada asupan tinggi garam untuk re-establish salt balance ‘pressure
natriuresis’ hypertension-related target organ damage.
Intake natrium berinteraksi dengan RAAS yang memediasi hypertension, kerusakan jaringan dan pembuluh darah, serta penyakit ginjal.
Aldosterone excess and high dietary sodium intake interact to increase proteinuria.
Salt restriction exerted an antihypertensive and antiproteinuric effect and further enhanced the
antiproteinuric effects of RAAS blockade to nearly the same magnitude as, and in an additive
manner with, diuretics [42].
No large cohort studies recommendation remains largely opinion-based.
Ketidakmampuan untuk mengeksresikan = garam pada pasien CKD menyebbakan ekspansi
voume cairan ekstraseluler sehinbgga menjadi dasar pentalaksanaan pasien dengan diuresis.
Diuretics is a cornerstone of therapy in patients with CKD and resistant hypertension.
Diuretics remain underutilized and underdosed.
Strong consideration should be given to using chlorthalidone over HCTZ.
Thiazide diuretics are most effective in patients with a GFR >50 mL/min/1.73 m2.
A loop diuretic is preferred for patients with advanced CKD.
Combination of loop diuretic with a diuretic that acts more distally in the nephron.
ADEQUATE RAAS BLOCKADE
Penyekatan sistem RAA dengan ACEI dan ARB, terbukti :
Menurunkan tekanan darah
Memperlambat perburukan PGK
Menurunkan morbiditas dan mortalitas HF