Anda di halaman 1dari 20

KEMATIAN AKIBAT

ASFIKSIA

Definisi
Gangguan pertukaran udara
pernapasan oksigen darah
berkurang (hipoksia) + peningkatan
karbon dioksida (hiperkapnea)
organ tubuh mengalami kekurangan
oksigen (hipoksia hipoksik)
kematian
Secara klinis keadaan asfiksia sering
disebut anoksia atau hipoksia

Etiologi
Penyebab alamiah: penyakit yang menyumbat
saluran pernapasan seperti laringitis difteri
atau menimbulkan gangguan pergerakan paru
seperti fibrosis paru.
Trauma mekanik: trauma yang mengakibatkan
emboli udara vena, emboli lemak,
pneumotoraks bilateral; sumbatan atau
halangan pada saluran napas dan sebagainya.
Keracunan bahan yang menimbulkan depresi
pusat pernapasan: barbiturat dan narkotika.

Fisiologi
Anoksia anoksik (Anoxic anoxia)
O2 tidak dapat masuk ke dalam
paru-paru karena tidak ada atau
tidak cukup O2 Atau ada hambatan
mekanik
Anoksia Anemia (Anemia anoxic)
Tidak cukup hemoglobin untuk
membawa oksigen pada anemia
berat dan perdarahan yang tiba-tiba

Anoksia Hambatan (Stagnant anoxia)


Tidak lancarnya sirkulasi darah yang membawa
oksigen pada gagal jantung, syok.
Anoksia Jaringan (Hystotoxic anoxia)
Gangguan terjadi di dalam jaringan sendiri
sehingga penggunaan oksigen tidak efektif. Tipe
ini dibedakan atas:
Ekstraseluler Anoksia yang terjadi karena gangguan
di luar sel.
Intraselular Oksigen tidak dapat memasuki sel-sel
tubuh karena penurunan permeabilitas membran sel.
Metabolik Hasil metabolik yang mengganggu
pemakaian O2 oleh jaringan.
Substrat Makanan tidak mencukupi untuk
metabolisme yang efisien.

Patologi
Primer (akibat langsung dari asfiksia)
Perubahan pada sel-sel serebrum, serebellum,
dan basal ganglia sel otak mati diganti oleh
sel glial.
Sekunder (berhubungan dengan penyebab dan
usaha kompensasi dari tubuh)
Jantung mengkompensasi tekanan oksigen yang
rendah dengan mempertinggi outputnya
tekanan arteri dan vena meninggi Oksigen
terus berkurang terus gagal jantung
kematian

Stadium
1. Stadium Dispnea
Kekurangan O2 + meningkatnya kadar
CO2 merangsang pusat pernafasan
gerakan pernafasan (inspirasi dan
ekspirasi) bertambah dalam dan cepat
disertai bekerjanya otot-otot pernafasan
tambahan Wajah cemas, bibir mulai
kebiruan, mata menonjol, denyut nadi dan
tekanan darah meningkat stadium
kejang.

2. Stadium Kejang
Gerakan klonik seluruh otot tubuh,
kesadaran hilang dengan cepat,
spinkter mengalami relaksasi
sehingga feses dan urin dapat keluar
spontan Denyut nadi dan tekanan
darah masih tinggi, sianosis makin
jelas Stadium Apnea

3. Stadium Apnea
Kehabisan nafas karena depresi pusat
pernafasan otot menjadi lemah, hilangnya
refleks, dilatasi pupil, tekanan darah
menurun, pernafasan dangkal dan semakin
memanjang, akhirnya berhenti bersamaan
dengan lumpuhnya pusat-pusat kehidupan.
Jantung masih berdenyut beberapa saat.
Masa dari saat asfiksia sampai terjadinya
kematian bervariasi. Umumnya berkisar
antara 3-5 menit.

Tanda Kardinal Asfiksia


1. Tardieus spot (petechial hemorrages)
Peningkatan tekanan vena secara akut
overdistensi rupturnya dinding perifer vena.
Lokasi: jaringan longgar kelopak mata,
dibawah kulit dahi, kulit dibagian belakang
telinga, circumoral skin, konjungtiva dan sklera
mata (terutama)
Permukaan jantung, paru dan otak, pada
lapisan viseral dari pleura, perikardium,
peritoneum, timus, mukosa laring dan faring,
jarang pada mesentrium dan intestinum

2. Kongesti dan Oedema


Akumulasi darah dalam organ yang
diakibatkan adanya gangguan
sirkulasi pada pembuluh darah
terbendungnya pembuluh darah
peningkatan tekanan hidrostatik
intravaskular perembesan cairan
plasma ke dalam ruang interstitium
mengisi sela-sela jaringan ikat longgar
dan rongga badan oedema.
Lebih tidak spesifik dibandingkan
dengan ptekie

3. Sianosis
Terjadi akibat peningkatan jumlah
absolut Hb tereduksi (Hb yang tidak
berikatan dengan O2)
Darah vena yang kandungan
hemoglobinnya berkurang setelah
perfusi dibendung.

4. Tetap cairnya darah


Terjadi karena peningkatan fibrinolisin
paska kematian.

Tanda Khusus Asfiksia


Pada pembekapan,
Kelainan terdapat disekitar lobang hidung
dan mulut: luka memar atau lecet.
Bagian di belakang bibir: luka akibat
penekanan pada gigi.
Belakang kepala atau tengkuk: luka
akibat penekanan.
Biasanya pada anak-anak atau orang
yang tidak berdaya.

Pada mati tergantung,


Kesannya leher sedikit memanjang, dengan bekas
jeratan di leher.
Ada garis ludah di pinggir salah satu sudut mulut.
Bila korban cukup lama tergantung, maka lebam
mayat didapati di kedua kaki dan tangan. Bila segera
diturunkan, maka lebam mayat akan didapati pada
bagian terendah tubuh.
Muka korban lebih sering pucat, karena peristiwa
kematian berlangsung cepat, tidak sempat terjadi
proses pembendungan.
Pada pembukaan kulit di daerah leher, didapati
resapan darah setentang jeratan, demikian juga di
pangkal tenggorokan dan oesophagus.
Adanya perdarahan berupa garis yang letaknya
melintang pada tunika intima dari arteri karotis
interna, setentang dengan tekanan tali pada leher.

Pemeriksaan Luar Jenazah


Sianosis pada bibir, ujung-ujung jari dan
kuku.
Pembendungan sistemik maupun pulmoner
dan dilatasi jantung kanan.
Warna lebam mayat merah-kebiruan gelap
dan terbentuk lebih cepat. Distribusi lebam
mayat lebih luas akibat kadar
karbondioksida yang tinggi dan aktivitas
fibrinolisin dalam darah sehingga darah
sukar membeku dan mudah mengalir.

Terdapat busa halus pada hidung dan


mulut yang kadang-kadang
bercampur darah akibat pecahnya
kapiler.
Tardieus spot.

Pemeriksaan Dalam Jenazah


Darah berwarna lebih gelap dan lebih
encer, karena fibrinolisin darah yang
meningkat paska kematian.
Busa halus di dalam saluran pernapasan.
Pembendungan sirkulasi pada seluruh
organ dalam tubuh sehingga menjadi
lebih berat, berwarna lebih gelap dan
pada pengirisan banyak mengeluarkan
darah.

Petekie pada mukosa usus halus,


epikardium pada bagian belakang jantung
belakang daerah aurikuloventrikular,
subpleura viseralis paru terutama di lobus
bawah pars diafragmatika dan fisura
interlobaris, kulit kepala sebelah dalam
terutama daerah otot temporal, mukosa
epiglotis dan daerah sub-glotis.
Edema paru

Kelainan-kelainan yang berhubungan


dengan kekerasan, seperti fraktur
laring langsung atau tidak langsung,
perdarahan faring terutama bagian
belakang rawan krikoid

ASFIKSIA MEKANIK
Def: Mati lemas yang terjadi bila udara
pernapasan terhalang memasuki saluran
pernapasan oleh berbagai kekerasan (yang
bersifat mekanik) misalnya:
Penutupan lubang saluran pernapasan bagian
atas, seperti pembekapan (smothering) dan
penyumbatan (gagging dan choking).
Penekanan dinding saluran pernapasan, seperti
penjeratan (strangulation), pencekikan (manual
strangulation, throttling) dan gantung (hanging).
Penekanan dinding dada dari luar (asfiksia
traumatik)

Anda mungkin juga menyukai