Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN KASUS I

KATARAK IMATUR MATA KANAN DAN


PSEUDOFAKIA MATA KIRI

RIFKA WIKAMTO
H1A 008 006

DALAM RANGKA MENGIKUTI KEPANITRAAN KLINIK MADYA


BAGIAN ILMU PENYAKIT MATA
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MATARAM
2012

PENDAHULUAN
Katarak adalah kekeruhan pada lensa. Katarak umumnya merupakan
penyakit pada usia lanjut, akan tetapi dapat juga diakibatkan oleh trauma, toksin,
obat-obatan, kelainan sistemik atau metabolik, kelainan kongenital dan penyulit
mata

lokal

menahun.

Bermacam-macam

penyakit

mata

yang

dapat

mengakibatkan katarak adalah glaukoma, ablasi, uveitis, dan retinitis pigmentosa.


Patogenesis katarak belum sepenuhnya dimengerti. Walaupun demikian, pada
lensa katarak terdapat agregat-agregat protein yang menghamburkan berkas
cahaya dan mengurangi transparansinya. Pasien dengan katarak mengeluh
penglihatan seperti berasa dan tajam penglihatan yang menurun secara progresif.
Katarak

akibat

penuaan

merupakan

penyebab

umum

gangguan

penglihatan. Berbagai studi cross sectional melaporkan prevalensi katarak pada


individu berusia 65-74 tahun adalah sebanyak 50% dan meningkat hingga 70%
pada individu di atas 75 tahun. Katarak biasanya ditemukan pada kedua mata
tetapi dapat juga terjadi pada satu mata (katarak monokular) dan merupakan
penyebab kebutaan yang dapat dihindari.
Pengobatan pada katarak dilakukan dengan pembedahan. Terdapat dua
metode pembedahan pada katarak yaitu ekstraksi katarak intrakapsular dan
ekstraksi katarak ekstrakapsular. Ekstraksi katarak intrakapsular, suatu tindakan
mengangkat seluruh lensa berikut kapsulnya, jarang dilakukan pada saat ini.
Metode pembedahan yang umum dilakukan saat ini adalah ekstraksi katarak
ekstrakapsular yaitu metode pengangkatan lensa dengan meninggalkan bagian
posterior kapsul dan menanam lensa intraokular. Keadaan ini disebut pseudofakia.

LAPORAN KASUS
1. Identitas pasien
Nama

: Ny.N

Umur

: 57 tahun

Jenis kelamin : Perempuan


Agama

: Islam

Alamat

: Perumnas, Mataram

Tanggal pemeriksaan 10 Mei 2012


2. Anamnesis
Keluhan utama

: Pasien datang untuk kontrol setelah operasi katarak pada

mata kiri.
Riwayat Penyakit Sekarang:
Pasien menjalani operasi katarak mata kiri pada hari Kamis tanggal 26 April 2012
di RSU Kota Mataram. Sebelum menjalani operasi, pasien mengeluhkan kedua
matanya kabur sejak lama. Pada tanggal 10 Mei 2012 pasien datang kontrol
kembali.

Pasien

mengeluhkan

penglihatannya

masih

kabur

dan

ingin

menggunakan kacamata.
Riwayat Penyakit Dahulu:
Riwayat trauma pada mata (-)
3. Pemeriksaan Fisik
Status Generalis
KU

: Baik

Kesadaran/GCS

: Compos mentis/E4V5M6

Status Lokalis
No
1.
2.

Pemeriksaan
Visus
Gerakan bola mata

Mata Kanan

Mata Kiri

Naturalis

20/100

20/200

Pinhole

Tetap

20/30 f-1

Baik ke segala arah

Baik ke segala arah

Palpebra superior

Edema

(-)

(-)

Hematoma

(-)

(-)

Ada, pertumbuhan

Ada, pertumbuhan

normal

normal

Sikatrik

(-)

(-)

Edema

(-)

(-)

Hematoma

(-)

(-)

Ada, pertumbuhan

Ada, pertumbuhan

normal

normal

Hiperemi

(-)

(-)

Hiperemi

(-)

(-)

Silia

4.

Palpebra Inferior

Silia
5.

Konjungtiva palpebra

Superior

Inferior

Konjungtiva bulbi

Injeksi konjungtiva

(-)

(+)

Injeksi silier

(-)

(+)

Kejernihan

Arkus Senilis (+)

Arkus Senilis (+)

Infiltrat

(-)

(+)

Benda asing

(-)

(-)

Dalam
(-)
(-)

Dalam
(-)
(-)

Coklat
Regular
(-)

Coklat
Regular
(-)

Bulat, Reguler, 3 mm

Bulat, Reguler, 3 mm

Refleks langsung

(-)

(-)

Refleks tidak langsung

(-)

(-)

11. Lensa
Kejernihan
Iris Shadow

Keruh
(+)

Jernih
(-)

12. TIO dengan palpasi

Kesan lunak

Kesan lunak

7.

8.

9.

Kornea

Bilik mata depan


Kedalaman
Hifema
Hipopion
Iris

10. Pupil

Warna
Struktur
Sinekia
Bentuk

IDENTIFIKASI MASALAH
Daftar masalah yang terjadi pada pasien adalah :
1. Penglihatan kabur pada kedua mata yang berlangsung sejak lama
2. Lensa keruh
3. Iris shadow positif

ANALISA KASUS
1. Penglihatan kabur pada kedua mata yang berlangsung sejak lama
Penglihatan kabur dapat disebabkan oleh kelainan yang timbul di
sepanjang jaras optik dan jaras visual neurologik. Gangguan pada mata yang
dapat mengaburkan penglihatan adalah kelainan refraksi, ptosis, pengeruhan
atau gangguan media mata, dan gangguan fungsi retina, nervus optikus, atau
jaras visual intrakranial. Penglihatan kabur yang berlangsung sejak lama yang
bisa diartikan berlangsung secara perlahan ini, mengarahkan ke beberapa
diagnosis yaitu kelainan refraksi, glaukoma, retinopati, dan katarak.
Pemeriksaan visus akan membantu menyingkirkan diagnosis kelainan
refraksi karena dengan penggunaan pinhole, visus akan lebih baik. Pada pasien
ini, mata kanan tidak memperlihatkan perbaikan visus walaupun sudah
menggunakan pinhole sehingga kelainan refraksi pada mata kanan dapat
disingkirkan. Pada mata kiri yang telah dilakukan operasi katarak dan ditanam
IOL (pseudofakia), terjadi perbaikan visus dengan menggunakan pinhole.
Untuk

itu,

kemungkinan

kelainan

refraksi

pada

mata

kiri

dapat

dipertimbangkan.
Diagnosis yang masih mungkin untuk mata kanan pasien adalah
glaukoma, retinopati, dan katarak. Pada pemeriksaan TIO per palpasi, tidak
didapatkan kesan peningkatan TIO dan pasien juga tidak mengeluhkan
penyempitan lapang pandang, untuk itu glaukoma dapat disingkirkan untuk
sementara sebelum dilakukan pemeriksaan lebih lanjut. Pasien menyangkal
memiliki riwayat hipertensi dan kencing manis sehingga retinopati pun dapat
disingkirkan untuk sementara. Diagnosis yang paling mungkin untuk mata
kanan pasien adalah katarak.
2. Lensa keruh

Hasil pemeriksaan oftalmologik pada mata kanan berupa lensa keruh,


menguatkan diagnosis pasien ke arah penyakit katarak. Lensa keruh akan
mengakibatkan cahaya tidak maksimal diteruskan ke retina sehingga
penglihatan pasien menjadi kabur.
3. Iris shadow positif
Iris shadow adalah bayangan iris pada lensa yang muncul ketika mata
disinari oleh cahaya dengan sudut 45 derajat dari dataran iris. Semakin sedikit
lensa keruh, semakin besar bayangan iris pada lensa yang keruh. Pada pasien
ini, didapatkan bayangan iris yang lebar yang berarti bahwa lensa katarak
imatur.
4. Assessment
Diagnosis Kerja
- Katarak imatur OD
- Pseudofakia OS
5. Planning
- Usulan pemeriksaan lanjutan
a. Pemeriksaan tekanan intraokular
Alasan: Pemeriksaan tekanan intraokular dapat dilakukan dengan
menggunakan tonometer Schiotz. Pemeriksaan ini bertujuan untuk
menyingkirkan diagnosis glaukoma. Pada pasien murni katarak, tidak
dijumpai peningkatan tekanan intraokular
b. Funduskopi
Alasan: Pemeriksaan funduskopi dapat dilakukan dengan menggunakan
direct opthalmoscope. Pemeriksaan ini bertujuan untuk menyingkirkan
diagnosis glaukoma dan retinopati. Pada pasien glaukoma, dapat dijumpai
hasil pemeriksaan funduskopi berupa penggaungan papil saraf optik
sementara pada pasien retinopati dapat dijumpai mikroaneurisma, dilatasi
vena yang iregular dan berkelok-kelok, eksudat, dan kelainan lainnya.
Pada pasien murni katarak, tidak dijumpai kelainan pada funduskopi.
-

Tatalaksana
Mata kiri diberikan terapi kombinasi steroid dan antibiotik berspektrum
luas 4 kali sehari sebanyak 1 tetes untuk mengurangi injeksi konjungtiva
dan mencegah infeksi paska operasi katarak

6. KIE
Pasien diminta untuk bergerak dengan hati-hati dan menghindari peregangan
atau mengangkat benda berat selama sekitar satu bulan setelah operasi katarak.

7. Prognosis
Ad vitam bonam
Ad fungsionam bonam
Ad sanationam dubiosan

RINGKASAN AKHIR
Pasien perempuan berusia 57 tahun datang ke RSU kota Mataram untuk
kontrol setelah menjalani operasi katarak pada mata kiri dua minggu yang lalu.
Pasien mengeluhkan matanya masih kabur dan ingin menggunakan kacamata agar
penglihatannya dapat membaik.
Pada pemeriksaan fisik didapatkan: VOD : 20/100 dan VOS: 20/200 PH
20/30 f-1, lensa mata kanan keruh dengan iris shadow positif, dan terdapat injeksi
konjungtiva dan injeksi siliar pada mata kiri.
Pasien didiagnosis pseudofakia mata kiri dan katarak imatur mata kanan.
Rencana pemeriksaan lanjutan yaitu pengukuran tekanan intraokular dan
funduskopi. Pasien diminta untuk bergerak dengan hati-hati dan menghindari
peregangan atau mengangkat benda berat selama sekitar satu bulan setelah operasi
katarak. Rencana

tatalaksana adalah pemberian steroid yang dikombinasikan

dengan antibiotik berspektrum luas. Prognosis pasien secara umum baik.

DAFTAR PUSTAKA
Ilyas, S. 2007. Ilmu Penyakit Mata, Edisi ketiga. Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia
Perdami.2006. Panduan Manajemen Klinis Perdami, Perdami
Riordan, Paul dkk. 2010. Vaughan & Asbury Oftalmologi Umum, Jakarta; EGC

Anda mungkin juga menyukai