Anda di halaman 1dari 3

PANDUAN PRAKTIK KLINIS

KSM PENYAKIT DALAM


RS. ABDUL RADJAK PURWAKARTA

GASTROESOFAGEAL REFLUX
DISESASE

1 Pengertian suatu keadaan dimana terjadinya regurgitasi isi


. (Definisi) lambung kedalam esophagus akibat lemahnya otot
sfingter esophagus

2 Anamnesis Rasa nyeri/tidak enak diulu hati, Rasa nyeri ini


.
biasanya di deskripsikan sebagai rasa panas di
dada yang terjadi setelah makan ( postprandial heart
burn), rasa terbakar/panas menjalar ke atas sampai
tenggorok atau mulut 12 jam setelah makan atau
setelah mengangkat berat atau posisi
membungkuk. Rasa nyeri/panas ini kadang-kadang
bercampur dengan gejala disfagia (kesulitan menelan
makanan), mual atau regurgitasi dan rasa pahit
lidah. Odinofagia (rasa sakit pada saat menelan
makanan) biasanya timbul jika terjadi ulserasi
esopagus yang berat.

3 Pemeriksaan Nyeri tekan pada daerah epigastrium, dan


. Fisik keadaan laring yang dicurigai teriritasi asam
seperti hipertrofi komissura posterior, globus
faringeus, nodul pita suara, laringospasme,
stenosis subglotik dan karsinoma laring.
4 Kriteria Diagnosis Penilaian kriteria dengan heartburn dan/ atau
. regurgitasi yang timbul setelah makan, keluhan nyeri atau
rasa tidak enak di epigastrium, mual dan rasa pahit di
lidah, kembung, mual, cepat kenyang, bersendawa,
hipersalivasi, disfagia hingga odinofagia.
5. Diagnosis Kerja Gastroesofageal reflux diseases
6 Diagnosis a. Angina pectoris
. Banding
b. Ulkus peptikum
c. Ulkus duodenum
d. Esophagitis
7 Pemeriksaan 1. Standar baku untuk diagnosis definitif GERD
. Penunjang adalah dengan endoskopi saluran cerna
bagian atas yaitu ditemukannya mucosal
break di esophagus.
2. Gejala klasik GERD juga dapat dinilai dengan
Gastroesophageal dengan Gastroesophageal
Reflux Disease - Questionnairre (GERD-Q),
Skor >8 merupakan kecenderungan tinggi
menderita GERD.

8 Terapi 1. Modifikasi gaya hidup


. 2. Medikamentosa
PPI atau penghambat pompa proton
merupakan terapi LPR yang utama dan
paling utama dalam menangani kasus
reflux
3. Terapi pembedahan
Tujuan terapi pembedahan adalah untuk
memperbaiki/ penahan barier pada
daerah pertemuan esophagus dan
gaster sehingga mencegah reflux
seluruh isi gaster ke esophagus.
9 Edukasi Modifikasi gaya hidup, merupakan
. pengaturan pola hidup yang dapat
dilakukan dengan:
1. Menurunkan berat badan bila penderita
obesitas atau menjaga berat badan
sesuai dengan IMT ideal
2. Meninggikan kepala ± 15-20 cm/ menjaga
kepala agar tetap elevasi saat posisi
berbaring
3. Makan malam paling lambat 2 – 3 jam
sebelum tidur

4. Menghindari makanan yang dapat


merangsang GERD seperti cokelat,
minuman mengandung kafein,
alkohol, dan makanan berlemak -
asam - pedas
1 Prognosis Ad vitam: bonam
0 Ad sanationam : dubia adbonam
.
Ad fumgsionam : dubia adbonam
1 Kepustakaan 1. Giyton, A.C & Hall, J.E Propulasi dan Pencampuran
1 Makanan Dalam Saluran Pencernaan. Dalam:
.
Guyton & Hall Buku Ajar Fisiologi Kedokteran edisi
11. EGC. Jakarta. 2007. Hal. 821-831
2. Perkumpulan Gastroenterologi Indonesia. Revisi
konsensus penatalaksanaan penyakit reflux
gastroesofageal (gastroesofageal reflux
diseases/GERD) di Indonesia. Jakarta: Kumpulan
Gastroenterologi Indonesia; 2013.
3. Ndraha, Suzanna. 2014. Penyakit Refluks
Gastroesofageal . Medicinus (27) 1: 6. Perkumpulan
Gastroenterologi Indonesia. 2013. Revisi Konsensus
Nasional Penatalaksanaan Penyakit Refluks
Gastroesofageal (Gastroesophageal Reflux
Disease/GERD) di Indonesia. Jakarta.

Purwakarta, 16 Desember 2019


Ketua Komite Medik Kepala KSM

dr. R. A. Baruna, Sp.PD,.FINASIM dr. R. A. Baruna, Sp.PD,.FINASIM

Anda mungkin juga menyukai