1 Pengertian suatu keadaan dimana terjadinya regurgitasi isi
. (Definisi) lambung kedalam esophagus akibat lemahnya otot sfingter esophagus
2 Anamnesis Rasa nyeri/tidak enak diulu hati, Rasa nyeri ini
. biasanya di deskripsikan sebagai rasa panas di dada yang terjadi setelah makan ( postprandial heart burn), rasa terbakar/panas menjalar ke atas sampai tenggorok atau mulut 12 jam setelah makan atau setelah mengangkat berat atau posisi membungkuk. Rasa nyeri/panas ini kadang-kadang bercampur dengan gejala disfagia (kesulitan menelan makanan), mual atau regurgitasi dan rasa pahit lidah. Odinofagia (rasa sakit pada saat menelan makanan) biasanya timbul jika terjadi ulserasi esopagus yang berat.
3 Pemeriksaan Nyeri tekan pada daerah epigastrium, dan
. Fisik keadaan laring yang dicurigai teriritasi asam seperti hipertrofi komissura posterior, globus faringeus, nodul pita suara, laringospasme, stenosis subglotik dan karsinoma laring. 4 Kriteria Diagnosis Penilaian kriteria dengan heartburn dan/ atau . regurgitasi yang timbul setelah makan, keluhan nyeri atau rasa tidak enak di epigastrium, mual dan rasa pahit di lidah, kembung, mual, cepat kenyang, bersendawa, hipersalivasi, disfagia hingga odinofagia. 5. Diagnosis Kerja Gastroesofageal reflux diseases 6 Diagnosis a. Angina pectoris . Banding b. Ulkus peptikum c. Ulkus duodenum d. Esophagitis 7 Pemeriksaan 1. Standar baku untuk diagnosis definitif GERD . Penunjang adalah dengan endoskopi saluran cerna bagian atas yaitu ditemukannya mucosal break di esophagus. 2. Gejala klasik GERD juga dapat dinilai dengan Gastroesophageal dengan Gastroesophageal Reflux Disease - Questionnairre (GERD-Q), Skor >8 merupakan kecenderungan tinggi menderita GERD.
8 Terapi 1. Modifikasi gaya hidup
. 2. Medikamentosa PPI atau penghambat pompa proton merupakan terapi LPR yang utama dan paling utama dalam menangani kasus reflux 3. Terapi pembedahan Tujuan terapi pembedahan adalah untuk memperbaiki/ penahan barier pada daerah pertemuan esophagus dan gaster sehingga mencegah reflux seluruh isi gaster ke esophagus. 9 Edukasi Modifikasi gaya hidup, merupakan . pengaturan pola hidup yang dapat dilakukan dengan: 1. Menurunkan berat badan bila penderita obesitas atau menjaga berat badan sesuai dengan IMT ideal 2. Meninggikan kepala ± 15-20 cm/ menjaga kepala agar tetap elevasi saat posisi berbaring 3. Makan malam paling lambat 2 – 3 jam sebelum tidur
4. Menghindari makanan yang dapat
merangsang GERD seperti cokelat, minuman mengandung kafein, alkohol, dan makanan berlemak - asam - pedas 1 Prognosis Ad vitam: bonam 0 Ad sanationam : dubia adbonam . Ad fumgsionam : dubia adbonam 1 Kepustakaan 1. Giyton, A.C & Hall, J.E Propulasi dan Pencampuran 1 Makanan Dalam Saluran Pencernaan. Dalam: . Guyton & Hall Buku Ajar Fisiologi Kedokteran edisi 11. EGC. Jakarta. 2007. Hal. 821-831 2. Perkumpulan Gastroenterologi Indonesia. Revisi konsensus penatalaksanaan penyakit reflux gastroesofageal (gastroesofageal reflux diseases/GERD) di Indonesia. Jakarta: Kumpulan Gastroenterologi Indonesia; 2013. 3. Ndraha, Suzanna. 2014. Penyakit Refluks Gastroesofageal . Medicinus (27) 1: 6. Perkumpulan Gastroenterologi Indonesia. 2013. Revisi Konsensus Nasional Penatalaksanaan Penyakit Refluks Gastroesofageal (Gastroesophageal Reflux Disease/GERD) di Indonesia. Jakarta.
Purwakarta, 16 Desember 2019
Ketua Komite Medik Kepala KSM
dr. R. A. Baruna, Sp.PD,.FINASIM dr. R. A. Baruna, Sp.PD,.FINASIM
Terima kasih atas jawaban dan penjelasan yang lengkap. Saya mengerti perbedaan antara GERD dan ulkus peptik, serta tanda dan gejala komplikasi GERD. Semoga informasi ini bermanfaat