Anda di halaman 1dari 30

KELOMPOK 3

Studi Kasus dan Pembahasan Clinical Science


Dosen Pengampu: Apt. Fajar Prasetya, M.Si., Ph.D.

HANUM HASYIFAH FAHRIAH / 2213017002


WA ODE RUNGAYA NINGSIH KOMALA / 2213017010
LAILATUL ISTIQOMAH SINANG MUSLIM / 2213017020
MEUTIA RIDHA SAPUTRI / 2213017024
VINA MARDIYANTI APRILLIA / 2213017027
MARSYA CHIKITA AMELIA / 2213017030
CICI SUNDARY / 2213017032
RIFKI ILMY FAHLEVI / 2213017035
ELSA EDITA / 2213017054
SARMILA / 2213017055
FEBY PUSPA AYU RAMADHANI / 2213017057
BERNIAWAN WIJAYAKESUMA / 2213017061
KASUS
Tuan ABK umur 42 tahun, mempunyai riwayat dyspepsia dan ulkus
gastritis, GERD, dan intoleransi glukosa. Tn. ABK ini 3 hari yang lalu
sudah ke dokter karena mengalami keluhan perih pada bagian lambung,
kemudian mendapatkan resep inpepsa (diminum 2 x sehari setelah
sarapan dan sebelum tidur, ranitidine diminum 2 x sehari sebelum
sarapan dan makan malam).
Saat ini pasien datang lagi ke apotek mengeluhkan adanya perbaikan
pada nyeri lambung, akan tetapi ada keluhan lain yang mulai muncul
yaitu sulit bernafas, mual-mual yang cukup sering, batuk, pusing dan
sering bersendawa. Kemudian gejala tersebut dirasakan makin parah
saat bangun tidur atau saat sedang berbaring. Ada informasi dari tuan
ABK bahwa sehari sebelum ada mengkonsumsi kopi susu hazelnut.
Berikan analisa dari kasus diatas dan bagaimana saran terapi
farmakologi maupun non farmakologi untuk kasus tuan ABK. Jelaskan
berdasarkan patofisiologi dan mekanisme obat yang disarankan baik
yang ke dokter maupun ke tn. ABK dari penyakit yang diduga.
Problem Medik Pasien
01

DYSPEPSIA dengan ULKUS GASTRITIS

02 03
GASTROESOPHAGEAL REFLUX INTOLERANSI
DISEASE (GERD) GLUKOSA
DISPEPSIA
Definisi Penggolongan Dispepsia Tanda dan Gejala
Dispepsia merupakan rasa tidak
nyaman yang berasal dari daerah 1. Dispepsia organik Dispepsia menurut kriteria
abdomen bagian atas. Rasa tidak Apabila ditemukan lesi mukosa (mucosal Roma lll adalah suatu
nyaman tersebut dapat berupa damage) sesuai hasil endoskopi, terapi penyakit dengan satu atau
salah satu atau 'beberapa gejala dilakukan berdasarkan kelainan yang lebih gejala yang
berikut yaitu: nyeri epigastrium, ditemukan. Kelainan yang termasuk ke berhubungan dengan
rasa terbakar di epigastrium, rasa dalam kelompok dispepsia organik antara gangguan di
penuh setelah makan, cepat lain gastritis, gastritis hemoragik duodenitis, gastroduodenal:
kenyang, rasa kembung pada ulkus gaster, ulkus duodenum, atau proses ● Nyeri Epigastrium
saluran cerna atas, mual, muntah, keganasan. ● Rasa terbakar di
dan sendawa.s Untuk dispepsia epigastrium
2. Dispepsia Fungsional
fungsional, keluhan tersebut di ● Rasa penuh atau
Apabila setelah investigasi dilakukan tidak
atas harus berlangsung tidak nyaman setelah
ditemukan kerusakan mukosa, terapi dapat
setidaknya selama tiga bulan makan
diberikan sesuai dengan gangguan
terakhir dengan awitan gejala ● Rasa cepat kenyang
fungsional yang ada.
enam bulan sebelum diagnosis Gejala yang dirasakan harus
ditegakkan. berlangsung setidaknya
(Simadibrata, 2014) selama tiga bulan
DISPEPSIA
ULKUS PEPTIKUM
Definisi Patofisiologi Tanda dan Gejala
Ulkus peptikum adalah putusnya Infeksi HP menyebabkan peradangan 1. Nyeri lambung. Nyeri sering
kontinuitas mukosa gastrointestinal mukosa lambung pada semua individu terjadi pada daerah
atau lesi pada lambung dan yang terinfeksi, tetapi hanya sebagian epigastrik yang terasa seperti
duodenumyang meluas sampai ke kecil yang berkembang menjadi ulkus terbakar, tidak
epitel. Kerusakan yang tidak meluas atau kanker lambung. Cedera mukosa nyaman/terasa penuh. Pada
ke bawah epitel disebut erosi. dihasilkan oleh enzim bakteri (urease, pasien terjadi pada malam
Ada beberapa yang dianggap lipase, dan protease). HP menginduksi hari dan menyebabkan
sebagai penyebab ulcer, yaitu inflamasi lambung dengan mengubah terbangun dari tidur antara
karena infeksi Helicobacter Pylori, respon inflamasi host dan merusak sel jam 24.00-03.00
efek samping obat-obatan NSAID, epitel. 2. Pasien dengan ulkus
stres, kepekaaan/rentannya peptikum menunjukan
mukosa GI terhadap asam lambung NSAID nonselektif (termasuk aspirin) gejala-gejala dispepsia.
dangastrin, dan merokok. Zollinger- menyebabkan kerusakan mukosa 3. Ulcer karena indeksi H. pylori
Ellison syndrome adalah bentuk lambung melalui dua mekanisme: dan NSAID dapat
ulkus peptikum yang jarang terjadi (1) iritasi langsung atau topikal pada menimbulkan pendarahan,
yang disebabkan oleh hipersekresi epitel lambung perforasi. Pendarahan dapat
asam lambung dan gastrin karena (2) penghambatan sistemik sintesis dilihat dengqn adanya
tumor. prostaglandin mukosa endogen. melena dan hematemesis
ULKUS PEPTIKUM
Gastroesophageal Reflux Disease (GERD)
Definisi Patofisiologi Tanda Dan Gejala
Definisi GERD menurut GERD terjadi akibat adanya Tanda dan gejala khas GERD adalah
Konsensus Nasional ketidakseimbangan antara faktor regurgitasi dan heartburn. Regurgitasi
Penatalaksanaan Penyakit ofensif dan defensif dari sistem merupakan suatu keadaan refluks yang
Refluks Gastroesofageal di pertahanan esofagus dan bahan terjadi sesaat setelah makan, ditandai rasa
Indonesia tahun 2013 adalah refluksat lambung. Yang termasuk asam dan pahit di lidah. Heartburn adalah
suatu gangguan berupa isi faktor defensif sistem pertahanan suatu rasa terbakar di daerah epigastrium
lambung mengalami refluks esofagus adalah LES, mekanisme yang dapat disertai nyeri dan pedih.
berulang ke dalam esofagus, bersihan esofagus, dan epitel Gejala lain GERD adalah kembung, mual,
menyebabkan gejala esofagus. cepat kenyang, bersendawa, hipersalivasi,
dan/atau komplikasi yang LES memisahkan esofagus dengan disfagia hingga odinofagia. Disfagia
mengganggu. GERD adalah lambung. Pada keadaan normal, umumnya akibat striktur atau keganasan
suatu keadaan patologis tekanan LES akan menurun saat Barrett’s esophagus. Sedangkan
akibat refluks kandungan menelan sehingga terjadi aliran odinofagia atau rasa sakit saat menelan
lambung ke dalam esofagus antegrade dari esofagus ke lambung. umumnya akibat ulserasi berat atau pada
dengan berbagai gejala Pada GERD, fungsi LES terganggu dan kasus infeksi. Nyeri dada non-kardiak,
akibat keterlibatan esofagus, menyebabkan terjadinya aliran batuk kronik, asma, dan laringitis
faring, laring dan saluran retrograde dari lambung ke esofagus. merupakan gejala ekstraesofageal
napas. penderita GERD
Gastroesophageal Reflux Disease (GERD)
Intoleransi Glukosa
Definisi Klasifikasi
Intoleransi glukosa adalah 1. Toleransi Glukosa Terganggu 2. Toleransi Glukosa Puasa
suatu kondisi dimana hasil (TGT). Terganggu (GDPT).
pemeriksaan gula darah puasa TGT atau Pre Diabetes merupakan Toleransi Gula Darah Puasa
dan atau gula darah darah 2 keadaan yang belum termasuk kategori Terganggu (GDPT) yaitu pada saat
jam setelah makan hasilnya diabetes tetapi glukosa darah lebih tinggi kadar gula darah puasa berada antara
diatas nilai rata-rata normal dari normal. Kriteria TGT yaitu kadar gula 100-125 mg/dl, namun gula darah 2
manusia, menandakan adanya darah puasa < 126 mg/dl dan 2 jam jam pasca beban glukosa normal.
kondisi hiperglikemia (kadar beban glukosa 140 – < 200 mg/dl. Faktor Mekanisme terjadinya TGT dan GDPT
gula darah tinggi) namun risiko TGT adalah kegemukan, kurang adalah resistensi insulin. Namun yang
kondisi ini belum mencapai gerak, hipertensi, dislipidemia dan membedakannya adalah tempat
nilai standar untuk masuk riwayat keluarga diabetes. TGT dapat terjadinya resistensi insulin. Pada
kategori diabetes, namun jika berkembang menjadi diabetes mellitus, penderita GDPT, resistensi insulin
tidak ditangani dengan tepat hipertensi, penyakit jantung koroner, terutama terjadi pada jaringan hati
maka kondisi intoleransi stroke dan lain-lain. Penelitian Hashimoto yang mengatur kadar gula darah saat
glukosa ini akan berkembang K. dkk mendapatkan dari 134 pasien puasa, sedangkan sensitivitas insulin
menjadi penyakit diabetes acute coronary syndrome sejumlah 37% pada jaringan otot masih tetap
sesungguhnya. Sering disebut menderita toleransi glukosa terganggu normal. Sedangkan pada TGT terjadi
sebagai Prediabetes. dan hanya 10% diabetes mellitus. sebaliknya.
MEKANISME KERJA OBAT
Inpepsa Suspensi
Komposisi Inpepsa suspensi adalah Sukralfat
suspensi 500 mg/5 mL. Sucralfate bekerja
dengan cara membentuk kompleks polimer
yang dapat melapisi jaringan tukak dengan
cara mengikat elcsudat protein pada lokasi
ulkus. Kompleks polimer yang terbentuk
berfungsi sebagai sawar/barrier yang
mencegah keluarnya asam, pepsin dan asam
empedu/bile salts, sehingga dapat melindungi
mukosa lambung dari kerusakan lebih lanjut.
Struktur Sukralfat
Omeprazole
Omeprazole termasuk kedalam golongan
Proton Pump Inhibitor (PPI). Golongan PPI
bekerja dengan mengikat K+/H+-ATPase
(pompa proton) secara ireversibel sehingga
menghambat pompa proton dan selanjutnya
menghambat sekresi HCl.
Omeprazole tidak aktif pada pH netral, tetapi
dalam keadaan pH asam, omeprazole akan
disusun kembali menjadi dua macam molekul
reaktif yang bereaksi dengan gugus sulfhidril
pada K+/H+-ATPase (pompa proton) yang
berperan untuk mentranspor ion H+ keluar
dari sel parietal. Oleh karena enzim tersebut
dihambat secara ireversibel, maka sekresi
asam hanya terjadi setelah sintesis enzim baru.
Struktur Omeprazole
Ranitidine termasuk golongan obat H2 Reseptor
Ranitidine
Antagonis(H2RA). H2RA bekerja secara selektif dan
kompetitif menghambat sekresi asam dengan
menghambat (memblok) pengikatan histamin pada
reseptor H-2, selanjutnya menurunkan konsentrasi c-
AMP dan menurunkan sekresi ion hidrogen pada sel
parietal sehingga sel parietal tidak dapat dirangsang
untuk mengeluarkan asam lambung.

Ranitidin jika dibandingkan dengan obat-obat golongan


antagonis H2 lainnya mempunyai efek samping dan
interaksi dengan obat-obat lain yang lebih sedikit jika
dibandingkan dengan golongan antagonis H2 yang lain.
Selain itu, mula kerja ranitidin juga lebih cepat jika
dibandingkan dengan PPI, yaitu 30 menit dengan lama
kerja 10 jam. Selain itu antagonis H2 juga terbukti jarang
menyebabkan terjadinya infeksi nosokomial terutama
pneumonia (Mahdayana, 2020)
Domperidone
Domperidone bertindak sebagai antagonis selektif
perifer dari reseptor dopamin D2 dan D3. Menekan
mual dengan memblokir reseptor di
Chemoreceptor Trigger Zone (C TZ) dan
meningkatkan motilitas gastrointestinal.
Domperidon digunakan pada refluks esophagitis
untuk mencegah aliran balik asam lambung
ketenggorokan, begitu pula pada mual dan
muntah dengan berbagai sebab. Berbeda dengan
metoklopramid, obat domperidon tidak memasuki
cairan cerebro spinal (CCS) sehingga tidak berefek
sedatif
Struktur Domperidone
SOAP
Subjek Objek Planing Monitoring
Problem Assesment
Medic Farmakologi Non-Farmakologi

sulit - ● Pasien diberikan inpepsa ● Inpepsa suspensi 2 x 10 mL 1. Menurunkan berat badan bila 1. Kepatuhan pasien
• Dispepsia •
suspensi 2 x1 10 mL dilanjutkan penderita obesitas atau dalam mengonsumsi
bernafa
dengan (setelah sarapan dan Akan tetapi diubah Aturan menjaga berat badan sesuai obat
s sebelum tidur) dan minumnya karena sukralfat bekerja dengan IMT ideal 2. Kemungkinan
Ulkus
• Mual ranitidine 2 x 1 ( sebelum dengan melapisi dinding lambung, 2. Meninggikan kepala ± 15-20 munculnya efek
Gastritis • Batu makan pagi dan makan dan efektivitasnya menurun jika cm/ menjaga kepala agar samping
malam ) berinteraksi dengan makanan, tetap elevasi saat posisi 3. Monitoring
• gastroesoph • Pusing
● Pasien merasakan sehingga harus dikonsumsi pada berbaring penggunaan jangka
ageal reflux • Sering perbaikan pada nyeri saat perut kosong. Pemberian 3. Makan malam paling lambat 2 panjang golongan
sendaw lambung, akan tetapi ada sukralfat dilakukan 2 x sehari yaitu -3 jam sebelum tidur PPI yang dapat
disease
a keluhan lain yang mulai 1 jam sebelum makan pagi dan 1 4. Menghindari makanan yang menyebabkan
(GERD) muncul yaitu sulit jam sebelum makan malam. dapat merangsang GERD komplikasi dan
bernafas, mual-mual seperti cokelat, minuman memburuknya
yang cukup sering, mengandung kafein, alkohol, fungsi esofagus
batuk, pusing dan sering dan makanan berlemak - pada pasien seperti
bersendawa. Kemudian asam - pedas laryngitis, asma,
gejala tersebut dirasakan 5. Mengontrol berat badan atau nyeri dada
makin parah saat bangun dengan rutin olahraga 4. Gejala yang dialami
tidur atau saat sedang 6. Melakukan diet sehat pasien apakah
berbaring. (Kemenkes.2020) sudah membaik
Subjek Objek Planing Monitoring
Problem Assesment
Medic Farmakologi Non-Farmakologi

• sulit - ● Pemberian inpepsa 2 x ● Inpepsa suspensi dilanjutkan


• Dispepsia
bernafas sehari setelah makan Akan tetapi diubah Aturan
dengan pagi dan sebelum tidur. minumnya karena sukralfat bekerja
• Mual
● Inpepsa mengandung dengan melapisi dinding lambung,
Ulkus • Batu
Sucralfate, merupakan dan efektivitasnya menurun jika
Gastritis • Pusing
obat yang banyak berinteraksi dengan makanan,
• Sering digunakan untuk sehingga harus dikonsumsi pada
• gastroesoph sendawa mengobati sejumlah saat perut kosong. Pemberian
ageal reflux penyakit pada saluran sukralfat dilakukan 2 x sehari yaitu
pencernaan seperti 1 jam sebelum makan pagi dan 1
disease
gastroesopagheal reflux jam sebelum makan malam.
(GERD) disease (GERD),
gastritis, penyakit ulkus
peptikum, ulkus stres,
selain dispepsia.
Subjek Objek Planing Monitoring
Problem Assesment
Medic Farmakologi Non-Farmakologi

• sulit - ● Ranitidin 2x1 sebelum ● Ranitidine tablet dilanjutkan


• Dispepsia
bernafas sarapan dan makan Akan tetapi diubah Aturan
dengan malam. minumnya 1 x sehari sebelum tidur,
• Mual
● Ranitidine merupakan karena ranitidin efektif untuk
Ulkus • Batu
golongan H2RA. mengatasi nocturnal symptoms
Gastritis • Pusing
● Dari gejala yang dialami pada pasien GERD.
• Sering pasien yaitu sesak, batuk
• gastroesoph sendawa pusing dan mual serta
ageal reflux gejala tersebut dirasakan
makin parah saat bangun
disease
tidur atau saat sedang
(GERD) berbaring, kemungkinan
pasien mengalami
nocturnal symptoms
GERD. Dalam
tatalaksana gerd,
pemberian ranitidine
sebelum tidur efektif
mengatasi nocturnal
symptoms pada pasien
GERD
Subjek Objek Planing Monitoring
Problem Assesment
Medic Farmakologi Non-Farmakologi

• sulit - ● Pasien masih mengalami ● Diberikan omeprazole 20 mg 2 x 1


• Dispepsia
bernafas symptom gerd seperti sulit 2 jam setelah makan.
dengan bernafas, mual, pusing dan ● Pemilihan penggunaan omeprazole
• Mual
bersendawa, sehingga terapi dibandingkan golonga PPI lainnya
Ulkus • Batuk
ranitidine dan sucralfate adalah karena Omeprazol memiliki
Gastritis • Pusing
yang diberikan, hanya waktu puncak plasma 30 menit
• Sering mengatasi rasa nyeri sampai 3,5 jam dan onset 1 jam,
• gastroesoph sendawa lambung pasien, tetapi sedangkan obat pantoprazol
ageal reflux belum mengatasi secara memiliki waktu puncak plasma 2,8
keseluruhan. jam dengan onset 24 jam. obat
disease
● Lini pertama terapi gerd lansoprazol memiliki waktu puncak
(GERD) adalah golongan PPI plasma 1,7 jam dan onset 1-3 jam
sehingga perlunya dengan durasi >24 jam. Sehingga
penambahan golongan ppi ketersediaan hayati obat
untuk membantu mengatasi pantoprazol dan lanzoprazol lebih
gerd pasien. banyak dibandingkan omeprazol
● Pada beberapa studi namun omeprazol lebih cepat
penggunaan ranitidine dan mencapai kadar puncak plasma
omeprazole 20 mg 2 x sehingga lebih cepat memberikan
sehari mampu efek.
mengeleminasi nocturnal
sympotm GERD
Subjek Objek Planing Monitoring
Problem Assesment
Medic Farmakologi Non-Farmakologi

• sulit -
• Dispepsia ● Pasien mengalami ● Diberikan domperidone
bernafas
dengan mual, belum ada tablet 2 x 1 tablet 30 menit
• Mual
Ulkus terapi untuk mual sebelum makan.
• Batuk
• Pusing ● Domperidone berfungsi
Gastritis mual pasien.
• Sering mempercepat proses
• gastroesoph sendawa
pengosongan perut, sehingga
ageal reflux
mengurangi kesempatan
disease
asam lambung untuk naik ke
(GERD) esofagus.
Problem Subjek Objek Assesment Planning Monitoring
Medic
Farmakologi Non-Farmakologi

Pasien memiliki
Intoleransi - - - - Melakukan • Kadar
riwayat
Glukosa intoleransi
pengecekkan kadar gula Gula
glukosa, akan darah untuk penegakan darah
tetapi tidak ada
diagnosa. pasien
data pendukung
untuk penegakan - Mengurangi konsumsi
diagnosa. gula berlebih
Disarankan
untuk melakukan
- Mengontrol berat badan
pembangauan dengan rutin olahraga
kadar gula darah
- Melakukan diet sehat
pasien
(Kemenkes.2020)
Konfirmasi DOKTER
● Menyarankan perubahan aturan konsumsi obat
● Inpepsa suspensi 2 x 1 setelah makan pagi dan sebelum tidue
menjadi 1 jam sebelum makan pagi dan makan malam
● Ranitidine tablet 2 x 1 sebelum makan pagi dan sebelum makan
malam menjadi 1 x sehari sebelum tidur
● Penambahan omeprazole, obat golongan ppi sebagai Lini pertama
gerd. Omeprazole diberika 2 x sehari 2 jam setelah makan pagi dan
makan malam
● Diberikan tambahan terapi domperidone tablet untuk mengatasi
mual pada pasien.
Konfirmasi PASIEN
● Mengedukasi pasien aturan dan waktu minum obat
yang benar, guna menghindari interaksi obat yang
tidak diinginkan
● Menyarankan pasien untuk mengubah pola hidupnya
menjadi lebih sehat
● Mengedukasi pasien dapat menghentikan
penggunaan domperidone jika mual muntah tidak lagi
ada
● Mengedukasi pasien untuk melakukan terapi non
farmakologi
● Menyarankan pasien untuk melakukan pengecekkan
kadar gula darah
DAFTAR PUSTAKA
Drugbank. 2022. Sucralfate. https://go.drugbank.com/drugs/DB00364.
Diakses pada 24 Oktober 2022.
Kemenkes. 2020. Pedoman Nasional Pelayanan Kedokteran Tata
Laksana Diabetes Melitus Tipe 2 Dewasa. Jakarta
Pusat Informasi Obat Nasional, 2022, Penghambat Pompa Proton,
https://pionas.pom.go.id/ioni/bab-1-sistem-saluran-cerna-0/13-
antitukak/134-penghambat-pompa-proton, Diakses pada 24 Oktober 2022.
Pusat Informasi Obat Nasional. 2022. Sukralfat.
https://pionas.pom.go.id/monografi/sukralfat. Diakses pada 24 Oktober
2022.
Wang YK, Hsu WH, Wang SS, Lu CY, Kuo FC, Su YC, Yang SF, Chen CY, Wu
DC, Kuo CH. Current pharmacological management of gastroesophageal
reflux disease. Gastroenterol Res Pract. 2013;2013:983653. doi:
10.1155/2013/983653. Epub 2013 Jun 26. PMID: 23878534; PMCID:
PMC3710614.
Oka, Rizky Vania, Kamaluddin, Debby Handayati Harahap. 2018. Rasionalitas
Penggunaan Ranitidin pada Pasien Gastritis di Puskesmas Alang-alang Lebar
Palembang. Majalah Kedokteran Sriwijaya, Th. 50 Nomor 3

Mahdayana Indira Dayang, Sudjatmiko, Sumarno, Elfri Padolo. 2020. Studi


Penggunaan Profilaksis Stress Ulcer pada Pasien Bedah Digestif di RSUD dr.
Soetomo Surabaya. PHARMACEUTICAL JOURNAL OF INDONESIA 2020. 5(2):
73-78
Shibli et al. 2020. Nocturnal Gastroesophageal Reflux Disease (GERD) an Sleep.
J Clin Gastroenteral Vol. 54 No. 8
TERIMA
KASIH
CRÉDITOS: Esta plantilla para presentaciones es una
creación de Slidesgo, e incluye iconos de Flaticon,
infografías e imágenes de Freepik

Anda mungkin juga menyukai