MINGGU 1
DISUSUN OLEH:
NITHA RYANTI
NIM. 892233037
TAHUN 2024
A. Pengertian
Tukak lambung merupakan pembentukan ulcer/luka pada saluran pencernaan
bagian atas yang disebabkan oleh pembentukan asam dan pepsin. Tukak berbeda dengan
erosi mukosa atau yang lebih dikenal dengan gastritis yang membuatluka lebih dalam
mencapai muscularis mucosa atau lapisan lambung. Penyebab tukak lambung adalah ulcer
yang disebabkan oleh Hellicobacter Pylori, NSAID (Non steroid Anti-Inflammatory
Drugs) dan SRMD (Stress Related Mucosal Demage).
B. Penyebab dan faktor predisposisi
Penyakit Helicobacter pylori adalah penyebab utama tukak lambung, pertama kali
diidentifikasi oleh dua ilmuwan asal Australia di tahun 1982. Helicobacter pylori adalah
bakteri tahan asam bacilus, mikrofilik, flagella dan bakteri berbentuk spiral. Helicobacter
pylori adalah bakteri gram negatif yang ada didalam mukosa lambung, lalu berkembang
menjadi gastritis dan berpotensi menjadi penyakit tukak peptik dan kanker lambung. Ada
berbagai jenis ulkus yang paling umum adalah ulkus peptikum yaitu tampaknya terlihat
akibat kerusakan pada lapisan perut dan ulkus duodenum yang dikaitkan dengan sekresi
asal yang berlebihan oleh lambung.
Perforasi ulkus duodenum dapat terjadi pada kondisi pasien seperti duodenal
iskemia, duodenal diverticula, penyakit menular dan pada kondisi autoimun seperti
penyakit chron (radang usus), scledorma (penyakit gangguan imun pada jaringan ikat,
sehingga mengakibatkan jaringan tersebut tebal dan keras) dan abdominal vasculitis. Non
Steroid Anti Inflammatory Drug (NSAID) digunakan untuk anti nyeri sendi dan anti
inflamasi. Non Steroid Anti Inflammatory Drug contohnya aspirin, indometasin
menyebabkan efek samping di gaster atau lambung. Apabila dikonsumsi dalam jangka
waktu yang lama menyebabkan tukak lambung.
C. Patofisiologi
Tukak gaster/lambung menyebabkan abnormalitas patofisiologi dan faktor genetik
lingkungan. Peningkatan sekresi asam lambung dapat terjadi dengan tukak dodenum,
tetapi pasien dengan tukak peptik biasanya memiliki tingkat sekresi asam yang normal
atau sedikit. NSAID non selektif (termasuk aspirin) dapat mengakibatkan rusaknya
mukosa gaster dengan dua mekanisme yaitu pertama mengiritasi pada mukosa secara
topikal khususnya epitel lambung, dan yang kedua menghambat secara sistemik sintesis
prostaglandin mukosa endogen.
Peningkatan pengeluaran HCl menyebabkan munculnya luka atau tukak.
Kebanyakan manusia menderita tukak lambung dibagian awal duodenum, jumlah sekresi
HCl lebih tinggi dari normal. Walaupun produksi HCl meningkat setengah dari produksi
biasanya, hal ini mungkin disebabkan infeksi bakteri, pada penelitian laboratorik terhadap
hewan coba, ditambah bukti adanya stimulus berlebihan pengeluaran HCl oleh saraf pada
manusia yang menderita ulkus peptikum mengarah kepada pengeluaran cairan gaster yang
berlebihan untuk alasan apa saja (sebagai contoh, pada gangguan fisik) yang sering
merupakan penyebab utama ulkus peptikum. Mekanisme pertahanan dan perbaikan
mukosa normal termasuk lendir dan sekresi bikarbonat, pertahanan sel epitel intrinsik, dan
aliran darah mukosa. Pemeliharaan integritas dan perbaikan mukosa dimediasi oleh
produksi prostaglandin endogen.
Sel parietal mengeluarkan HCl, pepsinogen dikeluarkan oleh zinogen kemudian
oleh HCl dirubah menjadi pepsin. Fungsi pepsin adalah memecah protein dengan Ph < 4
(agresif pada mukosa gaster). HCl dan pepsin diketahui termasuk dalam faktor agresif.
Ketika histamin terangsang lalu mengeluarkan banyak HCl itu menimbulkan dilatasi serta
meningkatnya permeabilitas kapiler, dapat menyebabkan rusaknya mukosa gaster, tukak
akut atau kronik, dan ulkus gaster. Infeksi Helicobacter pylori menyebabkan peradangan
pada mukosa lambung semua orang yang terinfeksi, tetapi hanya sebagian kecil yang
menderita maag atau kanker lambung. Cedera mukosa dihasilkan oleh enzim pengurai
bakteri (urease, lipase, dan protease), kepatuhan, dan faktor virulensi Helicobacter pylori.
Helicobacter pylori menginduksi peradangan lambung dengan mengubah peradangan
respon inang dan merusak sel-sel epitel. Bakteri ini mampu bertahan di suasana asam di
lambung, lalu menyebabkan penekanan pada mukosa lambung dan Helicobacter pylori
bermukim dalam gaster. Penggunaan obat kortikosteroid tidak meningkatkan resiko
terjadi tukak atau komplikasi, tetapi resiko dapat berlipat ganda jika penggunaan
kortikosteroid dan NSAID dikonsumsi secara bersamaan. Kebiasaan merokok
menyebabkan resiko tukak kemudian besarnya resikonya sebanding dengan jumlah rokok
yang dikonsumsi atau dihisap per hari. Secara psikologis stres belum terbukti dapat
menyebabkan tukak peptik tetapi pasien tukak bisa bertambah buruk keadaannya jika
dipengaruhi oleh kehidupan sekitar yang penuh dengan tekanan (Almeida et al., 2021)
D. Pathway keperawatan (jalan munculnya semua masalah keperawatan sesuai teori)
Price, 2018.
Leher Dikaji posisi trakea, tiroid, suara, kelenjar limpe, vena jugularis, dan
denyut nadi karotis.
Dada Inspeksi kesimetrisan bentuk, dan kembang kempis dada, palpasi ada
tidaknya nyeri tekan, perkusi mendengar bunyi hasil perkusi, auskultasi untuk
mengetahui suara nafas, cepat dan dalam.
Almeida, C. S. de, Miccoli, L. S., Andhini, N. F., Aranha, S., Oliveira, L. C. de, Artigo, C. E.,
Em, A. A. R., Em, A. A. R., Bachman, L., Chick, K., Curtis, D., Peirce, B. N., Askey, D.,
Rubin, J., Egnatoff, D. W. J., Uhl Chamot, A., El‐Dinary, P. B., Scott, J.; Marshall, G.,
Prensky, M., … Santa, U. F. De. (2021). proses terjadinya tukak lambung dan
pencegahannya. Revista Brasileira de Linguística Aplicada, 5(1), 1689–1699.
MINGGU 1
DISUSUN OLEH:
NITHA RYANTI
NIM. 892233037
TAHUN 2024
FORMAT PENGKAJIAN KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH
B. Identitas
1. Identitas Klien
Nama : Ny. S
Tempat/tgl lahir : Bagong, 21 Januari 1980
Golongan darah : A
Pendidikan terakhir : SMP
Agama : Islam
Suku : Melayu
Status perkawinan : kawin
Pekerjaan : Petani
Alamat : -
Diagnosa medik : KASUS TUKAK LAMBUNG
a) Tanggal : 25/03/24
b) Tanggal : 27/03/24
c) Tanggal : 28/03/24
C. Status Kesehatan
1. Status kesehatan saat ini
a. Alasan masuk rumah sakit/keluhan utama :
Sakit pada bagian ulu hati sejak 2 hari yang lalu
Nyeri bertambah hebat 2 jam setelah Ny.A makan siang yang disertai dengan
mual dan muntah
Sebelumnya memang mempunyai penyakit maag atau gastritis.
Nyeri di rasakan pada bagian ulu hati
P : Nyeri pada saat terlambat makan
Q : Nyeri seperti ditusuk – tusuk dan seperti terbakar
R : Nyeri di rasakan pada bagian ulu hati
S : Skala nyeri 9 (berat) dari 1-10
T : Nyeri berlangsung ±10-15 menit, lalu kemudian berhenti sekitar 5 menit,
lalu muncul kembali, nyeri bertambah hebat apabila klien terlambat makan dan
sesudah makan.
Wajah tampak meringis dan gelisah
Ada nyeri tekan pada bagian epigastrium
Pasien tampak memegangi perut bagian atas.
Sering mengkonsumsi makanan yang bersifat pedas dan kadang sering terlambat
makan.
Sejak 2 hari yang lalu nafsu makan klien menurun dan disertai mual dan muntah
lebih dari 3x sehari biasanya sebelum makan dan sesudah makan.
b. Faktor pencetus : pusing
c. Lamanya keluhan : 1 minggu
d. Timbulnya keluhan: ( ) bertahap (√ ) mendadak
e. Factor yang memperberat : s a a t b e r a k t i v i t a s
2. Status kesehatan masa lalu
a) Penyakit yang pernah dialami (kaitkan dengan penyakit sekarang) : tidak ada
b) Kecelakaan
3. Pernah dirawat
1) Penyakit : hipertensi
2) Waktu : tahun 2022
3) Riwayat operasi : tidak ada
D. Pengkajian pola fungsi dan pemeriksaan fisik
1. Persepsi dan pemeliharaan kesehatan
a. Persepsi tentang kesehatan diri : pasien mengatakan jarang minum obat hipertensi
b. Pengetahuan dan persepsi pasien tentang penyakit dan perawatannya: pasien mengatakan
kurang memahami penyakitnya
c. Upaya yang biasa dilakukan dalam mempertahankan kesehatan
1) Kebiasaan diit yang adekuat, diit yang tidak sehat ?
2) Pemeriksaan kesehatan berkala, perawatan kebersihan diri, imunisasi: jarang berobat
3) Kemampuan pasien untuk mengontrol kesehatan
a) Yang dilakukan bila sakit : minum obat asam amolodipin 5mg
b) Kemana pasien biasa berobat bila sakit ? beli obat keapotik
c) Kebiasaan hidup (konsumsi jamu/ ocus s/rokok/kopi/kebiasaan
olahraga) Merokok : 1 bungkus /hari, lama : 10 t ahun
Alkohol : 3-4 gelas dalam sehari, lama : 6 tahun
Kebiasaan olahraga, jenis : 1 kali dalam seminggu frekwensi : 15 menit
1) Adanya nyeri
P = paliatif/provokatif (yang mengurangi/meningkatkan nyeri)
Q = qualitas/quantitas (frekuensi dan lamanya keluhan dirasakan serta deskripsisifat
nyeri yang dirasakan: rasa ditusuk-tusuk
R = region/tempat : dada (lokasi sumber & penyebarannya)
S = severity/tingkat berat nyeri (skala nyeri 1-10): 9
T = time (kapan keluhan dirasakan dan lamanya) : saat beraktivitas
2) Rasa ingin pingsan/pusing ( ) tidak ada(√ ) ada
Jelaskan: karena kuat pusing
20. Sakit kepala : lokasi nyeri : kepala sebelah kiri
Frekuensi : hilang timbul
1) Kesemutan/kebas/kelemahan (lokasi)
2) Kejang ( √) tidak ada ( ) ada
Jelaskan
Cara mengatasi
3) Mata : penurunan penglihatan ( ) tidak ada
(√) ada, jelaskan : mata sebelah kanan
4) Pendengaran : penurunan pendengaran (√) tidak ada ( ) ada
Jelaskan
5) Epistaksis : (√) tidak ada ( ) ada
Jelaskan
a. Tanda (obyektif)
1) Status mental
Kesadaran : (√ ) composmentis, ( ) apatis. ( )somnolen, ( ) spoor, ( ) koma
2) Skala koma glasgow (gcs) : respon membuka mata (e) 3
Respon motorik(m) : 3, respon verbal : 3
3) Terorientasi/disorientasi : waktu: tidak terkaji
4) Persepsi sensori : ilusi tidak ada , halusinasi tidak ada
Delusi: tidak ada, afek : tidak ada, jelaskan
5) Memori : saat ini
Masa lalu : tidak terkaji
6) Alat bantu penglihatan/pendengaran ( ) tidak ada (√ ) ada, sebutkan : kaca mata
7) Reaksi pupil terhadap cahaya : ka/ki 6/6
Ukuran pupil: 2
21. Fascial dropl: tidak ada, postur: normal
Reflek: normal
22. Penampilan umum tampak kesakitan : (√ ) tidak ada ( ) ada, menjaga area sakit
Respon emosional.. penyempitan fokus …
23. Keamanan
a. Gejala (subyektif)
1) Alergi : (catatan agen dan reaksi spesifik)
2) Obat-obatan : t i d a k a d a
3) Makanan :
4) Faktor lingkungan :
a) Riwayat penyakit hubungan seksual : (√ ) tidak ada ( ) ada, jelaskan
b) Riwayat transfusi darah: riwayat adanya reaksi
t ransfu se
Kerusakan penglihatan, pendengaran : ( ) tidak ada ( ) ada, sebutkan
5) Riwayat cidera (√ ) tidak ada ( ) ada, sebutkan
6) Riwayat kejang (√ ) tidak ada ( ) ada, sebutkan
b. Tanda (objektif)
1) Suhu tubuh 360C diaporesis
2) Integritas jaringan: lembab
3) Jaringan parut (√) tidak ada ( ) ada, jelaskan
4) Kemerahan pucat (√) tidak ada ( ) ada, jelaskan
5) Adanya luka : luas kedalaman
Drainase prulen, Peningkatan nyeri pada luka
6) Ekimosis/tanda perdarahan lain
7) Faktor resiko : terpasang alat invasive (√ ) tidak ada ( ) ada, jelaskan
8) Gangguan keseimbangan (√) tidak ada ( ) ada, jelaskan
9) Kekuatanumum, tonus otot
Parese atau paralisa
24. Seksual dan reproduksi
a. Gejala (subyektif)
1) Pemahaman terhadap fungsi seksual: normal
2) Gangguan hubungan seksual karena berbagai kondisi ( fertilitas, libido, ereksi,
menstruasi, kehamilan, pemakaian alat kontrasepsi atau kondisi sakit: tidak ada
3) Permasalahan selama aktivitas seksual (√ ) tidak ada ( ) ada, jelaskan
4) Pengkajian pada laki-laki : raba pada penis: tidak terkaji, Gangguan prostat. Tidak
terkaji
E. Pengkajian pada perempuan
1. Riwayat menstruasi (keturunan, keluhan)
2. Riwayat kehamilan
3. Riwayat pemeriksaan
4. ginekologi misalnya pap smear
a. Tanda (obyektif)
a. Pemeriksaan payudara/penis/testis
b. Kutil genital, lesi
5. Persepsi diri, konsep diri dan mekanisme koping
a. Gejala (subyektif)
1) Faktor stress
2) Bagaimana pasien dalam mengambil keputusan (sendiri atau dibantu)
3) Yang dilakukan jika menghadapi suatu masalah (misalnya memecahkan masalah,
mencari pertolongan/berbicara dengan orang lain, makan, tidur, minum obat-
obatan, marah, diam, dll)
4) Upaya klien dalam menghadapi masalahnya sekarang.
5) Perasaan cemas/takut : (√ ) tidak ada ( ) ada, jelaskan
6) Perasaan ketidakberdayaan ( ) tidak ada ( ) ada, jelaskan
7) Perasaan keputusasaan (√ ) tidak ada ( ) ada, jelaskan
8) Konsep diri
6. Citra diri :
7. Ideal diri :
8. Harga diri :
9. Ada/tidak perasaan akan perubahan identitas :
10. Konflik dalam peran :
a. Tanda (obyektif)
1) Status emosional : ( ) tenang, ( ) gelisah, ( ) marah, ( ) takut, ( ) mudah
tersinggung
2) Respon fisiologi yang terobservasi : perubahan tanda vital : ekspresi wajah
11. Interaksi sosial
a) Gejala (subyektif)
1) Orang terdekat & lebih berpengaruh
2) Kepada siapa pasien meminta bantuan bila mempunyai masalah
3) Adakah kesulitan dalam keluarga hubungan dengan orang tua, saudara,
pasangan,
( ) tidak ada ( ) ada, sebutkan
4) Kesulitan berhubungan dengan tenaga kesehata, klien lain : () tidak ada
( ) ada Sebutkan
b) Tanda (obyektif)
1) Kemampuan berbicara : ( ) jelas, ( ) tidak jelas
Tidak dapat dimengerti afasia
2) Pola bicara tidak biasa/kerusakan
3) Penggunaan alat bantu bicara
4) Adanya jaringan laringaktomi/trakeostomi
5) Komunikasi non verbal/verbal dengan keluarga/orang lain
6) Perilaku menarik diri : ( ) tidak ada ( ) ada
Sebutkan
12. Pola nilai kepercayaan dan spiritual
a) Gejala (subyektif)
1) Sumber kekuatan bagi pasien
2) Perasaan menyalahkan tuhan : ( ) tidak ada ( ) ada
jelaskan
3) Bagaimana klien menjalankan kegiatan agama atau kepercayaan, macam :
Frekuensi :
4) Masalah berkaitan dengan aktifitasnya tsb selama dirawat
5) Pemecahan oleh pasien
6) Adakah keyakinan/kebudayaan yang dianut pasien yang bertentangan dengan
kesehatan ( ) tidak ada ( ) ada , jelaskan
7) Pertengtangan nilai/keyakinan/kebudayaan terhadap pengobatan yang dijalani : ( )
tidak ada ( ) ada , jelaskan
b) Tanda (obyektif)
1) Perubahan perilaku
2) Menolak pengobatan ( ) tidak ada ( ) ada , jelaskan
3) Berhenti menjalankan aktivitas agama : ( ) tidak ada ( ) ada , jelaskan
4) Menunjukan sikap permusuhan dengan tenaga kesehatan ( ) tidak ada ( )
ada, jelaskan
F. Data penunjang
Tulis tanggal pemeriksaan:
1. Laboratorium
Tanggal Jenis Hasil Nilai Rujukan
pemeriksaan Pemeriksaan ( satuan)
25/03/2024 GDS 109 70-170 mg/dc
Ureum 29 0-40mg/dl
Kreatinin 1,10 0,5-n1,2 mg/dl
SGOT 48 L <50 p<35 u/l
37c
SGPT 72 L <50 p<35 u/l
37c
26/03/2024 WBC 10,3 3,6 11,0
8. Diit
SITEMATIKA PENULISAN LAPORAN ASUHAN
KEPERAWATAN KMB
A. Pengkajian
1. Pengumpulan dan pengelompokan data-sesuai format
2. Analis data
DS/DO Etiologi Problem
DS : Iritasi mukosa dan Nyeri akut
P pasien mengatakan spasme otot
- Sakit pada bagian ulu hati sejak 2 hari lambung
yang lalu
- Nyeri bertambah hebat 2 jam setelah
Ny.A makan siang yang disertai dengan
mual dan muntah
- Sebelumnya memang mempunyai
penyakit maag atau gastritis.
DO :
- KU : Lemah
- Pengkajian PQRST
P : Nyeri pada saat terlambat makan
Q : Nyeri seperti ditusuk – tusuk dan
seperti terbakar
R : Nyeri di rasakan pada bagian ulu hati
S : Skala nyeri 9 (berat) dari 1-10
T : Nyeri berlangsung ±10-15 menit, lalu
kemudian berhenti sekitar 5 menit, lalu
muncul kembali, nyeri bertambah hebat
apabila klien terlambat makan dan
sesudah makan.
- Wajah tampak meringis dan gelisah
- Ada nyeri tekan pada bagian epigastrium
- Pasien tampak memegangi perut bagian
atas.
Price, 2018.
C. Diagnosa keperawatan-tulis sesuai prioritas
1. Nyeri akut berhubungan dengan iritasi mukosa dan spasme otot lambung
2. Ketidakseimbangan nutrsi: kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake
nutrisi tidak adekuat
3. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan umum
4. Risiko infeksi berhubungan dengan perforasi lambung
D. Perencanaan
Dx 1: Nyeri akut berhubungan dengan iritasi mukosa dan spasme
ototlambung
Intervensi Rasional
1. Kaji dan catat keluhan nyeri 1. Untuk menentukan intervensi
termasuk lokasi, durasi, dan mengetahui efek terapi
intensitasnya dan skala nyeri (0- 2. Posisi yang nyaman dapat
10) menurunkan nyeri
2. Atur posisi tidur yang nyaman 3. Teknik relaksasi dapat
bagi klien mengalihkan perhatian klien
3. Anjurkan klien melakukan tehnik sehingga dapat menurunkan
relaksasi seperti nafas dalam, nyeri
mendengarkan music, nonton tv, 4. Makanan yang merangsang
dan membaca. lambung dapat mengiritasi
4. Jelaskan agar klien menghindari mukosa lambung.
makanan yang merangsang 5. Untuk menghilangkan nyeri
lambung, seperti makan pedas, lambung.
asam dan mengandung gas.
5. Kolaborasi dengan dokter dalam
pemberian terapi analgetik
I: E:
1. Mengobservasi keadaan S:
I: E: Nitha
10.00 1. Mengoservasi keadaan S : Pasien mengatakan
WIB umum pasien sakit saat obat
2. Mengukur tanda – tanda dimasukkan
vital O : pasien terlihat
- TD : 110 / 70 mmHg mengerutkan dahi
- Suhu : 36˚C A : Masalah belum
10.15WIB - Respirasi : 20 teratasi
x/menit P : Lanjutkan intervensi
- Nadi : 78x/ menit
3. Menganti hepavix pada
tangan yang terpasang
infus
- Pasien mengeluh
sakit saat obat
11.30 dimasukkan
WIB
Catatan perkembangan hari ke 2
MINGGU 1
DISUSUN OLEH:
NITHA RYANTI
NIM. 892233037
TAHUN 2024
1. https://www.academia.edu/34579740/ASKEP_KASUS_TUKAK_LAMBUNG_tutor
2. http://eprints.poltekkesjogja.ac.id/2129/1/KTI%20PAK%20DWI%20S.pdf
MINGGU 1
DISUSUN OLEH:
NITHA RYANTI
NIM. 892233037
TAHUN 2024
Standar Operasional Prosedur (SOP)
Teknik Mengatasi nyeri dengan
Relaksasi Nafas Dalam
Pengertian Merupakan metode aktif untuk mengurangi rasa nyeri, takut dan
tidak merasa tenang pada pasien yang mengalami nyeri. Rileks
sempurna yang dapat mengurangi ketegangan otot, rasa jenuh,
kecemasan sehingga mencegah nyeri yang berlebihan. Ada tiga
hal utama dalam teknik relaksasi yaitu:
1. Posisikan pasien dengan tepat
2. Pikiran beristirahat
3. Lingkungan yang tenang
Tujuan Untuk mengurangi atau menghilangkan rasa nyeri,
takut. Indikasi: dilakukan untuk pasien yang
mengalami rasa nyeri berlebihan.
Prosedur : Tempat tidur/bed pasien yang posisi kepalanya dapat
Persiapan alat dinaikan
Pre-interaksi 1. Membaca status pasien
2. Mencuci tangan
3. Menyiapkan alat
Tahap Orientasi 1. Beri salam dan perkenalkan diri
2. Identifikasi pasien : tanyakan nama, tanggal lahir, alamat
(minimal 2 item). Cocokkan dengan gelang identitas
3. Tanyakan kondisi/keluhan pasien
4. Jelaskan tujuan, prosedur, lama tindakan, dan hal yang
perlu dilakukan pasien
5. Berikan kesempatan pasien/keluarga bertanya sebelum
kegiatan dilakukan
MINGGU 1
DISUSUN OLEH:
NITHA RYANTI
NIM. 892233037
TAHUN 2024
1. https://www.youtube.com/watch?v=AayrX_MysQs
LOG BOOK HARIAN
“ KASUS TUKAK LAMBUNG”
MINGGU 1
DISUSUN OLEH:
NITHA RYANTI
NIM. 892233037
TAHUN 2024
Nama : Nitha Ryanti
NIM : 892233037
Ruangan : Wanita
3. Rabu/27-03-24 14:00-
Melakukan Handover
20:00
Memandikan pasien
Mengantikan infus
Memonitor TIV
Mendorong pasien untuk memonitor nyeri dan
menangani nyerinya dengan tepat.
Memastikan pemberian analgesik dan atau strategi
nonfarmakologi (teknik relaksasi nafas dalam).
Melakukan Handover
4. Kamis/28-03-24 08:00- Memandikan pasien
13:00 Melakukan oral hygine
Mengobervasi TTV pasien
Memonitoring suhu
Membantu pasien untuk makan dan minum
Makan habis 200cc
5. Jumat/29-03-24 08:00- Melakukan handover
13:00 Menggantikan infus
Mengobservasi ttv
Memberikan lingkungan yang tenang dan posisi
yang nyaman
Pasien mengatakan lebih nyaman
Pasien tertidur
Memberikan injeksi plasminex 500mg
melalui inta vena pada pukul 07.30
Pasien tenang saat obat di masukan
Mengukur tanda – tanda vital
Melakukan handover
6. Sabtu/30-03-24 14:00- Mengobservasi ttv dan mengecek infus
20:00 Memonitoring hasil laboratorium
Beri kompres pada lipatan paha dan axila
Mengobservasi keluhan pasien
Memberikan obat cendantran 4mg melalui intra vena Pukul
12.00 WIB
Memberikan obat oral salofac 500mg , curcuma 10mg,
antasida syrup 5ml pukul 12.15 WIB