Ulkus Peptikum
Latar Belakang
Ulkus peptikum merupakan suatu keadaan yang dikarenakan
ketidakseimbangan asam gastrik dan sekresi pepsin serta perubahan
mukosa. Setiap orang menghasilkan asam lambung dalam jumlah yang
berlainan dan pola pembentukan asam ini cenderung menetap sepanjang
hidup seseorang. Sehingga hampir 1 diantara 10 orang akan terbentuk ulkus
peptikum. Kira-kira 5% dari semua tukak akan mengalami perforasi, dan
komplikasi ini akan mengakibatkan 65% terjadi kematian akibat tukak
peptikum.
Insidensi yang lain, tukak duodenum menyusun sekitar 80% dari semua
tukak peptikum, dan menyerang sekitar 10-12% populasi. Individu dengan
golongan darah O 35% lebih rentan terjadi Ulkus, dibandingkan dengan
orang yang bergolongan darah A, B, atau AB. Hal ini belum diketahui
secara pasti penyebabnya
Ulkus peptikum lebih sering terjadi pada usia 40-60 tahun. Pria 3 kali lebih
sering daripada perempuan, karena diduga bahwa laki-laki mempunyai
kecenderungan gaya hidup yang mengakibatkan rusaknya salah satu sawar
pelindung lambung, misalnya merokok, kafein, aspirin, alkohol dan
penggunaan kronis obat anti inflamasi non steroid seperti penggunaan
NSAID.
Definisi / Pengertian
Ulkus peptikum adalah suatu peronggaan yang dibentuk dalam dinding
mukosa lambung, pylorus, duodenum, atau esophagus.(Brunner dan
Suddarth, 2000)
Ulkus peptikum merupakan keadaan di mana kontinuitas mukosa lambung
terputus dan meluas sampai ke bawah epitel (Price, Sylvia Anderson, 1995).
Ulkus peptikum adalah ekskavasasi (area berlubang) yang terbentuk dalam
dinding mukosal lambung, pilorus, duodenum atau esofagus. Ulkus
peptikum disbut juga sebagai ulkus lambung, duodenal atau esofageal,
tergantung pada lokasinya. (Bruner and Suddart, 2001).
Etiologi
Patofisiologi
a. Sefalik
Fase pertama ini dimulai dengan rangsangan seperti pandangan, bau atau
rasa makanan yang bekerja pada reseptor kortikal serebral yang pada
gilirannya merangsang saraf vagal. Intinya, makanan yang tidak
menimbulkan nafsu makan menimbulkan sedikit efek pada sekresi lambung.
Inilah yang menyebabkan makanan sering secara konvensional diberikan
pada pasien dengan ulkus peptikum. Saat ini banyak ahli gastroenterology
menyetujui bahwa diet saring mempunyai efek signifikan pada keasaman
lambung atau penyembuhan ulkus. Namun, aktivitas vagal berlebihan
selama malam hari saat lambung kosong adalah iritan yang signifikan.
b. Fase lambung
Pada fase ini asam lambung dilepaskan sebagai akibat dari rangsangan
kimiawi dan mekanis terhadap reseptor dibanding lambung. Refleks vagal
menyebabkan sekresi asam sebagai respon terhadap distensi lambung oleh
makanan.
c. Fase usus
Oleh karena itu, seseorang mungkin mengalami ulkus peptikum karena satu
dari dua factor ini :
Pendapat lain yang berbeda adalah penyebab lain dari ulserasi mukosa.
Biasanya ulserasi mukosa dengan syok ini menimbulkan penurunan aliran
darah mukosa lambung. Selain itu jumlah besar pepsin dilepaskan.
Kombinasi iskemia, asam dan pepsin menciptakan suasana ideal untuk
menghasilkan ulserasi. Ulkus stress harus dibedakan dari ulkus cushing dan
ulkus curling, yaitu dua tipe lain dari ulkus lambung. Ulkus cushing umum
terjadi pada pasien dengan trauma otak. Ulkus ini dapat terjadi pada
esophagus, lambung, atau duodenum, dan biasanya lebih dalam dan lebih
penetrasi daripada ulkus stress. Ulkus curling sering terlihat kira-kira 72 jam
setelah luka bakar luas.
Tanda dan gejala
1. Nyeri
3. Muntah
Pemeriksaan Penunjang
Penatalaksanaan
1. Diet
Tujuan diet untuk pasien ulkus peptikum adalah untuk menghindari sekresi
asam yang berlebihan dan hipermotilitas saluran gastrointestinal dengan
menghindari makanan yang sifatnya meningkatkan sekresi asam lambung.
Pasien dianjurkan untuk makan apa saja yang disukainya.Selain itu untuk
menetralisir asam dengan makan tiga kali sehari makanan biasa.
2. Berhenti Merokok
a. Sucralfate
Cara kerjanya adalah dengan membentuk selaput pelindung melapisi dasar
ulkus untuk mempercepat penyembuhan. Sangat efektif untuk mengobati
ulkus peptikum dan merupakan pilihan ke dua dari antacid. Sucralfat
diminum 3-4x/hari dan tidak diserap ke dalam darah, sehingga efek
sampingnya sedikit tetapi bisa menyebabkan sembelit.
b. Antagonis H2
Contohnya adalah cimetidine, ranitidine, famotidine, dan nizatidine. Obat
ini mempercepat penyembuhan ulkus dengan mengurangi jumlah asam dan
enzim pencernaan di dalam lambung dan duodenum. Diminum 1x/hari dan
beberapa diantaranya diperoleh tanpa resep dokter.
d. Antibiotik
Digunakan bila penyebab utama terjadinya ulkus adalah Helicobacter
Pylori. Pengobatan ini bisa mengurangi gejala ulkus, bahkan bila ulkus
tidak memberikan respon terhadap pengobatan sebelumnya atau jika ulkus
sering mengalami kekambuhan.
e. Misoprostol
Digunakan untuk mencegah ulkus gastrikum yang disebabkan oleh obet-
obet anti peradangan non steroid.
Pengkajian
1. Keadaan Umum
2. Tanda –Tanda Vital: Tensi; Suhu; Nadi; Respirasi.
3. Riwayat pola makan pasien: pola makan tidak teratur, mengkonsumsi
makanan yang merangsang sekresi asam lambung seperti makanan
pedas dan masam.
4. Riwayat merokok; bila ya seberapa banyak konsumsi dalam sehari.
5. Riwayat penggunaan obat anti inflamasi non steroid yang lama.
6. Riwayat minuman; kafein, alkohol berapa banyak dalam sehari.
7. Riwayat muntah; warna merah terang atau seperti kopi, jumlah.
8. Riwayat psikologis ; stress terhadap pekerjaan, keluarga, penyakit .
9. Riwayat keluarga terhadap penyakit ulkus peptikum.
10.Kaji BAB Pasien; bercampur darah, atau tidak, berapa kali.
11.Pemeriksaan fisik terfokus pada ulkus peptikum: Mata: konjungtiva
merah muda, Abdomen : pada palpasi untuk melokalisir nyeri tekan
dan didapatkan nyeri tekan kuadran atas tengah
Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri akut
2. Defisit nutrisi
3. Kurang pengetahuan
Intervensi Keperawatan
1. Nyeri akut
2. Defisit nutrisi
Daftar Pustaka