DOSEN PENGAMPU:
DG. MANGEMBA S.KEP.,NS.,M. KEP
2. Etiologi
Penyebab umum dari ulserasi peptikum adalah ketidakseimbangan antara
sekresi cairan lambung dan derajat perlindungan yang diberikan mukosa
gastroduodenal dan netralisasi asam lambung oleh cairan duodenum. (Arif
Mutaqqin,2011). Ada dua penyebab utama ulkus (tukak):
Penurunan produksi mukus sebagai penyebab ulkus.
Kebanyakan ulkus terjadi jika sel sel mukosa usus tidak menghasilkan
produksi mukus yang adekuat sebagai perlindungan terhadap asam lambung.
Penyebab penurunan produksi mukus dapat termasuk segala hal yang
menurunkan aliran darah ke usus, menyebabkan hipoksia lapisan mukosa dan
cedera atau kematian sel-sel penghasil mukus. Penyebab utama penurunan
produksi mukus berhubungan dengan infeksi bacterium H. pylori membuat
kolon pada sel-sel penghasil mukus di lambung dan duodenum, sehingga
menurunkan kemampuan sel memproduksi mukus.
Kelebihan asam sebagai penyebab ulkus.
Pembentukan asam di lambung penting untuk mengaktifkan enzim
pencernaan lambung. Asam hidroklorida (HCl) dihasilkan oleh sel-sel parietal
sebagai respons terhadap makanan tertentu, obat, hormon. Makanan dan obat
seperti kafein dan alkohol menstimulasi sel-sel parietal untuk menghasilkan
asam. Sebagai individu memperlihatkan reaksi berlebihan pada sel-sel
perietalnya terhadap makanan atau zat tersebut atau mungkin mereka
memiliki jumlah sel parietal yang lebih banyak dari normal sehingga
menghasilkan lebih banyak asam. Aspirin bersifat asam yang dapat langsung
mengiritasi atau mengerosi lapisan lambung (Corwin, 2009)
3. Manifestasi Klinis
Menurut Price (2006), gejala-gejala ulkus dapat hilang selamabeberapa hari,
minggu, atau beberapa bulan dan bahkan dapat hilanghanya sampai terlihat
kembali, sering tanpa penyebab yang dapatdiidentifikasi. Banyak individu
mengalami gejala ulkus, dan 20-30%mengalami perforasi atau hemoragi yang
tanpa adanya manifestasi yang mendahului. Berikut tanda dan gejala ulkus
peptikum menurut Mansjoer(2006) yaitu:
Nyeri
Biasanya pasien dengan ulkus mengeluh nyeri tumpul, seperti tertusuk atau
sensasi terbakar di epigastrium tengah atau di punggung. Hal ini diyakini
bahwa nyeri terjadi bila kandungan asam lambung dan duodenum meningkat
menimbulkan erosi dan merangsang ujung saraf yang terpajan. Teori lain
menunjukkan bahwa kontak lesi dengan asam merangsang mekanisme refleks
local yang mamulai kontraksi otot halus sekitarnya. Nyeri biasanya hilang
dengan makan, karena makan menetralisasi asam atau dengan menggunakan
alkali, namun bila lambung telah kosong atau alkali tidak digunakan nyeri
kembali timbul. Nyeri tekan lokal yang tajam dapat dihilangkan dengan
memberikan tekanan lembut pada epigastrium atau sedikit di sebelah
kanan garis tengah.Beberapa gejala menurun dengan memberikan tekanan
local pada epigastrium.
Pirosis (nyeri ulu hati)
Beberapa pasien mengalami sensasi luka bakar pada esophagus dan lambung,
yang naik ke mulut, kadang-kadang disertai eruktasi asam. Eruktasi atau
sendawa umum terjadi bila lambung pasien kosong.
Muntah
Meskipun jarang pada ulkus duodenal tak terkomplikasi,muntah dapat
menjadi gejala ulkus peptikum. Hal ini dihubungkan dengan pembentukan
jaringan parut atau pembengkakan akut dari membran mukosa yang
mengalami inflamasi disekitarnya pada ulkus akut. Muntah dapat terjadi atau
tanpa didahului oleh mual, biasanya setelah nyeri berat yang dihilangkan
dengan ejeksi kandungan asam lambung.
Konstipasi dan perdarahan
Konstipasi dapat terjadi pada pasien ulkus, kemungkinan sebagai akibat dari
diet dan obat-obatan. Pasien dapat juga datang dengan perdarahan
gastrointestinal sebagian kecil pasien yang mengalami akibat ulkus akut
sebelumnya tidak mengalami keluhan, tetapi mereka menunjukkan
gejala setelahnya.
4. Patofisiologi
Ulkus peptikum terjadi pada mukosa gastroduodenal karena jaringan ini tidak
dapat menahan kerja asam lambung pencernaan (asam hidroklorida dan pepsin). Erosi
yang terjadi berkaitan dengan peningkatan konsentrasi dan kerja asam peptin, atau
berkenaan dengan penurunan pertahanan normal dari mukosa. Mukosa yang rusak
tidak dapat mensekresi mukus yang cukup bertindak sebagai barier terhadap asam
klorida. Sekresi lambung terjadi pada 3 fase yang serupa :
a. Sefalik Fase pertama ini dimulai dengan rangsangan seperti pandangan, bau atau
rasa makanan yang bekerja pada reseptor kortikal serebral yang pada gilirannya
merangsang saraf vagal. Intinya, makanan yang tidak menimbulkan nafsu makan
menimbulkan sedikit efek pada sekresi lambung. Inilah yang menyebabkan makanan
sering secara konvensional diberikan pada pasien dengan ulkus peptikum. Saat ini
banyak ahli gastroenterology menyetujui bahwa diet saring mempunyai efek
signifikan pada keasaman lambung atau penyembuhan ulkus. Namun, aktivitas vagal
berlebihan selama malam hari saat lambung kosong adalah iritan yang signifikan.
b. Fase lambung Pada fase ini asam lambung dilepaskan sebagai akibat dari
rangsangan kimiawi dan mekanis terhadap reseptor di dinding lambung. Pemicu stres
menyebabkan sekresi asam sebagai respon terhadap distensi lambung oleh makanan.
c. Fase usus Makanan dalam usus halus menyebabkan pelepasan hormon (dianggap
menjadi gastrin) yang pada waktunya akan merangsang sekresi asam lambung. Pada
manusia, sekresi lambung adalah campuran mukopolisakarida dan mukoprotein yang
disekresikan secara kontinu melalui kelenjar mukosa. Mukus ini mengabsorpsi pepsin
dan melindungi mukosa terhadap asam. Asam hidroklorida disekresikan secara
kontinu, tetapi sekresi meningkat karena mekanisme neurogenik dan hormonal yang
dimulai dari rangsangan lambung dan usus (Mitchell, Richard N., 2008).
5. Pathway
ULKUS
PEPTIKUM
Nyeri Akut
Penurunan
pembentukan ATP
dan penumpukan
asam laktat jaringan
Keletihan
6. Pemeriksaan diagnostik
Menurut Sylvia A. Price (2006), pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan pada
penderita ulkus peptikum yaitu:
3. Feces dapat diambil setiap hari sampai laporan laboratorium adalah negatif
terhadap darah samar.
5. Adanya H. Pylory dapat ditentukan dengan biopsy dan histology melalui kultur,
meskipun hal ini merupakan tes laboratorium khusus.serta tes serologis terhadap
antibody pada antigen H. Pylori.
7. Penatalaksanaan
Pasien memerlukan bantuan dalam mengidentifikasi situasi yang penuh stres atau
melelahkan.Gaya hidup terburu-buru dan jadwal tidak teratur dapat memperberat
gejala dan mempengaruhi keteraturan pola makan dan pemberian obat dalam
lingkungan yang rileks.Selain itu dalam upaya mengurangi stres, pasien juga
mendapat keuntungan dari periode istirahat teratur selama sehari, sedikitnya
selama fase akut penyakit.
3. Penghentian Merokok
4. Modifikasi Diet
Tujuan diet untuk pasien ulkus peptikum adalah untuk menghindari sekresi asam
yang berlebihan dan hipermotilitas saluran Gl.hal ini dapat diminimalkan dengan
menghindari suhu ekstrim dan stimulasi berlebihan makan ekstrak, alkohol, dan
kopi.Selain itu, upaya dibuat untuk menetralisasi asam dengan makan tiga kali
sehari makanan biasa.
5. Obat-obatan
Saat ini, obat-obatan yang paling sering digunakan dalam pengobatan ulkus
mencakup antagonis reseptor histamin, yang mnurunkan sekresi asam dalam
lambung; inhibator pompa proton, yang juga menurunkan sekresi asam; agen
sitoprotektif, yang melindungi sel mukosa dari asam atau NSAID; antasida;
antikolinergis, yang menghambat sekresi asam; atau kombinasi antibiotik dengan
garam bismutyang menekan bakteri H. Pylori.
8. Komplikasi
3. Penetrasi atau Obstruksi, penetrasi adalah erosi ulkus melalui serosa lambung ke
dalam struktur sekitarnya seperti pankreas, saluran bilieratau omentum hepatik.
4. Obstruksi pilorik terjadi bila areal distal pada sfingter pilorik menjadi jaringan
parut dan mengeras kar ena spasme atau edema atau karena jaringan parut yang
terbentuk bila ulkus sembuh atau rusak.
FORMAT PENGKAJIAN
IDENTITAS
KELUHAN UTAMA
3. Riwayat alergi :
Obat ya tidak jenis:…........
Makanan ya tidak jenis:…........
Lain-lain ya tidak jenis:…........
4. Riwayat operasi : ya tidak
- Kapan :-
- Jenis operasi :-
5. Lain-lain:
ya tidak
- Jenis : gastritis
GENOGRAM
72 68 65
22
45 43 40 47 30
00
27
25
Ket:
: Laki-laki
: Perempuan
: Pasien
: Meninggal
PERILAKU YANG MEMPENGARUHI KESEHATAN Masalah Keperawatan:
Alkohol ya tidak
Keterangan:...............................................................................
Merokok ya tidak
Keterangan:...............................................................................
Obat ya tidak
Keterangan:...............................................................................
Olahraga ya tidak
Keterangan:...............................................................................
2. Sistem pernafasan
a. RR: x/menit
b. Keluhan: sesak nyeri waktu nafas orthopnea
Batuk: produktif tidak produktif
i. Penggunaan WSD:
- Jenis :.........................................................................................................................
- Jumlah cairan :.........................................................................................................................
- Undulasi :.........................................................................................................................
- Tekanan :.........................................................................................................................
j. Tracheostomy : ya tidak
……………………………………………………………………………………
………
k. Lain-lain
.......................................................................................................................................................
4. Sistem persyarafan
o
a. S : C
b. GCS: Masalah keperawatan:
c. Refleks fisiologis patella triceps biceps
d. Refleks patologis babinsky brudzinsky kernig
e. Keluhan pusing ya tidak
P :.............................................................
Q:..............................................................
R:..............................................................
S:..............................................................
T:..............................................................
f. Kemampuan berkemih:
Spontan Alat bantu, sebutkan:…......................
Jenis :...................................................................
Ukuran :...................................................................
Hari ke :...................................................................
g. Produksi urine:….........ml/jam
Warna :…...........
Bau :…...........
h. Kandung kemih Membesar ya tidak
i. Nyeri tekan ya tidak
j. Intake cairan oral :…........cc/hari parenteral :….........cc/hari
k. Balance cairan
……………………………………………………………………………………
……………….
l. Lain-lain
……………………………………………………………………………………
……………….
.......................................................................................................................................................
6. Sistem pencernaan
Masalah keperawatan:
a. TB : 158cm BB : 40kg
b. IMT : 16 Interpretasi : DEFISIT NUTRISI
c. LILA : 20 cm
d. Sclera : anikterus rofess
e. Mulut : bersih kotor berbau
f. Membran mukosa: lembab kering stomatitis
g. Tenggorokan:
sakit menelan kesulitan menelan
pembesaran tonsil nyeri tekan
h. Abdomen: tegang kembung ascites
i. Nyeri tekan: ya tidak
j. Luka operasi: ya tidak
Tanggal operasi :.....................................................
Jenis operasi :.....................................................
Lokasi :.....................................................
Keadaan :.....................................................
Drain : ada tidak
- Jumlah :...........................
- Warna :...........................
- Kondisi area sekitar insersi :...........................
k. Peristaltik : 7x/menit
l. BAB :1x/hari Terakhir tanggal : 30 Oktober 2023
m. Konsistensi : keras lunak cair rofes/ darah
n. Diet : padat lunak cair
o. Diet khusus : Diet hambar 1
Keterangan: ¼ piring
r. Lain-lain:
7. Sistem penglihatan
Masalah keperawatan:
a. Pengkajian segmen anterior dan posterior :
OD OS
Visus
Palpebra
Conjungtiva
Kornea
Pupil
Iris
Lensa
TIO
R:..............................................................
S:..............................................................
T:..............................................................
8. Sistem pendengaran
a. Pengkajian segmen anterior dan posterior
Masalah keperawatan:
OD OS
Aurcicula
Membran
Tympani
Rinne
Weber
b. Tes Audiometri:
……………………………………………………………………………………
……………….
c. Keluhan nyeri: ya tidak
P:..............................................................
Q:..............................................................
R:..............................................................
S:..............................................................
T:..............................................................
Lokasi :.............................
Keadaan :.............................
Q:..............................................................
R:..............................................................
S:..............................................................
T:..............................................................
PERSEPSI TERBATAS
SANGAT KETERBATAS TIDAK ADA
SEPENUHN
SENSORI TERBATAS AN RINGAN GANGGUAN
YA
TERUS
KELEMBAB SANGAT KADANG2 JARANG
MENERUS
AN LEMBAB BASAH BASAH
BASAH
LEBIH
KADANG2
AKTIVITAS BEDFAST CHAIRFAST SERING
JALAN
JALAN
IMMOBILE TIDAK ADA
SANGAT KETERBATAS
MOBILISASI SEPENUHN KETERBATAS
TERBATAS AN RINGAN
YA AN
KEMUNGKIN
SANGAT SANGAT
NUTRISI AN TIDAK ADEKUAT
BURUK BAIK
ADEKUAT
NOTE: Pasien dengan nilai total < 16 maka dapat dikatakan bahwa
pasien berisiko mengalami rofessio (pressure ulcers) TOTAL
risk)
b. Warna :........................................................
Masalah keperawatan:
c. Pitting edema : +/-
d. Ekskoriasis : ya tidak
e. Psoriasis : ya tidak
f. Pruritus : ya tidak
g. Urtikaria : ya tidak
h. Lain-lain :
.....................................................................................................................................................
- Tahun :......................
- Jenis luka :......................
- Lokasi :......................
- Riwayat amputasi sebelumnya : ya tidak
Jika ya :
- Tahun :......................
- Lokasi :......................
f. Lain-lain
.......................................................................................................................................................
PENGKAJIAN PSIKOSOSIAL
e. Lain-lain:
………………………………………………………………………………………
……………
PENGKAJIAN SPRITUAL
Masalah keperawatan:
a. Kebiasaan beribadah
- Sebelum sakit sering kadang-kadang tidak pernah
- Selama sakit sering kadang-kadang tidak pernah
.................................................................................................................
ANALISA DATA
Objektif:
Reaksi radang
1. TD: 130/90 mmHg
N: 110x/menit
Pelepasan hormon
2. Pasien tampak meringis
bradikinin,serotonin
3. Skala nyeri 5(sedang)
Merangsang
hipotalamus pada
pusat nyeri
Nyeri akut
1. IMT: 16
Defisit nutrisi
Objektif:
Kebutuhan O2 tidak
2. Pasien tampak lesu
terpenuhi
Hipoksia sel dan
jaringan
Metabolisme anaerob
Penurunan
pembentukan ATP
dan penumpukan
asam laktat jaringan
Keletihan
PERENCANAAN KEPERAWATAN
Intervensi
N Diagnosa
Tujuan dan Rencana Tindakan Rasional
o Keperawatan
Kriteria hasil
5. Asupan
makanan
dapat
menambah
kebugaran
tubuh
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
2. Mengidentifikasi
lokasi,karakteristik,durasi,
Hasil:
Hasil:
11.14
Skala nyeri 2 (ringan)
Terapeutik
1. Memberikan teknik
nonfarmakologis untuk
mengurangi rasa
11.19 nyeri(mis.kompres hangat)
Hasil:
Edukasi
1. Menjelaskan strategi
meredakan nyeri
11.25
Hasil:
Kolaborasi
1. Berkolaborasi pemberian
analgetik
Hasil:
Penatalaksanaan pemberian
ketorolac 10 mg/3x/1 hari
2 2 Manajemen Nutrisi
Observasi
Hasil:
BB: 47 Kg
Terapeutik
Hasil:
Edukasi
Hasil:
Kolaborasi
1. Berkolaborasi pemberian
medikasi sebelum makan
(mis.pereda nyeri)
Hasil:
3 3 Observasi
Hasil:
Terapeutik
1. Menyediakan lingkungan
nyaman dan rendah
stimulus(mis.cahaya,suara,kunj
ungan)
Hasil:
Edukasi
1. Menganjurkan tirah baring
Hasil:
2. Menganjurkan melakukan
aktivitas secara bertahap
Hasil:
Kolaborasi
Hasil:
O:
-Meringis menurun
-Frekuensi nadi
membaik
-Tekanan darah
membaik
A: Tingkat nyeri
menurun
P: Intervensi
dihentikan
O:
-Nafsu makan
membaik
-Indeks Massa
Tubuh(IMT)
membaik
BB: 47 kg
TB: 158 cm
IMT: 18
A: Status nutrisi
membaik
P: Intervensi
dihentikan
-Pasien mengatakan
sudah mampu
melakukan aktivitas
ringan
O:
-Lesu menurun
A: Tingkat
Keletihan menurun
P:Intervensi
dihentikan
Luwuk,01 November 2023