Latar Belakang
Insidensi yang lain, tukak duodenum menyusun sekitar 80% dari semua tukak
peptikum, dan menyerang sekitar 10-12% populasi. Individu dengan golongan darah
O 35% lebih rentan terjadi Ulkus, dibandingkan dengan orang yang bergolongan
darah A, B, atau AB. Hal ini belum diketahui secara pasti penyebabnya
Ulkus peptikum lebih sering terjadi pada usia 40-60 tahun. Pria 3 kali lebih sering
daripada perempuan, karena diduga bahwa laki-laki mempunyai kecenderungan gaya
hidup yang mengakibatkan rusaknya salah satu sawar pelindung lambung, misalnya
merokok, kafein, aspirin, alkohol dan penggunaan kronis obat anti inflamasi non
steroid seperti penggunaan NSAID.
Definisi / Pengertian
Ulkus peptikum adalah suatu peronggaan yang dibentuk dalam dinding mukosa
lambung, pylorus, duodenum, atau esophagus.(Brunner dan Suddarth, 2000)
Ulkus peptikum adalah ekskavasasi (area berlubang) yang terbentuk dalam dinding
mukosal lambung, pilorus, duodenum atau esofagus. Ulkus peptikum disbut juga
sebagai ulkus lambung, duodenal atau esofageal, tergantung pada lokasinya. (Bruner
and Suddart, 2001).
Etiologi
Patofisiologi
Ulkus peptikum terjadi pada mukosa gastroduodenal karena jaringan ini tidak dapat
menahan kerja asam lambung pencernaan (asam hidrochlorida dan pepsin). Erosi
yang terjadi berkaitan dengan peningkatan konsentrasi dan kerja asam peptin, atau
berkenaan dengan penurunan pertahanan normal dari mukosa.
a. Sefalik
Fase pertama ini dimulai dengan rangsangan seperti pandangan, bau atau rasa
makanan yang bekerja pada reseptor kortikal serebral yang pada gilirannya
merangsang saraf vagal. Intinya, makanan yang tidak menimbulkan nafsu makan
menimbulkan sedikit efek pada sekresi lambung. Inilah yang menyebabkan makanan
sering secara konvensional diberikan pada pasien dengan ulkus peptikum. Saat ini
banyak ahli gastroenterology menyetujui bahwa diet saring mempunyai efek
signifikan pada keasaman lambung atau penyembuhan ulkus. Namun, aktivitas vagal
berlebihan selama malam hari saat lambung kosong adalah iritan yang signifikan.
b. Fase lambung
Pada fase ini asam lambung dilepaskan sebagai akibat dari rangsangan kimiawi dan
mekanis terhadap reseptor dibanding lambung. Refleks vagal menyebabkan sekresi
asam sebagai respon terhadap distensi lambung oleh makanan.
c. Fase usus
Oleh karena itu, seseorang mungkin mengalami ulkus peptikum karena satu dari dua
factor ini :
Apapun yang menurunkan yang mukosa lambung atau yang merusak mukosa
lambung adalah ulserogenik, salisilat dan obat antiinflamasi non steroid lain, alcohol,
dan obat antiinflamasi masuk dalam kategori ini.Sindrom Zollinger-Ellison
(gastrinoma) dicurigai bila pasien datang dengan ulkus peptikum berat atau ulkus
yang tidak sembuh dengan terapi medis standar. Sindrom ini diidentifikasi melalui
temuan berikut : hipersekresi getah lambung, ulkus duodenal, dan gastrinoma(tumor
sel istel) dalam pancreas. 90% tumor ditemukan dalam gastric triangle yang mengenai
kista dan duktus koledokus, bagian kedua dan tiga dari duodenum, dan leher korpus
pancreas. Kira-kira ⅓ dari gastrinoma adalah ganas(maligna).
Diare dan stiatore(lemak yang tidak diserap dalam feces)dapat ditemui. Pasien ini
dapat mengalami adenoma paratiroid koeksisten atau hyperplasia, dan karenanya
dapat menunjukkan tanda hiperkalsemia. Keluhan pasien paling utama adalah nyeri
epigastrik. Ulkus stress adalah istilah yang diberikan pada ulserasi mukosa akut dari
duodenal atau area lambung yang terjadi setelah kejadian penuh stress secara
fisiologis. Kondisi stress seperti luka bakar, syok, sepsis berat, dan trauma dengan
organ multiple dapat menimbulkan ulkus stress. Endoskopi fiberoptik dalam 24 jam
setelah cedera menunjukkan erosi dangkal pada lambung, setelah 72 jam, erosi
lambung multiple terlihat. Bila kondisi stress berlanjut ulkus meluas. Bila pasien
sembuh, lesi sebaliknya. Pola ini khas pada ulserasi stress.
Pendapat lain yang berbeda adalah penyebab lain dari ulserasi mukosa. Biasanya
ulserasi mukosa dengan syok ini menimbulkan penurunan aliran darah mukosa
lambung. Selain itu jumlah besar pepsin dilepaskan. Kombinasi iskemia, asam dan
pepsin menciptakan suasana ideal untuk menghasilkan ulserasi. Ulkus stress harus
dibedakan dari ulkus cushing dan ulkus curling, yaitu dua tipe lain dari ulkus
lambung. Ulkus cushing umum terjadi pada pasien dengan trauma otak. Ulkus ini
dapat terjadi pada esophagus, lambung, atau duodenum, dan biasanya lebih dalam dan
lebih penetrasi daripada ulkus stress. Ulkus curling sering terlihat kira-kira 72 jam
setelah luka bakar luas.
1. Nyeri
Nyeri pekak, persisten; rasa terbakar pada mid epigastrium, atau dipunggung
Nyeri hilang dengan makan atau minum antasida; bila lambung telah kosong
dan alkali menghilang nyeri kembali timbul
Nyeri tekan tajam setempat yang ditimbulkan dengan memberi tekanan kuat
pada epigastrium atau sedikit tekanan garis tengah tubuh
3. Muntah
Pemeriksaan Penunjang
1. Diet
Tujuan diet untuk pasien ulkus peptikum adalah untuk menghindari sekresi asam yang
berlebihan dan hipermotilitas saluran gastrointestinal dengan menghindari makanan
yang sifatnya meningkatkan sekresi asam lambung. Pasien dianjurkan untuk makan
apa saja yang disukainya.Selain itu untuk menetralisir asam dengan makan tiga kali
sehari makanan biasa.
2. Berhenti Merokok
Penurunan stress lingkungan adalah tugas sulit yang memerlukan intervensi fisik dan
mental pada pihak pasien dan bantuan serta kerjasama anggota keluarga. Stress dapat
meningkatkan sekresi asam lambung oleh karena itu intervensi penurunan stress perlu
dilakukan dengan melibatkan anggota keluarganya.
a. Sucralfate
Cara kerjanya adalah dengan membentuk selaput pelindung melapisi dasar ulkus
untuk mempercepat penyembuhan. Sangat efektif untuk mengobati ulkus peptikum
dan merupakan pilihan ke dua dari antacid. Sucralfat diminum 3-4x/hari dan tidak
diserap ke dalam darah, sehingga efek sampingnya sedikit tetapi bisa menyebabkan
sembelit.
b. Antagonis H2
d. Antibiotik
e. Misoprostol
Digunakan untuk mencegah ulkus gastrikum yang disebabkan oleh obet-obet anti
peradangan non steroid.
Pengkajian
1. Keadaan Umum
2. Tanda –Tanda Vital: Tensi; Suhu; Nadi; Respirasi.
3. Riwayat pola makan pasien: pola makan tidak teratur, mengkonsumsi makanan
yang merangsang sekresi asam lambung seperti makanan pedas dan masam.
4. Riwayat merokok; bila ya seberapa banyak konsumsi dalam sehari.
5. Riwayat penggunaan obat anti inflamasi non steroid yang lama.
6. Riwayat minuman; kafein, alkohol berapa banyak dalam sehari.
7. Riwayat muntah; warna merah terang atau seperti kopi, jumlah.
8. Riwayat psikologis ; stress terhadap pekerjaan, keluarga, penyakit .
9. Riwayat keluarga terhadap penyakit ulkus peptikum.
10. Kaji BAB Pasien; bercampur darah, atau tidak, berapa kali.
11. Pemeriksaan fisik terfokus pada ulkus peptikum: Mata: konjungtiva merah
muda, Abdomen : pada palpasi untuk melokalisir nyeri tekan dan didapatkan
nyeri tekan kuadran atas tengah
Diagnosa Keperawatan
Intervensi Keperawatan
Diagnosa keperawatan. 1
Nyeri akut berhubungan dengan lesi sekunder terhadap peningkatan asam gastrik,
iritasi mukosa dan spasme otot.
Tujuan : Setelah dilakukan perawatan 1x24 jam nyeri pasien dapat berkurang.
Kriteria evaluasi:
Intervensi:
Diagnosa. 2
Ansietas berhubungan dengan koping penyakit akut, perdarahan, penatalaksanaan
jangka panjang.
Tujuan: Setelah dilakukan 1x24 jam perawatan terjadi penurunan kecemasan pada
klien.
Kriteria evaluasi:
Intervensi:
1. Kaji apa yang ingin pasien ketahui tentang penyakit dan evaluasi tingkat
ansietas; berikan dorongan untuk mengekspresikanperasaan secara terbuka
2. Jelaskan pemeriksaan diagnostik; berikan obat tepat jadwal
3. Pastikan pasien bahwa perawat selalu tersedia untuk membantu masalah
4. Berinteraksi dengan cara yang santai, Bantu dalam mengidentifikasi stressor,
dan jelaskan teknik koping efektif dan metode relaksasi
5. Berikan dorongan keikutsertaan keluarga dalam perawatan dan berikan
dukungan emosional.
6. Jelaskan mekanisme terjadinya perdarahan dan dalam perawatannya
Diagnosa keperwatan. 3
Perubahan nutrisi, kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan nyeri yang
berkaitan dengan makan.
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan perawatan 2x24 jam kebutuhan nutrisi pasien
terpenuhi.mendapatkan tingkat nutrisi optimal.
Kriteria evaluasi:
Intervensi:
Anjurkan makan makanan dan minuman yang tidak mengiritasi, seperti
makanan yang tidak beralkohol, pedas, kecut.
Anjurkan makan sesuai jadwal.
Anjurkan makan pada suasana yang tenang.
Diagnosa keperawatan. 4.
Kriteria evaluasi:
Intervensi:
Bantu pasien dalam mengerti tentang kondisi dan faktor-faktor yang dapat atau yang
memperburuk situasi
1. Obat-obatan
Ajarkan pasien obat apa yang harus diminum dirumah, termasuk nama, dosis,
frekuensi, dan kemungkinan efek samping
Ajarkan pasien obat-obat apa yang harus dihindari
2. Diet
Hemoragi: kulit dingin, kusut pikir, frekuensi jantung meningkat, darah dalam
feses
Perforasi: nyeri abdomen hebat, abdomen kaku dan keras, muntah kenaikan
suhu, frekuensi jantung meningkat
Obstruksi pilorik: mual, muntah, distensi abdomen, nyeri abdomen
Ajarkan pasien bahwa supervisi tindak lanjut diperlukan selama sekitar 1 tahun
Ajarkan bahwa ulkus dapat terjadi kembali dan untuk mencari bantuan obat
jika terjadi gejala
Informasikan pasien dan keluarga bahwa tindakan bedah tidak menjamin
kesembuhan.
Daftar Pustaka