PIELONEFRITIS
Oleh
Kelompok III
Atikah Putri Amaliyah ( 191440101003 )
Obrian Teza Rohadi ( 191440101009 )
Askep ini dibuat sebagai Tugas Mata Kuliah Keperawatan Medikal Bedah III
Diasuh oleh
( Ns, Sunarmi, S.Kep, M.Kes )
PROGRAM STUDI
DIPLOMA III KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KEPERAWATAN ( STIKES )
’AISYIYAH PALEMBANG
TAHUN AJARAN
2020/2021
KATA PENGANTAR
Puji Syukur Kami Panjatkan Atas Kehadiran Tuhan Yang Maha Esa
Yang Telah Melimpahkan Nikmat, Serta Hidayah-Nya Sehingga Saya Dapat Menyelesaikan
Laporan Askep “Pielonefritis” Tepat Pada Waktunya.
Dalam Penyusunan Askep Keperawatan Medikal Bedah III. Ini Saya Menyadari
Masih Banyak Kesalahan Dan Kekurangannya, Namun Harapan Saya Kita Semua Dapat
Memperoleh Manfaat Dan Memberi Masukan Untuk Dokumentasi Keperawatan Selanjutnya
Dengan Harapan Saya Ini Dapat Berkembang Dengan Baik
Pada Kesempatan Ini Saya Mngucapkan Terima Kasih kepada dosen mata kuliah
Keperawatan Medikal Bedah III Ibu Ns, Sunarmi, S.Kep, M.Kes.
Dalam Kesempatan Ini Saya Mengharapkan Kritik Ataupun Saran Yang Bermanfaat
Dan Semoga Tuhan Yang Maha kuasa Memberikan Karunia Dan Hidayah Nya Kepada Kita
Semua Hingga pendidikan Keperawatan Medikal Bedah IIIIni Bermanfaat Bagi Para
Pembaca.
Billahitaufik Walhidayah
Wassalamu’alaikum Warohmatullahi Wabarokatuh
Kelompok IX
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..........................................................................................................ii
DAFTAR ISI......................................................................................................................iii
BAB I
1.1 Pendahuluan....................................................................................................
1.2 Rumusan Masalah...........................................................................................
BAB II
A. Konsep Dasar Pielonefritis............................................................................
2.1 Pengertian .......................................................................................................
2.2 Penyebab .........................................................................................................
2.3 Patofisiologi ....................................................................................................
2.4 Tanda Gejala ...................................................................................................
2.5 Evaluasi Diagnostik ........................................................................................
2.6 Penatalaksanaan ..............................................................................................
BAB III
B. Konsep Dasar Askep......................................................................................
3.1 Pengkajian Secara Teoritis .............................................................................
3.2 Diagnosa Keperawatan ............................................................................................
3.3 Implementasi Keperawatan .....................................................................................
3.4 Evaluasi Keperawatan...............................................................................................
BAB IV
PENUTUP............................................................................................................
3.1 Kesimpulan .....................................................................................................
3.2 Daftar Pustaka.................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
Infeksi Traktus Urinarius (UTI) sering terjadi dan menyerang manusia tanpa
memandang usia, terutama perempuan. UTI bertanggung jawab atas sekitar tujuh juta
kunjungan pasien kepada dokter setiap tahunnya di Amerika Serikat (Stamm,1998). Secara
mikro biologi UTI dinyatakan ada jika terdapat bakteriuria bermakna (ditemukan
mikroorganisme patogen 105 ml pada urin pancaran tengah yang dikumpulkan pada cara yang
benar). Abnormalitas dapat hanya berkolonisasi bakteri dari urine (bakteriuria asimtomatik)
atau bakteriuria dapat disertai infeksi simtomatikndari struktur-struktur traktus urinarius/ UTI
umumnya dibagi dalam dua sub kategori besar: UTI bagian bawah (uretritis,sistitis,
prostatitis) dan UTI bagian atas (pielonefritis akut). Sistitis akut (infeksi vesika urinaria) dan
pielonefritis akut ( infeksi pelvis dan interstisium ginjal) adalah infeksi yang paling berperan
dalam menimbulkan morbilitas tetapi jarang berakhir sebagai gagal ginjal progresif.
Pielonefritis merupakan infeksi piala pada ginjal, tubulus dan jaringan interstisial dari
salah satu atau kedua ginjal. Bakteri mencapai kandung kemih melalui uretra dan naik ke
ginjal. Meskipun ginjal menerima 20% sampai 25% curah jantung, bakteri jarang yang
mencapai ginjal melalui aliran darah; kasus penyebaran secara hematogen kurang dari 3%.
Pielonefritis sering sebagai akibat dari refluks ureterivesikal, dimana katup
uretevesikal yang tidak kompeten meynyebabkan urine mengalir balik (refluks) ke dalam
ureter. Obstruksi traktus urinarius ( yang meningkatkan kerentanan ginjal terhadap infeksi),
tumor kandung kemih, striktur, hiperplasia prostatik benigna, dan batu urinarius merupakan
penyebab yang lain. Pielonefritis dapat akut dan kronis.
1.2 Rumusan Masalah
Pielonefritis adalah inflamasi pada pelvis ginjal dan parenkim ginjal yang disebabkan
karena adanya infeksi oleh bakteri. Infeksi bakteri pada jaringan ginjal yang di mulai dari
saluran kemih bagian bawah terus naik ke ginjal. Infeksi ini dapat mengenai parenchym
maupun renal pelvis (pyelum= piala ginjal).
2.2 Penyebab
Bakteri E. Coli.
Resisten terhadap antibiotik.
Obstruksi ureter yang mengakibatkan hidronefrosis.
Infeksi aktif.
Penurunan fungsi ginjal.
Uretra refluk.
Bakteri menyebar ke daerah ginjal, darah, sistem limfatik.
2.3 Patofisiologi
Masuk ke dalam pelvis ginjal dan terjadi inflamasi. Inflamasi ini menyebabkan
pembekakan daerah tersebut, dimulai dari papila dan menyebar ke daerah korteks. Infeksi
terjadi setelah terjadinya cytitis, prostatitis (asccending) atau karena infeksi steptococcus
yang berasal dari darah (descending).
Pyelonefritis dibagi menjadi 2 macam yaitu :
Pyelonefritis akut.
Pyelonefritis kronik.
1. Pyelonefritis akut
Pyelonefritis akut biasanya singkat dan sering terjadi infeksi berulang karena
tetapi tidak sempurna atau infeksi baru. 20 % dari infeksi yang berulang terjadi
setelah dua minggu setelah terapi selesai. Infeksi bakteri dari saluran kemih bagian
bawah ke arah ginjal, hal ini akan mempengaruhi fungsi ginjal. Infeksi saluran
urinarius atau dikaitkan dengan selimut.abses dapat di jumpai pada kapsul ginjal dan
pada taut kortikomedularis. Pada akhirnya, atrofi dan kerusakan tubulus serta
glomerulus terjadi.
2. Kronik pielonefritis kronik juga berasal dari adanya bakteri, tetapi dapat juga
karena faktor lain seperti obstruksi saluran kemih dan refluk urin. Pyelonefritis kronik
dapat merusak jaringan ginjal secara permanen akibat inflamasi yang berulang kali
dan timbulnya parut dan dapat menyebabkan terjadinya renal faiure (gagal ginjal)
yang kronik. Ginjal pun membentuk jaringan parut progresif, berkontraksi dan tidak
berfungsi. Proses perkembangan kegagalan ginjal kronis dari infeksi ginjal yang
berulang –ulang berlangsung beberapa tahun atau setelah infeksi yang gawat.
Pembagian Pyelonefritis akut sering di temukan pada wanita hamil, biasanya diawali
dengan hidro ureter dan Pyelonefrosis akibat obstruksi ureter karena uterus yang
membesar.
Pyelonefritis kronik terjadi akibat infeksi yang berulang-ulang. Sehingga kedua ginjal
perlahan-lahan mejadi rusak.
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN PIELONEFRITIS
1. Identifikasi Pasien
Anak wanita dan wanita dewasa mempunyai insidens infeksi saluran kemih yang
lebih tinggi dibandingkan dengan pria.
2. Riwayat Penyakit
a. Keluhan utama : nyeri punggung dibawah dan disuria.
b. Riwayat penyakit sekarang: masuknya bakteri ke kandung kemih sehingga
menyebabkan infeksi.
c. Riwayat penyakit dahulu: mungkin pasien pernah mengalami penyakit seperti ini
sebelunnya.
d. Riwayat penyakit keluarga: ISK bukanlah penyakit keturunan.
DAFTAR PUSTAKA