Anda di halaman 1dari 8

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Pielonefritis merupakan infeksi pada ginjal, tubulus dan jaringan intensial dari
salah satu atau kedua ginjal. Bakteri melalui kandung kemih atau uretra dan
naik ke ginjal. Meskipun ginjal naik 20% sampai 25% curah jantung, bakteri
jarang yang menjacap ginjal melalui aliran darah, kasus penyebaran secara
hemotogen kurang dari 3%. Pielonefritis sering disebut sebagai dari refluks
ureterivesikal, Diana katup uretervesikal yang tidak kompeten menyebabkan
urin mengalir balik (refluks) kedalam ureter. Obstruksi traktur urinarius (yang
menyebabkan kerentanan ginjal terhadap infeksi), tumor kandung kemih,
struktur, hyperplasia prostatic benigna, dan batu urinarius merupakan
penyebab yang lain. Pielonefritis dapat akut dan kronis.

B. RUMUSA MASALAH
1. Bagaimana anatomi dan fisiologi dari ginjal ?
2. Apa itu pielonefritis ?
3. Apa saja klasifikasi dari pielonefritis
4. Apa etiologi dari pielonefritis
5. Apa manifestasi klinis dari pielonefritis ?
6. Bagaimana patofisiologi dari dari pielonefritis ?
C. TUJUAN
1. Untuk mengetahui anatomi dan fisiologi dari ginjal.
2. Untuk mengetahui pengertian dari pielonefritis.
3. Untuk mengetahui klasifikasi dari pielonefritis.
4. Untuk mengetahui etiologic pielonefritis.
5. Untuk mengetahui manisfestasi klinis pielonefritis.
6. Untuk mengetahui patofisiologi pielonefritis.

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. ANATOMI FISIOLOGI GINJAL.


Ginjal suatu kelenjar yang terletak pada bagian belakang kavum
abdominalis di belakang peritoneum pada kedua sisi vertebra lumbis III,
melekat langsung pada dinding belakang abdomen. Bentuk ginjal seperti biji
kacang, jumlahnya ada dua buah kiri dan kanan, ginjal kiri lebih besar dari
ginjal kanan dan pada umumnya ginjal laki-laki lebih panjang dari ginjal
wanita.
Setiap ginjal terbungkus oleh selaput tipis yang disebut kapsula renalis
yang terdiri dari jaringan fibrus berwarna ungu tua. Lapisan luar terdapat
lapisan korteks (substansia medularis) berbentuk kerucut yang disebut renal
pyramid. Garis-garis yang terlihat pada pyramid disebut tubulus nefron yang
merupakan bagian terkecil dari ginjal yang terdiri dari glomelurus, tubulus
proksimal, ansa henle, tubulus distal dan tubulus urinarius. Pada tiap ginjal
diperkirakan ada 1.000.000 nefron, selama 24 jamdapat menyaring darah 170
liter. Arteri renalis membawa darah murni dari aorta ke ginjal, lubang-lubang
yang terdapat pada pyramid renal masing-masing membentuk simpu; dan
kapiler satu badam malfigi yang disebut glomelurus. Pembuluh aferen yang
bercabang membentuk kapiler menjadi vena renalis yang membawa darah dari
ginjal ke vena kava inferior.
Ginjal juga berfungsi :
1. Mengatur volume air (cairan) dalam tubuh. Kelebihan air dalam
tubuh akan diekskresikan oleh ginjal sebagai urin (kemih) yang
encer dalam jumlah besar, kekurangan air (kelebihan keringat)
menyebabkan urin yang diekskressikn berkurang dan
konsentrasiny lebih pekat sehingga susuhan dan volume cairan
tubuh dapat dipertahankan.

2
2. Eksresi sisa hasil metabolisme (ureum, asam urat, kreatinin) zat-
zat toksik, obat-obatan hasil metabolisme haemoglobin dan bahan
kimia asing (pestisida).
3. Fungsi hormonal dan metabolism. Ginjal menyekkresi hormone
renin yang mempunyi peranan penting mengatur tekanan darah
(system renin yang mempunyi peranan penting mengatur tekanan
darah (system renin angiotensin aldosterone) membentuk
eritropoitesis mempunyai peranan penting untuk memproses
pembentukan sel darah merah (eritropoitesis).

B. PENGERTIAN PIELONEFRITIS
Pielonefritis adalah inflamsi infeksius yang mengenai parenkim dan
pelvis ginjl. Infeksi ini bermula dari saluran kemih bawah, kemudian naik
sampai ginjal. Infeksi saluran kemih (ISK) bawah dapat asimptomatik dan
karena ginjal terkena, baru diketahui adanya infeksi pada saluran kemih
bawah. Pielonefritis paling sering dikaitkan dengan sistitis, kehamilan, dan
obstruksi, efek samping pemeriksaan dan prosedur invasive saluran kemih,
serta trauma pada saluran kemih (Baradero, Mary et al, 2008).
Pielonefritis adalah suatu proses infeksi dan peradangan yang biasanya
mulai didalam pelvis ginjal tetapi meluas secara progresif ke dalam parenkin
ginjal. Infeksi tersebut dapat disebabkan oleh berbagai jenis bakteri, tetapi
terutama dari basil colon yang berasal dari basil colon yang berasal dari
kontaminasi traktus urinarius dengan feses. Penyerangan ginjal oleh bakteri
ini menyebabkan kerusakan progresif tubulus ginjal, glomelurus, dan struktur
lainnya apapun didalam lintasan penyerbuan organisme tersebut. Sebagai
besar jaringan fungsional ginjal hilang.

3
C. KLASIFIKASI PIELONEFRITIS
1. Pielonefritis akut
Pielonefritis akut, yang juga dikenal sebagai nefritis tubulointerstitial
infeksiosa akuta, merupakan keadaan inflamasi mendadak oleh bakteri
yang pada awalnya mengenai daerah interstitial dan pelvis renis atau yang
lebih jarang lagi, mengenai tubulus renal. Kondisi ini merupakan salah
satu penyakit renal yang paling sering ditemukan dan dapat mengenai satu
atau kedua ginjal. Dengan pengobatan dan perawatan lanjut (follow-up)
yang kontinu, prognosisnya cukup baik dan kerusakan permanen yang
luas jarang terjadi (Kowalak, Jennifer P., 2011).Pielonefritis akut dapat
mempengaruhi sementara fungsi ginjal, tetapi jarang berkembang sampai
gagal ginjal (Baradero, Mary et al, 2008).
2. Pielonefritis kronis
Pielonefritis kronik (PN) adalah cedera ginjal progresif yang menunjukkan
pembentukan jaringan parut parenkimal pada pemeriksaan IVP,
disebabkan oleh infeksi berulang atau infeksi yang menetap pada ginjal
(Price, Sylvia Anderson; Wilson, Lorraine M., 2005). Pielonefritis kronis
merupakan keadaan inflamasi yang persisten pada ginjal dan dapat
menyebabkan pembentukan parut dalam ginjal sehingga terjadi gagal
ginjal kronis. Etiologinya bisa bakteri, metastase kanker, atau urogenus.
Penyakit ini paling sering ditemukan pada pasien yang mengalami
obstruksi urinarius atau refluks vesikoureter (Kowalak, Jennifer P., 2011).
Pielonefritis kronik dapat merusak jaringan ginjal secara permanen karena
inflamasi yang berulang dan terbentuknya jaringan parut yang meluas
(Baradero, Mary et al, 2008).

4
D. ETIOLOGI PELONEFRITIS
1. Tersering disebabkan oleh infeksi mikroorganisme normal yaitu Escherichia
coli. E. colimerupakan penghuni normal pada kolon. Organisme lain yang
juga dapat menimbulkan infeksi adalah golongan Proteus, Klebsiella,
Enterobacter, dan Pseudomonas (Price, Sylvia Anderson; Wilson, Lorraine
M., 2005).
2. Obstruksi urinaritrack. Misal batu ginjal atau pembesaran prostat.
3. Refluks, yang mana merupakan arus balik air kemih dari kandung kemih
kembali ke dalam ureter.
4. Kehamilan.
5. Kencing manis.
6. Keadaan-keadaan menurunnya imunitas untuk melawan infeksi.
Pada saluran kemih yang sehat, naiknya infeksi ini biasanya bisa dicegah oleh
aliran air kemih yang akan membersihkan organisme dan oleh penutupan ureter di
tempat masuknya ke kandung kemih. Berbagai penyumbatan fisik pada aliran air
kemih (misalnya batu ginjal atau pembesaran prostat) atau arus balik air kemih
dari kandung kemih ke dalam ureter, akan meningkatkan kemungkinan terjadinya
infeksi ginjal.

E. MANIFESTASI KLINIS
Tanda dan gejala yang khas meliputi :
1. Nyeri pnggul dan nyeri tekan pada sudut kodtovertebra.
2. Leukositosis.
3. Urinalisis menunjukkan adanya sel arah merah dan bakteriuria (Baradero,
Mary et al, 2008)
4. Keluhan urgency dan frequency, rasa terbakar saat berkemih, dysuria,
nokturia, dan hematuria (yang biasanya mikroskopik tetapi dapat pula
mikroskopik).
5. Urin yang tampak keruh dan memiliki bau mirip aminia atau berbau amis.

5
6. Suhu tubuh 38,9oC atau lebih tinggi, demam menggigil, mual serta
muntah, anoreksia dan perasan mudah letih di seluruh tubuh (general
fatigue)
Semua gejala ini secara khas terjadi dengan cepat dalam beberapa jam
atau hari. Meskipun gejala tersebut mungkin hilang dalam beberapa hari,
bahkan tanpa pengobatan, infeksi residu bakteri kemungkinan tetap terjadi
dan membuat gejala kambuh kembali dikemudian hari.
(Kowalak, Jennifer P., 2011)

F. PATOFISIOLOGI
Secara khas infeksi menyebar dari kandung kemih ke dalam ureter, kemudian
ke ginjal, seperti terjadi pada refluks vesikoureter. Refluks vesikoureter dapat
terjadi karena kelemahan kongenital pada tempat pertemuan (junction) ureter dan
kandung kemih. Bakteri yang mengalir balik ke jaringan intrarenal dapat
menimbulkan koloni infeksi dalam tempo 24 hingga 48 jam. Infeksi dapat pula
terjadi karena instrumentasi (seperti tindakan kateterisasi, sistoskopi, atau bedah
urologi), karena infeksi hematogen (seperti pasa septisemia atau endocarditis),
atau mungkin juga karena infeksi limfatik (Kowalak, Jennifer P., 2011).
Pielonefritis dapat pula terjadi karena ketidakmampuan mengosongkan kandung
kemih (misalnya pada pasien neurogenic bladder), statis urin, atau obstruksi urin
akibat tumor, striktur, atau hyperplasia prostat benigna
(Kowalak, Jennifer P., 2011)

6
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN
Infeksi ginjal atau pielonefritis terjadi karena berpindahnya bakteri dari
kandung kemih ke ginjal, yang dapat menimbulkan rasa tidak nyaman atau
nyeri. Bakteri akan memasuki tubuh manusia melalui kulit yang berada di
sekitar uretra, lalu berpindah dari uretra menuju kandung kemih, sebelum
akhirnya menginfeksi ginjal.
Infeksi saluran kencing sangat umum dan dapat mempengaruhi 40% wanita
dan 10% pria dalam masa hidupnya. Mereka paling sering terjadi pada wanita
berusia di bawah 50 tahun, namun jarang mengenai pria dengan kelompok
usia yang sama. Infeksi saluran kemih juga sering terjadi pada anak-anak, dan
mungkin sulit untuk didiagnosis karena gejalanya tidak mudah dikenali. Pada
anak-anak, infeksi saluran kemih dapat terlihat lebih sering pada anak laki-
laki berusia kurang dari 1 tahun dan anak perempuan kurang dari 4 tahun.

B. SARAN

Menyadari bahwa penukis masih jauh dari kata sempurna. Kedepannya


penulis akan lebih fokus dan detail dalam menjelaskan tentang makalah diatas
dengan sumber sumber yang lebih banyak yang tentunya dapat dipertanggung
jawabkan. Untuk saran bisa berisi kritik atau saran terhadap penulis juga bisa
untuk menanggapi terhadap kesimpulan dari makalah yang telah dijelaskan.

7
DAFTAR PUSTAKA

https://doktersehat.com/infeksi-ginjal-pyelonefritis/
https://books.google.co.id/books?
id=55OShlTLNCMC&printsec=frontcover&dq=ANATOMI+FISIOLOGI+K
ARANGAN+SYAIFUDDIN&hl=id&sa=X&ved=0ahUKEwjW5quMhMDkA
hWy7HMBHewDBCAQ6AEILzAA#v=onepage&q&f=false
https://books.google.co.id/books?
id=SP3Gj97OJisC&pg=PA579&dq=keperawatan+medikal+bedah+1&hl=id&
sa=X&ved=0ahUKEwjApobOhMDkAhUGH7cAHf0-
DogQ6AEILjAB#v=onepage&q=keperawatan%20medikal%20bedah
%201&f=false

Anda mungkin juga menyukai