Anda di halaman 1dari 32

ASUHAN KEPERAWATAN

PADA PM. P DENGAN DIMENSIA DI RUANG CEMPAKA PANTI PELAYANAN


SOSIAL LANJUT USIA PUCANG GADING SEMARANG
Dosen Pembimbing: TIM Keperawatan Gerontik

Disusun oleh:
1. Akylah Mutiara Dewi ( 20101440117003)
2. Anik Cahyani ( 20101440117008)
3. Arif Priyanto ( 20101440117013)
4. Apriliya Triwidiya C.N ( 20101440117012)
5. Awaliyah Lutfiyah ( 20101440117016)
6. Beny Aris Setyawan ( 20101440117017)
7. Desi Yulianti ( 20101440117019)
8. Edo Japung Saputra ( 20101440117025)
9. Fendi Kurniawan ( 20101440117031)
10. Zulaikha Putri Hapsari ( 20101440117101)

AKADEMI KEPERAWATAN KESDAM IV/ DIPONEGORO


SEMARANG
2019
BAB I
PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Indonesia saat ini masuk ke dalam Negara berstruktur penduduk tua (aging population)
karena dapat ditunjukkan dari data sebanyak 21,5 juta jiwa atau sekitar 8,43% dari seluruh
penduduk. Populasi lansia cenderung meningkat setiap tahunnya, akan diikuti pula
meningkatnya masalah lansia. Usia lanjut merupakan suatu kejadian yang pasti akan dialami
oleh semua orang yang dikaruniai usia panjang. Pada usia lanjut akan terjadi berbagai
kemunduran dan perubahan-perubahan pada organ tubuh sebagai akibat proses menua (aging
process), meliputi perubahan fisik, mental, spiritual dan psikososial. (Mujahidullah, 2012).
Penduduk lanjut usia menurut Kemenkes RI pada tahun 2015 mencapai 1.343.347 orang.
Di Indonesia, jumlah Orang Dengan Demensia (ODD) diperkirakan akan makin meningkat
dari 960.000 di tahun 2013, menjadi 1.890.000 di tahun 2030 dan 3.980.000 ODD di tahun
2050. Demensia adalah kumpulan sindrom karena penyakit otak biasanya kronis (menahun)
atau progresif (bertahap, perlahan-lahan) dimana ada kerusakan fungsi kortikal lebih tinggi
yang multipel, termasuk memori, berpikir, orientasi, pemahaman, perhitungan, kapasitas
belajar, bahasa, dan pertimbangan. (Anurogo, 2014).
Demensia senilis gejala biasanya sesudah umur 60 tahun baru timbul gejala-gejala yang
jelas untuk membuat diagnosis demensia senilis. Gangguan ingatan jangka pendek. Penderita
menjadi acuh tak acuh terhadap pakaian dan rupanya. Gejala psikologis : sering hanya
terdapat kemunduran mental umum (demensia simplek, ada yang paranoid, terjadi
kebingungan dan delirium (Maramis, 2009).
Wilkinson (2012) menyatakan bahwa gangguan proses pikir adalah gangguan aktivitas
dan kerja kognitif (misalnya: pikiran sadar, orientasi realitas, pemecahan masalah, dan
penilaian). Batasan karakteristiknya meliputi lupa melakukan perilaku yang telah
dijadwalkan, ketidakmampuan mempelajari infomasi baru, ketidakmampuan mempelajari
ketrampilan baru, ketidakmampuan melakukan yang telah dipelajari sebelumnya,
ketidakmampuan mengingat peristiwa, ketidakmampuan mengingat informasi faktual,
ketidakmampuan mengingat perilaku tertentu yang pernah dilakukan, ketidakmampuan
menyimpan informasi baru, mengeluh mengalami lupa.
Oleh karena itu untuk pencegahan dan terapi pada lansia dan lansia dengan demensia
senilis perlu dilakukan peningkatan aktivitas kognitif dengan stimulasi kognitif, orientasi
realitas, gunakan isyarat dengan mengingatkan kejadian masa lalu. Aktivitas kognitif yaitu
melakukan kegiatan yang zaman dahulu pernah dilakukan pada saat kanak-kanak (permainan
tradisional) yang bertujuan agar para lansia dapat dapat berusaha mengingat memori jangka
panjang maupun memori jangka pendek. Permainan tradisional tersebut adalah
dakon/congklak.
Permainan dakon merupakan salah satu media terapi yang digunakan untuk merangsang
dan mengolah fungsi otak termasik memori/daya ingat, konsentrasi, orientasi, kemampuan
berbahasa, berhitung, visuospasial (Wreksoatmojo, 2013). Permainan dakon membutuhkan
perhitungan yang cermat harus dilakukan dengan senang dengan penuh sportifitas/kejujuran
(Sujarno,2013). Permainan dakon sebagai terapi stimulasi kognitif merupakan terapi yang
terbukti efektif meningkatkan fungsi kognitif lanjut usia pada demensia ringan-sedang.
Terapi aktifitas kognitif ini cocok sebagai terapi komplementer non farmakologis untuk
lanjut usia dengan demensia ringan dan demensia sedang. Hal ini dikemukakan oleh Bherer
et al (2013), bahwa untuk meringankan dampak penuanan pada tubuh dan pikiran lansia
harus melakukan aktifitas fisik yang direncanakan, terstruktur dan sadar dilakukan untuk
mencegah penurunan kognitif.

2. Rumusan Masalah

1. Bagaimana mengetahui tentang pengertian demensia?


2. Bagaimana mengetahui tentang etiologi demensia?
3. Bagaimana mengetahui tentang manifestasi klinis demensia?
4. Bagaimana mengetahui tentang psikophatologi demensia?
5. Bagaimana mengetahui tentang pengkajian demensia?
6. Bagaimana mengetahui tentang diagnosa keperawatan demensia?
7. Bagaimana mengetahui tentang intervensi keperawatan demensia?
8. Bagaimana mengetahui tentang implementasi demensia?
9. Bagaimana mengetahui tentang evaluasi demensia?
3. Manfaat

1. Agar mahasiswa dapat mengetahui tentang pengertian demensia?


2. Agar mahasiswa dapat mengetahui tentang etiologi demensia?
3. Agar mahasiswa dapat mengetahui tentang manifestasi klinis demensia?
4. Agar mahasiswadapat mengetahui tentang psikophatologi demensia?
5. Agar mahasiswa dapat mengetahui tentang pengkajian demensia?
6. Agar mahasiswa dapat mengetahui tentang diagnosa keperawatan demensia?
7. Agar mahasiswa dapat mengetahui tentang intervensi keperawatan demensia?
8. Agar mahasiswa dapat mengetahui tentang implementasi demensia?
BAB II
TINJAUAN TEORI
1. Pengertian
Demensia dapat diartikan sebagai gangguan kognitif dan memori yang
dapat mempengaruhi aktifitas sehari-hari. Penderita demensia seringkali
menunjukkan beberapa gangguan dan perubahan pada tingkah laku harian
(behavioral symptom) yang mengganggu (disruptive) ataupun tidak menganggu
(non-disruptive) (Volicer, L., Hurley, A.C., Mahoney, E. 1998). Grayson (2004)
menyebutkan bahwa demensia bukanlah sekedar penyakit biasa, melainkan
kumpulan gejala yang disebabkan beberapa penyakit atau kondisi tertentu
sehingga terjadi perubahan kepribadian dan tingkah laku.
Demensia adalah satu penyakit yang melibatkan sel-sel otak yang mati
secara abnormal.Hanya satu terminologi yang digunakan untuk menerangkan
penyakit otak degeneratif yang progresif. Daya ingatan, pemikiran, tingkah laku
dan emosi terjejas bila mengalami demensia. Penyakit ini boleh dialami oleh
semua orang dari berbagai latarbelakang pendidikan mahupun kebudayaan.
Walaupun tidak terdapat sebarang rawatan untuk demensia, namun rawatan untuk
menangani gejala-gejala boleh diperolehi.
2. Etiologi
Disebutkan dalam sebuah literatur bahwa penyakit yang dapat menyebabkan
timbulnya gejala demensia ada sejumlah tujuh puluh lima. Beberapa penyakit dapat
disembuhkan sementara sebagian besar tidak dapat disembuhkan (Mace, N.L. &
Rabins, P.V. 2006). Sebagian besar peneliti dalam risetnya sepakat bahwa penyebab
utama dari gejala demensia adalah penyakit Alzheimer, penyakit vascular
(pembuluh darah), demensia Lewy body, demensia frontotemporal dan sepuluh
persen diantaranya disebabkan oleh penyakit lain.
Lima puluh sampai enam puluh persen penyebab demensia adalah penyakit
Alzheimer. Alzhaimer adalah kondisi dimana sel syaraf pada otak mati sehingga
membuat signal dari otak tidak dapat di transmisikan sebagaimana mestinya
(Grayson, C. 2004). Penderita Alzheimer mengalami gangguan memori,
kemampuan membuat keputusan dan juga penurunan proses berpikir.
• Manifestasi klinis
Ada dua tipe demensia yang paling banyak ditemukan, yaitu tipe Alzheimer
dan Vaskuler.
• Demensia Alzheimer
Gejala klinis demensia Alzheimer merupakan kumpulan gejala demensia
akibat gangguan neuro degenaratif (penuaan saraf) yang berlangsung progresif
lambat, dimana akibat proses degenaratif menyebabkan kematian sel-sel otak
yang massif. Kematian sel-sel otak ini baru menimbulkan gejala klinis dalam
kurun waktu 30 tahun. Awalnya ditemukan gejala mudah lupa (forgetfulness)
yang menyebabkan penderita tidak mampu menyebut kata yang benar, berlanjut
dengan kesulitan mengenal benda dan akhirnya tidak mampu menggunakan
barang-barang sekalipun yang termudah. Hal ini disebabkan adanya gangguan
kognitif sehingga timbul gejala neuropsikiatrik seperti, Wahan (curiga, sampai
menuduh ada yang mencuri barangnya), halusinasi pendengaran atau penglihatan,
agitasi (gelisah, mengacau), depresi, gangguan tidur, nafsu makan dan gangguan
aktifitas psikomotor, berkelana.
Stadium demensia Alzheimer terbagi atas 3 stadium, yaitu :
• Stadium I
Berlangsung 2-4 tahun disebut stadium amnestik dengan gejala gangguan memori,
berhitung dan aktifitas spontan menurun. “Fungsi memori yang terganggu adalah
memori baru atau lupa hal baru yang dialami
• Stadium II
Berlangsung selama 2-10 tahun, dan. Gejalanya antara lain,
• Disorientasi
• gangguan bahasa (afasia)
• penderita mudah bingung
• penurunan fungsi memori lebih berat sehingga penderita tak dapat melakukan
kegiatan sampai selesai, tidak mengenal anggota keluarganya tidak ingat sudah
melakukan suatu tindakan sehingga mengulanginya lagi.
• Dan ada gangguan visuospasial, menyebabkan penderita mudah tersesat di
lingkungannya, depresi berat prevalensinya 15-20%,”
• Stadium III Stadium ini dicapai setelah penyakit berlangsung 6-12 tahun.Gejala
klinisnya antara lain:
• Penderita menjadi vegetatif
• tidak bergerak dan membisu
• daya intelektual serta memori memburuk sehingga tidak mengenal keluarganya
sendiri
• tidak bisa mengendalikan buang air besar/ kecil
• kegiatan sehari-hari membutuhkan bantuan ornag lain
• kematian terjadi akibat infeksi atau trauma
 
• Demensia Vaskuler
Untuk gejala klinis demensia tipe Vaskuler, disebabkan oleh gangguan sirkulasi
darah di otak. “Dan setiap penyebab atau faktor resiko stroke dapat berakibat terjadinya
demensia,”. Depresi bisa disebabkan karena lesi tertentu di otak akibat gangguan
sirkulasi darah otak, sehingga depresi itu dapat didiuga sebagai demensia vaskuler.
Gejala depresi lebih sering dijumpai pada demensia vaskuler daripada Alzheimer. Hal
ini disebabkan karena kemampuan penilaian terhadap diri sendiri dan respos emosi tetap
stabil pada demensia vaskuler.Dibawah ini merupakan klasifikasi penyebab demensia
vaskuker, diantaranya:
• Kelainan sebagai penyebab Demensia :
• penyakit degenaratif
• penyakit serebrovaskuler
• keadaan anoksi/ cardiac arrest, gagal jantung, intioksi CO
• trauma otak
• infeksi (Aids, ensefalitis, sifilis)
• Hidrosefaulus normotensif
• Tumor primer atau metastasis
• Autoimun, vaskulitif
• Multiple sclerosis
• Toksik
• kelainan lain : Epilepsi, stress mental, heat stroke, whipple disease
• Kelainan/ keadaan yang dapat menampilkan demensi
• Gangguan psiatrik :Depresi, Anxietas, Psikosis
• Obat-obatan :Psikofarmaka, Antiaritmia, Antihipertensi
• Antikonvulsan : Digitalis
• Gangguan nutrisi :Defisiensi B6 (Pelagra), Defisiensi B12, Defisiensi asam folat,
Marchiava-bignami disease
• Gangguan metabolisme :Hiper/hipotiroidi, Hiperkalsemia, Hiper/hiponatremia,
Hiopoglikemia, Hiperlipidemia, Hipercapnia, Gagal ginjal, Sindrom Cushing,
Addison’s disesse, Hippotituitaria, Efek remote penyakit kanker

D.    Psikophatologi Dimensia


Demensia cukup sering dijumpai dalam lansia. Gangguan demensia dimanifestasikan
dengan defisit kognitif multipel seperti gangguan memori, afasia ( kehilangan kemampuan
berbicara, kemampuan menulis atau pemahaman bahasa akibat penyakit pada otak ). Gangguan
memori mungkin pertama kali disadari ketika kehilangan atau salah menempatkan barang-barang
pribadi. Jika gangguan memori memburuk, seseorang dapat melupakan namanya sendiri, hari
ulang tahun, atau nama-nama anggota keluarganya. Kemampuan dalam memahami pembicaraan
atau bahasa tertulis menjadi menurun. Pada demensia tahap lanjut, individu dapat menjadi bisu
atau membentuk pola pembicaraan, kesulitan dalam melaksanakan aktivitas motorik.
( Lumbantobing, 2001).
Demensia ada beberapa macam diantaranya demensia Alzheimer dan demensia multi
infark. Pada demensia Alzheimer terdapat penurunan neurotransmiter tertentu terutema
acetilkolin. Area otak yang terkena adalah korteks cerebral dan hipotalamus, keduanya
merupakan bagian penting dalam fungsi kognitif dan memori. Acetilkolin dan neurotransmiter
merupakan zat kimia yang diperlukan untuk mengirim pesan melalui sistem saraf. Defisit
neurotransmiter menyebabkan pemecahan proses komunikasi yang kompleks diantara sel-sel
pada sistem saraf. Sedangkan demensia multi infark terjadi pada pasien yang menderita penyakit
cerebrovaskuler ( Standley, 2006).
Gangguan fungsi luhur terlihat dalam bentuk kehilangan kemampuan untuk berpikir
abstrak. Terdapat ketidakmampuan dalam merencanakan, mengurutkan, dan
menghentikanperilaku yang kompleks. Individu demensia mengalami disorientasi tempat, waktu,
dan orang atau menunjukkan penurunan daya nilai dan keterbatasan atau sama sekali tidak
memiliki pemahaman sehingga dapat terjadi perubahan proses pikir.
Pasien demensia seringkali terdapat gangguan berjalan yang menyebabkan klien terjatuh.
Dan hal ini dapat memunculkan masalah resiko trauma atau cedera. Beberapa orang
menunjukkan cemas, depresi, atau mengalami gangguan tidur. Individu yang mengalami
demensia sangat rentan terhadap stresor fisik dan stresor psikososial yang memperburuk defisit
kognitif serta masalah-masalah lain.
 

BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
I. PENGKAJIAN
Tanggal pengkajian : 12 November 2019
a. Identitas klien
Nama : PM. P

Umur : 74 Tahun

Alamat : Kota Semarang

Pendidikan : SD

Tanggal masuk panti : 2007

Jenis kelamin : Perempuan

Suku : Jawa

Agama : Islam

Status perkawinan : Janda

b. Status kesehatan saat ini


PM mengatakan susah untuk tidur di malam hari
c. Riwayat penyakit dahulu
PM pernah masuk RS untuk operasi usus buntu.
d. Riwayat kesehatan keluarga
PM mengatakan lupa.
e. Pola Kebutuhan Dasar
Pola Persepsi dan pemeliharaan kesehatan
PM tidak menjawab pertanyaan dengan benar.
Pola Nutrisi- Metabolik
A : BB = 40 kg TB= 150 IMT =17,7
C : PM tampak kurus
D : PM makan dari yang diberikan, makan tidak selalu habis 3x dalam 1 hari.
f. Pola eliminasi
BAB : 1x dalam sehari
BAK : PM biasanya 2x ke kamar mandi, warna kuning kurang lebih 200cc.
g. Pola Aktivitas dan Latihan (Activity Daily Life)
Indeks Katz

SKORE KRITERIA
A Kemandirian dalam hal : makan, kontinen, berpindah, ke kamar
kecil, berpakaian dan mandi
B Kemandirian dalam semua aktivitas hidup sehari-hari , kecuali satu
dari fungsi tersebut
C Kemandirian dalam semua akitivitas hidup sehari-hari, kecuali
mandi dan satu fungsi tambahan
D Kemandirian dalam semua akitivitas hidup sehari-hari, kecuali
mandi, berpakaian, dan satu fungsi tambahan
E Kemandirian dalam semua aktivitas hidup sehari-hari , kecuali
mandi, berpakaian, ke kamar mandi dan satu fungsi tambahan
F Kemandirian dalam semua aktivitas hidup sehari-hari, kecuali
mandi, berpakaian, ke kamar mandi, berpindah dan satu
fungsi tambahan
G Ketergantungan pada enam fungsi tersebut
Lain-lain Ketergantungan pada sedikitnya fungsi tetapi tidak dapat
diklasifikasikan sebagai C, D, E, F, G

F : mandiri, kecuali mandi, berapakaian, ke toilet, berpindah & 1 fungsi lain.

Bartel
No Kriteria Dengan Mandiri Keterangan
bantuan
1. Makan 10 Frekwensi : 3 x sehari
Jumlah : 1 porsi tidak
habis
Jenis : nasi + lauk paik
2. Minum 5 Jumlah minum
±3gelas/hari
Frekuensi minum ± 500
ml/24 jam.
Jenis : air mineral
3. Berpindah dari kursi 10 PM harus di bantu
roda ke tempat tidur, karena tidak dapat
sebaliknya melihat
4. Personal toilet (cuci 0 Frekwensi :
muka, menyisir Mandi 2x sehari
rambut, gosok gigi)
5. Keluar masuk toilet 5 Mencuci pakaian di
(mencuci pakaian, bantu dan mandi
menyeka tubuh, sendiri.
menyiram)
6. Mandi 5 Frekwensi : 2 x sehari
7. Jalan di permukaan 0 Ny.P jika berjalan d
datar bantu untuk
memgarahkan
8. Naik turun tangga 5 Ny.P tidak mampu naik
turun tangga sendiri
9. Mengenakan pakaian 10 Ny.P mampu
mengenakan paiakan
sendiri.
10. Kontrol BAB 10 NY. P dapat menahan
BAB
11. Kontrol BAK 10 BAK ± 2x/hari, warna
kuning
12. Olahraga/latihan 5 Tidak pernah
13. Rekreasi/ pemanfaatan 5 Tidak pernah
waktu luang

Keterangan : 80 ketergantungan sebagian


h. Pengkajian Resiko Jatuh
Postural Hipotensi
Ukur TD PM dalam 3 posisi
• Tidur : 120/70 mmHg
• Duduk : 110/60 mmHg
• Berdiri : 110/60 mmHg
Keterangan : tidak terdapat penurunan TD kurang dari 20 mmHg

i. Pola Kognitif dan persepsi


a. Identifikasi tingkat kerusakan intelektual dg SPMSQ (Short Portable Mental Status
Questioner
Short Portable Mental Questionare (SPMSQ)
B S No. Pertanyaan
- 1 Tanggal berapa hari ini ? (PM menjawab tidak tahu)
- 2 Hari ini apa sekarang ? (PM menjawab tidak tahu)
- 3 Apa nama tempat ini ? (PM menjawab tidak tahu)
- 4 Dimana tempat ini? (PM menjawab tidak tahu)
- 5 Berapa umur anda? (PM menjawab tidak tahu)
- 6 Kapan anda lahir? (PM menjawab tidak tahu)
- 7 Siapa presiden Indonesia sekarang?
- 8 Siapa presiden Indonesia sebelumnya?
- 9 Siapa nama ibu anda?
- 10 Kurangi 3 dari 20 & tetap pengurangan 3 dari setiap angka baru,
semua secara menurun
Nilai total: 10
b. Keterangan:
c. Salah 0-3 : fungsi intelektual utuh
d. Salah 4-5 : kerusakan intelektual ringan
e. Salah 6-8 : kerusakan intelektual sedang
f. Salah 9-10 : kerusakan intelektual berat

b. identifikasi aspek kognitif dari fungsi mental dengan mini mental status examination (MMSE)
Identifikasi aspek kognitif dg MMSE (Mini Mental Status Exam)
No Aspek Nilai Nilai Kriteria
Kognitif Max Klien
1 Orientasi 5 1 Menyebutkan dengan benar:
Tahun, musim, tanggal, hari, bulan.
(PM menjawab musim panas)
5 1 Dimana kita sekarang berada?
Negara, provinsi, kota, PSTW, wisma.
(PM menjawab Negara Indonesia)
2 Registrasi 3 0 Sebutkan nama 3 objek.1 detik untuk
masing-masing objek. Kemudian
tanyakan kepada klien 3 objek tadi
3 Perhatian& 5 0 Minta klien untuk memulai dari angka
kalkulasi 100 kurangi 7 sampai5X.(jawaban:93,
86, 79, 72, 65)
4 Mengingat 3 0 Minta klien untuk mengulangi objek
pada nomor 2 td. Jika benar, 1 point
untuk masing-masing objek.
5 Bahasa 9 0 • Tunjukkan pada klien suatu
benda&tanyakan nama pada
klien:..
• Minta klien untuk mengulang kata
berikut: tidak ada, jika, dan, atau,
tetapi. Bila benar nilai 1 point
• Minta klien untuk mengikuti 3
langkah: ambil kertas di tangan
anda, lipat 2 dan taruh di lantai
Total nilai 2
Keterangan:
≤23 : terdapat kerusakan aspek fungsi mental
j. Pola presepsi dan konsep diri
PM mengatakan menerima kondisinya saat ini, PM mengatakan berserah diri kepada
Allah
k. Pola tidur dan istirahat
1. PM mengatakan tidak tau tidur jam berapa
2. Pm mengatakan 30 menit baru bisa tidur
3. PM mengatakan bangun jam 4
4. Pm mengatakan tidur malam 4 jam tidak adekuat (mudah terbangun)

Selama sebulan Tidak Kurang dari Sekali dua Tiga atau


terakhir, seberapa sering selama satu sekali dalam kali dalam beberapa kali
anda mengalami bulan seminggu (1) seminggu (2) dalam
masalah tidur karena … terakhir (0) seminggu (3)
a. Tidak bisa tidur
dalam waktu 30 √
menit
b. Tidak bisa bernafas
dengan nyaman √
c. Terbangun karena
sering batuk di √
tengah malam hari
d. Terbangun untuk
ke kamar mandi √
e. Terasa nyeri di
bagian dada atau
adanya luka di √

bagian dada
f. Merasa
kedinginan di malam √
hari
g. Merasa
kepanasan di malam √
hari
h. Saat tidur
merasakan mimpi √
buruk
5. Selama sebulan
terakhir, seberapa
sering anda minum
obat (diresepkan) √

yang bisa membantu


anda untuk tidur ?
(penggunaan obat)
6. Selama sebulan
terakhir, berapa
banyak masalah
yang anda dapatkan √

dan anda selesaikan


permasalahan
tersebut
7. Selama sebulan
terakhir seberapa
sering anda √

mengantuk ketika
melakukan aktivitas
disiang hari
Sangat baik Cukup baik Cukup buruk Sangat buruk
(0) (1) (2) (3)
8. Selama
sebulan √
terakhir,
bagaimana
anda menilai
kepuasan
tridur anda

g. Pola peran dan hubungan


PM mengatakan berhubungan baik dengan teman di bangsalnya
h. Seksual dan reproduksi
PM sudah lanjut usia dan menopause
i. Pola Toleransi Stress koping
Identifikasi emosinal dg GDS (Geriatric Depression Scale)
No PERTANYAAN YA TIDAK
1 Apakah anda sebenarnya puas dengan kehidupan anda? •
2 Apakah anda telah meninggalkan banyak kegiatan dan minat •
atau kesenangan anda?
3 Apakah anda merasa kehidupan anda kosong? •
4 Apakah anda sering merasa bosan? •
5 Apakah anda mempunyai semangat yang baik setiap saat? •
6 Apakah anda takut bahwa sesuatu yang buruk akan terjadi •
pada anda?
7 Apakah anda merasa bahagia untuk sebagian besar hidup •
anda?
8 Apakah anda sering merasa tidak berdaya? •
9 Apakah anda lebih senang tinggal di rumah daripada keluar •
dan mengerjakan sesuatu yang baru?
10 Apakah anda merasa mempunyai banyak masalah dengan •
daya ingat dibanding kebanyakan orang?
11 Apakah anda berpikir hidup anda sekarang ini •
menyenangkan?
12 Apakah anda merasa tidak berharga seperti perasaan anda •
saat ini?
13 Apakah anda merasa penuh semangat? •
14 Apakah anda merasa bahwa keadaan anda tidak ada •
harapan?
15 Apakah anda berpikir bahwa orang lain lebih baik •
keadaannya daripada anda?
TOTAL NILAI 12
Keterangan:
0-4 : normal
5-9 : berisiko depresi
10-19 : depresi ringan
20-30 : depresi berat
j. Pola nilai dan keyakinan
PM mengatakan bahwa ia Bergama islam, dan jarang beribadah
k. Pengkajian Fisik
Tanda-tanda vital dan status gizi
Suhu : 36,5
TD : 110/70
Nadi : 87x/menit
RR : 20x/ment
BB : 35 kg
TB : 140 cm
IMT : 17,78 (IMT rendah)
Kepala dan Leher
Kepala :
Bentuk : Mesochepal lesi : Tidak ada
Rambut : Berwarna putih tidak rata kebersihan: Bersih
Leher :
Pembesaran kelenjar limfe :Tidak ada pembesaran kelenjar limfe
Pembesaran kelenjar tiroid :Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid
Mata :
Bentuk : Simetris
Kebersihan : Tidak ada benjolan
konjungtiva : Ananemis
pupil : Isokor
Reflek pupil :baik
kantung mata : terdapat kantung mata
Sklera : putih
ketajaman penglihatan : PM mengalami katarak
Telinga
Bentuk : Simetris
Serumen : Tidak ada serumen
Fungsi pendengaran : pendengaran baik
Mulut & Tenggorok
Bentuk :Simetris
Kebersihan : bersih
Kondisi gigi : ompong
Kemampuan menelan: Baik
Payudara dan Ketiak
Kebersihan : bersih
Dada
Paru
Inspeksi : Simetris
Perkusi : Sonor
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan, pergerakan dada antara kanan dan kiri seimbang

Auskultasi : vesikuler
Jantung :
Inspeksi : denyut jantung terlihat
Perkusi :Batas jantung normal
Batas atas (N = ICS II)
Batas bawah (N = ICS V)
Batas kiri (N= ICS V Mild Clavikula Sinistra)
Batas kanan (N = ICS IV Mid Sternalis Dextra)
Batas kanan : pekak
Batas kiri : pekak
Palpasi : denyut jantung teraba kuat
Auskultasi : S1 S2 tunggal
Abdomen
Inspeksi : Simetris
Perkusi :Timpani
Auskultasi :adanya suara bising usus 12x/menit
Palpasi :saat dipalpasi perut tidak teraba adanya pembesaran hepar dan tidak ada
nyeri tekan
Genitalia : Tidak terdapat kelainan pada daerah genetalia
Integumen :
Menurut Norton

Keterangan 4 3 2 1
Kondisi fisik Baik Sedang Kurang Buruk
Kesadaran Composmentis Apatis Delirium Stupor
Aktivitas Mandiri Berjalan Dengan Bedrest
dengan kursi roda
bantuan
Mobilitas Tidak terbatas Sedikit Sangat Imobilisasi
terbatas terbatas
Inkontinensia Tidak ada Kadang- Kadang Selalu
kadang urin keduanya
Keterangan:
14: resiko sedang
Ekstremitas (atas dan bawah)
Kesemutan : Tidak sering
Edema : Tidak ada nyeri : Ekstremitas bawah
Muskuloskeletal (atas dan bawah)
Nyeri sendi :
Kekuatan otot :
4 4
4 4

II. ANALISA DATA


No Tanggal/ Data Fokus Masalah Etiologi TTD/Nama
. Jam Keperawatan
1. Selasa 12 DS : Kerusakan Gangguan
November - PM mengatakan lupa Memori kognitif
2019 (jika di tanya) (00131)
13.00 WIB - PM lain mengatakan
bahwa PM. P jika di
tanya sering lupa

DO :
• Jika di tanya PM tidak
nyambung,
• Sering lupa
• Hasil dari pengkajian
SPSMQ dengan
keterangan kerusakan
Salah 10 : kerusakan
intelektual berat
• HASIL MMSE : 2
(kerusakan kognitif)
• HASIL GDS : 12
(termasuk ringan)
2. Selasa 12 DS : Gangguan pola Kendala
November • PM mengatakan susah tidur (00198) lingkungan
2019 untuk tidur baik malam
13.00 WIB ataupuan siang hari
• PM mengatakan
tidak tau tidur jam
berapa dan berapa lama.
DO :
• Terdapat kantung mata
• Sering terbangun ketika
tidur
• Lingkungan kurang
mendukung
• PM tampak bingung
 PM mengatakan
tidak tau tidur jam berapa
 Pm mengatakan 30
menit baru bisa tidur
 PM mengatakan
bangun jam 4
 Pm mengatakan
tidur malam 4 jam tidak
adekuat (mudah terbangun)

III. DIAGNOSA KEPERAWATAN (Sesuai Prioritas)


1. Kerusakan memori b.d gangguan kognitif (00131)
2. Gangguan pola tidur b.d kendala lingkungan (00198)

IV. RENCANA KEPERAWATAN


No. Dx Dx Kep Tujuan Intervensi
1. Kerusakan Setelah dilakukan tindakan Orientasi Realita Panggil
Memori keperawatan diharapkan klien nama ketika memulai
b.d mampu mengenali perubahan interaksi
gangguan dalam berpikir dg KH sbg • Dekati dengan pelan
kognitif berikut : dan dari depan
• Dapat mengingat informasi • Gunakan pendekatan
baru saja terjadi secara yang konsisten
akurat • Bicara jelas dengan
• Dapat mengingat informasi kecepatan suara,
yang sudah lama secara volume dan intonasi
akurat suara yang tepat
• Hindari membuat PM
frustasi (misal:
pengulangan
pertanyaan yang tidak
bisa di jawab PM)
• Informasikan PM
mengenai orang,
tempat dan waktu jika
di butuhkan
• Gunakan gerakan
untuk memperjelas
komunikasi secara
verbal
• Ajarkan senam otak
• Ajarkan reminiscence
pada PM
2 Gangguan Setelah dilakukan tindakan Manajemen lingkungan
pola tidur keperawatan diharapkan • Ciptakan lingkungan
b.d kendala masalah gangguan pola tidur yang nyaman bagi pm
lingkungan dapat teratasi dengan kriteria • Sediakan tempat tidur
hasil: dan lingkungan yang
• Pola tidur tidak terganggu bersih
• Kualitas tidur tidak • Sediakan linen dengan
terganggu kondisi bebas kotoran
• Hindari dari paparan
dan aliran udara yang
tidak perlu, terlalu
panas atau terlalu
dingin
• Sesuaikan suhu
lingkungan dengan
kebutuhan pm
• Sediakan pengharum
ruangan jika di
perlukan

V. IMPLEMENTASI
Tgl/jam No. Dx Implementasi Respon Paraf
12/11/2019 1 Mendekati PM dengan S: PM mengatakan "ini
pelan dan dari depan siapa ?"
O: kita
memperkenalkan diri
dengan PM, dan PM
tampak bingung
1 Memanggil nama ketika S: PM mengatakan saya
mulai berinteraksi PM. P
O: PM masih tampak
bingung saat diajak
interaksi
1 Berbicara jelas dengan S: PM mengatakan
kecepatan suara, "suarane seng banter
volume dan intonasi mbak ora krungu aku"
suara yang tepat O: PM bisa mendengar
dengan nada bicara kita
sedikit lebih kencang
2 Menciptakan S: Pm mengatakan
lingkungan yang sengan tinggal disini
nyaman bagi pm karena banyak teman
O: PM tampak gembira
2 Menyediakan tempat S: PM mengatakan saya
tidur dan lingkungan nyaman tidur di sini
yang bersih O: PM tidur di bangsal
cempaka
1 Melatih Senam Otak S: PM mengatakan
bingung
O: PM tampak bingung
13/11/2019 1 Memanggil nama ketika S: PM mengtakan "iki
mulai berinteraksi sopo?"
O: PM mudah lupa
1 Berbicara jelas dengan S: PM mangatakan
kecepatan suara, "emboh aku lali mbak"
volume dan intonasi O: PM tampak bingung
suara yang tepat dan sedikit jengkel

1 Menggunakan S: PM mengatakan
pendekatan yang tidak tau saat ditanya
konsisten sekarang hari, tanggal
dan jam berapa
O: PM mudah marah
emosi ketika tidak
sesuai yang dia
inginkan
1 Menggunakan gerakan S: PM mengatakan
untuk memperjelas sekarang saya di panti
komunikasi secara O: PM bisa menjawat
verbal tetapi jika nanti di tanya
lagi klien lupa sekarang
dia dimana
2 Menyediakan linen S: PM mengatakan
dengan kondisi bebas minta sarung mbak
kotoran O: PM masih sering
BAK di tempat tidur
ataupun lantai, Pm tidak
mengetahui sarung
yang di pakai kotor /
bersih
2 Menghindari dari S: -
paparan dan aliran O:PM aktivitas hanya
udara yang tidak perlu, di dalam ruangan, PM
terlalu panas atau tidak ikut kegiatan
terlalu dingin lainnya
14/11/2019 1 Mendekati PM dengan S: PM masih
pelan dan dari depan menanyakan ini siapa
O: PM selalu bertanya
ketika kita datang ke
PM
1 S: -
Berbicara jelas dengan O: PM terkadang bisa
kecepatan suara, menjawab, dan 10
volume dan intonasi menit kemudian di
suara yang tepat tanya kembali atau kita
datang ke PM kembali
PM selalu menanyakan
ini siapa
1 Menggunakan gerakan S: PM mengatakan ya
untuk memperjelas saya tau mbak
komunikasi secara O: PM bisa menjawab
verbal sesuai apa yang di
tanyakan
2 Menciptakan S: PM mengatakan saya
lingkungan yang nyaman di tempat ini
nyaman bagi PM karena ada yang
mengasuh saya
O: PM tidak tau dimana
tempat tidurnya, setiap
di tanya PM hanya
diam
2 Menyediakan tempat S: -
tidur dan lingkungan O: PM tidak
yang bersih mengetahui tempat
mana yang bersih dan
yang kotor yang
penting PM bisa tidur

IV. EVALUASI
Tanggal No. Evaluasi TTD
/Jam DX
12/11/19 1 S:
 PM mengatakan "ini siapa ?"
 PM mengatakan saya PM. P
 PM mengatakan "emboh mbak aku lali"
O:
 kita memperkenalkan diri dengan PM, dan PM
tampak bingung
 PM masih tampak bingung saat diajak interaksi
 PM bisa mendengar dengan nada bicara kita
sedikit lebih kencang
A: masalah kerusakan memori belum teratasi
P: lanjutkan intervensi
 Memanggil nama ketika mulai berinteraksi
 Berbicara jelas dengan kecepatan suara, volume
dan intonasi suara yang tepat
 Menggunakan pendekatan yang konsisten
 Menggunakan gerakan untuk memperjelas
komunikasi secara verbal
2 S:
 Pm mengatakan senang tinggal disini karena
banyak teman
 PM mengatakan saya nyaman tidur di sini
O:
 PM tampak gembira
 PM tidur di bangsal cempaka
A: masalah gangguan pola tidur belum teratasi
P: lanjutkan intervensi
 Menyediakan linen dengan kondisi bebas kotoran
 Menghindari dari paparan dan aliran udara yang
tidak perlu, terlalu panas atau terlalu dingin
13/11/19 1 S:
 PM mengtakan "iki sopo?"
 PM mangatakan "emboh aku lali mbak"
 PM mengatakan tidak tau saat ditanya sekarang hari,
tanggal dan jam berapa
 PM mengatakan sekarang saya di panti
O:
 PM mudah lupa
 PM tampak bingung dan sedikit jengkel
 PM mudah marah emosi ketika tidak sesuai yang dia
inginkan
 PM bisa menjawat tetapi jika nanti di tanya lagi klien
lupa sekarang dia dimana
A: masalah kerusakan memori belum teratasi
P: lanjutkan intervensi
 Mendekati PM dengan pelan dan dari depan
 Berbicara jelas dengan kecepatan suara, volume
dan intonasi suara yang tepat
 Menggunakan gerakan untuk memperjelas
komunikasi secara verbal
2 S: PM mengatakan minta sarung mbak
O:
 PM masih sering BAK di tempat tidur ataupun lantai,
Pm tidak mengetahui sarung yang di pakai kotor /
bersih
 PM aktivitas hanya di dalam ruangan, PM tidak ikut
kegiatan lainnya
A: masalah gangguan pola tidur belum teratasi
P: lanjutkan intervensi
 Menciptakan lingkungan yang nyaman bagi PM
 Menyediakan tempat tidur dan lingkungan yang
bersih
14/11/19 1 S:
 PM masih menanyakan ini siapa
 PM mengatakan ya saya tau mbak
O:
 PM selalu bertanya ketika kita datang ke PM
 PM terkadang bisa menjawab, dan 10 menit
kemudian di tanya kembali atau kita datang ke PM
kembali PM selalu menanyakan ini siapa
 PM bisa menjawab sesuai apa yang di tanyakan
A: masalah kerusakan memori belum teratasi
P: lanjutkan intervensi
 Panggil nama ketika memulai interaksi
 Dekati dengan pelan dan dari depan
 Gunakan pendekatan yang konsisten
 Bicara jelas dengan kecepatan suara, volume dan
intonasi suara yang tepat
 Hindari membuat PM frustasi (misal:
pengulangan pertanyaan yang tidak bisa di jawab
PM)
 Informasikan PM mengenai orang, tempat dan
waktu jika di butuhkan
 Gunakan gerakan untuk memperjelas komunikasi
secara verbal
2 S: PM mengatakan saya nyaman di tempat ini karena ada
yang mengasuh saya
O:
 PM tidak tau dimana tempat tidurnya, setiap di tanya
PM hanya diam
 PM tidak mengetahui tempat mana yang bersih dan
yang kotor yang penting PM bisa tidur
A: masalah gangguan pola tidur belum teratasi
P: lanjutkan intervensi
 Ciptakan lingkungan yang nyaman bagi pm
 Sediakan tempat tidur dan lingkungan yang
bersih
 Sediakan linen dengan kondisi bebas kotoran
 Hindari dari paparan dan aliran udara yang tidak
perlu, terlalu panas atau terlalu dingin
 Sesuaikan suhu lingkungan dengan kebutuhan
pm
 Sediakan pengharum ruangan jika di perlukan

DAFTAR PUSTAKA

Nugroho,Wahjudi. Keperawatan Gerontik.Edisi2.Buku Kedokteran EGC.Jakarta;1999


Stanley,Mickey. Buku Ajar Keperawatan Gerontik.Edisi2. EGC. Jakarta;2002
http://indonesiaindonesia.com/f/9956-demensia/
http://www.e-psikologi.com/epsi/lanjutusia_detail.asp?id=185
http://id.scribd.com/doc/45670456/makalah-demensia-revisi
http://stikeskabmalang.wordpress.com/2009/10/03/demensia-pada-lansia-3/

Anda mungkin juga menyukai