Anda di halaman 1dari 11

PROBLEM BASED LEARNING BLOK 4

Gangguan Memori Pada Usia Lanjut


Tutor : Dr. Susana Elya Sudrajat, M. Farm, Apt

DISUSUN OLEH :
Hellen Catrien Samberi
NIM 102022167
Kelompok B02

PROGRAM STUDI KEDOKTERAN


FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS KRISTEN KRIDA WACANA
Abstrak
Ingatan atau memori memiliki peran penting dalam mengelola informasi pada manusia. Memori dapat
dibagi menjadi dua, berdasarkan jangka waktu penyimpanan memori tersebut, yaitu memori jangka
Panjang dan memori jangka pendek. Pada umumnya, manusia dapat mengalami penurunan fungsi
daya ingat atau fungsi penyimpanan memori, salah satunya pada pasien penderita demensia.
Demensia yang terjadi pada pasien kelompok usia lanjut dikenal dengan demensia senilis. Demensia
senilis memiliki factor utama, yaitu usia penderita. Semakin bertambah umur seseorang, terlebih lagi
pada usia lanjut, suplai darah ke otak mulai berkurang karena adanya degenerasi sel. Hal ini
menyebabkan penyimpanan memori pada sistem saraf mengalami penurunan.
Kata Kunci : demensia senilis, memori, sistem saraf
Abstract
Memory has an important role in managing information in humans. Memory can be divided into two,
based on the period of storage of the memory, namely long-term memory and short-term memory. In
general, humans can experience a decrease in memory function or memory storage function, one of
which is in patients with dementia. Dementia that occurs in elderly patients is known as senile
dementia. Senile dementia has a main factor, namely the age of the patient. As a person gets older,
especially in old age, the blood supply to the brain begins to decrease due to cell degeneration. This
causes memory storage in the nervous system to decrease.
Keywords : senile dementia, memory, nervous system
Pendahuluan
Manusia memiliki suatu mekanisme kerja yang unik yaitu memori. Memori merupakan suatu proses
dimana setiap manusia mampu mengingat dan menyimpan segala sesuatu yang telah dilakukannya.
Setiap memori yang ada dan terangkai dalam diri manusia terdapat suatu jangka yang digunakan
dalam pengukuran ketahanan memori. Hal tersebut ada dengan perihal memori jangka panjang dan
memori jangka pendek. Memori juga berhubungan dengan sifat psikis dan jiwa manusia. Dalam
proses penyimpanan terkait suatu memori juga terdiri dari beberapa tahap yang bekerja diluar
kesadaran manusia. Memori-memori yang ada dan tersusun disimpan dalam suatu materi yang
memiliki hubungan dengan memori pada manusia. Proses penuaan mengakibatkan gangguan dan
penurunan fungsi pada memori. Mulai dari umur 20 tahun terlihat fungsi penurunan memori dan akan
disadari dampak penurunannya di usia 50 tahun dan semakin menurun di usia 70 tahun.
Skenario
Seorang perempuan umur 68 tahun dibawa ke puskesmas oleh anaknya dengan keluhan sering marah-
marah merasa diabaikan oleh keluarganya. Dari allo anamnesa dan pengamatan di tempat, didapat
indikasi bahwa perempuan ini sudah sering lupa. pada pemeriksaan fisik tidak ditemukan kelainan.
Dokter mendiagnosa bahwa pasien mengalami demensia senilis.
Identifikasi Istilah
1. Allo anamnesa
Anamnesa merupakan suatu kegiatan wawancara antara pasien atau keluarga pasien dengan
dokter atau tenaga medis lainnya untuk memperoleh informasi mengenai keluhan dan riwayat
penyakit pasien. Anamnesa terbagi atas dua jenis, yaitu auto anamnesa dan allo anamnesa.
Auto anamnesa merupakan proses wawancara yang berlangsung antara dokter dan pasien,
sedangkan allo anamnesa merupakan proses wawancara yang terjadi antara dokter dan
keluarga pasien atau kerabat pasien yang mengetahui tentang kondisi pasien. Evaluasi dimulai
dengan identitas pasien, pemeriksaan fisik dan riwayat kesehatan pasien. 1 Biasanya proses
allo anamnesa ini dapat terjadi jika, pasien merupakan pasien dibawah umur, termasuk lansia,
atau memiliki gangguan disabilitas.1
2. Demensia senilis
Demensia senilis adalah gejala yang berat dan ditandai dengan kehilangan memori pada orang
tua yang berusia lebih dari 60 tahun.2
Rumusan Masalah
Seorang perempuan umur 68 tahun sering marah-marah dan sering lupa.
Hipotesis
Perempuan 68 tahun mengalami penurunan daya ingat dan gangguan emosi, karena pertambahan usia.
Sasaran Pembelajaran
1. Mahasiswa mampu mengerti dan memahami tentang demensia senelis
2. Mahasiswa mampu mengerti dan memahami tentang jaringan saraf dan neurotransmitter
3. Mahasiswa mampu mengerti dan memahami tentang otak dan bagian-bagiannya
4. Mahasiswa mampu mengerti dan memahami tentang memori dan mekanisme memori
5. Mahasiswa mampu mengerti dan memahami tentang factor penyebab penurunan kinerja
memori
Pembahasan
Demensia Senilis
1. Definisi
Demensia senilis adalah gejala yang berat dan ditandai dengan kehilangan memori pada orang
tua atau penurunan daya ingat (pikun). Secara umum demensia dapat dibagi menjadi dua
kategori, yaitu demensia pra senilis, yang mana pasien berumur kurang dari 60 tahun dan
demensia senilis, yang pasien berusia lebih dari 60 tahun. Berdasarkan Diagnostic and
Statistical Manual of Mental Disorder (DSM-5) dan The Classification of Mental and
Behavioural Disorders (ICD-10) maka demensia diartikan sebagai suatu “Loss of intellectual
abilities of sufficient severity to interfere with social or occupational functioning. Deficits
should be multifaceted: memory, judgement, abstract, thinking...”, Manakala Cox (2007)
mengartikan bahwa demensia senilis bukan sebuah penyakit, melainkan sekumpulan simptom
(gejala) yang berat dan yang mempengaruhi kemampuan intelektual yang menyebabkan
fungsi berpikir, mengingat, dan pemikiran terganggu sehingga individu kesulitan menjalani
aktivitas kehidupan secara normal. Seseorang didiagnosa demensia bila dua atau lebih fungsi
otak, seperti ingatan dan keterampilan berbahasa menurun secara signifikan tanpa disertai
penurunan kesadaran (Turana, 2006). Demensia senilis seringkali mengacu pada hilangnya
ingatan atau lupa akan sesuatu. Ini termasuk lupa nama teman lama, nomor telepon, menu
sarapan, dan hal-hal dasar lainnya. Adapun perubahan karakteristik yang terjadi seperti
adanya perubahan aktivitas sehari-hari, gangguan daya ingat, serta terjadinya perubahan
perilaku.2

2. Faktor Penyebab
Faktor utama yang menyebabkannya adalah faktor usia. Dengan bertambahnya usia,
kemungkinan gejala ini meningkat. Faktor risiko yang sering menyebabkan demensia pada
lansia adalah usia, riwayat keluarga, lalu keluarga yang juga berusia lanjut dan mengalami
kepikunan, dan biasanya yang lebih dominan adalah perempuan. Selain karena faktor usia
demensia senilis juga terjadi oleh berbagai macam penyebab seperti gangguan degenerasi
primer atau metabolic, penyakit kronis (alzheimer, stroke), disfungsi otak yang diakibatkan
oleh penyakit serebrovaskuler, serta penyebab-penyebab lain seperti nutrisi dan vitamin yang
diperoleh, infeksi, gangguan metabolik dan endokrin, lesi desak ruang, stress, gangguan
nutrisi, obat-obatan, gangguan autoimun, intoksikasi, trauma, kekurangan hormone tiroid juga
dapat menyebabkan terjadinya demensia senilis ini. (Nugroho, 2008). Selain itu, terdapat
faktor risiko seperti tidak berfungsinya anggota tubuh karena semakin bertambahnya usia
maka terdapat beberapa anggota tubuh yang berkurang fungsinya. Contohnya seperti indera
penglihatan manusia, makin bertambahnya umur seseorang maka sel dan saraf mata akan
berkurang maka dari itu bisa menyebabkan penglihatan terhadap suatu obyek terbatas. 2

Jaringan Saraf
Jaringan saraf berfungsi untuk mengirimkan sinyal/impuls ke dan dari otak. Sinyal yang
ditransmisikan adalah stimulus yang ditangkap oleh alat indera (reseptor) dalam bentuk arus listrik
yang disebut impuls. Impuls mengalir di sepanjang neuron dari satu neuron ke neuron lainnya. 3
Berdasarkan strukturnya neuron dibedakan menjadi 3 (tiga) jenis, yaitu neuron saraf motorik,
sensorik, dan konektor.
1. Neuron motorik (eferen)
Neuron motorik adalah neuron yang mengirimkan impuls dari sistem saraf
sentral untuk sel efektor (otot dan kelenjar). Sifat memperluas badan sel, dendrit
akson pendek dan panjang.
2. Neuron sensorik (aferen)
Neuron sensorik adalah neuron yang membawa informasi (tegangan) pada reseptor di sistem
saraf pusat. Ini ditandai dengan bagian tubuh sel yang dikelompokkan membentuk ganglia
pendek dan akson dan dendrit panjang.
3. Konektor (interneuron)
Interneuron adalah sel saraf yang membentuk sistem saraf pusat dan mengirimkan informasi
eksitasi interneuronal di sistem saraf pusat. Ciri-ciri neuron ini pendek dan dendritic beberapa
akson pendek dan beberapa panjang.4
Neurotransmitters
Neurotransmitter adalah senyawa dalam tubuh manusia yang berperan dalam mentransmisikan
stimulus antara sel saraf (neuron) dan neuron target. Sel target ini bisa berada di otot, kelenjar,
maupun saraf lainnya. Sistem saraf yang menghantarkan sinyal bekerja untuk mengontrol organ
tubuh, fungsi psikologis, dan fungsi fisik. Dalam hal ini, sel saraf yang juga dikenal sebagai neuron,
beserta neurotransmitter berperan penting dalam menjalankan fungsi sistem saraf. Secara rincinya, sel
saraf memicu rangsangan atau impuls saraf dengan melepaskan neurotransmitter agar bisa membawa
sinyal ke sel tubuh sasaran. Selanjutnya, neurotransmitter atau molekul pembawa pesan kimia tersebut
melakukan perjalanan antar sel dan menempel pada sel target. Proses ini yang kemudian memicu
tindakan di sel target sehingga organ atau bagian tubuh tertentu dapat melakukan fungsinya. 5
1. Jenis-jenis neurotransmitter
a. Adrenalin
Adrenalin, juga dikenal sebagai epinefrin, adalah hormon yang diproduksi dalam
situasi stres tinggi atau situasi yang menggairahkan. Hormon ini menstimulasi
peningkatan denyut jantung, mengontraksikan pembuluh darah, dan melebarkan
saluran udara, untuk meningkatkan aliran darah ke otot & oksigen ke paru-paru. Hal
ini menyebabkan peningkatan fisik, dan kesadaran yang tinggi.
b. Noradrenalin
Noradrenalin, juga dikenal sebagai norepinefrin, adalah neurotransmitter yang
mempengaruhi perhatian & dan tindakan merespons di otak. Bersamaan dengan
adrenalin, norepinefrin juga terlibat dalam respons 'fight or flight'. Efeknya dalam
tubuh adalah mengontraksikan pembuluh darah untuk meningkatkan aliran darah.
Pasien yang didiagnosis dengan ADHD akan sering diresepkan obat yang dirancang
untuk membantu meningkatkan kadar noradrenalin di otak.
c. Dopamin
Dopamin dikaitkan dengan perasaan senang & puas. Hal ini juga terkait dengan
kecanduan, gerakan, dan motivasi. Perasaan puas yang disebabkan oleh dopamin
dapat menjadi keinginan, dan untuk memuaskan ini orang tersebut akan mengulangi
perilaku yang mengarah pada pelepasan dopamin. Perilaku ini bisa alami, seperti
makan dan seks, atau tidak alami, seperti kecanduan narkoba.
d. Serotonin
Serotonin dianggap sebagai kontributor perasaan sejahtera dan bahagia. Serotonin
mengatur siklus tidur bersama dengan melatonin, dan juga mengatur pergerakan usus.
Tingkat serotonin yang rendah telah dikaitkan dengan depresi, kecemasan, dan
beberapa gangguan mental. Antidepresan bekerja dengan meningkatkan kadar
serotonin. Olahraga dan tingkat cahaya juga dapat memberikan efek positif pada
tingkat serotonin.
e. Gamma-Aminobutyric Acid (GABA)
Asam gamma-aminobutirat (GABA) adalah neurotransmitter penghambat utama
otak; perannya adalah untuk menenangkan saraf yang menembak di sistem saraf
pusat, peningkatan kadar GABA meningkatkan fokus mental dan relaksasi, sementara
kadar GABA yang rendah dapat menyebabkan kecemasan, dan juga telah dikaitkan
dengan epilepsi. GABA juga berkontribusi pada kontrol motorik dan penglihatan.
Obat untuk mengobati epilepsi sering bertindak dengan meningkatkan kadar GABA
di otak.
f. Asetikolin
Asetilkolin, sering disingkat menjadi ACh, adalah neurotransmitter utama yang
terlibat dalam pemikiran, pembelajaran dan memori. Di dalam tubuh, ACh terlibat
dalam mengaktifkan aksi otot. Kerusakan pada area otak yang memproduksi
asetilkolin telah dikaitkan dengan defisit memori yang terkait dengan penyakit
Alzheimer. Asetilkolin juga dikaitkan dengan perhatian, dan peningkatan persepsi
sensorik saat bangun tidur.
g. Glutamat
Glutamat adalah neurotransmiter yang paling umum di otak, dan terlibat dalam fungsi
kognitif, seperti pembelajaran dan memori. Glutamat juga mengatur perkembangan
otak dan penciptaan kontak saraf. Glutamat sebenarnya beracun bagi neuron dalam
jumlah yang lebih besar, dan jika terlalu banyak yang ada dapat membunuh mereka;
kerusakan otak atau stroke dapat menyebabkan terciptanya kelebihan yang
berbahaya, membunuh sel-sel otak.
h. Endorfin
Endorfin adalah serangkaian senyawa, bagian biologis aktif yang ditunjukkan di atas,
terbentuk dari rantai panjang beberapa asam amino. Endorfin dilepaskan di otak
selama berolahraga, kegembiraan, rasa sakit, dan aktivitas seksual, dan menghasilkan
perasaan sejahtera atau bahkan euforia. Setidaknya 20 jenis endorfin telah
diidentifikasi pada manusia. Makanan tertentu, seperti cokelat & makanan pedas, juga
dapat merangsang pelepasan endorfin.

2. Cara Kerja Neurotransmitter


Ketika sinyal atau pesan berjalan melalui neuron hingga mencapai bagian ujungnya, sinyal ini
tidak bisa langsung melanjutkan perjalanan ke neuron berikutnya. Sel saraf atau neuron ini
harus melepaskan neurotransmitter terlebih dahulu agar bisa membawa pesan melalui sinapsis
sampai bisa tiba di neuron selanjutnya. Neuron yang melepaskan neurotransmitter ini disebut
dengan neuron pra sinapsis. Sementara neuron yang menerima neurotransmitter bernama
neuron pasca sinapsis.5
Ujung setiap neuron memiliki pra sinapsis dan vesikel yang berupa kantong berisi
neurotransmitter. Jadi, ketika rangsangan saraf memicu pelepasan neurotransmitter, molekul
pengantar pesan ini kemudian dilepaskan ke sinapsis hingga nantinya diambil oleh reseptor di
neuron berikut. Keseluruhan proses ini dikenal sebagai neurotransmisi. 5

Otak
1. Pengertian
Otak adalah organ kecil yang tersimpan di tengkorak kepala sistem saraf pusat dan bertindak
sebagai pusat kontrol dan koordinasi untuk semua fungsi aspek biologis, fisik dan sosial dari
seluruh tubuh.
2. Bagian dan Fungsi
a. Otak besar (cerebrum)
Otak besar (cerebrum) merupakan bagian terbesar (± 80%) dari berat otak. Otak Besar
merupakan pusat aktivitas mental seperti ingatan (memory), intelek (kecerdasan) serta
kesadaran dan perhatian. Keberadaannya memungkinkan individu untuk berpikir,
berbicara, mengingat dan mengendalikan pikirannya. Otak ini juga berperan besar dalam
belajar. Selain itu, tingkat kecerdasan individu juga terbentuk di dalam otak besar.
Otak terbagi menjadi dua belahan (hemisphere), yaitu kiri dan kanan oleh fisura
longitudinal. Setiap belahan memiliki fungsi yang berbeda. Belahan otak kiri, yang
dikenal sebagai otak rasional, bekerja secara linear dan berurutan dan berurusan dengan
hal-hal yang berkaitan dengan hubungan logis, kata dan bahasa, dan matematika. Di sisi
lain, otak kanan atau otak irasional bekerja dalam pola yang tidak teratur terkait dengan
kreativitas, seni, desain, musik, warna, dll.6
b. Otak kecil (cerebellum)
Otak kecil (cerebellum) terletak di bagian belakang kepala dekat lobus oksipital dengan
bagian atas leher. Itu terhubung ke otak melalui batang otak. Otak kecil bertanggung
jawab untuk koordinasi dan keseimbangan. Fungsi otak kecil terbagi menjadi tiga
spesifik, yaitu vestibulocerebellum (anarcheocerebellum) yang terdiri dari lobus
flocculonodular dan lingula, yang bertanggung jawab untuk mengendalikan
keseimbangan, otot aksial dan proksimal, ritme pernapasan, gerakan kepala dan mata
(stabilisasi visual). Kedua, spinocerebellum (paleocerebellum); Fungsi dalam mengontrol
otot yang berhubungan dengan postur dan keseimbangan. Ketiga, serebelum pontin
(neocerebellum); fungsi keseimbangan tubuh, gerakan tubuh, serta kecepatan dan
ketepatan berbicara.6
c. Batang otak (brain stem)
Terletak di dasar tulang tengkorak dan meluas ke tulang belakang atau sumsum tulang
belakang. Batang otak terdiri dari otak tengah, mata, dan inti sel. Ini berisi saraf kranial
dan jalur untuk pertukaran informasi antara otak, otak kecil dan sumsum tulang belakang.
Bagian otak ini mengatur fungsi dasar kehidupan seperti pernapasan, detak jantung, suhu
tubuh, proses pencernaan dan lain-lain.6
d. Memori pada otak
Hippocampus adalah bagian dari sistem limbik dan terletak di lobus temporal otak
tengah. Bagian otak ini terdiri dari beberapa struktur kunci yaitu hippocampus yang
sebenarnya alveus dan subiculum. Area ini bertanggung jawab untuk memori jangka
panjang dan jangka pendek (memori) dan juga berperan dalam pembentukan memori
navigasi dan spasial.6
e. Penyebab memori menurun
Penyebab memori otak menurun salah satunya disebabkan oleh faktor usia. Usia lanjut
sering diartikan sebagai masa kemunduran yang meliputi penurunan fungsi fisik,
psikososial, kognitif, intelektual, dan memori. Penurunan kemampuan kognitif, seperti
gangguan ingatan (misal pelupa) dimana ingatan akan hal-hal masa remaja masih baik
tetapi ingatan akan hal-hal yang terjadi akhir-akhir ini sangat terganggu. Perubahan
intelektual pada lansia dimanifestasikan dengan penurunan kecerdasan dasar, yang berarti
penurunan otak kanan, menyebabkan kesulitan dalam komunikasi non-verbal,
memecahkan masalah, mengenali wajah, kesulitan dalam perhatian dan konsentrasi, tetapi
dalam bidang kosa kata. (Kosakata), pengetahuan matematika dan pengetahuan umum
tetap stabil. Penurunan mental juga mempengaruhi batasan memori tertentu.7

Memori
1. Definisi
Memori atau daya ingat adalah kemampuan individu untuk menyimpan informasi dan
informasi tersebut dapat dipanggil kembali di waktu yang akan datang. Memori merupakan
unsur inti dari perkembangan kognitif, karena segala bentuk belajar dari individu melibatkan
memori.8 Dengan memori individu dimungkinkan untuk dapat menyimpan informasi yang
diterima sepanjang waktu. Terdapat perbedaan tentang memori, yang pertama mengenai
tahapan memori: encoding, storage and retrieval. Perbedaan kedua adalah tentang perbedaan
penyimpanan memori dalam periode jangka pendek atau jangka panjang. 8

2. Mekanisme memori
Dalam proses untuk menuju tiap-tiap tipe memori, informasi yang diterima harus melalui
beberapa tahapan tertentu, yaitu pemasukan pesan (encoding),  penyimpanan (storage),
konsolidasi, dan pemanggilan kembali (recall). Berikut penjabarannya : 9
a. Memasukkan informasi atau pesan dalam ingatan atau encoding 
Merupakan proses yang pertama kali dilalui suatu informasi agar dapat menjadi suatu
memori. Melalui proses encoding, sumber informasi oleh otak diubah dalam bentuk lain,
seperti sebuah kata yang terbaca (visual) akan dapat disimpan jika diubah terlebih dahulu
dalam bentuk suara (audio) atau pengertian (semantik). Secara umum terdapat tiga jenis cara
untuk mengubah suatu bentuk informasi, yaitu secara visual, audiotori, dan semantik. 9
b. Penyimpan informasi dalam ingatan atau storage 
Merupakan proses menyampaikan informasi atau pesan yang baru didapat ke dalam memori.
Berdasarkan jenis memorinya, proses penyimpanan terbagi menjadi beberapa tipe, yaitu
chunking dan rehearsal (memori jangka pendek), serta pengulangan proses belajar (memori
jangka Panjang). Chunking merupakan proses penyimpanan dengan cara menggabungkan
potongan-potongan informasi. Rehearsal merupakan proses menahan informasi dalam
memori jangka pendek secara sadar mengulang kata, kalimat, atau angka. Sedangkan untuk
menyimpan ke dalam memori jangka panjang diperlukan proses belajar yang berulang.
Memori jangka pendek dapat diubah menjadi memori jangka Panjang melalui proses
konsolidasi.9
c. Konsolidasi Memori 
Merupakan proses yang bertujuan untuk menstabilkan engram. Engram mengacu pada
bagaimana memori tersebut disimpan dalam bentuk perubahan-perubahan baik secara
biofisika ataupun biokimia pada otak dan jaringan saraf lainnya dalam respon terhadap
stimulus eksternal. Proses konsolidasi inilah yang menghubungkan antara memori jangka
pendek dan jangka panjang.9
d. Pemanggilan kembali atau recall
 Merupakan proses mengingat kembali informasi yang telah diubah dan disimpan di dalam
otak. Memori disimpan secara terpisah di berbagai korteks serebri yang masing-masing
dikaitkan oleh jaringan asosiasi dan neural. Menurut penelitian, semakin banyak item yang
disimpan maka semakin banyak waktu yang dibutuhkan untuk mengingat kembali data
tersebut. Pemanggilan kembali memori (recall) memerlukan jalur persarafan yang terbentuk
saat memori tersebut diubah (encoding).9 

Memori sensori atau sensory storage akan merekam informasi atau stimulus yang masuk dan
ditangkap oleh panca indera. Informasi yang masuk ini dapat dideteksi melalui salah satu
panca indera atau  melalui kombinasi panca indera.9

Sumber : http://jpsugiono.blogspot.com/2017/10/ingatan-dalam-otak-manusia.html?view=snapshot

Gambar 1. mekanisme proses memori

● Rangsangan eksternal
Mendapatkan informasi melalui panca indera manusia
● Menerima sejumlah informasi dan menyaring informasi. Informasi yang tidak
diperhatikan akan terlupakan, sedangkan informasi yang diperhatikan akan di transfer ke
memori jangka pendek
● Memori jangka Pendek
Informasi yang ditransfer ke memori ini akan ditahan dengan durasi 15-30 detik. Durasi
dapat bertambah dengan melakukan pengulangan agar informasi tersebut akan teringat
agar dapat ditransfer ke memori jangka panjang.
● Memori jangka Panjang
Informasi yang terdapat di memori jangka panjang ini diproses secara mendalam dan
teratur. informasi tersebut dapat digunakan dengan cara mentransfer kembali ke memori
jangka pendek. Informasi yang sudah tidak bisa digunakan akan terlupakan karena
kegagalan dalam proses pengambilan kembali (recall).

3. Perbedaan memori jangka pendek dan jangka Panjang


Memori jangka pendek dan jangka panjang dapat dapat dibedakan dari beberapa indikator
seperti waktu penyimpanan, durasi, kapasitas penyimpanan, waktu yang dibutuhkan dalam
mengingat kembali, kegagalan dalam mengingat kembali atau yang biasa disebut lupa, dan
mekanisme penyimpanan memori. Berikut penjabarannya : 10

a. Waktu penyimpanan 
Pada memori jangka pendek waktu penyimpanan terjadi secara langsung. Namun, pada
memori jangka panjang hal tersebut sedikit lebih lambat. Hal ini dikarenakan informasi
tersebut harus melalui memori jangka pendek sebelum dipindahkan ke memori jangka
panjang. Peningkatan berupa latihan dan pengulangan informasi dilakukan melalui
memori jangka pendek.10

b. Durasi 
Pada memori jangka pendek durasi informasi yang didapat hanya bertahan selama
beberapa detik atau hitungan jam. Hal ini dikarenakan informasi tersebut belum
sepenuhnya diproses dalam penyimpanan memori. Sedangkan pada memori jangka
panjang hal tersebut mampu bertahan selama beberapa hari bahkan hingga tahun. 10 
c. Kapasitas penyimpanan 
Pada memori jangka pendek kapasitas penyimpanan yang tersedia terbatas. Sedangkan
pada memori jangka panjang sangat besar.10
d. Waktu yang dibutuhkan dalam mengingat kembali 
Pada memori jangka pendek waktu yang dibutuhkan dalam mengingat kembali relatif
cepat. Sedangkan pada memori jangka panjang cenderung lambat kecuali mengenai
memori yang sering digunakan atau sangat melekat. 10 
e. Kegagalan dalam pemanggilan informasi (lupa)
Pada memori jangka pendek kegagalan terjadi secara permanen kecuali terjadi
konsolidasi informasi yang selanjutnya akan memindahkan informasi ke memori jangka
panjang. Sedangkan pada memori jangka panjang hanya bersifat sementara, memori trace
relatif stabil.10
f. Mekanisme penyimpanan memori
Pada memori jangka pendek mekanisme penyimpanan memori melibatkan perubahan
sementara fungsi sinaptik yang mengubah jumlah neurotransmiter yang dibebaskan.
Sedangkan memori jangka panjang melibatkan perubahan permanen fungsi dan struktur
sehingga terjadinya peningkatan pelepasan neurotransmitter. 10

4. Mekanisme saraf dalam memori


Berdasarkan mekanisme saraf dalam proses memori, terdapat beberapa tipe hubungan atau
sirkuit neural dalam penyimpanan memori, yaitu divergen, konvergen, serial, parallel, dan
reverberasi.11 Pada tipe hubungan divergen, informasi yang diterima dalam bentuk konsep
dituangkan dalam bentuk lain. Hal ini dapat diilustrasikan dengan ketika seseorang mendapat
perintah, lalu orang tersebut mendengar perintah tersebut serta melakukan perintahnya. Pada
tipe hubungan konvergen yang dapat dikatakan antagonis dari divergen, bentuk lain dapat
diubah menjadi konsep di dalam otak. Hal ini dapat diilustrasikan dengan ketika seseorang
membaca lirik lagu, lalu dilanjutkan dengan membaca notasi dari lagu tersebut dan setelah
hafal orang tersebut menyanyikan lagu itu. Pada hubungan serial, proses memori berlangsung
secara terus-menerus dari satu saraf ke saraf lainnya. Pada tipe hubungan parallel, proses
memori yang terjadi secara bersamaan. Kemudian yang terakhir adalah tipe hubungan
reverberasi, yaitu proses memori terjadi berulang-ulang atau berada pada lingkup yang
sama.11
Faktor yang Mempengaruhi Memori
1. Usia
Proses penuaan mengakibatkan penurunan fungsi memori. Mulai dari umur 20 tahun terlihat
fungsi penurunan memori dan akan disadari dampak penurunannya di usia 50 tahun serta
semakin menurun di usia 70 tahun. Pada usia lanjut, suplai darah ke otak mulai berkurang
karena terjadi kematian sel bagian white matter. 12 Produksi dari zat-zat kimia endogen seperti
neurotransmiter yang membawa sinyal ke otak juga berkurang. Penuaan mengakibatkan
berkurangnya sel neuron di hipokampus sebanyak 5% sampai 20% hingga usia 80 tahun.
Rata-rata gangguan daya ingat adalah efek dari penuaan yang merupakan faktor risiko
terbesar dari penyakit neurodegeneratif. 12
2. Nutrisi
Diperkirakan 10% dari total zinc yang ada di tubuh berada di otak. Tepatnya berada pada
neuron di hipokampus yang menempati lumen vesikel sinaps berisi glutamat, sehingga telah
terdapat penelitian yang menyatakan defisiensi zinch akan menyebabkan gangguan
penghantaran impuls sehingga terjadi gangguan memori.10,12
3. Penyakit Neurologis
Penyakit-penyakit neurologis menyebabkan perubahan anatomis, aktivitas neurotransmitter,
vaskularisasi, aktivitas, jumlah dan fungsi neuron sehingga menyebabkan terganggunya
kemampuan daya ingat. Baik secara permanen maupun tidak permanen. Penyakit-penyakit
neurologis tersebut antara lain alzheimer, amnesia, autism, demensia, skizophrenia, stroke,
dan lain-lain.10,12
Analisis Skenario
Memori atau ingatan merupakan kemampuan individu untuk menyimpan dan mengingat kembali
suatu informasi yang telah didapat sebelumnya, baik dalam keadaan sadar maupun tidak sadar. Hal
tersebut mengacu kepada bagaimana seseorang memasukan pesan dalam ingatan (encoding),
menyimpan ingatan (storage), dan pemanggilan kembali (recall) suatu informasi. Dalam tahapan dari
proses penyimpanan memori tersebut. seseorang dapat mengalami penurunan fungsi dalam
penyimpanan memori atau daya ingat, salah satunya adalah pengidap demensia. Penuaan
mengakibatkan berkurangnya sel neuron di hipokampus. Hal tersebut berpengaruh pada penyimpanan
memori yang berkaitan dengan klasifikasi memori, baik menurut waktu maupun berdasarkan cara
terjadinya.
Orang yang mengalami kerusakan pada hipokampus akan mengalami kesulitan dalam membentuk
memori jangka panjang yang baru dan orang yang mengalami kerusakan lobus frontalis akan
mengalami gangguan pada memori jangka pendek. Pada penderita demensia senilis kedua hal tersebut
dapat terjadi sehingga berpengaruh pada penyimpanan memorinya. Hal inilah yang menyebabkan
wanita yang berumur 68 tahun tersebut sering lupa, marah-marah, dan merasa diabaikan oleh
keluarganya.
Kesimpulan
Usia merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi penyimpanan memori. Hal tersebut dapat
menyebabkan seseorang mengalami penurunan fungsi dalam menyimpan memori. Pada usia lanjut,
suplai darah ke otak mulai berkurang karena adanya degenerasi sel. Produksi dari zat-zat kimia
endogen seperti neurotransmiter yang membawa sinyal ke otak juga berkurang. Penuaan
mengakibatkan berkurangnya sel neuron di hipokampus. Begitu pula pada penyakit neurologis
lainnya. Pada kasus ini, demensia senilis menyebabkan penderita mengalami kegagalan pemanggilan
kembali informasi yang dibutuhkan atau yang biasa disebut lupa.
Daftar Pustaka
1. Ayu Suryaningrum. Diah DLM. Asuhan Keperawatan Keluarga Pada Tahap
Perkembangan Keluarga Dewasa. 2022;
2. Husmiati H. Demensia Pada Lanjut Usia Dan Intervensi Sosial. Sosio Inf. 2016;2(3):229–
38.
3. Ajar B. Jaringan Saraf [Internet]. kemdikbud.go.id. Available from:
https://sumber.belajar.kemdikbud.go.id/repos/FileUpload/Jaringan
Hewan/menu6.html#:~:text=Jaringan saraf berfungsi untuk mengirimkan,satu ke neuron
yang lain
4. Koswara A. Katakan Tidak Pada Narkoba. Biologi Paket C - Setara SMA/MA kelas XI.
2018. 36 p.
5. Miftakhurrohman M, Suyadi S. Persepsi Mahasiswa Terhadap Pembelajaran Daring
Perspektif Neurosains Pendidikan Islam. At-Ta’dib J Ilm Prodi Pendidikan Agama Islam.
2020;127.
6. Amin MS. Perbedaan Struktur Otak dan Perilaku Belajar Antara Pria dan Wanita;
Eksplanasi dalam Sudut Pandang Neurosains dan Filsafat. J Filsafat Indonesia.
2018;1(1):38.
7. Retnani DE, Probowati R, Ratnawati M. Gambaran Fungsi Intelektual Lanjut Usia Di
Posyandu Flamboyan Desa Bandung Kecamatan Diwek Kabupaten Jombang. J Chem Inf
Model. 2014;53(9):1689–99.
8. Bhinnety M. Struktur dan proses memori. Buletin Psikologi. 2008;16(2)
9. Asok A, Leroy F, Rayman JB, Kandel ER. Molecular Mechanisms of the Memory Trace.
Trends Neurosci. 2019;42(1):14–22. 
10. Oktavia L, Gunawan P. Analisis Pengaruh Audio Visual Terhadap Kemampuan Memori
Jangka Pendek Pada Kelompok Usia Produktif. 2013;1–25. 
11. Roy DS, Kitamura T, Okuyama T, Obata Y, Roy DS, Kitamura T, et al. Distinct Neural
Circuits for the Formation and Retrieval of Episodic Memories Article Distinct Neural
Circuits for the Formation and Retrieval of Episodic Memories. Cell. :1–13. 
12. Husmiati Y. Demensia pada Lanjut Usia dan Intervensi Sosial. J Kesehat.
2012;1(200):229–38. 

Anda mungkin juga menyukai