PENDAHULUAN
Demensia adalah suatu sindroma penurunan kemampuan intelektual progresif yang
menyebabkan deteriorasi kognisi dan fungsional, sehingga mengakibatkan gangguan
fungsi sosial, pekerjaan dan aktivitas sehari-hari. Penderita demensia seringkali
menunjukkan beberapa gangguan dan perubahan pada tingkah laku harian (behavioral
symptom)
yang
mengganggu
(disruptive)
ataupun
tidak
menganggu
(non-
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi
1. Definisi demensia
Demensia ialah suatu sindrom yang terdiri dari gejala-gejala gangguan daya
kognitif global yang tidak disertai gangguan derajat kesadaran, namun
bergandengan dengan perubahan tabiat yang dapat berkembang secara mendadak
atau sedikit demi sedikit pada tiap orang dari semua golongan usia.1
B. Pembagian demensia
Demensia dapat dibagi dalam demensia yang reversible dan yang tak reversible.
Pada demensia yang reversible, daya kognitif global dan fungsi luhur lainnya terganggu
oleh karena metabolisme neuron-neuron kedua belah hemisferium tertekan atau
dilumpuhkan oleh berbagai sebab. Apabila sebab ini dapat dihilangkan, maka
metabolisme kortikal akan berjalan sempurna kembali. Dengan demikian fungsi luhur
dalam keseluruhannya akan pulih kembali. Apabila sebab ini sudah menimbulkan
kerusakan infrastruktur neuron-neuron kortikal, tentu fungsi kortikal tidak akan pulih
kembali dan demensia menetap.1
Kerusakan yang merata pada neuron-neuron kortikal kedua belah hemisferum,
yang mencakup daerah persepsi primer, korteks motorik, dan semua daerah asosiatif
menimbulkan demensia. Sebab-sebab yang disebut di atas sebagai penyebab subacute
amnestic-confusional syndrome merupakan penyebab juga bagi demensia reversible
dan tak reversible. Karena daerah motorik, piramidal dan ekstrapiramidal ikut terlibat
terlibat secara difus, maka hemiparesis atau monoparesis dan diplegia juga dapat
melengkapkan sindrom demensia. Apabila manifestasi gangguan korteks piramidal dan
ekstrapiramidal tidak nyata, tanda-tanda lesi organik masih dapat ditimbulkan. Pada
umumnya tanda-tanda tersebut mencerminkan gangguan pada korteks premotorik atau
prefrontal. Tanda tersebut diungkapkan dengan jalan membangkitkan refleks yang
merupakan petanda keadaan regresi ( kemunduran kualitas fungsi ).1
Dementia reversible (dapat dirawat) 3
Demensia
akibat
penyalahgunaan
(marijuana/methamphetamines,cocain heroin/alcohol).
Subdural hematoma
bahan
kimia
Normal-pressure hydrocephalus
Hypothyroidisn
Hypoglycemia
Dementia irreversible 3
Alzheimers disease
Creutzfeldt-jakob disease
C. Epidemiologi
Demensia dianggap penyakit yang timbul pada akhir hidup karena cenderung
berkembang terutama pada orang tua. Sekitar 5% sampai 8% dari semua orang di atas
usia 65 tahun memiliki beberapa bentuk demensia, dan jumlah ini meningkat dua kali
lipat setiap lima tahun di atas usia itu. Diperkirakan bahwa sebanyak setengah daripada
orang berusia 80-an menderita demensia.4
D. Demensia Alzheimer
Saat ini, penyakit Alzheimer merupakan salah satu penyakit yang sering terjadi pada
populasi lansia dan menduduki peringkat ke 4 sebagai penyebab kamatian. Lima puluh
sampai enam puluh persen penyebab demensia adalah penyakit Alzheimer. Alzhaimer
adalah kondisi dimana sel syaraf pada otak mati sehingga membuat signal dari
otak tidak dapat di transmisikan sebagaimana mestinya. Penderita Alzheimer
mengalami gangguan memori, kemampuan membuat keputusan dan juga penurunan
proses berpikir.2
1. Etiologi
Faktor-faktor risiko penyakit Alzheimer antara lain :2
a. Usia : Kebanyakan penderita berusia 65 tahun ke atas.
b. Faktor genetic : Mutasi gen protein precursor amiloid, gen presenilin 1 dan 2,
serta apolipoprotein E 4.
c. Faktor lingkungan seperti riwayat cedera kepala berat
d. Penyakit metabolic : obesitas, hiperlipedemi, dan diabetes mellitus.
2. Manifestasi Klinis
Manifestasi Klinis penyakit Alzheimer terdiri atas manifestasi gangguan kognitif
dan gangguan psikiatrik serta perilaku. Gangguan kognitif awal yang terjadi adalah
gangguan memori jangka pendek. Gangguan ini akan diikuti dengan kesulitan
berbahasa, disorientasi visuospasial dan waktu, serta inatensi. Penderita mengalami
ketergantungan dalam melakukan aktivitas sehari-harinya seiring perjalanan
penyakit, akan muncul gangguan psikiatrik dan perilaku seperti depresi, kecemasan,
halusinasi, waham, dan perilaku agitasi.2
b. Stadium II
Berlangsung selama 2-10 tahun, dan disebut stadium demensia. Gejalanya :
Disorientasi
Penurunan fungsi memori lebih berat sehingga penderita tak dapat melakukan
kegiatan sampai selesai, tidak mengenal anggota keluarganya tidak ingat sudah
melakukan suatu tindakan sehingga mengulanginya lagi. Dan ada gangguan
visuospasial, menyebabkan penderita mudah tersesat di lingkungannya, depresi
berat prevalensinya 15-20 %.
c. Stadium III
Stadium ini dicapai setelah penyakit berlangsung 6-12 tahun. Gejala klinisnya
antara lain :
sistem limbik
hippocampus
Komponen ini adalah apa yang kita sebut sebagai daerah-daerah yang terbagi di
dalam otak, karena tanggung jawab yang unik masing-masing daerah untuk
berbagai tugas sehari-hari, penting untuk berfungsi normal.
Selain itu, sisi kanan otak dan sisi kiri otak mengontrol berbagai fungsi,
termasuk bahasa dan gerakan. Dalam daerah otak yang berbeda, fungsi otak
berlangsung pada tingkat cellular.
Secara kimiawi, charges listrik kecil atau "sinyal," bergerak melalui sel-sel
individual dan bagian dari otak, menyalurankan pikiran dan memori. Seseorang
dengan penyakit Alzheimer mengalami gangguan dalam proses ini, yang kemudian
menyebabkan gangguan dalam aktivitas.5
a. Perubahan Struktural
Bagian otak yang mengecil
Ketika seseorang memiliki demensia, bagian dari otak mereka mengalami
kerusakan dari waktu ke waktu. Sebagai akibat dari penyakit Alzheimer, sel-sel
yang berada di otak mati, dan jaringan otak hilang. Hal ini mengakibatkan
pengurangan dalam ukuran otak secara keseluruhan.5
Otak terdiri dari tiga bagian: Cerebrum, cerebellum, dan brain stem
(batang otak), yang menerima oksigen dan darah melalui jaringan pembuluh
darah. Korteks adalah bagian dari lapisan luar cerebellum yang terlibat dengan
memori, interpretasi penglihatan dan suara, dan persepsi. Sebagai proses normal
dari perkembangan Alzheimer, terjadi penyusutan korteks, yang mengganggu
kegiatan korteks. Hippocampus yang bertanggung jawab untuk penerimaan
memori baru sering mengalami kerusakan yang paling parah. Pada tingkat yang
lebih lanjut, korteks mengalami kerusak yang lebih parah sehingga tidak dapat
mengenali orang yang dia sayang dan mengalami kesukaran berkomunikasi.5
Inflammation
Peradangan adalah respon normal terhadap trauma, namun tingkat
peradangan di otak akibat Alzheimer adalah excessive dan kontra-produktif,
menyebabkan lebih banyak kematian sel. Peradangan tersebut menyebabkan
kematian sel-sel saraf, dan juga dapat meningkatkan tangles. (Alzheimer Society
2008). 5
b. Perubahan Kimia
Perubahan kimia meliputi :
Perubahan kimia mempengaruhi otak dalam banyak cara. Miliaran sel saraf
membawa sinyal pada triliunan titik di seluruh otak, ketika proses ini terganggu,
demikian juga tugas-tugas dasar otak, seperti berpikir, merasa, dan membentuk
dan mengingat kenangan.5
Perubahan kimia dan struktural berdampak diantara satu sama lain untuk
memperkuat kerusakan otak. Sebagian besar perubahan di otak bukan hasil dari
satu perubahan namun merupakan kombinasi dari keduanya.5
Keadaan neurotransmitter di Alzheimers disease
dalam
pemroses
informasi
dan
memori.
Meskipun
sistem
4. Diagnosis
Kriteria diagnostik penyakit Alzheimer menurut DSM-IV( Diagnostic and
Statistical Manual of Mental Disorders, Fourth revision.2
A. Perkembangan difisit kognitif multiple terdiri dari
1. Gangguan memori (gangguan kemampuan dalam mempelajari informasi
baru atau mengingat informasi yang sudah dipelajari)
2. Salah satu (atau lebih) gangguan kognitif berikut ini :
Gangguan
fungsi
berpikir
abstrak
(misalnya
merencanakan,
berorganisasi).
C. Kelainan ini ditandai dengan proses yang bertahap dan penurunan fungsi
kognitif yang berkelanjutan.
D. Gangguan kognitif kriteria A1 dan A2 tidak disebabkan hal-hal berikut :
1. Kelainan SSP lain yang menyebabkan gangguan memori yang progresif
(Misalnya gangguan peredaran darah otak, Parkinson, dan tumor otak).
2. Kelainan
sistemik
yang
dapat
menyebabkan
demensia
(misalnya
F. Kelainan tidak disebabkan oleh kelainan aksis 1 misalnya gangguan depresi dan
skizofrenia).
5. Pemeriksaan fisik
Kriteria
Diagnostik
DSM-IV
perlu
ditunjang
dengan
pemeriksaan
fisik
c. Snout reflex
Pada penderita dengan demensia tiap kali bibir atas atau bawah diketuk
m.orbikularis oris berkontraksi.
d. Refleks glabela
Orang dengan demensia akan memejamkan matanya setiap kali glabelanya
diketuk. Pada orang sehat, pemejaman mata pada ketukan berkali-kali pada
glabela timbul dua tiga kali saja, dan selanjutnya mata tidak akan memejam lagi.
e. Refleks palmomental
Pada penderita dengan demensia, goresan pada kulit tenar membangkitkan
kontraksi otot mentalis ipsilateral.
NO
TES
NILAI
MAKSIMAL
ORIENTASI
1
(lantai/kamar)
REGISTRASI
Sebutkan 3 buah nama benda (apel, meja, atau koin), setiap benda 1
BAHASA
6
buku)
7
mata anda
10
11
Total
30
Skor
Nilai 24-30
: Normal
Niali 17-23
Nilai 0-16
Instruksi:
Ini adalah pemeriksaan daya ingat. Saya akan membacakan sederet kata yang harus anda
ingat sekarang dan nanti. Dengarkan baik-baik, setelah saya selesai katakan kepada saya
sebanyak mungkin kata yang dapat anda ingat, tidak masalah disebutkan tidak berurutan
(kemudian pemeriksa membacakan 5 kata dengan kecepatan satu kata setiap detik).
Tandai dengan tanda centang () di tempat yang disediakan, untuk tiap kata yang dapat
diingat secara benar oleh subjek pada pemeriksaan pertama. Ketika subjek menunjukkan
bahwa ia telah selesai (telah mengingat semua kata) atau sudah tidak dapat lagi
mengingat kata lainnya, bacakan sederet kata untuk kedua kalinya disertai instruksi
berikut:
Saya akan membacakan sederet kata yang sama untuk keduaklinya. Cobalah untuk
mengingat dan katakana kepada saya sebanyak mungkin kata yang dapat anda ingat,
termasuk kata-kata yang sudah anda sebutkan di kesempatan pertama.
Di akhir pemeriksaan kedua, jelaskan kepada subjek bahwa dia akan diminta lagi untuk
mengingat kembali kata-kata tersebut dengan mengatakan Saya akan meminta anda
untuk mengingat kembali kata-kata tersebut pada akhir pemeriksaan.
Penilaian:
Tidak ada nilai yang diberikan untuk pemeriksaan pertama dan kedua
6. Perhatian
Rentang Angka Maju (Forward Digit Span)
Instruksi:
Saya akan mengucapkan beberapa angka, dan setelah saya selesai, ulangi apa yang saya
ucapkan tepat sebagaimana saya mengucapkannya
(Bacakan kelima urutan angka dengan kecepatan satu angka setiap detik)
Penilaian:
Berikan nilai 1 untuk tiap urutan angka yang diulangi secara benar
Rentang Angka mundur (Backward Digit Span)
Instruksi:
Sekarang saya akan mengucapkan beberapa angka lagi, akan tetapi jika saya sudah
selesai, anda harus mengulangi apa yang saya ucapkan dalam urutan terbalik
(Bacakan ketiga urutan angka dengan kecepatan satu angka setiap detik)
Penilaian:
Berikan nilai 1 untuk tiap urutan angka yang diulangi secara benar. (N.B.: jawaban yang
benar untuk pemeriksaan angka mundur adalah 2-4-7)
Kewaspadaan
Instruksi:
Saya akan membacakan sebuah urutan huruf, setiap kali saya mengucapkan huruf A,
tepuk tangan anda sekali, jika saya mengucapkan huruf lainnya jangan tepuk tangan anda
Penilaian:
Berikan nilai 1 jika terdapat nol sampai satu kesalahan (tepuk tangan pada huruf yang
salah atau tidak bertepuk tangan pada huruf A dihitung sebagai satu kesalahan)
Rangkaian 7 (Serial 7s)
Instruksi:
Sekarang saya ingin anda berhitung dengan cara mengurangi, mulai angka 100 dikurang
tujuh kemudian terus dikurangi dengan angka tujuh sampai saya memberitahukan anda
untuk berhenti.
Ulangi instruksi ini untuk kedua kali jika diperlukan
Penilaian:
Nilai maksimal adalah 3. Berikan:
nilai 0 : jika tidak ada jawaban yang benar,
nilai 1 : untuk satu jawaban yang benar,
nilai 2 : untuk 2 sampai tiga jawaban yang benar,
nilai 3 : jika subyek dapat memberikan empat atau lima jawaban yang benar.
Hitung setiap jawaban pengurangan 7 yang benar dimulai dari 100. Setiap pengurangan
dinilai secara independen, maksudnya jika subyek menjawab dengan jawaban yang salah
akan tetapi melanjutkan pengurangan 7 yang benar dari angka tersebut, berikan nilai
untuk tiap hasil pengurangan yang benar.
Sebagai contoh, seorang subyek menjawab 92-85-78-71-64 yang mana angka 92
adalah jawaban yang salah, akan tetapi semua angka berikutnya dikurangi tujuh
jawabannya benar. Dalam hal ini hanya ada satu kesalahan dan nilai yang dapat diberikan
pada bagian ini adalah 3.
7. Pengulangan Kalimat
Instruksi:
Saya akan membacakan kepada anda sebuah kalimat, setelah itu ulangi kepada saya
tepat seperti apa yang saya bacakan [jeda]:
Wati membantu saya menyapu lantai hari ini
Setelah mendapat jawaban, katakan: Sekarang saya akan membacakan kepada anda
kalimat berikutnya, setelah itu ulangi kepada saya tepat seperti apa yang saya bacakan
[jeda]:
Tikus bersembunyi di bawah dipan ketika kucing datang
Penilaian:
Berikan nilai 1 untuk setiap kalimat yang diulangi dengan benar. Pengulangan kalimat
harus urutan yang tepat. Perhatikan kemungkinan kesalahan kecil seperti kata yang
dihilangkan (misalnya, tidak menyertakan kata saya, ketika) atau adanya penambahan
(misalnya, Tikus tikus bersembunyi di bawah dipan ketika kucing datang)
8. Kelancaran Berbahasa
Instruksi:
Katakan kepada saya sebanyak mungkin kata yang anda tahu yang dimulai dengan huruf
tertentu yang akan saya katakan sesaat lagi. Anda boleh menyebut kata apa saja yang
anda pikirkan kecuali nama orang/nama kota (misalnya Budi, Bandung), dan kata yang
sama ditambah akhiran kata (misalnya, bayar, bayaran). Saya akan meminta anda untuk
berhenti setelah satu menit. Apakah anda siap? [jeda],
Sekarang katakan kepada saya sebanyak mungkin kata yang anda ketahui yang dimulai
dengan huruf S *beri waktu 60 detik+. Berhenti
Penilaian:
Berikan niali 1 jika subyek berhasil memberikan 11 kata atau lebih dalam 60 detik. Tulis
jawaban subyek pada bagian bawah atau samping formulir pemeriksaan.
9. Kemampuan Abstrak
Instruksi:
Katakan kepada saya apa kesamaan antara jeruk dan pisang jika subyek menjawab
dengan jawaban yang konkrit/tidak abstrak, maka tambahan pertanyaan hanya sekali lagi:
Katakan kepada saya kesamaaan lainnya dari kedua benda tersebut Jika subyek tidak
memberikan jawaban yang sesuai (buah), katakan, Ya, keduanya adalah buah. Jangan
memberikan perintah atau penjelasan tambahan.
Setelah latihan, katakan: Sekarang, (beritahu) katakan kepada saya apa kesamaan kereta
api dan sepeda. Setelah mendapat jawaban, lakukan pemeriksaan yang kedua, dengan
mengatakan Sekarang, (beritahu) katakan kepada saya apa kesamaan sebuah penggaris
dan jam tangan. Jangan memberikan perintah atau penjelasan tambahan.
Penilaian:
Hanya dua pasangan kata terakhir yang dinilai. Berikan nilai 1 untuk tiap pasangan kata
yang dijawab secara benar. Jawaban-jawaban berikut ini dianggap benar:
Kereta Api Sepeda = alat transportasi, sarana bepergian, kita dapat melakukan
perjalanan dengan keduanya.
Penggaris Jam tangan = alat ukur, digunakan untuk mengukur
Jawaban-jawaban berikut ini dianggap tidak tepat:
Kereta Api Sepeda = keduanya mempunyai roda
Penggaris Jam tangan = keduanya mempunyai angka-angka
: petunjuk kategori: bagian dari tubuh pilihan ganda: hidung, wajah, tangan
: petunjuk kategori: jenis kain
pilihan ganda: katun, beludru, sutera
: petunjuk kategori: jenis bangunan
pilihan ganda: masjid, sekolah, rumah
: petunjuk kategori: jenis bunga
: petunjuk kategori: warna
Penilaian:
Tidak ada nilai yang diberikan untuk kata-kata yang dapat diingat dengan bantuan
petunjuk. Petunjuk digunakan hanya untuk memperoleh informasi klinis dan dapat
memberikan informasi tambahan yang diperlukan mengenai jenis kelainan daya ingat.
Untuk penurunan daya ingat yang disebebkan oleh kegagalan proses mengingat kembali
(retrieval failures), kinerja dapat ditingkatkan dengan pemberian petunjuk. Untuk
penurunan daya ingat yang disebaban oleh kegagalan menerjemahkan sandi ingatan
(encoding failures), kinerja tidak dapat ditingkatkan dengan pemberian petunjuk.
11. Kemampuan Orientasi
Instruksi:
Katakan kepada saya tanggal hari ini
Jika subyek tidak dapat memberikan jawaban yang lengkap, berikan tanggapan dengan
mengatakan Katakan kepada saya tahun, bulan, tanggal dan hari pada saat ini kemudian
katakan: Sekarang, katakan kepada saya nama tempat ini dan berada di kota apa?
Penilaian:
Berikan nilai satu untuk tiap jawaban yang benar. Subyek harus menjawab secara tepat
untuk tanggal dan nama tempat (nama rumah sakit, klinik, kantor). Tidak ada nilai yang
diberijkan jika subyek membuat kesalahan walau satu hari dalam penyebutan tanggal.
NILAI TOTAL:
Nilai maksimal sebesar 30
Nilai total akhir 26 atau lebih dianggap normal
Berikan tambahan 1 nilai untuk individu yang mempunyai pendidikan formal selama 12 tahun atau
kurang (tamat Sekolah Dasar-tamat Sekolah Menengah Atas), jika total nilai kurang dari 30.
Riwayat Penyakit
Ya
Kolesterol
Gula Darah
Darah Tinggi
Jantung
Tidak
Faktor Risiko
Merokok
Dalam 12 Bulan terakhir minum minuman beralkohol
Dalam 1 Bulan terakhir minum minuman beralkohol
Makan-makanan asin
(2) 1x/hari
(3) 2x/hari
(4) 3x/hari
(2) 1x/hari
(3) 2x/hari
(4) 3x/hari
(2) 1x/hari
(3) 2x/hari
(4) 3x/hari
(2) 1x/hari
(3) 2x/hari
(4) 3x/hari
(1)
Ya .menit/hari ./mingggu
(2)
Ya, ..hari/bulan
(2) 1x/hari
(3)
Jarang/tidak pernah
(3) 2x/hari
(4) 3x/hari
18
8. Pemeriksaan SLUM10
19
Pemeriksaan elektrolit
Pemeriksaan glukosa
b. Pemeriksaan radiologi2
MRI atau Ct-Scan otak alah pemeriksaan radiologi yang utama. Pada penderita
Alzheimer, MRI atau CT-scan akan menunjukkan atrofi serebral atau kortikal
yang difus.
20
c. EEG
Pemeriksaan ini menunjukkan penurunan aktivitas alfa dan peningkatan aktivitas teta
yang menyeluruh.2
d. Pungsi lumbal
Pemeriksaan ini dilakukan untuk menyingkirkan kelainan cairan cerebrospinal,
seperti meningitis kronis, meningoensefalitis, atau vaskulitis serebral.2
11. Prognosis
Pasien dengan penyakit Alzheimer mempunyai survival rate 5-10 tahun setelah diagnosis
ditegakkan dan seringkali meninggal karena infeksi. Penurunan kognitif serta sifat
ketergantungan yang dialami pasien Alzheimer memberikan beban mental, fisik, dan
ekonomi yang berat terutama kepada keluarga dan kerabat dekat yang mengurus pasien.2
E. Demensia Vaskular
Demensia vascular ialah sindrom demensia yang disebabkan disfungsi otak akibat penyakit
serebrovaskular atau stroke. Demensia vascular merupakan penyebab demensia kedua
tersering setelah demensia Alzheimer.2
1. Epidemiologi
Sepertiga penderita pascastroke yang masih hidup didiagnosis demensia vascular.2
2. Etiologi
Stroke, penyakit infeksi SSP kronis (meningitis, sifilis, dan HIV), penggunaan alcohol
kronis, pajanan kronis terhadap logam (keracunan merkuri, arsenic, dan aluminium),
trauma kepala berulang pada petinju professional, penggunaan obat-obatan jangka
panjang, obat-obatan sedative, dan analgetik.2
3. Patofisiologi
Mekanisme demensia vaskular :
a. Degenerasi yang disebabkan faktor genetic, peradangan, atau perubahan biokimia.
21
b. Aterosklerosis, infark thalamus, ganglia basalis, jaras serebral, dan area di sekitarnya.
c. Trauma, lesi di serebral terutama di lobus frontalis dan temporalis, korpus kalosum,
dan mesensefalon.
d. Kompresi, TIK meningkat, dan hidrosefalus kronis (NPH
Sebagai fungsi diensefalon dan lobus temporalis lebih dominan untuk memori jangka
panjang dibandingkan dengan korteks lainnya. Kegagalan dalam tes fungsi verbal (afasia)
berhubungan dengan gangguan di hemisfer serebral dominan, khususnya di bagian
perisilvian dari lobus frontalis, temporalis, dan parientalis. Kehilangan kemampuan
membaca dan berhintung berhubungan dengan lesi di hemisfer serebri dominan bagian
posterior. Gangguan menggambar dan membangun bentuk sederhana dan kompleks
dengan balok, tongkat, serta mengatur gambar, biasanya terjadi bila terdapat lesi di lobus
parientalis hemisfer serebri nondominan.2
5. Manifestasi Klinis
Adanya penurunan kemampuan daya ingat dan daya pikir yang mengganggu kegiatan
harian seseorang seperti: mandi, berpakaian, makan, kebersihan diri, buang air besar, dan
kecil.2 Pada demensia jenis ini tidak didapatkan gangguan kesadaran. Gejala dan
disabilitas telah timbul paling sedikit 6 bulan pasca stroke.2
22
6. Diagnosis
Untuk menentukan demensia diperlukan kriteria yang mencakup :
a. Kemampuan intelektual menurun sedemikian rupa sehingga mengganggu pekerjaan
dan lingkungan.2
b. Defisit kognitif selalu melibatkan memori, biasanya didapatkan gangguan berpikir
abstrak, menganalisis masalah, gangguan pertimbangan, afasia, apraksia, kesulitan
konstruksional, dan perubahan kepribadian.
c. Kesadaran masih baik.2
Skor
Awitan mendadak
Deteriorasi bertahap
Depresi
Keluhan somatic
1
23
Emosi labil
Riwayat hipertensi
Arteriosklerosis penyerta
Skor iskemik Hachinski berguna untuk membedakan demensia Alzheimer dengan demensia
vaskuler
F. Diagnosis banding7
Diagnosis difokuskan pada hal-hal berikut ini:
a. Demensia Tipe Alzheimer lawan Demensia vaskuler
Secara klasik, demensia vaskuler dibedakan dengan demensia tipe Alzheimer dengan
adanya perburukan penurunan status mental yang menyertai penyakit serebrovaskuler
seiring berjalannya waktu. Meskipun hal tersebut adalah khas, kemerosotan yang
bertahap tersebut tidak secara nyata ditemui pada seluruh kasus. Gejala neurologis fokal
lebih sering ditemui pada demensia vaskuler daripada demensia tipe Alzheimer, dimana
hal tersebut merupakan patokan adanya faktor risiko penyakit serebrovaskuler.
24
mengalami infark serebri di kemudian hari, dengan demikian pengenalan adanya TIA
merupakan strategi klinis penting untuk mencegah infark serebri. Dokter harus
membedakan antara episode TIA yang mengenai sistem vertebrobasiler dan sistem
karotis. Secara umum, gejala penyakit sistem vertebrobasiler mencerminkan adanya
gangguan fungsional baik pada batang otak maupun lobus oksipital, sedangkan distribusi
sistem karotis mencerminkan gejala-gejala gangguan penglihatan unilateral atau kelainan
hemisferik. Terapi antikoagulan, dengan obat-obat antipletelet agregasi seperti aspirin
dan bedah reksonstruksi vaskuler ekstra dan intrakranial efektif untuk menurunkan risiko
infark serebri pada pasien dengan TIA.
c. Delirium
Membedakan antara delirium dan demensia dapat lebih sulit daripada yang ditunjukkan
oleh klasifikasi berdasarkan DSM IV. Secara umum, delirium dibedakan dengan
demensia oleh awitan yang cepat, durasi yang singkat, fluktuasi gangguan kognitif dalam
perjalanannya, eksaserbasi gejala yang bersifat nokturnal, gangguan siklus tidur yang
bermakna, dan gangguan perhatian dan persepsi yang menonjol.
Delirium
Demensia
Riwayat
Penyakit akut
Penyakit Kronik
Awal
Cepat
Lambat laun
Sebab
(sptAlzheimer,
demensia
vaskular)
Lamanya
Ber-hari/-minggu
Ber-bulan/-tahun
Perjalanan sakit
Naik turun
Kronik Progresif
Afek
Alam pikiran
Sering terganggu
Turun jumlahnya
Lamban.
25
Persepsi
nyata
terganggu
Halusinasi (visual)
Halusinasi
jarang
terjadi
kecuali sundowning
Psikomotor
Retardasi,
agitasi,
Tidur
campuran Normal
Sedikit
terganggu
siklus
tidurnya
Atensi dan kesadaran
Amat terganggu
Sedikit terganggu
Reversibilitas
Sering reversibel
Penanganan
Segera
d. Depresi
Beberapa pasien dengan depresi memiliki gejala gangguan fungsi kognitif yang sukar
dibedakan dengan gejala pada demensia. Gambaran klinis kadang-kadang menyerupai
psuedodemensia, meskipun istilah disfungsi kognitif terkait depresi (depression-related
cognitive dysfunction) lebih disukai dan lebih dapat menggambarkan secara klinis. Pasien
dengan disfungsi kognitif terkait depresi secara umum memiliki gejala-gejala depresi
yang menyolok, lebih menyadari akan gejala-gejala yang mereka alami daripada pasien
dengan demensia serta sering memiliki riwayat episode depresi.
e. Skizofrenia
Meskipun skizofrenia dapat dikaitkan dengan kerusakan fungsi intelektual yang didapat
(acquired), gejalanya lebih ringan daripada gejala yang terkait dengan gejala-gejala
psikosis dan gangguan pikiran seperti yang terdapat pada demensia.
26
G. Farmakoterapi demensia
Penatalaksanaan untuk penderita Alzheimer mencakup terapi simtomatik dan rehabilitatif.
Sasaran terapi simtomatik adalah mengurangi gejala kognitif, perilaku dan psikiatrik.
Tabel : Jenis, dosis, dan efek samping obat-obat demensia.2
Nama Obat
Donepezil
Golongan
Penghambat
Indikasi
Dosis
Efek Samping
Kolinesterase sedang
muntah,
Galantamine
Penghambat
kolinesterase
sedang
muntah,
dosis
maksimal
24
mg/hr.
Rivastigmine Penghambat
kolinesterase
bulan
dinaikkan
muntah,
2x1,5mg/hr pusing,
diare,
Penghambat
DA
reseptor
sedang
minggu
NMDA
berat
menjadi
seterusnya
dosis
2x5
dinaikkan kepala,
mg/hr
hingga
nyeri
dan konstipasi
dosis
27
Tabel : Jenis, dosis dan efek samping pengobatan untuk gangguan Psikiatrik dan perilaku
pada demensia.2
Depresi
Nama Obat
Dosis
Efek Samping
Sitalopram
10-40mg/hr
Esitalopram
5-20 mg/hr
Sertralin
25-100mg/hr
Fluoksetin
10-40mg/hr
Venlaflaksin 37,5-225mg/hr
Duloksetin
30-60mg/hr
25-300mg/hr
Olanzapin
2,5-10mg/hr
Risperidon
0,5-1mg 3x/hr
Ziprasidon
20-80 mg/hr
Divalproex
125-500
2x/hr
Gabapentin
100-300
3x/hr
Alprazolam
0,25-1mg 3x/hr
Lorazepam
0,5-2mg 3x/hr
Insomnia
Zolpidem
Trezodon
25-100
malam hari
28
lain
telah
diuji
untuk
meningkatkan
aktivitas
kognitif
termasuk
penguat metabolisme serebral umum, penghambat kanal kalsium, dan agen serotonergik.
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa slegilin (suatu penghambat monoamine oksidase tipe
B), dapat memperlambat perkembangan penyakit ini.
Terapi pengganti Estrogen dapat menginduksi risiko penurunan fungsi kognitif
pada wanita pasca menopause, walau demikian masih diperlukan penelitian lebih lanjut
mengenai hal tersebut. Terapi komplemen dan alternatif menggunakan ginkgo biloba dan
fitoterapi lainnya bertujuan untuk melihat efek positif terhadap fungsi kognisi. Laporan
mengenai penggunaan obatantiinflamasi nonsteroid (OAINS) memiliki efek lebih rendah
terhadap perkembangan penyakit Alzheimer. Vitamin E tidak menunjukkan manfaat dalam
pencegahan penyakit.7
H. Terapi psikososial
Kemerosotan status mental memiliki makna yang signifikan pada pasien dengan
demensia. Keinginan untuk melanjutkan hidup tergantung pada memori. Memori jangka
pendek hilang sebelum hilangnya memori jangka panjang pada kebanyakan kasus demensia,
dan banyak pasien biasanya mengalami distres akibat memikirkan bagaimana mereka
menggunakan lagi fungsi memorinya disamping memikirkan penyakit yang sedang
dialaminya. Identitas pasien menjadi pudar seiring perjalanan penyakitnya, dan mereka hanya
dapat sedikit dan semakin sedikit menggunakan daya ingatnya. Reaksi emosional bervariasi
mulai dari depresi hingga kecemasan yang berat dan teror katastrofik yang berakar dari
kesadaran bahwa pemahaman akan dirinya (sense of self) menghilang.
Pasien biasanya akan mendapatkan manfaat dari psikoterapi suportif dan
edukatif sehingga mereka dapat memahami perjalanan dan sifat alamiah dari penyakit yang
dideritanya. Mereka juga bisa mendapatkan dukungan dalam kesedihannya dan penerimaan
akan perburukan disabilitas serta perhatian akan masalah-masalah harga dirinya. Banyak
fungsi yang masih utuh dapat dimaksimalkan dengan membantu pasien mengidentifikasi
aktivitas yang masih dapat dikerjakannya. Suatu pendekatan psikodinamik terhadap defek
fungsi ego dan keterbatasan fungsi kognitif juga dapat bermanfaat. Dokter dapat membantu
pasien untuk menemukan cara berdamai dengan defek fungsi ego, seperti menyimpan
29
kalender untuk pasien dengan masalah orientasi, membuat jadwal untuk membantu menata
struktur aktivitasnya, serta membuat catatan untuk masalah-masalah daya ingat.
Intervensi psikodinamik dengan melibatkan keluarga pasien dapat sangat membantu.
Hal tersebut membantu pasien untuk melawan perasaan bersalah, kesedihan, kemarahan,
dan keputusasaan karena ia merasa perlahan-lahan dijauhi oleh keluarganya.7
30
BAB III
KESIMPULAN
Demensia adalah sindrom neurodegenerative yang timbul karena adanya kelainan yang bersifat
kronis dan progresif disertai dengan gangguan fungsi luhur multiple seperti kalkulasi, kapasitas
belajar, bahasa, dan mengambil keputusan. Kesadaran pada demensia tidak terganggu. Gangguan
fungsi kognitif biasanya disertai dengan perburukan kontrol emosi, perilaku, dan motivasi.
Demensia Alzheimer merupakan demensia yang paling sering terjadi dan belum ada
penyembuhannya. Demensia vascular merupakan merupakan penyakit kedua setelah demensia
Alzaimer yang dapat menyebabkan demensia. Sebagai dokter kita perlu memberikan edukasi
terhadap pasien dan keluarga pasien. Menasihati keluarga pasien supaya sentiasa mendukung dan
bersabar.
31
Daftar Pustaka
1. Prof. DR, Mahar Mardjono; Prof.DR, Priguna Sidharta; Dementia; neurolgi klinis dasar;
Dian rakyat; 2009 Bab VI halaman 211-213.
2. Dr George Dewanto,Sp.S; Dr wita J. Suwono, Sp.S; Dr Budi Riyanto, Sp.S; Dr Yuda
Turana, Sp.S Demensia Alzheimer, demensia Vaskular, Farmako terapi demensia;
Diagnosis & tatalaksana penyakit saraf; Departemen Ilmu penyakit saraf fakultas
kedokteran UNIKA ATMAJAYA; penerbit buku kedokteran 2009 Bab 12 hal 174-183.
3. Dementia ; A.D.A.M Medical Encyclopedia.;Pub Med Health; Diunduh dari
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmedhealth/PMH0001748/ pada 17/12/2014.
4. Alzheimers
Disease
Health
Center;
Web
MD;
Diunduh
dari
which
affect
the
brain;
Dementia
care
center;
Diunduh
dari
(penurunan
daya
ingat),
diunduh
dari
Dementia
Rating,
diunduh
dari:
Cognitive
Assesment,
diunduh
dari:
https://www.scribd.com/doc/97522386/MOCA-InA-Instruksi-Dan-Penilaian#download
pada 17/12/2014
10. SLUMS
Examination,
diunduh
http://medschool.slu.edu/agingsuccessfully/pdfsurveys/slumsexam_05.pdf
dari:
pada
17/12/2014
32