Anda di halaman 1dari 5

GANGGUAN KOGNITIF RINGAN

DAN DEMENSIA

PENGERTIAN
Antara fungsi kognitif yang normal untuk usia lanjut dan demensia yang jelas , terdapat suatu kondisi
penurunan fungsi kognitif ringan yang disebut dengan mild cognitive impariment (MCI) dan vascular
cognitive impairmnet (VCI) yang sebagian akan berkembang menjadi demensia, baik penyakit
Alzheimer maupun demensia tipe lain

Mild cognitive impairment (MCI) merupakan suatu kondisi sindrom


Predemensia (kondisi transisi fungsi kognisi antara penuaan normal dan demensia
ringan), yang pada berbagai studi telah dibukatikan sebagian akan berlanjut
menjadi demensia ( terutama demensia Alzheimer) yang simtomatik.
Vascular cognitive impairment (VCI) merajuk pada keadaan penuaan fungsi kognitif ringan dan
dihubungkan dengan iskemia serta infark jaringan otak akibat penyakit vaskular dan aterosklerosis

Demensia adalah merupakan demensia yang disebabkan oleh penyakit Alzheimer, munculnya gejala
perlahan-lahan namun progresif, Demensia vaskular merupakan demensia yang terjadi berhubungan
dengan serangan strok( biasanta terjadi 3 bulan pasca strok); munculnya gejala biasanya bertahap
sesuai serangan strok jenis ini (tipe campuran). Pada kedua tipe ini lazim terdapat faktor risiko seperti
hipertensi, diabetes melitus, disliodemia dan faktor risiko aterosklerosis lain

Demensia dapat disertai behavioral and phychological symptoms of dementia (BPSD) yang lazim
disebut sebagai perubahan perilaku dan kepribadiaan. Gejala BPSD dapat berupa depresi,
wanderig/pacing pertanyaan berulang atau manerism, kecemasan atau agresivitas
DIAGNOSIS
Tabel 1. kriteria Diagnosis untuk MCI dan VCI
Mild cognitive Impairment (MCI)

keluhan memori, yang diperkuat oleh informan


fungsi memori yang tidak sesuai untuk umur dan pendidikan
fungsi kognitif umum masih baik
Aktifitas sehari-hari masih baik
Tidak demensia

Vascular Cognitive Impairment (VCI)

Ganguan kognitif ringan sampai sedang, terutama fungsi eksekutif


Tidak memenuhi kriteria demensia
mempunyai penyebab vaskular berdasarkan adanya tanda iskemia atau infark jaringan otak
bukti lain adanya aterosklerosis

Tabel 2 kriteria Diagnosis untuk Demensia (sesuai dengan DSM IV)


A

Munculnya defisit kognitif multipel yang bermaifestasi pada kedua keadaan berikut:
1. Gangguan memori (ketidakmampuan untuk mempelajari informasi baru atau untuk

mengingat yang baru saja dipelajari)


Satu (atau lebih) gangguan kognitif berikut:
a Afasia (gangguan berbahasa)
b Apraksia (Ketidakmampuan untuk melakukan aktifitas motorik walaupun fungsi motorik
masih normal)
c Agnosia (kegagalan untuk mengenali atau mengidentifikasikan benda walalupun fungi
sensorik masih normal)
d Gangguan fungsi eksekutif (seperti merencanakan, mengorganisasi, berpikir runut,
berpikir abstrak)
e Defisit kognitif yang terdapat pada kriteria A1 dan A2 menyebabkan gangguan bermakna
pada fungsi sosial dan okupasi serta menunjukan penurunan yang bermakna dari fungsi
sebelumnya. Defisit yang terjadi bukan terjadi khusus saat timbulnya delirium
DIAGNOSIS BANDING
Acute confusional state, depresi, penyakit Parkinson
catatan: demensia sering terdapat bersamaan dengan depresi dan/ atau penyakit parkinson
PEMERIKSAAN PENUNJANG
pemeriksaan neuropsikiatrik dengan the Mini Metal State Examination (MMSE), The Global
Deterioration Scale (GDS) dan The Clinical Dementia Ratings (CDR). Nilai MMSE dipengaruhi
oleh umur dan tingkatan pendidikan, sehingga pemeriksa harus mempertimbangkan hal-hal
tersebut dalma menginterpretasi hasil pemeriksaan MMSE
Fungsi tiroid, hati, dan ginjal
kadar vitamin B12
kadar obat dalam darah (terutama yang berkerja pada susunan saraf pusat)
CT scan,MRJ
2.

Tabel 3. kriteria untuk Diagnosis klinis Penyakit Alzheimer, menurut the National Institute
of Neurological and communicative Disorders and stroke (NINCDS) dan the Alzheimer's
disease and Related Disorders Association (ADRDA)
1.

kriteria diagnosis klinis untuk penyakit Alzheimer mencakup:


o Demensia yang ditegakkan oleh pemeriksaan klinis dan tercatat dengan pemeriksaan
the mini-mental test. Blessed Dementia Scale, atau pemerikasaan sejenis dan
dikonfirmasi oleh tes neuropsikologis
o Defisit pada dua atau lebih areal kognitif
o Tidak ada gangguan kesadaran
o Awitan antara umur 40 dan 90, umumnya setelah umur 65 tahun
o tidak adanya kelainan sistemik atau penyakit otak lain yang dapat menyebabkan
defisit progresif pada memori dan kognitif
1. Diagnosis probable penyakit Alzheimer didukung oleh
o Penurunan progresif fungsi kognitif spesifik seperti afasia, apraksia, dan agnosia
o Gangguan aktifitas hidup sehari-hari dan perubahan pola perilaku
o Riwayat keluarga dengan gangguan yang sama, terutama bila sudah dikonfirmasi
secara neuropatalogi
o hasil laboratorium yang menunjukan
o Pungis lumbal yang normal yang dievaluasi dengan teknik standar
o pola normal atau perubahan yang nonspesifik pada EEG, seperti peningkatan aktifitas
slow-wave
o Bukti adanya atofi otak pada pemeriksaan CT yang progresif dan terdokumentasi oleh
pemeriksaan serial
3. Gambaran klinis lain yang konsisten dengan diagnisis probable pnyakit Alzheimer , setelah
mengekseklusi penyebab demensia selain penyakit Alzheimer
o Pejalanan penyakit yang progresif namun lambat(plateau)
o Gejala-gejala yang berhubungan seperti depresi, insomnia, inkontinensia, delusi,
hasulinasui, verbal katasrofik, emosional, gangguan seksual, dan penurunan berat
badan
o Abnormalitas neurologis pada beberapa pasien, terutama pada penyakit tahap lanjut,
seperti peningkatan tonus otot, mioklonus, dan gangguan melangkah (gait disorder)
o kejang pada penyakit yang lanjut
o pemeriksaan CT normal untuk usianya
4. Gambaran yang membuat diagnosis probable penyakit Alzheimer menjadi tidak cocok adalah:

onset yang mendadak dan apolectic


Terdapat defisit neurologis fokal seperti hemiparesis, gangguan sensorik, defisit
lapang pandang dan inkoordinasi pada tahap awal penyakit ldan kejang atau
gangguan melangkah pada saat awitan atau tahap awal perjalanan pennyakit
Diagnosis possible penyakit Alzheimer:
o Dibuat berdasarkan adanya sindrom demensia, tanpa adanya gangguan neurologis,
psikiatrik, atau sistemik lain yang dapat menyebabkan demensia, dan adanya variasi
pada awitan, gejala klinis, atau perjalanan penyakit
o Dibuat berdasarkan adanya gangguan otak atau sistemik sekunder yang cukup untuk
menyebabkan demensia, namun penyebab primernyabukan merupakan penyebab
demensia.
Kriteria untuk diagnosis definite penyakit Alzheimer adalah:
o kriteria klinis untuk probable penyakit Alzheimer
o Bukti histopalogi yang didapat dari biopsi atau autopsi
Klasifikasi penyakit Alzheimer untuk tujuan penelitian dilakukan bila terdapat gambaran khusus
yang mungkin merupakan sub tipe penyakit Alzheimer,seperti:
o Banyak anggota keluarga yang mengalami hal yang sama
o Awitan sebelum usia 65 tahun
o Adanya trisomi-21
o Terjadi bersamaan dengan kondisi tubuh lain yang relevan seperti penyakit Parkinson
o
o

5.

6.
7.

Tabel 4. Penatalaksanaan terhadap Faktor Risiko Timbulnya Gangguan kognitif pada Usia
Lanjut
Faktor Risiko
Hipertensi

Dislipidemia

Penatalaksanaan

Keterangan

Kurangi asupan garam


Obat antihipertensi:awal
dengan diuretik,dapat
dikombinasikan dengan ACEinhibitor,ARB,penyekat (
-blocker),atau antagonis
kalsium.
Target : TDS
<130mmHg,TDD<80mmHg.

Rekomendasi JNC VII dan


penelitian ALLHATT

Kurangi asupan makanan


berlemak
Obat antidislipedemik
Target: trigliserida<150
mg/dL,untuk laki-laki
dan>50mg/dL untuk
perempuan serta LDL
kolesterol<100 mg/dL

Konsensus Pengendalian
Dislipidemia yang dikeluarkan
oleh PERKENI dan NCEP-ATP
III
Beberapa penulis melaporkan
statin dapat menurunkan fungsi
kognitif(terutama memory loss)

Diabetes Melitus

Obesitas
Gagal Jantung,fibrilasi

5 pilar penatalaksanaan DM:


edukasi,perencanaan
makan(diet),latihan fisik,obat
hipglikemik oral,dan insulin.
Perhatian pada pemilihan OHO
dan insulin,disesuaikan dengan
penurunan fungsi organ.
Target: GDP<120mg/dL,pada
usia lanjut GDP,160mg/dL
masih diterima.

Konsensus penatalaksanaan
DM tipe 2 oleh PERKENI
Penggunaan insulin sering
menimbulkan efek hipoglikemia
pada usia lanjut yang dapat
bermanifestasi sebagai
gangguan kognitif

atrium,hiperkoagulasi,hiperagrega
si
trombosit,hiperhomosisteinemia,P
POK

Penatalaksanaan sejak usia dini


Target:IMT<25 Kg/m2
Identifikasi etiologi yang bisa
dikoreksi
Terapi farmakologis dan
nonfarmakologis yang sesuai
untuk mengendalikan dan
mengatasinya.
Rujuk ke konsultan yang sesuai
pada keadaan-keadaan khusus

Keterangan: ACE =angiotensin-converting-enzyme,ARB= angiotensin receptor blocker, TDS=tekanan


darah sistolik, TDD=tekanan darah diastolik,HDL=high -density-lipoprotein, LDL=low-densitylipoprotein, JNC VII=the seventh report of the Joint National Committee on
Prevention,Detection,Evaluation, and Treatment of High Blood Pressur, PERKENI=Perkumpulan
Endokrinologi Indonesia,DM=diabetes melitus, OHO=obat hipoglikemik oral,GDP=gula darah puasa,
IMT=indeks massa tubuh.
Tabel 5. Obat-obatan yang Dipergunakan untuk Menghambat Penurunan dan Memperbaiki
Fungsi Kognitif pada Demensia dan Gangguan Kognitif Ringan
Nama Obat
Karakteristik

Donepezil

Rivastigmin

Galantamin

Mekanisme Kerja

Inhibitor
Kolinesterase

Inhibitor
kolinesterase

Inhibitor kolinesterase Antagonis


reseptorNMDA

Waktu untuk mencapai


konsentrasi
maksimal(jam)
Absorpsi dipengaruhi
makanan
Waktu paruh
serum(jam)
Metabolisme
Dosis
(inisial/maksimal

3-5

0,5-2

Tidak

Ya

70-80
Sinkrom P-450
1 x 5 mg/
1 x 10 mg

2
Non-hepatik
2 x 1,5 mg/
2 x 6 mg

Memantin

0,5-1

3-7

Ya

Tidak

5-7

60-80

Sinkrom P-450
2 x 4 mg/
2 x 12 mg

Non-hepatik
2 x 5 mg/
2 x 10 mg

*Modifikasi dari Cummings (2004).NMDA=N-mentyl D-aspartate


Terapi
Libatkan seorang usia lanjut pada kehidupan sosial yang lebih intensif serta partisipasi pada
aktivitas yang menstimulasi fungsi kognitif dna stimulasi mental maupun emosional untuk
menurunkan risiko penyakit Alzheimer dan memperlambat munculnya manifestasi klinis
gangguan kognitif.
Latihan memori multifaset dan latihan relaksasi.
Penyampaian informasi yang benar kepada keluarga,latihan orientasi
realitas,rehabilitasi,dukungan kepada keluarga,manipulasi lingkungan,program harian untuk
pasien,reminiscence,terapi musik,psikoterapi,modifikasi perilaku,konsultasi untuk
pramuwerdha,jaminan nutrisi yang optimal.
Pemberian obat pada BPSD ditujukan untuk target gejala tertentu dengan pembatasan
waktu.Tentukan target gejala yang hendak diobati,identifikasi pencetus gejala;psikoterapi dan
konseling diberikan bersama dengan obat (risperidon,sertralin,atau haloperidol,sesuai
dengan gejala yang muncul.
Tatalaksana pada demensia berat terutama modalitas non-farmakologi
Tatalaksana faktor risiko gangguan kognitif

KOMPLIKASI
Jauh, rusaknya struktur sosial keluarga, isolasi, malnutrisi
PROGNOSIS
Tergantung stadium diagnosis
WEWENANG
Dokter Spesialis Penyakit Dalam, kosultan Geriatri, Psikiater-Geriatri, Neurolog-Geritari
UNIT YANG MENANGANI
Divisi Geriatari Departemen Ilmu penyakit Dalam, Divisi Psikiatri-Geriatari Departemen Pskiatri,
Departemen Neurologi, Departemen Rehabilitasi Medik, Instalasi Gizi, Instalasi Farmasi, Perawat
Gerontik

Anda mungkin juga menyukai