Anda di halaman 1dari 5

Sindrom Neglect

Sindrom Neglect merupakan

kumpulan gejala berupa perilaku yang terjadi setelah

cedera otak. Sindrom Neglect melibatkan ketidakmampuan untuk melaporkan, menanggapi, atau
orientasi terhadap rangsangan, umumnya di ruang contralesional(3).
Sindrom Neglect dapat dibagi menjadi Sensorik (input) Neglect dan Premotor (output)
Neglect. Sensory Neglect ditandai dengan ketidaksadaran terhadap rangsangan sensorik dari
modalitas yang berbeda, termasuk rangsang taktil / somatosensori,pendengaran, dan visual atau
visuospatial di contralesional hemispace. Premotor Neglect digambarkan sebagai kegagalan
untuk mengarahkan tungkai terhadap contralesional hemispace meskipun sadar terhadap suatu
stimulus(1).
Daerah otak di parietal dan lobus frontalis berhubungan dengan penyebaran (secara
internal, atau melalui gerakan mata, gerakan kepala atau ekstremitas) ke bagian kontralateral.
Sindrom Neglect paling erat kaitannya dengan kerusakan pada persimpangan temporo-parietal
dan korteks parietal posterior. Kurangnya perhatian ke bagian sisi kiri dapat bermanifestasi
dalam visual, auditori, proprioseptif, dan domain penciuman. Meskipun Sindrom Neglect sering
bermanifestasi sebagai defisit sensorik, pada dasarnya sindrom neglect adalah kegagalan untuk
memberikan perhatian yang cukup terhadap input sensorik(2).
Walaupun sindrom neglect telah diidentifikasi sebagai akibat lesi hemisfer kiri (yang
mengakibatkan pengabaian terhadap sisi kanan), tetapi sebenarnya itu terjadi

karena lesi

hemisfer kanan. Perbedaan ini dianggap mencerminkan fakta bahwa belahan kanan otak khusus
untuk persepsi spasial dan memori, sedangkan otak kiri khusus untuk bahasa - ada pengolahan

berlebihan untuk visualisasi bidang kanan oleh kedua hemisfer. Oleh karena itu hemisfer kanan
mampu mengkompensasi hilangnya fungsi otak kiri, tetapi tidak sebaliknya(2).
Sindrom Neglect tidak sama dengan hemianopsia. Hemianopsia timbul karena adanya
kerusakan jalur visual primer yang memotong input ke hemisfer otak dari retina. Sedangkan
Neglect terjadi karena kerusakan pada daerah pengolahan. Hemisfer otak menerima input, tapi
ada kesalahan dalam pengolahan yang tidak dipahami dengan baik(3).
Sindrom neglect umumnya diamati setelah infark serebral atau perdarahan. Karena terkait
abnormal self-monitorng (Anosognosia), individu biasanya tidak melaporkan keluahn atau
masalah persepsi. Dengan demikian, gangguan tersebut biasanya terdeteksi melalui pengamatan
klinis dan pengujian. Evaluasi neurologis lengkap oleh dokter mungkin diperlukan untuk
mendokumentasikan adanya sindrom dan bahkan stroke yang menyebabkan hal itu; pemeriksaan
sepintas pada pasien non-aphasic sepertinya tidak mungkin untuk menggambarkan sindrom
neglect(4).
Gejala-gejala yang ditunjukkan oleh pasien yang mengalami sindrom neglect berupa:
-

Pada perawatan fase akut, posisi pasien di tempat tidur atau di kursi roda (berbaring dengan
kepala dan mata berpaling secara berlebihan ke sisi ipsilateral, biasanya kanan) dapat

dicurigai adanya sindrom neglect.


Pasien mungkin mengalami kesulitan mempertahankan postur normal (bisa miring atau

bengkok di tempat tidur); kaki kontralateral mungkin menjuntai dari tempat tidur.
Ketika didekati dari arah kiri, pasien biasanya berbalik dan membalas ke arah kanan,

menjauh dari orang yang menyapanya (allesthesia)


Pasien dengan sindrom neglect biasanya ketika berjalan atau dengan kursi roda berbenturan
dengan pintu atau benda di sisi kirinya.

Pasien dengan sindrom neglect biasanya menyangkal kepemilikan tungkai kontralateral


mereka, menyatakan bahwa itu milik orang lain (asomatognosia); Pasien juga

mengekspresikan ketidaksukaan terhadap ekstremitas mereka yang lumpuh (misoplegia)


Pasien mungkin tidak mengakui adannya defisit neurologi (Anosognosia), meremehkan
tingkat keparahan atau implikasi dari defisit mereka, atau gagal untuk mengekspresikan
kesedihan atau marah terhadap kesulitan mereka (anosodiaphoria)(1,3,4)
Dalam mendiagnosis sindrom neglect, pemeriksaan neurologis lengkap perlu dilakukan.

Pemeriksaan harus mencakup tes lengkap fungsi kortikal di samping tempat tidur. Tes fungsi
hemisfer kanan dan kiri harus dilakukan. tes spesifik untuk sindrom neglect meliputi berikut ini:
Line bisection test
Pasien diminta untuk membagi dua sama panjang suatu garis lurus. Penyimpangan pada sisi
ipsilateral akan menunjukkan orientasi bias(2)

Cancellation test
Pasien diminta untuk mencoret semua garis-garis yang ada pada selembar kertas. Perhatikan
adanya perbedaan sisi kiri dan kanan kertas(2).

Tes Menggambar dan Meniru

Pasien diminta untuk menggambar dan meniru suat objek atau gambar. Pengabaian salah
satu sisi objek yang diberikan atau menumpukkan semuanya ke satu sisi memberikan
sugesti adanya sindrom neglect(2).

Daftar Pustaka
1. Bartolomeu, Paolo. Visual Neglect. 2007. Lippincott Williams & Wilkins. 20:381386.
2. Daren J. Sting, Pollock, Alex. Visual Neglect Following Stroke: Current Concepts and
Future Focus. 2011. Elsevier Inc. 0039-6257.
3. Hillis, E. Argye. Neurobiology of Unilateral Spatial Neglect. Departments of Neurology
and Physical Medicine and Rehabilitation, Johns Hopkins University School of Medicine,
and Department of Cognitive Science, Johns Hopkins University, Baltimore, MD.
Volume 12, Number 2, 2006

4. Milner, David. McIntosh, D. Robert. The neurological basis of visual neglect. 2005.

Lippincott Williams & Wilkins. 18:000000

Anda mungkin juga menyukai