Anda di halaman 1dari 38

Dr.

Jamaludin
1
DEFINISI
Penurunan kognitif dan kemunduran fungsional yang
disebabkan oleh penyakit serebrovaskuler, biasanya
stroke hemoragik dan iskemik, juga disebabkan oleh
penyakit substansia alba iskemik atau sekuale dari
hipotensi atau hipoksia
EPIDEMIOLOGI
Kedua tertinggi di Eropa, tetapi penyebab utama di
beberapa bagian di Asia.
Kadar prevalensi demensia adalah 9 kali lebih besar
pada pasien yang mengalami stroke. Setahun pasca
stroke, 25% mengalami demensia awitan baru. 4
tahun berikutnya, resiko relatif demensia adalah 5%.
Jenis kelamin: Laki-laki
Usia: Meningkat sesuai peningkatan umur
ETIOLOGI
Penyakit serebrovaskular
Usia lanjut
Hipertensi
Merokok
Penggunaan alkohol kronis
Aterosklerosis
Hiperkolesterolemia
Homosistein plasma
Diabetes melitus
Penyakit kardiovaskular
Penyakit infeksi SSP kronis
Pajanan kronis terhadap logam
Penggunaan obat-obatan (obat sedatif dan analgetik)
jangka panjang
Tingkat pendidikan yang rendah
Riwayat keluarga mengalami demensia
KLASIFIKASI
Gangguan kognitif vaskular ringan
Demensia multi infrak.
Demensia infark strategi.
Demensia vaskular karena lesi lakunar
Penyakit Binswanger.
Demensia vaskular akibat lesi hemoragik.
Demensia vaskular subkortikal
Demensia campur
PATOFISIOLOGI
Merupakan dampak dari kematian sel saraf dan/atau
hilangnya komunikasi antara sel-sel
Mekanisme demensia vaskular yang paling banyak:
 Demensia multi-infark: efek dari infark yang
berbeda menggangu jaringan neural.

 Demensia infark single: infark tunggal di area otak


yang tertentu menyebabkan gangguan kognitif

 Penyakit pembuluh darah kecil menyebabkan


penyakit Binswanger dan status lakunar. Penyakit
p.d. kecil menyebabkan perubahan dinding arteri,
pengembangan ruangan Virchow-Robin dan gliosis
parenkim perivaskular.
TANDA DAN GEJALA FISIK
Kehilangan memori, pelupa
Lambat berfikir (bradifrenia)
Pusing
Kelemahan fokal atau diskoordinasi ≥ 1 ekstremitas
Inersia
Langkah abnormal
Konsentrasi berkurang
Perubahan visuospasial
Penurunan tilikan
Defisit pada fungsi eksekutif seperti kebolehan untuk
inisiasi, merencana dan mengorganisasi
Sering atau Inkontinensia urin dan alvi. Inkontinensia
urin terjadi akibat kandung kencing yang
hiperrefleksi.
TANDA DAN GEJALA PERILAKU
Perbicaraan tidak jelas
Gangguan bahasa
Depresi
Berhalusinasi
Tidak familiar dengan persekitaran
Berjalan tanpa arah yang jelas
Menangis dan ketawa yang tidak sesuai.
Sukar menurut perintah
Bermasalah dalam menguruskan uang
DIAGNOSIS
Anamnesis
Pemeriksaan fisik
MMSE
Kriteria diagnostik
DSM-IV-TR
NINDS-AIREN
Hachinski
Brain scan
1. Anamnesis
Riwayat kesehatan
 faktor resiko demensia vaskular seperti HT, DM,
hiperlipidemia. riwayat stroke atau infeksi SSP.
 
Riwayat obat-obatan dan alkohol
 peminum alkohol yang kronik atau pengkonsumsi
obat-obatan yang menurunkan fungsi kognitif
 
Riwayat keluarga
 Riwayat demensia atau riwayat CVD
2. Pemeriksaan Fisik
Refleks memegang (Grasp reflex)
Refleks glablea
Refleks palmomental
Refleks korneomandibular
Snout reflex
Refleks menetek (suck reflex)
Refleks kaki tonik
3. Pemeriksaan MMSE
Mengetahui kemampuan orientasi, registrasi,
perhatian, daya ingat, kemampuan bahasa dan
berhitung

Skor maksimum 30. Nilai batas tergantung pada


tingkat edukasi seseorang pasien.

Hasil pemeriksaan berubah mengikut waktu, maka


rekamlah tanggal dan waktu
4.Kriteria diagnostik
a. DSM-IV-TR
 Perkembangan defisit kognitif multipel t/d:
 Gangguan memori 
 Salah satu atau lebih gangguan kognitif berikut: Afasia,
Apraksia , Agnosia, Gangguan fungsi berfikir abstrak

 Gangguan kognitif menyebabkan gangguan yang


berat pada fungsi sosial dan pekerjaan
 Kelainan ini ditandai dengan proses yang bertahap &
penurunan fs kognitif berkelanjutan
 Gangguan kognitif di atas tidak disebabkan oleh
 Kelainan SSP lain yang menyebabkan gangguan
memori yang progresif
 Kelainan sistemik yang menyebabkan demensia

 Kelainan pasien tidak disebabkan oleh delirium


 Kelainan tidak disebabkan oleh kelainan aksis 1
(misalnya gangguan depresi dan skizofrenia)
4b. Hachinski (≥7:VaD, ≤4:AD)
Riwayat dan gejala Skor

Awitan mendadak 2

Deteriorasi bertahap 1

Perjalanan klinis fluktuatif 2

Kebingungan malam hari 1

Kepribadian relatif terganggu 1

Depresi 1

Keluhan somatik 1

Emosi labil 1

Riwayat hipertensi 1

Riwayat penyakit serebrovaskuler 2

Arteriosklerosis penyerta 1

Keluhan neurologi fokal 2

Gajala neurologi fokal 2


4c. NINDS-AIREN
Kriteria untuk diagnosis probable VaD
Gambaran klinis konsisten dengan diagnosis probable
VaD
Gambaran klinis yang tidak mendukung VaD
Diagnosis klinikal untuk possible VaD
Kriteria untuk diagnosis definite VaD
Klasifikasi VaD untuk tujuan penelitian
Kriteria untuk diagnosis probable
vascular dementia

Demensia
 penyakit serebrovaskular
Hubungan antara dua kelainan di atas
 Awitan demensia 3 bulan pasca stroke
 Deteriorasi fungsi kognitif mendadak atau progresi defisit
kognitif yang fluktuasi atau stepwise
GK/ konsisten dengan diagnosis
probable VaD

Gangguan langkah dini (langkah kecil “marche a


petits pas”, atau langkah magnetik, apraksi-ataxic
atau Parkinson)
Riwayat unsteadiness dan jatuh tanpa sebab
Urgensi miksi dini serta keluhan berkemih yang lain
bukan oleh kelainan urologi
Pseudobulbar palsy
Perubahan personaliti dan suasana hati
GK/ yg tidak mendukung VaD

Awitan dini defisit memori dan perburukan memori


dan fungsi kognitif lain yang progresif tanpa disertai
lesi fokal otak yang sesuai pada pencitraan
Tidak ada konsekuensi neurologi fokal selain dari
gangguan kognitif
Tidak ada kerusakan serebrovaskular pada CT Scan
atau MRI otak
Diagnosis klinikal untuk possible
vescular dementia

Adanya demensia dengan tanda neurologi fokal pada


pasien tanpa pencitraan otak/tiada hubungan antara
demensia dengan stroke.
Pasien dengan defisit kognitif yang variasi dan bukti
penyakit serebrovaskular yang relevan
Kriteria untuk diagnosis definite
vascular dementia

Kriteria klinis untuk probable vascular dementia


Bukti histopatologi penyakit serebrovaskular dari
biopsi atau autopsi
Tidak ada neurofibrillary tangles dan plak neuritik
Tidak ada kelainan patologi atau klinikal yang dapat
menyebabkan demensia
 
Klasifikasi demensia vaskular untuk
tujuan penelitian

Demensia diklasifikasikan berdasarkan gambaran


klinikal, radiologi dan neuropatologi, kepada
demensia vaskular kortikal dan subkortikal, demensia
thalamik.
Istilah penyakit Alzheimer dengan penyakit
serebrovaskular digunakan untuk pasien dengan
Alzheimer dan pencitraan yang sesuai dengan
penyakit serebrovaskular.
DD/ DIMENSIA ALZHEIMER
Gejala klinik Demensia vaskular Penyakit Alzheimer
Riwayat penyakit TIA, stroke, faktor resiko Kurang
atherosklerosis aterosklerosis seperti Diabetes
melitus, hipertensi
Onset Mandadak atau bertahap Bertahap
Progresivitas Perlahan atau bertahap seperti Penurunan perlahan dan
tangga progresif
Pemeriksaan neurologi Defisit neurologi Normal
Langkah Selalu terganggu Biasanya normal
Memori Kemunduran ringan pada fase Prominen pada fase awal
awal
Fungsi eksekutif Dini dan kemunduran yang Kemunduran lambat
nyata
Skor iskemik Hachinski ≥7 ≤4
Neuroimaging Infark atau lesi substansia alba Normal atau atrofi hipokampus
PREVENSI
 Sindrom demensia vaskular biasanya disebabkan oleh
stroke. Jadi, prevensi (terapi primer) atau terapi sekunder
stroke adalah kunci untuk mencegah penurunan kognitif

 Memodifikasi faktor resiko kemunduran kognitif dapat


membantu mencegah stroke dan demensia vaskular.
 Hipertensi
 Merokok
 Hiperlipidemia

 Aktivitas yang menstimulasi intelektual seperti interaksi


sosial, catur, crossword puzzle dan bermain alat musik
dapat menurunkan resiko demensia secara signifikan.
PENATALAKSANAAN
Tujuan penatalaksanaan demensia vaskular:

Mencegah terjadinya serangan stroke baru


Menjaga dan memaksimalkan fungsi saat ini
Mengurangi gangguan tingkah laku
Meringankan beban pengasuh
Menunda progresifitas ke tingkat selanjutnya
Memperbaiki memori
The Heart and Stroke Foundation of Canada:

 Membawa catatan untuk mencatat nama, tggl dan


tugas yang perlu dilakukan, untuk mngurangi stres
 Melatih otak dengan mengingat kembali acara
sepanjang hari sebelum tidur
 Menjauhi distraksi seperti televisi atau radio ketika
coba memahami pesan atau instruksi panjang.
 Tidak tergesa-gesa mengerjakan hal baru.
 Banyak bersabar.
Diet
Penelitian di Rotterdam mendapati terdapat
peningkatan resiko demensia vaskular berhubungan
dengan konsumsi lemak total. Tingkat folat, vitamin
B6 dan vitamin B12 yang rendah juga berhubungan
dengan peningkatan homosisteine yang merupakan
faktor resiko stroke.
Medikamentosa
Agen anti platlet berguna untuk mencegah stroke
berulang.
 
Aspirin

Tioclodipine
 
Clopidogrel bisulfate
 
Agen hemorheologik meningkatkan kualitas darah
dengan menurunkan viskositas, meningkatkan
fleksibilitas eritrosit, menginhibisi agregasi platlet
dan formasi trombus serta supresi adhesi leukosit.
 Pentoxifylline dan ergoid mesylate (Hydergine)
dapat meningkatkan aliran darah otak. Dalam satu
penelitian yang melibatkan 29 pusat di Eropa,
perbaikan intelektual dan fungsi kognitif dalam
waktu 9 bulan didapatkan.
Obat demensia
Donepezil: Penghambat kolinesterase
Galantamine: Penghambat kolinesterase
Rivastigmine: Penghambat kolinesterase
Memantine: Penghambat reseptor NMDA
Obat gangguan psikiatrik &
perilaku
Depresi:
Sitalopram, Esitalopram, Sertralin

Agitasi, ansietas, perilaku obsesif:


Quetiapin, Olanzapin, Risperidon

Insomnia:
Zolpidem, Trazodon
FOLLOW UP
RAWAT INAP
 Pasien depresi dan tidak berespon terhadap
pengobatan, depresi berat (seperti mencoba untuk
membunuh diri)  terapi elektrokonvulsif
 Sebaiknya pasien ditempatkan di institusi khusus
apabila masalah perilaku tidak terkawal, aktivitas
harian sangat memerlukan bantuan atau penjaga
tidak lagi mampu menjaga pasien.
 
RAWAT JALAN
 
Follow up yang reguler setiap 4-6 bulan untuk
menilai kondisi umum pasien dan gejala kognitif.
Pengobatan faktor resiko seperti hipertensi,
hiperkolesterolemia dan diabetes melitus juga
memerlukan perhatian khusus.
PROGNOSIS
VaD memperpendek jangka hayat pada:
Laki-laki
Tingkat edukasi yang rendah
Hasil uji neurologi yang memburuk

Penyebab kematian adalah komplikasi dari demensia,


CVD dan berbagai lagi faktor.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai