Anda di halaman 1dari 21

SINDROMA NEUROLEPTIK MALIGNA

Sherly Yakobus, dr., SpKJ


PENDAHULUAN
Sindrom Neuroleptik Maligna (SNM) adalah kondisi
yang mengancam kehidupan akibat reaksi idiosinkrasi
neuroleptik.
Pertama kali dilaporkan oleh Delay dan Deniker pada
tahun 1968.
SNM meskipun jarang terjadi, namun dalam kurun
waktu 20 tahun terakhir ini frekuensi kejadiannya
meningkat.
Hal ini mungkin berkaitan dengan meningkatnya
penggunaan neuroleptik.
PENDAHULUAN
Perjalanan penyakit ini bervariasi, dapat sembuh
sendiri, ringan, potensial fatal atau berat.
Dalam literatur, mortalitas dari SNM berkisar
antara 10-20%, sehingga pengenalan gejala SNM
secara dini sangat penting.
Penyebab kematian yang paling tersering adalah
kegagalan pernafasan akut, kegagalan ginjal akut
dan kolaps kardiovaskuler atau aritmia.
Pendahuluan
Efek samping obat anti-psikosis penting untuk
ketahui, karena penggunaan obat ini
kemungkinan diberikan dalam jangka panjang
Efek samping neurologis sering tidak
menyenangkan tetapi jarang menyebabkan
kematian, kecuali pada Sindrom Neuroleptik
Maglina (SNM).
Definisi
Sindrom neuroleptik Maligna merupakan
komplikasi yang mengancam jiwa dapat
terjadi kapan saja dg pengobatan antipsikotik.
di sertai dengan gejala motorik dan gejala
perilaku.
Gejala otonom Hasil Laboratorium meliputi
peningkatan jumlah sel darah putih dan
meningkatkan kadar kreatinin phosphokinase,.
Semua antipsikotik dianggap bertanggung
jawab untuk menyebabkan SNM. Tipikal
maupun atipikal, yang lebih sering
(haloperidol, fluphenazin).
Selain itu obat-obat non neuroleptik yang
dapat memblok dopamin dapat
menyebabkan SNM. (Metoclopramide)
Epidemiologi
Pria lebih sering terkena daripada wanita
Pasien muda lebih sering terkena daripada
pasien lansia
Pada penggunaan antipsikotik
obat antipsikotik depot
Etiologi
Semua kelas anti psikotik
Fluktuasi akan mengikat dopamin
Penggunaan dosis tinggi pada antipsikotik
Penggunaan neuroleptik yang tidak konsisten
dan penggunaaan obat psikotropik lainnya
Faktor Resiko
Usia,
Jenis kelamin
Faktor lingkungan
Diagnosis neuropsikiatri
Penggunaan antipsikotik
Penyalahgunaan zat atau komorbiditas penyakit
neurologis, dan penyakit medis akut
Pergantian obat, penghentian, atau mengulang pengobatan
antipsikotik
Pasien dengan riwayat episode SMN sebelumnya
PATOGENESIS
Sampai kini mekanisme terjadinya SNM tidaklah
diketahui secara pasti, kombinasi beberapa teori
mungkin dapat diajukan. Shalev dkk mengatakan
bahwa mekanisme itu terjadi karena :
Blokade reseptor dopamin sentral akan mengacaukan
termoregulasi di hipotalamus dan mengacaukan pengaturan
tonus otot.
Hipermetabolik perifer sebagai efek langsung neuroleptik
pada jaringan otot sketal yang kemudian menghasilkan
panas yang berlebihan. Hal ini terbukti pada biopsi otot
berupa hiperkontraktilitas
Gambaran Klinis
Hipertermia

Kekakuan Otot

o Lead pape, plastic, cogwheel

Disfungsi otonom:

o Pernapasan - tachypena, dyspnea

o Kardiovaskular - aritmia, takikardia, tekanan darah yang tidak stabill,

hipotensi, hipertensi

o Lain-lain ; diaphoresis, pucat, kemerahan pada kulit, inkontinensia, dysuria


Gambaran Klinis
Perubahan status mental :

o Agitasi, lesu, kebisuan, kebingungan, delirium, katatonia, pingsan, koma

Gangguan gerak:

o Akinesia, bradikinesia, tremor, distonia, chorea, mioklonus

Tanda-tanda neurologis lainnya:

o Kejang, ataksia, nistagmus, tatapan paresis, mata berkibar, perubahan refleks,

Babinski positif
Pemeriksaan Laboratorium
Serum CK ; > 1000 IU/L
Leukositosis ; 10.000 40.000/mm3
laktat dehidrogenase, alkaline phosphatase, dan
transaminase hati yang umum
Kelainan elektrolit :
hipokalsemia, hipomagnesemia, hipo dan
hipernatremia, hiperkalemia, dan asidosis metabolik
Myoglobinurik
Kadar besi serum yang rendah
Diagnosis
Kriteria diagnosis menurut DSM IV
Memenuhi kriteria A dua-duanya dan kriteria B minimal 2
Kriteria A
Rigiditas otot ,Demam .
Kriteria B
Diaphoresis,Disfagia,Tremor,Inkontinensia,Perubahankesadaran, Mutisme
,Takikardi ,Tekanan darah meningkat atau labil , Leukositosis ,. Hasil laboratorium
menunjukkan cedera otot
Kriteria C
Tidak ada penyebab lain (Misal: encephalitis virus)
Kriteria D
Tidak ada gangguan mental
Diagnosa Banding
Sidrom Seretonin
Hipertermia Maligna
Keganasan Katatonia
Sindrom terkait dengan Narkoba
Gangguan terkait; Gangguan
neurologis dan gangguan medis
Penatalaksanaan
A. Terapi Suportif
.Hentikan agen neuroleptik atau obat pencetus.
.Menjaga stabilitas kardiorespirasi
.Mempertahankan keadaan euvolemic
.Menurunkan demam
.Menurunkan tekanan darah jika meningkat
.Heparin
.Benzodiazepin
penatalaksanaan
B. Terapi farmakologi
Dantrolene ; Dosis 1- 2,5 mg / kg IV
Bromocriptine ; .Dosis 2,5 mg per NGT setiap 6 -8
jam
Amantadine

Obat lain ; levodopa , apomorphine , carbamazepine,

dan benzodiazepin ( lorazepam atau klonazepam).


Komplikasi
Dehidrasi Dalam vena tromboflebitis
Ketidakseimbangan elektrolit
Trombositopenia
Gagal ginjal akut terkait dengan
rhabdomyolysis
Disseminated intravascular
Aritmia jantung termasuk torsades coagulation
de pointes dan serangan jantung Trombosis vena dalam
Infark miokard
Kejang dari hipertermia dan
Cardiomyopathy
kekacauan metabolik
Kegagalan pernapasan dari
kekakuan dinding dada, aspirasi Kegagalan hati
pneumonia, emboli paru Keracunan darah
Prognosis
Buruk Keparahan penyakit dan terjadinya
komplikasi medis adalah prediktor terkuat
kematian
Simpulan
Sindrom Neuroleptik Maligna (SNM) adalah
syndrome yang dapat mengancam kehidupan dan
kedarurat neurologis dengan penggunaan agen
neuroleptik antaralain antipsikotik.
Perlunya penegakan Diagnosis secara baik dan
jeli.
Pertimbangkan diagnosis defresial
Penatalaksanan dan pengobatan secara baik dan
benar.
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai